Sebuah karya sastra pasti memuat nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis kepada
pembaca melalui tulisannya. Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa jenis dari teks cerita sejarah salah
satunya adalah novel sejarah yang bersifat fiktif. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa novel sejarah
juga termasuk karya sastra. Nilai-nilai kehidupan yang termuat dalam teks cerita sejarah biasanya secara
implisit (tidak dinyatakan secara terang-terangan) dalam alur, tokoh, latar, hingga tema. Selain itu, nilai-
nilai kehidupan yang dimaksud adalah berkaitan dengan nilai agama, nilai budaya, nilai estetis, nilai
moral, dan nilai sosial.
1. Nilai Agama
Nilai agama adalah nilai-nilai yang ada di dalam karya sastra dan berkaitan dengan kehidupan beragama
manusia. Agama apapun, tidak disebutkan secara spesifik.
Contoh kutipan teks cerita sejarah yang mengandung nilai agama:
Kala itu tahun 1309, segenap rakyat berkumpul di alun alun. Semua berdoa apa pun warna agamanya,
apakah Siwa,Budhha maupun Hindu. Semua perhatian ditunjukkan dalam satu pandang, ke Purwakarta
yang tak dijaga dengan ketat. Segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada siapapun karena
memang demikian sikap keseharian mereka. Lebih dari itu segenap panitia prajurit merasakan gejolak
yang sama oleh duka yang mendalam atas sakit yang diderita Kertarajasa Jayawardhana. Nilai agama
dalam kutipan teks diatas adalah aktivitas rakyat yang berasal dari semua kalangan bersama-sama
mendoakan Kertarajasa Jayawardhana yang tengah sakit.
2. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang termuat dalam sebuah karya sastra dan berkaitan dengan kehidupan
masyarakat, peradaban, maupun kebudayaannya. Contoh kutipan teks cerita sejarah yang memuat nilai
budaya: Dan bila orang mendarat dari pelayaran, entah dari jauh entahlah dekat, ia akan berhenti di
satu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan mengangkat sembah dihadapannya berdiri
sela baginda, sebuah tugu batu berpahat dengan prasasti peninggalan Sri Airlangga. Bila ia meneruskan
langkahnya, semua saja jalanan yang dilaluinya, jalanan ekonomi sekaligus militer. Ia akan selalu
berpapasandengan pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas, sekalipun di bawah matahari terik.
Nilai budaya dalam kutipan teks tersebut adalah mengenai nilai budaya timur yang mengajarkan untuk
hidup tenang, tidak tergesa-gesa dalam menjalankan kehidupan. Selain itu, segala sesuatu akan selalu
dihubungkan dengan kejadian alam dunia.
3. Nilai Estetis
Nilai estetis adalah nilai yang termuat pada teks cerita sejarah dan berkaitan dengan keindahan teknik
yangdigunakan oleh penulis dalam menyajikan ceritanya. Nilai estetis ini bersifat relatif, sehingga
keindahan yang dilihat oleh satu orang dengan orang lain dapat berbeda.
5. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang termuat dalam teks cerita sejarah dan berkaitan dengan tata pergaulan
antar individu dalam kehidupan masyarakat.
Contoh kutipan teks cerita sejarah yang memuat nilai sosial:
Sebagian terbesar pengantar sumbangan pria, wanita, tua, dan muda menolak disuruh pulang. Merek
bermaksud mengantarkan sumbangan juga. Maka jadilah dapur raksasa malam itu juga…
Nilai sosial yang termuat dalam kutipan tersebut adalah kesediaan masyarakat untuk menyumbangkan
tenaganya dan membantu apa saja yang sekiranya diperlukan dalam kegiatan masyarakat tersebut.
Mangir
Latar belakang kisah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer ini adalah keruntuhan Majapahit pada tahun
1527, akibat dari keruntuhan Majapahit, kekuasaan tak berpusat tersebar di seluruh daerah Jawa yang menyebabkan
keadaan kacau balau. Perang terus terjadi untuk merebut kekuasaan tunggal, perang tersebut tentu saja menjadikan
Pulau Jawa bermandikan darah. Sehingga yang muncul di Jawa adalah daerah-daerah kecil (desa) yang berbentuk
Perdikan (desa yang tidak mempunyai kewajiban membayar pajak kepada pemerintah penguasa) dan menjalankan
sistem demokrasi desa, dengan penguasanya yang bergelar Ki Ageng.
Adalah Ki Ageng Pamanahan menguasai Mataram dan mendirikan Kota Gede pada 1577. Kemudian
Panembahan Senapati, anak Ki Ageng Pamanahan naik menjadi Raja Mataram. Saat bersamaan muncul pula sebuah
daerah Perdikan Mangir dengan pemimpinnya atau biasa disebut tua Perdikan yang bernama Ki Ageng Mangir
Wanabaya seorang pemuda gagah dan berani beserta saudara angkatnya yang bernama Baru Klinting. Tak hanya
berdua, Perdikan Mangir memperoleh bantuan dari beberapa orang demang yang masing-masing memiliki daerah
kekuasaan pula. Demang Patalan, Demang Jodog, Demang Pandak, dan Demang Pajangan adalah orang-orang yang
setia selalu membantu Wanabaya.
Tugas latihan ;
1. Salin materi nilai-nilai yang terkandung dalam novel sejarah di buku catatan kalian
2. Tuliskan nilai-nilai yang terkandung dalam teks cerita diatas
3. Kumpul tugas kalian di wa pribadi ibu terakhir jam 17.00 WIB (hanya tugas latihan yang dikumpul mencatat
materinya tidak perlu di kirim)