Anda di halaman 1dari 5

TOGA

(TANAMAN OBAT KELUARGA)

DISUSUN OLEH
BAYU DERMAWAN
KELAS VIII.I
Toga
Tanaman obat keluarga atau disingkat toga adalah tanaman budidaya rumahan yang berkhasiat
sebagai obat. tanaman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah,
kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat
dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. setiap keluarga dapat
membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip
kemandirian dalam pengobatan keluarga.

Beberapa Contoh tanaman toga yaitu:

1. Daun dewa (Gynura divaricata)


2. Seledri (Apium graveolens L.)
3. Belimbing (Averrhoa carambola)
4. Kelor (Moringa oleifera)
5. Lempuyang (Zingiber zerumbetII)
6. Kayu manis (Cinnamomum burmanii)
7. Dadap ayam (Erythrina varigata Linn.Var.orientalis)
8. Temulawak (curcuma xanthorrhiza Roxb.I)
9. Jahe (zingiber officinale rosc)
10. Kunyit( curcuma domestica val.)

Berikut 5 contoh tanaman toga yaitu

1. Daun dewa (Gynura divaricata)

Tanaman Daun Dewa (Gynura segetum) merupakan salah satu tanaman obat yang tentu tidak
asing lagi di telinga masyarakat yang mendengarnya. Tanaman mujarab asal Myanmar dan Cina ini,
umumnya dapat dijumpai di pekarangan rumah karena banyaknya khasiat yang dimilikinya sehingga
sering dibudidayakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat untuk mengatasi aneka ragam penyakit.
Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat ialah daun dan umbinya.

Daun dewa tergolong sebagai tanaman terna tahunan yang tegak, dengan tinggi sekitar 50 cm.
Batangnya berwarna hijau dan memiliki cabang yang bertambah banyak saat umurnya semakin tua.

Sedangkan, daun tanaman ini bersifat tunggal, bertangkai dan memiliki bentuk bulat telur sampai
bulat memanjang dengan ujung yang lancip dan memiliki panjang daun antara 8-20 cm serta lebar 5-
10 cm. Daun dewa tumbuh lebih rimbun pada bagian bawah daripada bagian ujung batangnya.
Daunnya memiliki bentuk yang unik, yaitu bergerigi di sekeliling pinggir daun.
Efek farmakologis yang dimiliki tanaman daun dewa diyakini ampuh melancarkan peredaran
darah, mengatasi luka memar, peradangan dan pembengkakan yang terjadi, menghentikan
pendarahan, menurunkan panas, antinyeri, menurunkan kolesterol jahat, menghilangkan kutil,
mengatasi gangguan ginjal, melawan serangan bakteri dan virus, menetralkan racun dalam tubuh,
bahkan tumor dan kanker bisa diatasinya.Beberapa senyawa aktif yang diperoleh dari ekstrak daun
dewa seperti flavonoid, monoterpen, dan seskuiterpen lakton, diketahui berperan penting dalam
menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel tumor/kanker dalam tubuh. Selain sifat antitumor
dan antikanker yang dimilikinya, tentu saja sifat farmakologis daun dewa lainnya juga turut
bersumbangsih dalam pengobatan kanker dimana rasa nyeri dan peradangan yang terjadi akibat
keberadaan tumor dan kanker dapat ditekan sehingga meringankan rasa sakit yang diderita penderita
kanker.

2. Seledri (Apium graveolens L.)

Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan
sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian
tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda
dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling
lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.

Seledri memiliki bentuk daun yang lebar dan lancip berwarna hijau tua. Batang seledri cenderung
terlihat berbentuk layaknya bulan sabit dan bergerigi. Selain itu, daun ini berukuran lebih panjang
daripada daun ketumbar dan parsley. Seledri beraroma segar yang halus dengan rasa lebih lembut dan
khas.

Bebrapa jenis seledri yaitu seledri daun atau seledri iris, seledri batang, dan seledri umbi

a) Seledri daun b) seledri batang c) seledri umbi

Mencegah risiko kanker, Mengontrol tekanan darah. Mencegah dan mengobati


Alzheimer.Menurunkan peradangan. Meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Membantu pencernaan.
Meningkatkan gairah seksual. Menurunkan berat badan.
3. Dadap ayam (Erythrina varigata Linn.Var.orientalis)

Dadap atau dadap ayam adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon yang kerap digunakan
sebagai pagar hidup dan peneduh ini memiliki banyak sebutan yang lain. Di antaranya dhadhap ayam,
dhadhap laut, Dhadhap asrêp, dadap blendung, dhâddhâ', dalungdung, deris, galala itam dan lain-lain.

Pohon yang berukuran sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60 cm. Bagian kulit
batang yang masih muda dan halus bergaris-garis vertikal hijau, abu-abu, coklat muda atau keputihan;
batang biasanya dengan duri-duri tempel kecil (1–2 mm) yang berwarna hitam. Tajuknya serupa
payung atau membulat renggang, menggugurkan daun di musim kemarau.

Daun majemuk beranak daun tiga, hijau hingga hijau muda, poros daun dengan tangkai panjang
10–40 cm. Anak daun bundar telur terbalik, segitiga, hingga bentuk belah ketupat dengan ujung
tumpul; anak daun ujung yang terbesar ukurannya, 9–25 × 10–30 cm.

Bunga-bunga tersusun dalam tandan berbentuk kerucut, di samping atau di ujung ranting yang
gundul, biasanya muncul tatkala daun berguguran, menarik banyak burung berdatangan untuk
menyerbukinya. Mahkota berwarna merah jingga hingga merah gelap; benderanya 5,5–8 × 8 cm,
berkuku pendek, tidak bergaris putih. Polong tebal dan berwarna gelap, menyempit di antara biji-biji,
15–20 cm × 1,5–2 cm, berisi 5-10 butir biji berbentuk telur, cokelat, merah, atau ungu mengilap.

Tanaman dadap serep bisa dimanfaatkan sebagai obat penurun panas (demam), memiliki sifat
antibakteri dan antimikroba, bahkan mengandung senyawa antikanker.

4. Temulawak (curcuma xanthorrhiza Roxb.I)

Temu lawak, (nama ilmiah: Curcuma zanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam
suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini berasal dari Pulau Jawa dan tersebar di Asia
Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Tiongkok, India, Jepang, Korea, serta beberapa negara
di Eropa. Tidak hanya tumbuh pada daerah Jawa saja, rempah ini juga tumbuh pada dataran di Pulau
Maluku dan Kalimantan.
Rempah khas Nusantara ini memiliki beberapa sebutan. Pada daerah Jawa disebut Temulawak, di
daerah Sunda dikenal sebagai koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman ini
dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut
dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada
tanah yang gembur.

Panjang daunnya sekitar 50-55 cm dan lebar ± 18 cm. Warna bunga umumnya kuning dengan
kelopak bunga kuning tua dan pangkal bunganya berwarna ungu. Rimpang temulawak bentuknya
bulat seperti telur dengan warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning kotor.
Meski warna kulitnya sama-sama kuning kotor atau cokelat kemerahan, keduanya berbeda dari segi
ukurannya. Bentuk temulawak lebih besar dan bulat, sedangkan kunyit lebih lonjong dan ramping.
Warna 'daging' temulawak dan kunyit juga biasanya sama-sama kuning hingga jingga tua.

5. Lempuyang (Zingiber zerumbetII)

Lempuyang atau lempuyang wangi (Zingiber zerumbet (L.) Roscoe ex Sm., sin. Z. aromaticum
Valeton) adalah sejenis rempah-rempah yang berkhasiat obat. Rimpangnya dimanfaatkan sebagai
campuran obat. Lempuyang atau puyang adalah salah satu bahan utama jamu yang cukup populer,
jamu cabe puyang. Lempuyang diketahui mampu menginduksi apoptosis sel-sel kanker. Hasil kajian
di Jepang menemukan bahwa ekstrak rimpang lempuyang dapat menekan pertumbuhan sel-sel
melanoma pada mencit percobaan. Efek penekanan (inhibitor) diketahui terjadi melalui penghambatan
terhadap ekspresi gen tirosinase pada sel melanoma.

Lempuyang merupakan tanaman semak semusim berbatang semu. Batangnya merupakan


perpanjangan pelepah daun yang berbentuk bulat. Daun lempuyang mempunyai susunan tunggal
berseling, berwarna hijau, berbentuk bulat telur panjang, ujungnya meruncing, dan bagian tepi rata.

Manfaat temulawak yaitu meringankan peradangan. Mencegah dan mengatasi pertumbuhan


mikroba. Meredakan demam. Meringankan nyeri sendi. Menghambat pertumbuhan sel kanker dan
mengontrol gula darah.

Anda mungkin juga menyukai