Anda di halaman 1dari 3

Shiel Vany Dwi Putri

332019134

Desain Persepsi – Eksperimen 06 : Indera Peraba

Brand Oppo

Indera peraba manusia memiliki peran yang penting dalam proses seseorang ketika akan
memahami sebuah produk. Sensasi sentuhan sangat berhubungan erat dengan penyamapaian sebuah
informasi, terutama ketika seseorang ingin mengenali atau mencari tahu mengenai produk yang baru
mereka minati. Misalkan pengalaman saya dengan produk Oppo untuk pertama kali. Sebelum
memutuskan untuk membeli produk Oppo, Informasi yang saya miliki mengenai produk tersebut hanya
sebatas didapat dari Internet dan video-video review dari pengguna lain, maka untuk mengenali produk
diperlukan interaksi secara langsung. Ketika masuk ke store Oppo, pengunjung yang bertujuan untuk
membeli produk namun memiliki pengetahuan yang sedikit mengenai brand oppo seperti saya akan
pergi menuju meja display dimana produk di tampilkan untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi
mengenai produk secara langsung dan nyata. Sebagai seorang pelanggan saya akan lebih senang jika
saya dapat mereview produk yang saya minati sendirian atau secara pribadi, untuk menentukan apakah
saya akan cocok untuk menggunakan produk ini atau apakah produk ini memiliki fitur yang saya
butuhlam, sebagai pelanggan saya ingin mencari tahu informasi tersebut secara langsung, maka konsep
meja display dengan menampilkan langsung wujud produk pada toko seperti ini sangat memudahkan
calon pengguna baru untuk dapat mengeksplorasi, mengevaluasi dan mempertimbangkan untuk
membeli produk tersebut.

Lalu, Pengalaman saya dengan kebanyakan produk smartphone,sama halnya dengan brand ini,
yang berhubungan dengan penggunaan Indera peraba adalah dengan adanya fitur fingerprint. Fitur ini
sudah dibilang cukup umum dan sangat sering dijumpai dalam produk smartphone di jaman modern ini.
Fitur ini berperan dalam memberikan keamanan privasi bagi pengguna atau sebagai tombol pengganti
saat mengambil foto ketika jari tidak dapat mencapai layar smartphone. Selain itu juga ada beberapa
fitur lain yang memudahkan pengguna dengan memanfaatkan gerak sensor melalui aksi indera
peraba,ada yang disebut dengan Haptic, merupakan teknologi dimana pengguna dapat berinteraksi
dengan produk melalui indera peraba dengan menyentuh, menekan, atau menggerakan jari untuk
memunculkan reaksi umpan balik, seperti getaran atau bunyi. Teknologi ini umumnya sudah diterapkan
setiap produk smartphone untuk memudahkan pengguna dalam menjalankan fitur tertentu.
Emina Face Scrub

Face Scrub merupakan produk perawatan kulit yang berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati
pada wajah. Face scrub merupakan sabun yang memiliki butiran kecil halus, butiran ini berfungsi sebagai
proses exfoliating yang membantu untuk mengangkat sel kulit mati tersebut. Produk ini sangat erat
hubungannya dengan Indera peraba dan pengguna hanya bisa mendapatkan informasi mengenai
produk hanya jika pengguna menggunakan produknya secara langsung, seperti produk-produk
perawatan kulit lainnya. Pengalaman saya dengan produk Face scrub dari emina tentunya dilakukan
dengan mencoba produk secara langsung melalui aksi penggunaan indera peraba, atau dalam hal ini
dengan menggosokan produk ke kulit wajah. Namun Sebelum memutuskan bahwa produk emina cocok
atau tidak dengan kebutuhan kulit saya, harus ada produk lain sebagai pembanding. Maka dari situ
terjadi proses yang panjang dalam mengenali produk-produk facial scrub hingga akhirnya saya
memutuskan untuk terus menggunakan produk Emina Face Scrub.

Pianika

Selain berhubungan dengan indera pendengaran, Permainan alat musik pianika juga sangat
diperngaruhi dengan penggunaan Indera Peraba. Pianika dimainkan dengan cara menekan tuts dan
meniup pipa yang terhubung. Ketika saya pertama kali belajar memainkan pianika, hal yang pertama kali
dilakukan adalah dengan mengenali nada yang dihasilkan oleh tiap tuts, maka ketika menekan tuts
tertentu akan muncul nada tertentu. Suara yang dihasilkan dari pianika merupakan bentuk persepsi
yang didapat dari proses tersebut. Proses penyampaian persepsi dalam permainan pianika didapat
karena adanya rangsangan dari aksi yang dilakukan oleh indera pendengaran, namun persepsi tidak
dapat sampai jika tidak ada aksi dari indera peraba.

Proses dalam permainan alat musik pianika ini memiliki skema yang sama dengan proses
sebuah Lingkaran kebiasaan yang dijelaskan oleh Charles Duhigg. Menurut yang saya baca dari bukunya
yang berjudul “The Power of Habits”, proses untuk membentuk kebiasaan baru dapat dilakukan dengan
3 langkah, ada yang disebut dengan Cue yaitu sesuatu yang memicu otak untuk melakukan sebuah
tindakan secara otomatis, lalu ada Routine, sebuah kebiasaan yang terjadi atau dilakukan karena adanya
pemacu atau yang disebut dengan Cue tadi, dan yang terakhir ada Rewards, adalah untuk memberi
hadiah atau hasil setelah rutinitas dikerjakan sebagai tanda untuk melakukan seluruh proses secara
terus menerus, maka ketika mendapat Cue otak akan otomatis teringat dengan rewards. Dalam skema
yang sama ketika seseorang ingin memainkan pianika maka hal yang pertama kali ia lakukan adalah
dengan menekan tuts menggunakan indera peraba. Menekan Tuts dapat diartikan sebagai Cue, dan
hasil yang didapat dari aksi menekan tuts adalah muculnya Suara dari Pianika.

Anda mungkin juga menyukai