Anda di halaman 1dari 9

8 JENIS DORONGAN

PSIKOLOGIS UNTUK
COPYWRITING
Kemampuan sebuah copy untuk membangkitkan emosi target konsumen ini disebut dengan
Psychological Triggers, yaitu ketika pengalaman seseorang membeli sebuah produk dipengaruhi
oleh dorongan psikologis atau emosionalnya.

Contohnya, kamu pernah ga membeli sebuah produk bukan karena fitur atau benefit yang
ditawarkan melainkan karena packagingnya bagus atau karena brand ambasador produks
tersebut adalah idola kita, atau bisa juga diskon yang ditwarkan besar.

Itu tandanya sebuah brand berhasil memainkan sisi emosional kita sebagai target konsumennya
mereka, tidak bisa dipungkiri kalau customer membeli sebuah produk tidak berdasarkan
pertimbangan logikanya mereka.

Menurut penelitian, 95% keputusan pembelian itu terjadi tanpa sadar, itu artinya keputusan
pembelian itu didorong oleh sisi emosional kita. Karena itu penting bagi seorang Copywriter
untuk bisa menyentuh target konsumennya, caranya dengan memasukkan aspek psikologis pada
copy yang dibuat.

Berikut aspek psikologis yang paling banyak digunakan:

1
1. Curiosity (membangkitkan rasa penasaran)
Unsur Curiosity artinya copy kamu harus membangkitkan rasa penasaran target konsumen.

kalau sudah penasaran kemungkinan mereka untuk mencari tahu lebih lanjut tentang produk kita
bakal jadi lebih besar, berarti peluang mereka melakukan tindakan pasti bakal semakin besar
juga.

2. Promises (menjajikan/meyakinkan)
Artinya copy kamu harus terdengan menjanjikan atau meyakinkan target konsumen.

Kalimat dalam copy harus menjanjikan pada target konsumen kalau produk yang dijual pasti
original, sehingga tidak akan muncul kekhawatiran di benak konsumen.

3. Social Proof (memberi bukti sosial atau testimoni)


Social Proof bisa meningkatkan rasa percaya target konsumen kepada brand atau produk yang
lagi dipasarkan. berikan bukti atau testimoni kalau produk yang kamu iklankan ini sudah banyak
digunakan oleh orang-orang.

Sebab, merupakan naluri alamiah manusia kalau kita itu jauh lebih mudah percaya jika sudah ada
bukti orang lain melakukan hal tersebut. Menariknya social proof juga bisa menimbulkan Fomo
Effect atau Fear of Missing Out, artinya ada beberapa target konsumen yang memang takut kalau
tidak mengikuti produk-produk lagi sedang happening. Semakin banyak jumlah customer yang
kamu sebutkan, semakin banyak juga target konsumen baru yang mau melakukan tindakan
terhadap produk yang kamu iklankan.

2
contoh penerapannya bisa seperti ini

Copy ini menjelaskan kalau lebih dari 15 juta murid sudah terbantu oleh aplikasi RuangGuru. dan
kamu bisa menambahkan bentuk review dari pengguna.

4. Hallo Effect (pengaruh, pengalaman, atau citra positif)


Hallo Effect kurang lebih sama dengan Social Proof, hanya saja Hallo Effect menekankan pada
Positive Experience atau pengalaman positif customer pada sebuah brand. Yang ternayat bisa
berpengaruh juga pada brand tersebut.

Contoh yang paling populer adalah iPod dan iTunes, di tahun 2005 penjualan iPod mencapai 45
juta USD, orang-orang langsung tergila-gila dengan apple hanya karena iPod nya yang mencuri
perhatian. Jadi Hallo Effect tadi menjadi peningkatan sales apple. Hallo Effect juga bisa dilakukan
melalui endosrment atau menggaet influencer dan ambasador. Contohnya beberapa campaign

3
dari ecommers yang menggandeng idol group dari Kore Selatan seperti Blackpink dan BTS
sebagai brand ambasadornya mereka. Citra positive yang dimiliki oleh brand ambasador tersebut
pastinya akan menari fans-fans mereka untuk ikut menggunakan produk tersebut.

5. Mirror Neurons (Menimbulkan Empati)


Pernah ga kamu melihat orang menguap dan kamu juga ikutan menguap juga?

Nah, hal itu timbul karena otak manusia memiliki Mirror Neurons atau saraf cermin yang membuat
kita melakukan apa yang dilakukan orang lain. Maksud mencerminkan disini tuh bukan hanya
menirukan ya, tapi juga bisa berempati atau merasakan suatu sikap maupun emosi milik orang
lain. seolah-olah kita benar-benar melakukan hal tersebut.

Dalam dunia copywriting Mirror Neuron bisa digunakan dalam menuliskan cerita berdasarkan
paint points atau keresahan target konsumen, bisa juga tentang interest mereka, dan yang paling
menarik adalah dengan menulis sesuatu dengan memori yang terkait dengan diri mereka sendiri.
Uniknya Mirror Neuron biasa diaplikasikan secara implisit pada copy, tidak menyebut secara
gamblang produk yang akan diiklankan.

Contohnya seperti iklan-iklan produk dari Thailand. Kamu pasti sudah tahu kan iklan Thailand itu
terkenal dengan ceritanya yang bagus-bagus. Bahkan kebanyakan iklannya mampu
menimbulkan rasa kesedihan yang dalam.

6. Reciprocity (memberikan benefit lebih)


Pasti kita senang dong kalau dapat bonus, diskon, atau cashback saat kita melakukan tindakan
terhadap suatu produk. Resiprocity terbukti menjadi salah satu dorongan psikologi yang simpel,
namu efektif menarik perhatian target konsumen. Karena konsumen cenderung tertarik untuk
melaukan sebuag tindakan kalau ada benefit yang lebih atau apa yang bisa mereka dapatkan.

4
Contoh pengaplikasian Reciprocity seperti ini:

Tujuan utama Spotify yang mengajak penggunanya untuk beralih dari akun gratis ke akun
premium. sebagai iming-iming alias benefit lebih, spotify menawarkan imbalan free 3 bulan untuk
penggunaan pertama fitur premium mereka.

5
7. Scarcity (segera melakukan tindakan)
Bagaimana sebuah copy mampu menggerakkan target konsumennya untuk segera melakukan
tindakan. Penerapan scarcity ini biasanya menunjukkan kata-kata yang menunjukkan
keterbatasan stok atau waktu, misalnya:

Hanya 4 hari, “berlaku sampai 14 february 2019”, atau “terbatas hanya untuk 50 orang pertama”.

6
8. Emoji
Kamu pasti tidak asing lagi dengan emoji, biasanya kita menggunakannya saat chating atau saat
menggunakan media social. Kalau di dunia copywriting emoji biasanya digunakan pada email
marketing dan push notification.

Dalam dunia copywriting, emoji memiliki banyak kelebihan.

Otak manusia itu lebih cepat mencerna pesan yang pakai emoji loh,

Bahkan otak kita menangkap emoji sebagai sebuah pesan non-verbal yang memudahkan
tersentuhnya sisi emosional dari dalam diri.

Emoji juga membantu persona brand, jadi bisa lebih friendly dan juga bisa meningkatkan
keakraban antara brand dengan customernya.

7
Contohnya ada di Push Notofication ini,

dengan menambahkan emoji di akhir copy, seolah-olah menekankan kalau nasi ayam kung pao
ini benar-benar lezat dan menggiurkan untuk dicoba.

Anda mungkin juga menyukai