Anda di halaman 1dari 6

Pembukaan

Om swastyastu
Kami dari kelompok 5 akan mempresentasikan hasil diskusi kami terkait lembar
kerja peserta didik yang telah diberikan Minggu lalu.
Selanjutnya kami akan membahas mengenai pertanyaan yang diberikan di
lembar kerja peserta didik. Berikut adalah pertanyaan tersebut:

Pertanyaan yang pertama yaitu terkait strategi marketing dari Starbucks, mulai
dari Center Stage Effect, Compromising Effect, FOMO atau Fear of missing out,
Strategi segmenting, dan yang terakhir adalah Strategi positioning

Jawaban pertanyaan no 1:
Penjelasan selanjutnya saya lempar ke “….”
Center stage effect
Center Stage Effect merupakan salah satu trik psikologi marketing yang dimana
pelanggan cenderung akan memilih jenis menu yang berada ditengah.
Starbucks menggunakan papan tulis berwarna hitam dengan penulisan menu
yang sangat sederhana. Namun, siapa sangka itu adalah salah satu trik psikologi
marketing yang dilakukan dengan memanfaatkan centre stage effect.
Menu di starbucks dibuat sangat sederhana, berurutan dari atas ke bawah. Itu
memudahkan pembeli dalam melihat minuman yang akan dipesan. Biasanya
para pelanggan yang baru atau jarang ke Starbucks, pasti akan memesan
minuman di pilihan paling tengah.
Lebih lanjut, centre stage effect membuat pelanggan mau membeli. Sebab,
Starbucks memastikan pelanggannya langsung menuju ke meja kasir, tidak
duduk terlebih dahulu untuk memilih menu makanan. Lagi pula, mereka tidak
menyediakan menu secara lengkap di setiap meja tamunya.
“Selanjutnya ada Compromising Effect”
Compromising Effect
Compromising effect adalah dimana seseorang akan memilih bagian tengah, jadi
tidak besar maupun kecil, melainkan sedang
Dalam psikologi marketing, pilihan tersebut dikategorikan sebagai
compromising effect dimana orang akan memilih ukuran di tengah-tengah. Jika
ada ukuran menggunakan hitungan 1-5, kebanyakan orang
Tak hanya itu, pemilihan ukuran tengah membuat kamu tidak harus membayar
paling mahal untuk sebuah produk namun kamu tetap mendapatkan kualitas
dan cita rasa yang tidak kalah bagusnya seperti yang paling besar
Orang-orang akan merasa rugi ketika mereka kehilangan keuntungan secara dua
kali berturut padahal dengan nominal yang sama. Maksudnya, orang akan kesal
ketika mereka rugi 1 juta rupiah selama dua kali berturut-turut ketimbang
langsung kehilangan 2 juta dalam waktu sekali.
“Yang ketiga ada FOMO atau lebih dikenal dengan istilah Fear of Missing Out
Dan akan dijelaskan oleh “….”
FOMO
Singkatnya, FOMO atau Fear Of Missing Out adalah rasa takut merasa
“tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Sebuah perasaan cemas
dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang
baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya.
Strategi marketing yang dilakuin sama Starbucks juga terbantu dengan adanya
sosial media. Sekarang, orang berlomba-lomba buat posting foto menarik di
Instagram mereka. Itu juga yang membuat banyak orang buru-buru nyobain rasa
baru Starbucks.
Intinya , orang dateng ke Starbucks buat mendapatkan rasa baru agar mereka
tidak ketinggalan jaman (FOMO). Momentum ini diketahui betul oleh Starbucks
sehingga mereka bisa ‘mengendalikan’ pasar kopi.
Exposure di Instagram karena FOMO juga mengakibatkan engagement besar
kepada orang lainnya. Makanya, mereka yang tadinya gak pernah datang ke
Starbucks, jadi datang ke gerai tersebut karena foto dari teman-temannya.
“Dan yang keempat ada strategi segmenting”
Strategi Segmenting
Strategi pemasaran Starbuck berbasis segmenting merupakan strategi yang
didasarkan pada analisa yang kuat terhadap kondisi segmentasi target
konsumen yang ditetapkan. Melalui berbagai pertimbangan dan penilaian yang
kuat maka dilakukan upaya-upaya kreatif marketing yang didasarkan pada
kondisi segmentasi konsumen.
“Dan yang terakhir adalah strategi positioning”
Strategi Positioning
Strategi pemasaran Starbuck selanjutnya adalah strategi positioning, yakni
bagaimana upaya yang akan dilakukan konsumen untuk mencari informasi
mengenai produk Anda, bagaimana konsumen mampu mengingat dan
menyimpan produk Anda di dalam memori mereka.
Ada beberapa informasi yang bisa diingat konsumen dalam memori yakni; nama
atau merek yang unik, karakteristik merek tertentu, iklan dari merek tertentu
dan
“Terdapat 3 bagian dari startegi positioning dan akan dijelaskan oleh ”…”
• Forecast
Starbucks menggunakan strategi pertumbuhan (growth) baik secara internal /
eksternal. Internal yaitu terus mengembangkan produk terutama kopi. Eksternal
yaitu membuka cabang-cabang di berbagai negara. Dalam memanage
cabangnya, Starbucks menggunakan strategi transional, dimana
mengkombinasikan koordinasi global untuk meraih efisensi dengan fleksibilitas
untuk memenuhi kebutuhan spesifik, seperti menu “coffe of the week” yang
sama diseluruh dunia.
• Public Relation
Starbucks aktif menjaga hubugan baik dengan pihak organisasi atau lembaga
yang diwakilinya. Tak hanya disitu, Starbucks juga mengadakan kontak sosial
dengan masyarakat dengan email (isinya biasa tentang promosi, tetapi
pelanggan juga dapat memberikan feedback).
• Advertising dan Sales Promotion
Pada awalnya, Starbucks tidak pernah melakukan strategi pemasaran yang
konvensional, seperti melakukan pemasangan billboard, pembuatan flyer
hingga membuat iklan di tv. Semuanya mulai berubah ketika Starbucks go
internasional. Starbucks juga berinteraksi dengan para pelanggan mereka di
beberapa sosial media, seperti Facebook dan Twitter. Dari sisi visual, mereka
juga melakukan strategi pemasaran menggunakan Youtube. Starbucks juga
pernah masuk ke film Game of Thrones, sehingga makin banyak lagi pelanggan
yang tertarik.
Starbuck membuat program loyalitas kepada para pelanggannya, yaitu berupa
kartu. Program itu menawarkan produk gratis setelah sejumlah uang yang
dihabiskan, atau penawaran penambahan diskon pada toko. Starbucks juga aktif
membuat special event, contoh pada Desember 2013 mengadakan event free
tumbler saat konsumen melakukan top-up Starbucks Card sebesar Rp 400.000.
Starbucks juga aktif mengumpulkan loyalitas merk seperti contohnya
mendukung hak-hak LGBT, memperjuangkan kesejahteraan dan hak-hak
pengungsi sehingga menimbulkan reaksi yang positif kepada masyarakat sekitar.
“Dan untuk jawaban terkait pertanyaan no 2 menurut pendapat kelompok kami
adalah”
Jawaban pertanyaan no 2
Karena, masyarakat cenderung lebih memikirkan kerugian dari produk yang
dibeli ketimbang dari kualitas produk tersebut.
Masyarakat cenderung lebih tergiur dengan harga yang lebih murah agar bisa
mendapatkan keuntungan seberapa kecil pun itu
“Terkait prioritas 7P kelompok kami memutuskan untuk memprioritaskan”
Jawaban pertanyaan no 3

Yang Pertama Adalah “Target Pasar (Marketing Target)”


Alasan kami memprioritaskan Target pasar karena menurut kami
mempermudah dalam mengatur produk yang ditawarkan karena perusahaan
tidak mampu melayani berbagai konsumen karena beragamnya kebutuhan dan
keinginan.
Yang Kedua Adalah “Produk (Product)”
Setelah itu kita akan memikirkan produk apa yang diminati target pasar yang
kita tuju
Yang Ketiga Adalah “Proses (Process)”
Alasan kita menempatkan proses pada urutan ketiga, adalah kita ingin
menunjukan proses pembuatan agar meyakinkan konsumen dengan produk
yang kita buat dan juga kita ingin menunjukan kecepatan proses pembuatan dari
produk kita dan selain itu, kita juga ingin memberikan pelayanan yang terbaik
dan memuaskan kepada konsumen.
Yang Keempat Adalah “Tempat (Place)”
Setelah itu kami akan memilih tempat yang strategis, karena menurut kami
tempat yang strategis bisa mendapatkan konsumen dan penjualan yang lebih
maksimal.
Yang Kelima Adalah “Promosi (Promotion)”
Setelah itu kami akan memikirkan strategi promosi yang cocok dengan produk
kita, sepertinya dipromosikan lewat media sosial akan terlihat menarik dan
hemat biaya
Yang Keenam Adalah “Orang (People)”
Kami menempatkan Orang atau (People) pada urutan ke enam, karena dirasa
cocok setelah promosi dan alasan kita memilih orang karena kita menginginkan
suatu pelayanan yang baik terhadap konsumen agar customer itu mendapatkan
kesan yang baik terhadap produk kita dan juga kita bisa mengetahui apa saja
produk yang paling diminati dari konsumen yang sering berbelanja produk kita
dan dengan itu kita bisa membuat produk sesuai dengan minat konsumen
Dan Yang Terakhir Adalah “Bukti Tampilan/Fisik (Physical Evidence)”
Kami menempatkan bukti tampilan fisik pada urutan terakhir karena menurut
kami bukti tampilan fisik sangatlah penting agar bisa meyakinkan terhadap
tampilan maupun daris segi kualitas , karena promosi yang real 100 %
mempunya bentuk produk yang nyata dan bisa mendapat kepercayaan dari
konsumen terhadap barang yang di promosikan.

Penutup
Sekian presentasi jika ada penjelasan yang kurang atau ada kata yang kurang
berkenan, kami tutup presentasi ini dengan paramasanthi
Om Santih Santih Santih Om

Anda mungkin juga menyukai