Anda di halaman 1dari 3

DIGITAL MARKETING

INTENSIVE BOOTCAMP

Brand Strategy
Brand memiliki fundamental yaitu komoditas. Misalnya biji kopi sebagai
komoditas, bisa memunculkan berbagai Brand yang salah satunya adalah merek kopi
terkenal, Starbucks. Disini bisa kita lihat bahwa Brand dapat menaikkan sebuah value
dari sebuah produk. Hal ini juga menjadi alasan kenapa Brand masuk dalam bagian
marketing. Sebab Brand adalah sesuatu yang akan diingat oleh konsumen.
Brand memiliki kekuatan diantaranya bisa menciptakan kepercayaan, loyalitas,
serta menghasilkan profit. Jika suatu produk menyatakan tidak memiliki brand, itu tetap
dianggap sebuah brand seperti istilah ‘no brand is a brand’. Namun hal ini membuat
produk memiliki resiko yaitu menjdikannya hanya seperti komoditas sehingga hanya
akan bersaing secara harga bukan secara value.
Namun ada juga produk yang tidak memiliki brand namun bisa sukses. Hal ini
dikarenakan produk tersebut memberikan experience yang bagus bagi konsumen. Di
samping itu, Brand sendiri juga tidak sebatas nama melainkan gambaran asumsi yang
meliputi arti (what’s in it for me?) dan pengalaman menggunakan produk (how it can
excite me?) . Sehingga hal itu lah yang bisa menjadi pengingat suatu produk di kepala
konsumen.
Pada dasarnya setiap brand memiliki janji mengenai produknya pada konsumen.
Misalnya Aqua yang terkenal dengan mottonya yaitu ‘kualitas air terjaga di pegunungan’
dan Bakso A Fung dengan ‘bakso sapi asli dan halal’ nya. Hal tersebut menjadi komitmen
yang harus dijaga untuk mempertahankan konsumen. Seperti contoh, Bakso A Fung yang
sempat ramai karena seorang selebgram memakan bakso yang dicap halal tersebut dengan
kerupuk babi, pihak Bakso A Fung kemudian memutuskan untuk menghancurkan seluruh
alat makan yang ada sehingga konsumen tidak perlu khawatir akan kehalalan produk
mereka. Tindakan ini menciptakan trust kepada konsumen.
Ada juga istilah yang dikenal dengan brand equity. Brand equity adalah istilah
marketing yang menggambarkan nilai suatu brand. Nilai brand ditentukan dari persepsi
serta pengalaman konsumen pada merek tersebut. Jika orang menilai suatu merek tinggi,
artinya memiliki ekuitas merek yang positif.
Brand equity memiliki 5 elemen yaitu:
• Brand awareness (apakah mereka tahu brand anda?)
DIGITAL MARKETING
INTENSIVE BOOTCAMP

• Brand association (apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar merek
tersebut?) asosiasi yang positif akan menaikkan value begitu juga sebaliknya
• Perceived quality (apakah mereka puas dengan pengalaman yang anda beri pada
mereka?)
• Brand loyalty (apakah mereka ingin beli kembali dan beritahu Brand anda pada
teman-temannya?)
• Brand asset (apakah mereka mampu membedakan kita dengan produk lain?)
Brand asset sendiri memiliki beragam jenis mulai dari color assets, word, story,
human, music, shape, sound.
Untuk menentukan kekuatan suatu brand, kemauan untuk dipromosikan bisa
diketahui dari Net Promotor Score yang mana hal tersebut bisa dilakukan dengan Google.
Kemudian ada juga istilah brand lift untuk mengukur seberapa ingat konsumen dalam
memilih brand kita dengan random research. Serta istilah Brand guideline yang berisikan
panduan mengenai bagaimana brand dikomunikasikan, seperti apa jargonnya dan lain
sebagainya.
Brand dapat membantu bisnis untuk bertumbuh dengan 2 hal berikut:
• Physical availability (dapatkah saya mudah menemukan produk/jasa anda di
pasar?)
• Mental availability (bisakah aku mengingat anda kapan saya mau beli/download?)
Membuat orang mengingat suatu brand, harus disertai dengan sisi emosional.
Emosi biasanya berasal dari sebuah insight yakni apa yang jadi alasan seseorang
melakukan sesuatu yang dia lakukan serta motivation, yang merupakan dorongan
seseorang melakukan sesuatu. Insight bukan merupakan masalah bisnis. Insight
membantu orang merasa dekat dan relevan dengan brand. Hal tersebut didapat dari fakta-
fakta dan observasi. Insight yang baik harus memiliki tension, yang mana membuat
customer melakukan sesuatu, menjawab why dan what, serta membuat alasan
suatu brand punya peran di hidupnya. Insight yang bagus bisa menjadi tenaga yang
bagus untuk brand positioning. Brand positioning merupakan sebuah cara untuk
menempatkan diri dalam pasar, sehingga dikenal dengan salah satu keuntikan
dibandingkan brand lainnya. Adapun tujuan brand positioning adalah menguasai pasar
DIGITAL MARKETING
INTENSIVE BOOTCAMP

mulai dari segi produk, merek, atau layanan melaui langkah penyebaran produk ke dalam
pasar (promosi, harga, dan cara kompetisi lainnya).
Memahami apa yang menjadi target sejak awal adalah hal penting. Hal ini bisa
dipetakan dengan Consumer Benefit Ladder yang meliputi:
• Emotional benefits : bagaimana hal tersebut dirasakan?
• Functional benefits : apa yang aku dapat?
• Product features : mencakup kekuatan dari fokus produk, klaim, dan perbedaan
• Target and insights/customer : mendefinisikan target, kebutuhan, musuh, dan
insight
Untuk lebih memahami istilah-istilah tersebut, mari kita lihat pemetaan dibawah ini
Brand : Panadol
• Emotional benefits: kebebasan beraktivitas dimanapun dan kapanpun
• Functional benefits: nyeri kepala dan badan hilang secara cepat dan gak ganggu
aktivitas
• Product features: parasetamol 500gr yang meredakan nyeri secara cepat dan
mudah didapat
• Target and insights: ‘nyeri tak tertahankan membuatku tak bisa menjalankan
aktifitas dengan baik’
Setelah pemetaan tersebut selesai, brand positioning bisa diisi seperti berikut:
• To (target market): dijelaskan secara detail mengenai target marketing mulai dari
usia, keadaan, dan sebagainya
• (nama Brand) is the.. : dijelaskan mengenai kategori produknya
• That… : dijelaskan keuntungan atau janji dari produknya
• That’s because: dijelaskan alasan untuk mempercayainya
Berikut adalah tips saat membangun brand positioning:
• Tekankan product benefit atau keuntungan dari memakai produk tersebut
• Menentukan POD (Point of Difference) dan POP (Point of Parity) dengan
menekankan masalah yang dihadapi pelanggan (lihat bahan bacaan marketing
fundamental)
• Lakukan riset sendiri dengan mendengarkan konsumen
• Bersikap kaku, tetapi tetap fleksibel

Anda mungkin juga menyukai