Anda di halaman 1dari 3

PERSAUDARAAN HARIMAU DAN KAMBING

Tentu dalam pikiran kalian tu gini, "Kok bisa ya Harimau sama Kambing bersaudara? Bukan kah
Kambing itu bakalan menjadi santapan paling enak bagi Harimau?

Udah-udah, dari pada bingung gak karuan mending yuk simak kisah dibawah.

***

Sore itu di dalam sebuah hutan, tinggal lah sekelompok Kambing yang sudah lama menetap di situ
dan sudah membuat rumah tempat mereka berteduh, namun gak tahu kenapa seekor Anak Kambing
yang masih kecil belum kembali hingga sore menjelang dan beberapa Kambing dewasa sudah pusing
mencari keberadaannya. Namun dari kejauhan terlintas salah satu Kambing dewasa yang kala itu
juga ikut mencari anak kambing. Dia datang dengan maksud menceritakan bahwa Anak Kambing
yang kecil itu lagi di kawasan Harimau. Sontak saja ketika sang Ibu kambing mendengarnya Dia
terkejut, bahwa Anaknya berada dikawasan Harimau yang terkenal buas. Lalu dengan sigapnya si Ibu
Kambing langsung mengajak beberapa kelompok Kambing untuk menyelamatkan Anaknya. Tapi
sangat disayangkan, beberapa kelompok Kambing tidak berani mengikuti usulan sang Ibu Kambing,
lantaran itu kawasan yang terkenal sangat bahaya dan banyak hewan-hewan buas. Hingga akhirnya
Ibu Kambing memutuskan untuk pergi sendiri ketempat itu, walaupun dia sempat di cegah oleh
beberapa kelompok Kambing lainnya untuk tidak ke situ, namun Dia yakin Anaknya masih hidup dan
tekadnya sangat kuat hingga Dia dengan segera kesana walau seorang diri.

Setelah menempuh perjalanan seorang diri akhirnya tiba lah si Ibu kambing di lokasi yang terkenal
bahaya dan banyak hewan buasnya.

Perasaan takut memang sempat menyelimuti si Ibu Kambing, namun demi Anaknya tersayang Dia
menghapus semua rasa takutnya.

"Naak ... di mana kamu naakkk!" teriakan Ibu kambing memanggil anaknya. Tiba-tiba saja si Anak
Kambing langsung menghampiri sang Ibu. Namun yang mengejutkan Ibu Kambing adalah Dia bukan
datang sendirian, melainkan di temani oleh Anak Harimau yang masih kecil. "Iya, Ibu. saya lagi main
sama dia," ucap Anak Kambing tenang. "Ngapain Kamu main sama Anak Harimau?" tanya Ibu
Kambing heran.

"Saya kasihan melihat Dia Ibu ... dia dari bayi sudah sendiri. Orang tuanya sudah lama mati gara-gara
di mangsa oleh para pemburu untuk di ambil kulitnya," Jawab Anak kambing sembari meyakinkan si
Ibu Kambing.

"Oh ya sudah, kalau gitu ayo kita pulang. Tempat ini tidak aman bagi Kamu," tukas si Ibu kambing
tegas. "Tapi sebelum kita pulang, ijinkan Saya untuk mengajak Dia tinggal bersama kita Bu," ujar
Anak Kambing sambil memohon. Akhirnya si Ibu Kambing berfikir di dalam hatinya.

"Kalau seandainya Dia Saya ajak tinggal bersama kelompok kambing nanti apa kata mereka ya ...
tentu mereka tidak setuju dan malah mengusirnya. Tapi kalau saya biarkan Dia tinggal sendiri di sini,
nanti Dia pasti bakalan jadi sasaran pemburu yang berikutnya" ucap si Ibu Kambing dalam hatinya
sambil merenungi kata Anaknya tadi.

"Bagaimana ibu? Apa ibu membolehkan Dia tinggal bersama kita?" tanya Anak Kambing.
"Ya sudah kalau gitu Dia bisa ikut kita tinggal di sana," jawab Ibu Kambing tenang.

Setelah menempuh perjalanan pulang akhirnya tibalah mereka di sebuah perumahan tempat
mereka tinggal. Sontak saja beberapa kelompok Kambing ngomel-ngomel.

"Eh ... ngapain kamu ajak Anak Harimau tinggal disini? Kamu mau bunuh kita semua ya!" ucap salah
seekor Kambing dewasa. Berbagai bully pun dilontar kan kepada si Ibu Kambing, namun Dia
sedikitpun tak membalas cacian dari kambing lainnya. Tapi Dia hanya memilih untuk diam saja,
karena Dia tahu tugas Dia mulia yaitu menyelamatkan Anak Harimau itu dari para pemburu.

Hingga hari berganti hari, Bulan berganti bulan, Dan tahun berganti tahun. Si Anak Harimau sudah
tumbuh dewasa dan sangat besar. Namun Dia sudah menganggap Ibu Kambing seperti Ibunya
sendiri. "Bu, ijinkan Saya berkelana untuk mencari beberapa kelompok Saya," ucap si Harimau yang
pamitan sama si Ibu kambing.

"Ya sudah, Ibu ijinkan kamu berkelana, tapi kamu jangan melupakan Ibu ya, karena kamu sudah
seperti Anak Ibu sendiri," ucap Ibu kambing sedih.

"Iya Bu ... Saya tidak akan melupakan kebaikan Ibu sama saya," ucap Harimau sebelum pergi
meninggalkan Ibu kambing.

Deraian air matapun sempat menetesi pipi si Ibu kambing ketika Anak Harimau itu berkelana, karena
bagi Dia anak Harimau itu sudah seperti Anak Dia sendiri dan dari matanya terlihat kalau Dia gak
sanggup jika harus berpisah dengan Harimau itu.

Setahun kemudian. Harimau yang kala itu meminta ijin kepada Ibu Kambing tiba-tiba datang lagi
keperumahan Kambing itu, namun kedatangannya bukan lah seorang diri, melainkan dia mengajak
beberapa Harimau dewasa untuk singgah ke rumah itu. Sontak saja beberapa kelompok Kambing
lainnya sudah sangat susah, karena perumahannya di hampiri beberapa Harimau besar yang
terkenal buas.

"Bu ... Saya kembali bu," ucap Harimau kepada Ibu Kambing.

"Kamu bersama siapa itu, Nak?" tanya Ibu Kambing tenang. "Oh itu adalah anggota keluarga Saya
yang masih tersisa Bu. Jadi kedatangan mereka tak lain dan tak bukan. Mereka hanya ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada kaum Kambing, terutama untuk Ibu, yang kala itu sudah
mengijinkan Saya untuk tinggal di sini," jawab Harimau sambil tersenyum.

Akhirnya setelah mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu kambing, mereka menjalin tali
silahturahmi sebagai saudara. Dan menganggap Ibu Kambing sebagai Ratu hutan kedua setelah
Harimau betina.

Selesai.

Adapun hikmah yang dapat penulis sampaikan dari cerpen di atas adalah pengorbanan seorang Ibu
yang tidak terduga-duga. Memang sih terkadang seorang Ibu jika mendengar Anaknya lagi berada di
dalam kondisi yang berbahaya, pasti seorang Ibu bakalan berkorban mati-matian untuk
menyelamatkan sang Anak. Walaupun nyawa Dia yang jadi taruhannya. Dan hidup itu susah ditebak,
terkadang kita sering menganggap itu yang terbaik untuk kita, tapi ternyata itu semua jauh dari
kenyataan yang sesungguhnya. Padahal kita sudah berkaca pada apa yang sudah biasa dan yang
sudah sering terjadi pada umumnya. Kenyataan yang sesungguhnya cenderung sering berbanding
terbalik dengan apa yang kita sangkakan. Kadang orang yang kita anggap mencintai kita dan
memang tampak mencintai kita ternyata tidak seperti yang kita bayangkan. Terkadang keputusan
yang sering kita anggap paling baik malah yang paling fatal.

Mungkin karena apa yang sebenarnya tidak baik itu adalah sebuah ujian dalam hidup kita, hingga
Tuhan membuatnya tampak sempurna dihadapan kita. Tak heran jika pada akhirnya kita
menganggap apa yang sebenarnya terbaik bagi kita justru terbalik menjadi yang paling buruk untuk
kita. Oleh karena kita wajib menjauhi sifat berprasangka buruk terhadap sesuatu karena belum tentu
yang buruk itu buruk dan yang baik itu baik.

Sebagaimana Firman Allah berikut yang berbunyi :

‫ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ِن الَّر ِحْي ِم‬


‫َي اَأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اْج َت ِنُبوا َك ِثيًر ا ِمَن الَّظ ِّن ِإَّن َب ْع َض الَّظ ِّن ِإْث ٌم‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan (zhan) karena
sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.” (Al-Hujurat: 12)

*****

Anda mungkin juga menyukai