Tim Penulis :
Ketua : Sindi Destrianti NIM. 17571014
Anggota : 1. Saumi Rahmadani NIM. 18571011
2. Tomi Ariyanto NIM. 17571018
i
LEMBAR PENGESAHAN
Curup, 08 Februari
2019
Menyetujui, Ketua Tim
Dosen pembimbing
Wakil Dekan I
Fakultas Tarbiyah
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan maha penyayang sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Kami sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan
karya ilmiah ini masih banyak kekurangan yang tidak semua hal dapat kami
sampaikan. Namun kami melakukan semaksimal mungkin dengan kemampuan
yang kami miliki agar kami dapat menampilkan yang terbaik. Maka dari itu, kami
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang budiman sebagai batu loncatan
untuk menjadi lebih baik lagi.
Sindi Destrianti
iii
NIM. 17571014
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan........................................................................................................4
1.4. Manfaat......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Matematika..............................................................................5
2.2. Pengertian Budaya.....................................................................................6
2.3. Etnomatematika.........................................................................................7
2.4. Tari Kejei Khas Rejang Lebong................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................11
3.2. Data dan Sumber Data.............................................................................11
3.3. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................11
3.4. Teknik Analisis Data...............................................................................12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Tari Kejei.................................................................................................14
4.2. Hubungan Alat Musik Pengiring Kejei dengan Matematika...................14
4.3. Hubungan Gerakan Tari Kejei dengan Matematika................................16
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan..............................................................................................23
5.2. Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25
iv
LAMPIRAN...........................................................................................................27
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Hubungan antara Alat Musik Pengiring Tari Kejei dengan Matematika. .15
Tabel 2.Hubungan antara Gerakan Tari Kejei dengan Konsep Matematika..........18
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ETNOMATEMATIKA DALAM SENI TARI KEJEI
SEBAGAI KEBUDAYAAN REJANG LEBONG
Oleh :
Sindi D, Saumi R, dan Tomi A
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
ABSTRAK
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan untuk
menciptakan dan mendorong terwujudnya kelakuan. Budaya yang menjadi
warisan dari bangsa Indonesia merupakan suatu konsep yang diwujudkan
secara simbolik dan nonsimbolik, nilai-nilai, keyakinan, perilaku adat, dan
secara progresif memberi makna untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Keterkaitan antara budaya dan matematika sangatlah erat, matematika melatih
kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menumbuh kembangkan budaya
yang unggul sesuai konteks masa kini. Selain itu juga, budaya mempengaruhi
perilaku individu dalam memahami perkembangan pendidikan termasuk
pembelajaran matematika. Demikian juga matematika dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, karena seseorang melakukan sesuai dengan apa yang dilihat
dan dirasakan.
2
etnomatematika, seperti bentuk rumah adat, pola gerak tari, alat musik
tradisional, dan motif kain tradisional.
Berbagai kesenian yang ada di Rejang Lebong salah satunya adalah tari
Kejei. Tari Kejei merupakan tarian sakral dengan gerakan sederhana dan
berbeda dengan gerakan pada umumnya. Tarian ini disajikan pada waktu
acara yang disebut bimbang adat atau puncak pernikahan di sebuah panggung
terbuka yang dinamakan balai Kejei. Pertunjukan kebudaayan tari kejei
dibawakan oleh pemuda-pemudi yang bepasangan dalam jumlah ganjil.
Awalnya, para penari menyambut kedatangan kedua mempelai dengan
membawa cerano berisi sirih sebagai lambang penghormatan. Para penari
mengikuti kedua mempelai bersama pihak keluarga menuju balai Kejei. Tari
Kejei diiringi oleh alat musik pengiring seperti gong, kulintang, dan redap.
Ketiga alat musik tradisional tersebut memiliki peran penting. Oleh sebab itu
sebelum tarian dimulai gong, kulintang, dan redap disyaratkan dalam ritual
temu’un gung klintang.
3
Etnomatematika dalam Seni Tari Kejei sebagai Kebudayaan Rejang
Lebong.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui hubungan antara alat musik pengiring Tari Kejei dengan
matematika.
b. Mengetahui hubungan antara gerakan Tari Kejei dengan matematika.
1.4. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah
ilmu matematika yang berkaitan dengan kebudayaan yang ada di Rejang
Lebong seperti tari kejei yang mengandung unsur matematika dari alat
musik pengiring, dan gerakan tari.
b. Manfaat praktis
Dapat menambah wawasan terhadap matematika yang bekaitan
dengan kehidupan sehari-hari salah satunya etnomatematika yaitu
matematika yang berhubungan dengan budaya, sehingga peneliti paham
bahwa matematika dapat diterapkan dalam berbagai ilmu kajian lainnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Matematika
5
2.2. Pengertian Budaya
6
arti kebudayaan sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah
dan mengubah alam.
2.3. Etnomatematika
Etnomatematika di Indonesia bukanlah suatu ilmu pengetahuan yang
baru, melainkan sudah dikenal sejak adanya ilmu matematika itu sendiri.
Hanya saja disiplin ilmu ini diketahui setelah beberapa ilmuwan
memperkenalkan nama etnomatematika menjadi bagian dari ilmu
matematika. Berkembangnya etnomatematika dikenal secara luas melalui
kajian berbagai keilmuan yang saling berhubungan. Oleh sebab itu, telah
banyak pengembangan etnomatematika terkhusus pada aplikasi pembelajaran
di sekolah-sekolah.
The prefix ethno is today accepted as a very broad term that refers to the
social cultural context and therefore includes language, jargon, and
codes of behavior, myths, and symbols. The derivation of mathema is
difficult, but tends to mean to explain, to know, to understand, and to do
activities such as ciphering, measpauring, classifying, inferring, and
modeling. The suffix tics is derived from techné, and has the same root as
technique (Rosa & Orey, 2011)
7
Berdasarkan definisi tersebut, etnomatematika dapat diartikan sebagai
terapan matematika pada budaya yang terkait dengan kegiatan matematika
seperti berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, bermain,
menentukan lokasi, dan lain sebagainya.
Kejei berasal dari bahasa Rejang yang berarti suatu kerja atau perayaan
besar. Tari Kejei merupakan hajatan bagi suku Rejang, karena yang
mengadakan kejei tersebut merupakan orang-orang yang mampu, dengan
pemotongan beberapa kerbau, kambing, atau sapi sebagai syarat sahnya
upacara Kejei. Tari Kejei disajikan pada upacara penikahan dalam adat
bimbang gedang (resepsi pernikahan) yaitu pada acara puncak resepsi
pernikahan, yang kedua mempelai ikut serta dalam menarikan tarian ini,
sebagai simbol pelepasan masa lajang kedua mempelai (Trizilia, 2014).
8
Tarian Kejei disajikan dengan diiringi alat musik tradisional berupa satu
buah gong, lima buah kulintang dan satu buah redap. Seperangkat alat musik
ini sangatlah penting keberadaannya. Bahkan sebelum memulai tarian, ada
ritual khusus untuk penurunan alat musik dari tempat penyimpanan yang
disebut temu’un gung klintang. Selain alat musik, tarian ini juga diiringi oleh
beberapa lagu khas Rejang yang sebelumnya telah disepakati.
Dalam balai Kejei terdapat sebuah meja yang disebut dengan Penei.
Penei berisikan hasil-hasil bumi Tanah Rejang. Penei merupakan lambang
dari kemakmuran, yang terdiri dari (Trizilia, 2014):
a. Setandan Pisang Emas, merupakan pisang yang diyakini masyarakat
Rejang Lebong memiliki simbol kemakmuran, sebab pisang emas
mempunyai isi yang gemuk dan rasanya manis.
b. Daun Sirih, diyakini memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, seperti gatal-gatal, benjolan, dan penyakit lainnya. Masyarakat
Rejang Lebong menjadikan sirih sebagai obat yang digunakan dalam
kehidupan sehar-hari.
c. Pinang dan Gagangnya, sama halnya seperti sirih, pinang juga diyakini
memiliki kegunaan untuk mengobati penyakit, di antaranya bau mulut,
bisul, dan lain-lain.
d. Daun Setawar beserta batangnya, daun ini diyakini bisa mengusir roh-roh
jahat. Dilakukan dengan memercikkan daun setawar yang diikat dalam
beberapa jumlah yang telah direndam dengan air.
9
e. Daun Sedingin dan batangnya, peran daun sedingin serupa dengan daun
setawar yang dipercikkan secara bersama-sama untuk menghilangkan roh
jahat.
f. Tebu Sebatang, pengibaratan habis manis sepah dibuang juga sudah ada
dalam bahasa Rejang sejak dulu abis dimu’mei ulek yang berarti ambil
yang bagus buang yang jelek. Bila digeneralisasikan dalam pernikahan
adalah bangun sifat yang baik tetapi dibuang sifat jelek.
g. Batang Bambu, menggambarkan kekokohan dengan harapan kehidupan
berumah tangga akan kokoh dan berguna kehidupannya nbagi orang lain.
h. Buah Kundur, buah kundur diyakini akan mendatangkan kesejukan dalam
berumah tangga.
i. Beronang. Masyarakat Rejang Lebong pada umumnya berkebun. Ketika
panen tiba, hasil panen diangkut dengan beronang sebagai alat bantu.
j. Tampa, digunakan untuk membersihkan sisa-sisa ampas padi yang akan
dimasak. Diharapkan pengantin bersih hidupnya.
k. Selendang, merupakan ciri khas masyarakat Rejang Lebong, maka wajib
ada di Penei.
l. Payung Agung, disimbolkan untuk melindungi, Penei diletakkan di atas
meja dan disusun di bawah payung.
m. Tombak, Pedang, atau Keris, melambangkan keamanan karena tombak,
pedang, dan keris merupakan senjata pusaka Rejang Lebong.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
dilakukan secara utuh terhadap subjek penelitian yang terdapat pada suatu
peristiwa. Sebagai metode ilmiah, fenomenologi merupakan jalan
perumusan ilmu pengetahuan melalui tahap-tahap tertentu, dimana suatu
fenomena yang dialami manusia menjadi subjek kajiannya (Hasbiansyah,
2008). Penelitian ini bertujuan untuk memahami eksplorasi etnomatematika
sebagai jembatan antara matematika dan budaya (Tari Kejei) sehingga
mendapatkan informasi yang lengkap.
11
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan;
c. Mengawali atau menggunakan alur wawancara;
d. Melangsungkan alur wawancara;
e. Mengkonfirmasikan ihtisar hasil wawancara dan mengakhirinya;
f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan;
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
3.3.2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang sangat sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Hakikatnya
untuk memperoleh informasi dalam observasi yaitu dengan
menggunakan pancaindera untuk mendapatkan gambaran yang
nyata. Peneliti melakukan pengamatan dilapangan dengan
mengamati Tari Kejei dalam upacara adat di Curup Kabupaten
Rejang Lebong guna mendapatkan informasi yang sistematis
sebanyak-banyaknya.
3.3.3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengambilan dokumen, foto atau
video yang digunakan sebagai bukti penelitian. Data foto seperti ini
dapat memperkuat hasil penelitian karena data yang didapat
merupakan data yang valid dan tidak dapat diragukan kebenarannya.
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menanggapi dan
menghasilkan data lebih spesifik. Hasil yang diperoleh melalui studi
dokumentasi ini yaitu berupa foto-foto kegiatan di lapangan dan
rekaman proses pengambilan data di lapangan. Dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk melengkapi data-data yang sudah
diperoleh guna mendapatkan hasil yang relevan.
12
penelitiannya (Aksary, 2017). Jika masih ada data yang kurang saat
menganalisis, dapat kembali ke lapangan lagi untuk menggali data yang
diperlukan dan mengolahnya kembali. In fact, data analysis in qualitative
research is an on going activity that ocurs throughtout the investigative
process rather than after process (Sugiyono, 2018). Analisis data penelitian
kualitatif dilakukan mulai dari sebelum ke lapangan, di lapangan, dan
setelah selesai dari lapangan. Langkah-langkah analisis data adalah reduksi
data, penyajian data, dan pengambilam kesimpulan.
3.5.1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
(Sugiyono, 2018). Dengan menggunakan reduksi data ini akan
mempermudah peneliti untuk mengelompokkan data-data yang ada agar
tidak bertumpuk dan membuang data yang tidak di perlukan agar dapat
diverifikasi. Karena semakin banyak data yang didapat akan semakin
kompleks dan rumit, jika semakin lama peneliti ke lapangan. Pada
penelitian ini reduksi data dilakukan dengan cara merangkum data tentang
Tari Kejei melalui hasil wawancara atau hasil observasi dan dokumentasi.
3.5.2. Penyajian data
Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent from of display
data for qualitative research data in the past has been narrative text”
(Sugiyono, 2018). Penyajian data juga dapat ditampilkan melalui bentuk
tabel, grafik, phi chard, pictogram, dan penyajian lainnya. Data yang
sudah terorganisir atau tersusun membentuk pola yang saling berhubungan
sehingga semakin mudah dipahami.
3.5.3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi
Rumusan masalah yang telah dirumuskan masih bersifat sementara
dalam penelitian kualitatif dan akan berkembang setelah penelitian berada
di lapangan. Setelah data direduksi, lalu disajikan, selanjutnya adalah
memverifikasi data dengan didukung dengan bukti atau data yang valid
dan konsisten, maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Tari Kejei
14
Tabel 1.Hubungan antara Alat Musik Pengiring Tari Kejei dengan Matematika
Gambar 2. Kulintang
Gambar 3. Gong
Gambar 4. Kulintang
Konsep matematika yang ada pada alat musik pengiring Tari Kejei
dapat digunakan untuk mengidentifikasi jari-jari, diameter, luas permukaan,
serta volume suatu alat musik tersebut. Selain itu, konsep matematika juga
15
dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak bahan yang digunakan
untuk pembuatan alat musik.
Hasil revies video tarian Kejei pada tanggal 3 februari 2018, diperoleh
beberapa gerakan tari, seperti :
1) Gerak sembah
Gerak sembah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu: sembah adat,
sembah yang dilakukan untuk penghormatan kepada pengurus adat.
Sembah tamu, sembah yang dilakukan untuk para tamu yang menghadiri
acara. Serta, sembah pasangan menari, sembah yang dilakukan untuk
perkenalan dan diajak menari.
Posisi gerak sembah yaitu duduk berlutut dengan pantat bertumpu di
tumit kaki kiri, sedangkan kaki kanan dari lutut ke pergelangan kaki tegak
lurus, serta kedua tangan diletakkan di atas lutut kaki kanan, dengan
posisi kedua tangan dikembangkan kemudian ibu jari tangan ditemukan,
serta kelima ujung jari menghadap kedepan.
Adapun ketukan dalam gerak sembah, yaitu sebagai berikut :
16
Hitungan ke-1 dan 2, kedua telapak tangan dipertemukan;
Hitungan ke-3 dan 4, tangan dibawa ke atas di depan bahu dengan
posisi masing-masing tangan dikepal dan ditemukan;
Hitungan ke-5 sampai 7, gerakan kedua jari tangan dibuka dan dikepal
mengayun ke bawah;
Hitungan ke-8, mengembangkan kedua telapak tangan menghadap ke
atas, di atas lutut kanan dan ujung jari kanan dan kiri dipertemukan.
Sikap badan dan kepala sedikit dimiringkan ke kanan, agak ke depan
derta pandangan lurus. Kemudian penari berdiri dan saling
berhadapan memberi sembah, yang melambangkan pertemuan yang
terjadi antara pria dan wanita.
2) Gerak beradap salah pinggang (penari pria)
Dimulai dengan berputar ditempat satu kali. Melangkah kaki kanan
dan ditutup kaki kiri. Posisi kaki tegak lurus, kudua tangan terletak di
perut samping kanan, kedua telapak tangan menghadap kebawah dan
ujung jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari saling bertemu. Poisi badan
tegak lurus kedepan.
3) Gerak beradap salah pinggang (penari wanita)
Awal yang sama dengan penari putra yaitu berputar di tempat satu
kali, dengan posisi tangan membuka menghadap kedepan berada di depan
dada.
Adapun hitungan gerak beradap salah pinggang sebagai berikut :
Hitungan ke-1-2, posisi kedua tangan diputar ke arah dalam dan posisi
jari tengah ditemukan;
Hitungan ke-3, kedua tangan di bawa kesisi samping dengan posisi
kedua tangan agak di muka dengan jarak 40 cm antara bahu dan
pergelangan tangan;
Hitungan ke-4, ujung jari tangan dilepaskan dengan posisi kedua
telapak tangan menghadap keluar dan ujung jari menghadap ke atas
setinggi bahu, dengan posisi badan tegak lurus, pandangan
menghadap kepasangan, dan kepala tegak lurus, gerakan ini dilakukan
berpasangan.
17
4) Gerak tukar tempat
Gerakan bertukar tempat ini dilakukan dengan cara berjalan
mengelilingi panei dimana penari pria memasuki area penari wanita dan
penari wanita memasuki arena penari pria. Gerakan yang dilakukan
adalah gerak elang menyongsong angin (penari wanita) dan gerak ngajak.
5) Gerak elang menyongsong angin (penari wanita)
Gerakan berjalan ditempat dimulai dari kaki kanan, kedua tangan
berada disisi serong belakang dengan posisi tangan lurus ke bawah,
telapak tangan menghadap ke bawah sambil memegang selendang.
6) Gerak ngajak (penari putra)
Gerak ngajak berarti mengajak yaitu gerakan membuka kedua
telapak tangan di atas bahu yang berjarak 40 cm, ujung jari menghadap ke
atas sejajar dengan bahu, pada hitungan 3x4 melangkah memutar satu kali
lingkaran empat penjuru. Kemudian penari kembali ke posisi semula
dengan gerak elang menyongsong angin dan gerak ngajak.
7) Gerak patah dayung
Gerakan patah dayung pada tari kejei digunakan sebagai gerak
perpindahan, dengan berjalan di tempat sebanyak delapan kali dimulai
dari kanan, posisi badan tegak lurus dan menghadap ke pasangan penari.
18
2. Gerak Sembah Pada pola gerak, jika ditarik garis
lurus antara pandangan mata, tangan,
dan posisi badan maka akan terbentuk
konsep segitiga siku-siku.
Gambar 6. Gerak
Berhadapan Salah
Pinggang (Wanita)
19
Pada hitungan ke-3 tangan dibawa ke
sisi samping masing-masing dengan
posisi tangan agak di buka, ini sangat
berhubungan dengan konsep translasi
atau pergeseran tempat.
20
4. Gerak Berhadap Salah Pada gerak tari berhadap salah
Pinggang pinggang pria kedua telapak tangan
(penari laki-laki) menghadap ke bawah dengan ujung
jari tengah,ujung jari telunjuk, dan
ujung ibu jari tangan saling bertemu
membentuk bangun datar segitiga
sama kaki.
Gambar 7. Gerak
Berhadap Salah Pinggang
(Laki-laki)
Gambar 8. Gerak
Mengelilingi Penei
21
membentuk segitiga siku-siku, dan
berhubungan dengan teoema
pythagoras.
Hubungan antara pola gerak dan pola lantai Tari Kejei dengan
matematika sangatlah erat, mulai dari ketukan hitungan gerak, posisi tangan
yang saling sejajar, pandangan dan tubuh yang tegak lurus, posisi bentuk
22
tangan ketika menari yang membentuk sudut lancip, bentuk segitiga
samakaki, segitiga siku-siku, perputaran gerakan kaki (rotasi), dan komposisi
penari yang membentuk bangun datar segiempat, pola hitungan yang
digunakan pada ketukan gerakan tari, serta lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tari Kejei merupakan tari tradisional Kabupaten Rejang Lebong
Provinsi Bengkulu. Tari Kejei ini memiliki beberapa elemen-elemen
pendukung seperti alat musik pengiring dan para penari (wanita dan laki-
laki). Masing-masing elemen ini memiliki keterkaitan dengan konsep
matematika.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagai berikut:
a. Hubungan antara alat musik pengiring Tari Kejei dan matematika adalah
bentuk alat musik yang menerapkan konsep bangun ruang yaitu tabung.
Gong, Kulintang, dan Redap yang masing-masing menyerupai bentuk
tabung dengan ukuran yang berbeda-beda. Konsep ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi jari-jari, diameter, luas permukaan, serta volume
suatu alat musik tersebut. Selain itu, juga dapat digunakan untuk
menentukan berapa banyak bahan yang digunakan untuk pembuatan alat
musik tersebut.
b. Hubungan antara gerakan Tari Kejei dan matematika adalah pola gerak
dan pola lantai yang menerapkan konsep geometri diantaranya posisi
tangan yang saling sejajar, pandangan dan tubuh yang tegak lurus, posisi
bentuk tangan ketika menari yang membentuk sudut lancip, bentuk
segitiga samakaki, segitiga siku-siku, perputaran gerakan kaki (rotasi),
dan komposisi penari yang membentuk bangun datar segiempat, hingga
pola hitungan yang digunakan pada ketukan gerakan tari.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis mengemukakan
beberapa saran kepada beberapa pihak dalam rangka implementasi
23
pembelajaran matematika berbudaya lokal yaitu Tari Kejei, tarian khas
Kabupaten Rejang Lebong, diantaranya:
a. Guru
Agar menerapkan pembelajaran matematika berbasis budaya lokal
dengan menjadikan Tari Kejei sebagai media pembelajaran agar siswa
lebih tertarik untuk belajar matematika. Karena banyak hal yang dapat
dikembangkan dari setiap unsur-unsur yang ada pada Tari Kejei. Salah
satu konsep matematika yang dapat diajarkan adalah Geometri. Selain itu
juga, secara tidak langsung guru memperkenalkan serta melestarikan
kekayaan budaya yang dimiliki kepada generasi selanjutnya.
b. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk mengkaji Tari Kejei dari elemen lainnya, seperti
busana dan tata rias penari serta hubungannya dengan matematika. Selain
itu juga, peneliti selanjutnya dapat mengkaji keterkaitan matematika pada
budaya khas Rejang Lebong lainnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas X MAN II Malang Kota Batu. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang .
Rosa, M., & Orey, D. C. (2011, Juni 16). Ethnomathematics: The Cultural Aspects
of Mathematics. p. 32.
Setyawan, D. A. (2014). Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). Solo: Wordpress.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suherman, E., & dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika, UPI.
Trizilia, E. K. (2014). Fungsi Tari Kejei pada Upacara Perkawinan di Curup
Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Seni Tari, FBS, UNY.
Zulkifli, M., & Dardiri. (2016, Juli-Desember). Etnomatematika dalam Sistem
Pembilangan pada Masyarakat Melayu Riau. Vol.19 , p. 227.
26
Lampiran
27
Lampiran 1. Pedoman Observasi
A. Tujuan
Observasi ini digunakan sebelum penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
dan mengumpulkan data-data mengenai hubungan antara alat musik pengirik
dan gerakan Tari Kejei dengan konsep matematika.
B. Pembatasan Masalah
1. Alat Musik Pengiring Tari Kejei
2. Gerakan Tari Kejei
28
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
A. Tujuan
Tujuan dari studi wawancara ini adalah mencari, mengetahui, dan mengolah
data secara lisan lewat Tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data
sebanyak-banyaknya guna memperoleh kebenaran.
C. Responden
1. Ketua Adat
2. Pelatih Tari
3. Pelatih Musik
4. Penari
29
Lampiran 3. Pedoman Dokumentasi
A. Tujuan
Tujuan studi dokumentasi ini adalah untuk kelengkapan dan kekuatan akan
kebenaran data yang diperoleh sehingga data dapat dipertanggug jawabkan,
dalam kaitannya dengan hubungan alat musik dan gerakan Tari Kejei dengan
konsep matematika.
30
DATA DIRI PENULIS
31