Contoh Askep - Keperawatan - Komunitas
Contoh Askep - Keperawatan - Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
(mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan
lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah
yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya (Chayatin, 2011).
Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2012).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang
tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.
1
Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai
dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
(Efendi, 2010). Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah (Mubarak, 2011):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
1) Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
i. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi
stresor bagi penduduk
ii. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat
iii. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah
masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin
2
iv. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
v. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk deteksi dini atau memantau gangguan yang terjadi
vi. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau
gangguan yang terjadi
vii. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
viii. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang
terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
ix. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau
masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak, 2011):
a) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran
c) Sumber Data
i. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
3
ii. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan
riwayat kesehatan pasien atau medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
i. Klasifikasi data atau kategorisasi data
ii. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
iii. Tabulasi data
iv. Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah
kesehatan.
g) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
4
i. Keadaan yang mengancam kehidupan
ii. Keadaan yang mengancam kesehatan
iii. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun
potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P),
etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).
c. Perencanaan/Intervensi
1) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan
komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2011):
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
3) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
4) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
5) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
6) Lakukan olahraga secara rutin
5
7) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki lingkungan komunitas
8) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam
pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab
dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya
peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2011). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan.
6
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
7
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang yang akan terlibat atau terpengaruh
dengan perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
2. Teori roger (1962 )
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan menekankan
pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di mana perubahan tersebut
dilaksanakan. Roger (1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan,yaitu: kesadaran,keinginan,evaluasi,mencoba,
dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih kompleks dari pada 3 tahap yang
dijabarkan Lewin (1951). Terutama pada setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau
menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebut
dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya
untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya
3. Teori lipitts (1973)
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakan
terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam perencanaan perubahan yang diharapkan,
disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial yang memengaruhi secara langsung tentang status
quo, organisasi lain, atau situasi lain.
8
Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari perubahan. Pertanyaannya adalah
bagaimana seseorang mengatasi perubahan. Kunci untuk menghadapi perubahan tersebut menurut Lippit (1973)
adalah mengidentifikasi 7 tahap dalam proses perubahan:
a. Tahap 1: Menentukan masalah
Pada tahap ini, setiap individu yang terlibat dalam perubahan harus membuka diri dan menghindari
keputusan sebelum semua fakta dapat dikumpulkan. Individu yang terlibat juga harus sering berpikir dan
mengetahui apa yang salah serta berusaha menghindari data -data yang dianggap tidak sesuai. Semakin banyak
informasi tentang perubahan dimiliki seorang manajer, maka semakin akurat data yang dapat diidentifikasi
sebagai masalah. Semua orang yang mempunyai kekuasaan, harus diikutkan sedini mungkin dalam proses
perubahan tersebut, karena setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk selalu menginformasikan tentang
fenomena yang terjadi.
b. Tahap 2: Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
lebih baik akan memerlukan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari semua orang yang terlibat di dalamnya.
Pada tahap ini, semua orang yang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang kemampuan,
hambatan yang mungkin timbul, dan dukungan yang akan diberikan.Mengingat mayoritas praktik keperawatan
berada pada suatu organisasi/instansi, maka struktur organisasi harus dikaji apakah peraturan yang ada,
kebijakan, budaya organisasi, dan orang yang terlibat akan membantu proses perubahan atau justru
menghambatnya. Fokus perubahan pada tahap ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat terhadap proses perubahan tersebut.
9
c. Tahap 3: Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan.Pandangan
manajer tentang perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya. Manajer harus mampu
menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengarkan
masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi yang terbaik.
d. Tahap 4: Menyeleksi tujuan perubahan
Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara operasional,terorganisasi,
berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu
diperlukan suatu target waktu dan perlu dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Tahap 5: Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu
Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai di
bidangnya. Manajer tersebut akan dapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta
dia bisa berperan sebagai seorang “mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil dengan baik apabila antara
manajer dan staf mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan perubahan
tersebut.
f. Tahap 6: Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus dipertahankan dengan komitmen yang
ada.Komunikasi harus terbuka dan terus diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan
permasalahan yang terjadi dapat diambil solusi yang terbaik oleh kedua belah pihak.
g. Tahap 7: Mengakhiri bantuan
10
Selama proses mengakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti oleh perencanaan yang berkelanjutan
dari seorang manajer. Hal ini harus dilaksanakan secara bertahap supaya individu yang terlibat mempunyai
peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-
menerus bersedia menjadi konsultan dan secara aktif terus terlibat dalam perubahan
4. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
a. Membangun suatu hubungan
b. Mendiagnosis masalah
c. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d. Memilih jalan keluar
e. Meningkatkan penerimaan
f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
5. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan
hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model
Spradley.
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
11
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
Tabel 1. Perbandingan Teori Perubahan
No Redin Lewin Lippit Rogers Havelock Spradley
1 Diagnosa Unfreezing Mendiagnosa Kesadaran Membangun Mengenali
masalah hubungan masalah
2 Penetapan Mengkaji Mendiagnosa Mendiagnosa
tujuan motivasi dan masalah menganalisa
bersama kemampuan jalan keluar
untuk berubah
3 Penekanan Moving Mengkaji Minat Mendapatkan Memilih
kelompok motivasi denga evaluasi sumber yang perubahan
sumber agen percobaan berhubungan
berubah
4 Informasi Menyeleksi objek Memilih jalan Merencanakan
maksimal akhir perubahan perubahan
yang progresif
5 Diskusi Memilih peran Melaksanakan
tentang yang sesuai perubahan
penatalaksa untuk agen
naan berubah
6 Penggunaa Mempertahankan Meningkatkan Mengevaluasi
n upaya perubahan penerimaan perubahan
ritual
7 Intervensi Refreezing Mengakhiri Adopsi Stabilisasi dan Menstabilkan
penolakan hubungan saling perbaikan diri perubahan
membantu
12
B. CONTOH PENYAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
1. Pengkajian Inti (Core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data demografi
13
14
Teknik Pengkajian Hal yang dikaji
Data Sekunder 1. Usia
(angket, KK) Balita : 17
Remaja : 66
Dewasa : 52
Pertengahan : 116
15
Lansia : 37
2. Jenis Kelamin
Laki-laki : 48,5% (184 orang)
Perempuan :52,1% (196 orang)
3. Suku Bangsa : Jawa
4. Agama : Islam 90%, Katholik 10%
5. Tingkat Pendidikan : status pendidikan di
RT 04 mayoritas SMP-SMA
c. Statistik vital
16
penyakit seperti : hipertensi, dan diabetes
mellitus.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil :
- Ketua Kader RW 02 mengatakan dari
jumlah penduduk orang dewasa mayoritas
mempunyai riwayat HT .
- Warga RT 04 mengatakan belum dilakukan
senam rutin hipertensi
Data Sekunder
(catatan medis
Puskesmas)
17
2. Pengkajian sub-sistem komunitas
a. Lingkungan
18
masyarakat tidak melakukan
pemilahan sampah bahkan kadang
membakarnya (5%).
- Terdapat vektor nyamuk (35%), tikus
(30%), kecoa (25%), dan kucing
(10%). Serta saat dilakukan
pemeriksaan ditemukan jentik nyamuk
pada 8 rumah warga.
19
20
b. Pendidikan
21
d. Politik dan pemerintahan
22
e. Komunikasi
23
f. Ekonomi
24
g. Rekreasi
25
3. Persepsi
B. Analisa Data
26
posyandu lansia diadakan 1x
sebulan.
- Lansia mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan dan
cara menangani penyakit seperti :
hipertensi, dan diabetes mellitus.
- Ketua Kader RW 02 mengatakan dari
jumlah penduduk orang dewasa
mayoritas mempunyai riwayat HT .
- Warga RT 04 mengatakan belum
dilakukan senam rutin hipertensi
DO :
- setelah dilakukan pemeriksan TD
rata-rata warga lansia RT 04
mengalami hipertensi
2 DS : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
- warga ibu X mengatakan jika di (D.0117)
27
kadang membakarnya di dekat
lahan
DO :
- Terdapat jentik nyamuk di 8
rumah warga
- Lingkungan sekitar rumah
tampak kurang bersih
- Terdapat vektor nyamuk 35%,
kecoa 15%, tikus 30% dan
kucing 10% di lingkungan
sekitar
28
25 % atau lebih 9 atau 10
10 % - 24,9 % 7 atau 8
1 % - 9,9 % 5 atau 6
2. Keseriusan masalah
Kriteria untuk skoring keseriusan masalah kesehatan :
Keefektifan Nilai
Sangat efektif (800-100%) 9 atau 10
29
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) 1 atau 2
Hampir tidak efektif 0
Prioritas Masalah
Keterangan :
A = Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan
B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi
30
D. Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (D.0116)
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)
31
E. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Rencana Tindakan / Intervensi Metode Evaluator
No
Keperawatan (NIC) Evaluasi
32
Perilaku Promosi Kesehatan
(1602)
1. Peningkatan skrining
kesehatan masyarakat yang
kurang menjadi meningkat.
2. Terjadi peningkatan
keseimbangan aktivitas dan
latihan masyarakat dari
kurang menjadi meningkat
(160221)
2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan selama Peningkatan efikasi diri (5395) Kognitif Mahasiswa
cenderung 30 menit diharapkan Perilaku Psikomotor masyarakat
1. Identifikasi hambatan
beresiko (00188) kesehatan cenderung beresiko dapat
untuk merubah perilaku
teratasi dengan Kriteria Hasil :
2. Bantu individu untuk
Kepercayaan Mengenai
berkomitmen terhadap
kesehatan : kontrol yang diterima
rencana tindakan untuk
(1702)
merubah perilaku
1. Kemampuan masyarakat
3. Berikan contoh atau
dalam menerima dan
tunjukan perilaku yang
33
melaksanakan tanggung diinginkan
jawab terkait dengan 4. Berikan informasi
keputusan kesehatan dari mengenai perilaku yang
kurang menjadi meningkat diinginkan
(170201)
2. Peningkatan keyakinan
bahwa tindakan sendiri
yang mengontrol hasil
kesehatan yang semula
kurang menjadi
meningkat(170205)
3. Keterlibatan masyarakat
dalam keputusan kesehatan
yang kurang menjadi
meningkat (170202)
34
PLAN OF ACTION ( POA ) INTERVENSI MASALAH KESEHATAN
MASYARAKAT DESA DEBEGAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES
Posko Mahasiswa
4. Melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan kesehatan dan warga ka
35
2. Pemeliharaan Setelah diakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pemantauan untuk Posko Setiap hari Mahasiswa
kesehatan tidak efektif selama 4 minggu di Desa Batu 8 menentukan kebutuhan kesehatan Warga
Kecamatan Rantau Kuala Simpang rujukan
diharapkan :
Mahasiswa
- Masyarakat memelihara tempat 2. Bantu kelompok untuk untuk
Lingkup
pembuangan air limbah. merubah perilaku terhadap
Desa Batu 8
1. Tidak ada air limbah yang rencana tindakan (kerja bakti).
tergenang
2. Tidak ada lagi media untuk
Tanggal 20
36
F. Implementasi Keperawatan
37
mendatangi posko kesehatan untuk
pengecekan tekanan darah
- Tekanan darah pasien 140/90 mmHg
- Dilakukan pengukuran berat badan,
dan pendidikan kesehatan hipertensi
2 Minggu, 8 09.00 WIB Pemantauan jentik Evaluasi Struktur :
Maret 2020 nyamuk - Pemeriksaan dilakukan bersama
dengan ibu kader PKK dan mahasiswa
- Pemeriksaan ditujukan bagi seluruh
rumah warga RT 04
- Mahasiswa menyiapkan senter dan
ceklist pemeriksaan
Evaluasi Proses :
- Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB
- Kelompok dibagi menjadi 3 tim untuk
melakukan pengecekan rumah di 3
wilayah pembagian. Masing-masing
tim ditemani oleh ibu kader PKK
Evaluasi Hasil :
- Ditemukan 8 rumah terdapat jentik
38
nyamuk
- Warga dihimabau untuk
memperhatikan kebersihan
lingkungan
- Warga diberikan ceklist pemeriksaan
jentik yang ditempelkan pada depan
rumah
39
G. Evaluasi Keperawatan
40
H. Rencana Tindak Lanjut
41
I. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan pengkajian pada masyarakat Desa Debegan
RT 04/RW 02 Kelurahan Mojosongo, Jebres terdapat beberapa masalah
lingkungan yang memunculkan diagnose keperawatan manajemen kesehatan
tidak efektif (D.0116) dan pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117).
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah dilakukan kegiatan musyawarah
desa 2 (MW 2) yang melibatkan warga dan tokoh masyarakat. Pada
musyawarah desa 2 menghasilkan prioritas masalah pertama yaitu manajemen
kesehatan tidak efektif dan yang kedua pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Pada diagnose manajemen kesehatan tidak efektif kami melakukan intervesi
pemberian pendidikan kesehatan, mengadakan senam hipertensi, dan
pengecekan kesehatan. Untuk diagnose pemeliharaan kesehatan tidak efektif
kami menyetujui untuk melakukan kerja bakti, pendidikan kesehatan, dan
penanaman tanaman obat keluarga (TOGA).
J. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi
dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan.
2. Bagi Pemerintah
Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat Desa
Debegan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang
diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan
42
karena berdasarkan survey yang dilakukan banyak pernyataan dari
masyarakat yang mengeluh dalam pelayanan tenaga kesehatan yang ada di
puskesmas.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat RT 04 RW 02 Desa
Debegan.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam
penerapanya pada proses pendidikan.
43