Anda di halaman 1dari 43

MATA KULIAH GERONTIK

MAHASISWA TK III SEMESTER V TAHUN 2023

A. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
(mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan
lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah
yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya (Chayatin, 2011).
Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2012).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang
tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.

1
Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai
dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
(Efendi, 2010). Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah (Mubarak, 2011):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
1) Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
i. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi
stresor bagi penduduk
ii. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat
iii. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah
masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin

2
iv. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
v. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk deteksi dini atau memantau gangguan yang terjadi
vi. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau
gangguan yang terjadi
vii. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
viii. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang
terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
ix. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau
masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak, 2011):
a) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran
c) Sumber Data
i. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.

3
ii. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan
riwayat kesehatan pasien atau medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
i. Klasifikasi data atau kategorisasi data
ii. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
iii. Tabulasi data
iv. Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah
kesehatan.
g) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:

4
i. Keadaan yang mengancam kehidupan
ii. Keadaan yang mengancam kesehatan
iii. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun
potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P),
etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).
c. Perencanaan/Intervensi
1) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan
komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2011):
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
3) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
4) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
5) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
6) Lakukan olahraga secara rutin

5
7) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki lingkungan komunitas
8) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam
pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab
dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya
peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2011). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan.

6
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

A. Teori Perubahan Komunitas


1. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum melakukan
perubahan, yaitu :
a. Ada perubahan yang akan dilakukan
b. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
d. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya

Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :


a. Diagnosis
b. Penetapan objektif bersama
c. Penekanan kelompok
d. Informasi maksimal
e. Diskusi tentang pelaksanaan
f. Penggunaan upacara ritual

7
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang yang akan terlibat atau terpengaruh
dengan perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
2. Teori roger (1962 )
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan menekankan
pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di mana perubahan tersebut
dilaksanakan. Roger (1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan,yaitu: kesadaran,keinginan,evaluasi,mencoba,
dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih kompleks dari pada 3 tahap yang
dijabarkan Lewin (1951). Terutama pada setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau
menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebut
dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya
untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya
3. Teori lipitts (1973)
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakan
terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam perencanaan perubahan yang diharapkan,
disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial yang memengaruhi secara langsung tentang status
quo, organisasi lain, atau situasi lain.

8
Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari perubahan. Pertanyaannya adalah
bagaimana seseorang mengatasi perubahan. Kunci untuk menghadapi perubahan tersebut menurut Lippit (1973)
adalah mengidentifikasi 7 tahap dalam proses perubahan:
a. Tahap 1: Menentukan masalah
Pada tahap ini, setiap individu yang terlibat dalam perubahan harus membuka diri dan menghindari
keputusan sebelum semua fakta dapat dikumpulkan. Individu yang terlibat juga harus sering berpikir dan
mengetahui apa yang salah serta berusaha menghindari data -data yang dianggap tidak sesuai. Semakin banyak
informasi tentang perubahan dimiliki seorang manajer, maka semakin akurat data yang dapat diidentifikasi
sebagai masalah. Semua orang yang mempunyai kekuasaan, harus diikutkan sedini mungkin dalam proses
perubahan tersebut, karena setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk selalu menginformasikan tentang
fenomena yang terjadi.
b. Tahap 2: Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
lebih baik akan memerlukan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari semua orang yang terlibat di dalamnya.
Pada tahap ini, semua orang yang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang kemampuan,
hambatan yang mungkin timbul, dan dukungan yang akan diberikan.Mengingat mayoritas praktik keperawatan
berada pada suatu organisasi/instansi, maka struktur organisasi harus dikaji apakah peraturan yang ada,
kebijakan, budaya organisasi, dan orang yang terlibat akan membantu proses perubahan atau justru
menghambatnya. Fokus perubahan pada tahap ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat terhadap proses perubahan tersebut.

9
c. Tahap 3: Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan.Pandangan
manajer tentang perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya. Manajer harus mampu
menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengarkan
masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi yang terbaik.
d. Tahap 4: Menyeleksi tujuan perubahan
Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara operasional,terorganisasi,
berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu
diperlukan suatu target waktu dan perlu dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Tahap 5: Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu
Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai di
bidangnya. Manajer tersebut akan dapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta
dia bisa berperan sebagai seorang “mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil dengan baik apabila antara
manajer dan staf mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan perubahan
tersebut.
f. Tahap 6: Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus dipertahankan dengan komitmen yang
ada.Komunikasi harus terbuka dan terus diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan
permasalahan yang terjadi dapat diambil solusi yang terbaik oleh kedua belah pihak.
g. Tahap 7: Mengakhiri bantuan

10
Selama proses mengakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti oleh perencanaan yang berkelanjutan
dari seorang manajer. Hal ini harus dilaksanakan secara bertahap supaya individu yang terlibat mempunyai
peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-
menerus bersedia menjadi konsultan dan secara aktif terus terlibat dalam perubahan
4. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
a. Membangun suatu hubungan
b. Mendiagnosis masalah
c. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d. Memilih jalan keluar
e. Meningkatkan penerimaan
f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
5. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan
hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model
Spradley.
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar

11
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
Tabel 1. Perbandingan Teori Perubahan
No Redin Lewin Lippit Rogers Havelock Spradley
1 Diagnosa Unfreezing Mendiagnosa Kesadaran Membangun Mengenali
masalah hubungan masalah
2 Penetapan Mengkaji Mendiagnosa Mendiagnosa
tujuan motivasi dan masalah menganalisa
bersama kemampuan jalan keluar
untuk berubah
3 Penekanan Moving Mengkaji Minat Mendapatkan Memilih
kelompok motivasi denga evaluasi sumber yang perubahan
sumber agen percobaan berhubungan
berubah
4 Informasi Menyeleksi objek Memilih jalan Merencanakan
maksimal akhir perubahan perubahan
yang progresif
5 Diskusi Memilih peran Melaksanakan
tentang yang sesuai perubahan
penatalaksa untuk agen
naan berubah
6 Penggunaa Mempertahankan Meningkatkan Mengevaluasi
n upaya perubahan penerimaan perubahan
ritual
7 Intervensi Refreezing Mengakhiri Adopsi Stabilisasi dan Menstabilkan
penolakan hubungan saling perbaikan diri perubahan
membantu

12
B. CONTOH PENYAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
1. Pengkajian Inti (Core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Wawancara Riwayat wilayah yang akan di kaji. Contoh di Desa
(TOMA, TOGA) Debegan.
Data Sekunder
Debegan dahulu merupakan salah satu daerah
kumuh yang terletak di dekat sungai Bengawan
Solo. Dahulu tidak terdapat sanitasi yang baik dan
merupakan RT dengan tingkat kepadatan penduduk
nomer 2 setelah RT 05 di wilayah RW 02. Usia
penduduk mayoritas 50 tahun keatas dan berprofesi
sebagai buruh di pabrik.

b. Data demografi

13
14
Teknik Pengkajian Hal yang dikaji
Data Sekunder 1. Usia
(angket, KK) Balita : 17
Remaja : 66
Dewasa : 52
Pertengahan : 116

15
Lansia : 37
2. Jenis Kelamin
Laki-laki : 48,5% (184 orang)
Perempuan :52,1% (196 orang)
3. Suku Bangsa : Jawa
4. Agama : Islam 90%, Katholik 10%
5. Tingkat Pendidikan : status pendidikan di
RT 04 mayoritas SMP-SMA

c. Statistik vital

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer Berdasarakan hasil pengkajian melalui angket
(Angket) didapatkan hasil :
- mayoritas warga mengalami masalah
kesehatan hipertensi, DM dan Stroke. Dan
sebagian kecil hanya mengalami masalah
kesehatan seperti batuk dan flu.
- lansia mengatakan tidak tahu bagaimana
menjaga kesehatan dan cara menangani

16
penyakit seperti : hipertensi, dan diabetes
mellitus.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil :
- Ketua Kader RW 02 mengatakan dari
jumlah penduduk orang dewasa mayoritas
mempunyai riwayat HT .
- Warga RT 04 mengatakan belum dilakukan
senam rutin hipertensi
Data Sekunder
(catatan medis
Puskesmas)

17
2. Pengkajian sub-sistem komunitas
a. Lingkungan

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer - Keadaan lingkungan rumah mayoritas
- Observasi kurang bersih dan ada beberapa yang
- Wawancara bersih
- Keadaan perumahan cukup bersih
tidak ada genangan air
- Jarak antar rumah satu dengan yang
lain sangat dekat, tidak ada pagar
- Kualitas air bersih berasal dari sumur
dan PDAM
- Kualitas udara kurang baik dekat
dengan area pabrik dan dekat sungai
- Pengkajian sampah :
Terdapat tong sampah di setiap rumah
warga, pembuangan sampah per 3 hari
dikelola oleh petugas TPA. Tetapi

18
masyarakat tidak melakukan
pemilahan sampah bahkan kadang
membakarnya (5%).
- Terdapat vektor nyamuk (35%), tikus
(30%), kecoa (25%), dan kucing
(10%). Serta saat dilakukan
pemeriksaan ditemukan jentik nyamuk
pada 8 rumah warga.

19
20
b. Pendidikan

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


1. Data Primer 4. Tidak terdapat sekolah di lingkungan RT
2. Observasi 04 RW 02, sekolah terletak dikawasan
3. Wawancara kelurahan dan kota
5. Terdapat sekolah non formal yaitu TPQ di
masjid RT 04

c. Keamanan dan transportasi

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer -
Masyarakat menggunakan transportasi
- Angket/ pribadi 88% dan kendaraan umum 12%
kuisioner dalam mobilisasi
- Akses mendapatkan transportasi mudah
dekat dengan jalan raya, pasar, dan
penggunaan aplikasi online.
- Observasi - Kondisi lalulintas jalan ramai lancar dan
kondisi jalanan baik.
- Dekat dengan kantor pemadam kebakaran
dan SatpolPP
- Tidak ada alat pemadam kebakaran
- Wawancara Kondisi lingkungan sekitar warga aman.

21
d. Politik dan pemerintahan

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer - Kegiatan politik yang ada di masyarakat :
- Wawancara - Kebijakan kesehatan oleh Puskesmas
Sibela difasilitasi oleh kader kesehatan per
RT
- Masyarakat ikut serta dalam pengambilan
keputusan melalui musyawarah warga
- Jenis pelayanan kesehatan posyandu lansia
dan balita, dilakukan sebulan sekali yang
diikuti seluruh lansia dan balita RW : 02.
- Angket - masyarakat ikut serta dalam posyandu
lansia dan balita
- ikut serta dalam kegiatan posyandu 1 kali
sebulan
- masyarakat ikut serta dalam JKN
- Observasi - Akses menuju pelayanan kesehatan mudah
dan dekat

22
e. Komunikasi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer Mendapatkan informasi layanan kesehatan dari
- Angket kader posyandu
- Observasi - Perkumpulan warga melalui acara
pengajian dan PKK
- Penyebaran informasi melalui grup
whatsapp masing-masing kader

23
f. Ekonomi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer Tingkat ekonomi rendah-menengah dengan
- Angket penghasilan rata-rata > Rp. 1.668.700,-
- Observasi Dekat dengan kawasan pabrik, pertokoan dan
dekat dengan Pasar Mojosongo

24
g. Rekreasi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer - Masyarakat sering menghabiskan waktu
- Angket luang dengan menonton TV (90%)
- Wawancara - Wilayah RT 04 RW 02 dekat dengan
Taman Jurug
- Observasi - Anak-anak bermain di tanah kosong dekat
rumah warga
- Tidak ada fasilitas rekreasi bagi warga

25
3. Persepsi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer - Masyarakat mengatakan pentingnya
- Wawancara bersosialisasi antar warga dalam suatu
dengan TOGA, komunitas
TOMA, Petugas - Masyarakat mengatakan jika sumber
Puskesmas dan kekuatan yang dimiliki adalah dukungan
beberapa dan kerjasama dari semua warga RT 04
masyarakat - Masalah kesehatan yang sering dialami
dan dikeluhkan warga yaitu hipertensi,
DM, dan Stroke.

B. Analisa Data

No Data Fokus Diagnosa Keperawatan


1 DS : Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
- Ketua RT 04 mengatakan bahwa (D.0116)

26
posyandu lansia diadakan 1x
sebulan.
- Lansia mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan dan
cara menangani penyakit seperti :
hipertensi, dan diabetes mellitus.
- Ketua Kader RW 02 mengatakan dari
jumlah penduduk orang dewasa
mayoritas mempunyai riwayat HT .
- Warga RT 04 mengatakan belum
dilakukan senam rutin hipertensi
DO :
- setelah dilakukan pemeriksan TD
rata-rata warga lansia RT 04
mengalami hipertensi
2 DS : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
- warga ibu X mengatakan jika di (D.0117)

lingkungannya sudah disediakan


tempat sampah, tetapi tidak dapat
memilah jenis sampah dan

27
kadang membakarnya di dekat
lahan
DO :
- Terdapat jentik nyamuk di 8
rumah warga
- Lingkungan sekitar rumah
tampak kurang bersih
- Terdapat vektor nyamuk 35%,
kecoa 15%, tikus 30% dan
kucing 10% di lingkungan
sekitar

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Presentasi populasi dalam masalah kesehatan/ukuran masalah

Prosentasi populasi dalam masalah


Nilai
keperawatan

28
25 % atau lebih 9 atau 10

10 % - 24,9 % 7 atau 8

1 % - 9,9 % 5 atau 6

0,1 % - 0,9 % 3 atau 4

< 0,01 % 1 atau 2

2. Keseriusan masalah
Kriteria untuk skoring keseriusan masalah kesehatan :

Tingkat keseriusan Nilai


Sangat serius 9 atau 10
Serius 6,7, atau 8
Cukup serius 3,4, atau 5
Tidak serius 0, 1, atau 2

3. Penilaian keefektivan intervensi


Kriteria skoring untuk keefektifan masalah kesehatan :

Keefektifan Nilai
Sangat efektif (800-100%) 9 atau 10

29
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) 1 atau 2
Hampir tidak efektif 0
Prioritas Masalah

Masalah keperawatan Komponen BPR Skor Urutan/


A B C (A+2B)xC ranking
Manajemen Kesehatan Tidak 9 9 8 216 1
Efektif (D.0116)
Pemeliharaan Kesehatan 7 5 6 102 2
Tidak Efektif (D.0117)

Keterangan :
A = Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan
B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi

30
D. Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (D.0116)
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)

31
E. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Rencana Tindakan / Intervensi Metode Evaluator
No
Keperawatan (NIC) Evaluasi

1 Manajemen Setelah dilakukan penyuluhan Skrining Kesehatan (6520) Psikomotor Mahasiswa


Kesehatan Tidak selama 30 menit diharapkan 1. Ukur tekanan darah. Kader

Efektif ( D.0116) Manajemen Kesehatan Tidak 2. Beri saran kepada masyarakat


dengan hasil yang lebih dari
Efektif Teratasi Dengan Kriteria
normal untuk melakukan
Hasil :
alternatif pengobatan.
Pemeliharaan Kesehatan
(L.12106) Edukasi Kesehatan ( L.12383)
1. Ajarkan perilaku hidup bersih
1. Perilaku kesehatan masyarakat
dan sehat
dari yang buruk membaik.
2. Ajarkan strategi yang dapat
2. Kemampuan masyarakat digunakan untuk meningkatkan
dalam menjalankan perilaku perilaku hidup bersih dan sehat.
sehat dari kurang menjadi
meningkat.

32
Perilaku Promosi Kesehatan
(1602)
1. Peningkatan skrining
kesehatan masyarakat yang
kurang menjadi meningkat.
2. Terjadi peningkatan
keseimbangan aktivitas dan
latihan masyarakat dari
kurang menjadi meningkat
(160221)
2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan selama Peningkatan efikasi diri (5395) Kognitif Mahasiswa
cenderung 30 menit diharapkan Perilaku Psikomotor masyarakat
1. Identifikasi hambatan
beresiko (00188) kesehatan cenderung beresiko dapat
untuk merubah perilaku
teratasi dengan Kriteria Hasil :
2. Bantu individu untuk
Kepercayaan Mengenai
berkomitmen terhadap
kesehatan : kontrol yang diterima
rencana tindakan untuk
(1702)
merubah perilaku
1. Kemampuan masyarakat
3. Berikan contoh atau
dalam menerima dan
tunjukan perilaku yang

33
melaksanakan tanggung diinginkan
jawab terkait dengan 4. Berikan informasi
keputusan kesehatan dari mengenai perilaku yang
kurang menjadi meningkat diinginkan
(170201)
2. Peningkatan keyakinan
bahwa tindakan sendiri
yang mengontrol hasil
kesehatan yang semula
kurang menjadi
meningkat(170205)
3. Keterlibatan masyarakat
dalam keputusan kesehatan
yang kurang menjadi
meningkat (170202)

34
PLAN OF ACTION ( POA ) INTERVENSI MASALAH KESEHATAN
MASYARAKAT DESA DEBEGAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES

No. Waktu & Penanggung


Masalah Tujuan Kegiatan Tempat
Dx sasaran Jawab
1 Manajemen kesehatan Setelah diakukan tindakan 1. Ukur tekanan darah. Posko Setiap hari Mahasiswa
tidak efektif keperawatan selama 4 minggu di kesehatan warga dan Tokoh
Desa Debegan Kelurahan Mojosongo Masyarakat
2. Beri saran kepada pasien
Kecamatan Jebres diharapkan : Posko Setiap hari
dengan hasil yang lebih dari
- Diharapkan meningkat derajat kesehatan Mahasiswa
normal untuk melakukan Warga
kesehatan masyarakat dan Kader
alternatif pengobatan.

3. Mengadakan dan mengajak


Mahasiswa
Minggu,14
lansia untuk mengikuti senam Lapangan dan Kader
Maret 2020
Hipertensi
warga

Posko Mahasiswa
4. Melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan kesehatan dan warga ka

35
2. Pemeliharaan Setelah diakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pemantauan untuk Posko Setiap hari Mahasiswa
kesehatan tidak efektif selama 4 minggu di Desa Batu 8 menentukan kebutuhan kesehatan Warga
Kecamatan Rantau Kuala Simpang rujukan
diharapkan :
Mahasiswa
- Masyarakat memelihara tempat 2. Bantu kelompok untuk untuk
Lingkup
pembuangan air limbah. merubah perilaku terhadap
Desa Batu 8
1. Tidak ada air limbah yang rencana tindakan (kerja bakti).
tergenang
2. Tidak ada lagi media untuk
Tanggal 20

perkembangbiakan nyamuk 3. Mengajak kelompok untuk Maret 2020 Mahasiswa


3. Masyarakat mampu menerapkan menanan TOGA Warga Kader
PHBS
4. Ajarkan warga untuk
Tanggal 23 Mahasiswa
melakukan PHBS dengan cuci
Maret 2020
tangan 6 langkah
Warga

5. Pemantauan jentik nyamuk Setiap Mahasiswa


minggu Kader

36
F. Implementasi Keperawatan

No Hari/Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Evaluasi Formatif


1 Jumat, 6 11.00 WIB Melakukan Evaluasi Struktur :
Maret 2020 pemeriksaan tekanan - Pemeriksaan dilakukan oleh
darah mahasiswa praktikan yang bertempat
di posko kesehatan
- Kegiatan dilakukan setiap hari
Evaluasi Proses :
- Pengecekan tekanan darah
menggunakan sphygnomanometer dan
stetoskop
- Warga yang melakukan pemeriksaan
sebelumnya didata dan dicek berat
badan
- Setelah dilakukan pemeriksaan
kemudian diberikan pendidikan
kesehatan.
Evaluasi Hasil :
- Masyarakat sangat antusias dan

37
mendatangi posko kesehatan untuk
pengecekan tekanan darah
- Tekanan darah pasien 140/90 mmHg
- Dilakukan pengukuran berat badan,
dan pendidikan kesehatan hipertensi
2 Minggu, 8 09.00 WIB Pemantauan jentik Evaluasi Struktur :
Maret 2020 nyamuk - Pemeriksaan dilakukan bersama
dengan ibu kader PKK dan mahasiswa
- Pemeriksaan ditujukan bagi seluruh
rumah warga RT 04
- Mahasiswa menyiapkan senter dan
ceklist pemeriksaan
Evaluasi Proses :
- Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB
- Kelompok dibagi menjadi 3 tim untuk
melakukan pengecekan rumah di 3
wilayah pembagian. Masing-masing
tim ditemani oleh ibu kader PKK
Evaluasi Hasil :
- Ditemukan 8 rumah terdapat jentik

38
nyamuk
- Warga dihimabau untuk
memperhatikan kebersihan
lingkungan
- Warga diberikan ceklist pemeriksaan
jentik yang ditempelkan pada depan
rumah

39
G. Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1 Manajemen kesehatan tidak S : warga X mengatakan jika tidak tahu tentang penyakit hipertensinya
efektif dan mengeluh kepala pening, dan belum mengerti senam hipertensi
O : TD 150/90 mmHg, saat ditanya riwayat darah tinggi pasien tidak
mampu menjawab
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2 Pemeliharaan kesehatan S : warga X mengatakan jika belum mampu memilah sampahnya dan
tidak efektif mengatakan jika dirumahnya banyak nyamuk
O : terdapat jentik nyamuk di genangan air, di kamar mandi, dan
wadah penyimpanan air
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

40
H. Rencana Tindak Lanjut

Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Tanggung


Kesehatan jawab
Manajemen Untuk meningkatkan 1. Cek kesehatan Warga 17 Maret Posko Mahasiswa
kesehatan tidak kesadaran 2. Pendidikan 2020 kesehatan Warga
efektif masyarakat akan kesehatan
kesehatan mengenai 3. Senam
pencegahan dan hipertensi
penanganan penyakit
Pemeliharaan Untuk meningkatkan 1. Pendidikan Warga 23 Maret RT Mahasiswa
kesehatan tidak kesadaran kesehatan 2020 04/RW Warga
efektif masyarakat dalam 2. Pemeriksaan 02
menerapkan pola jentik nyamuk
hidup bersih dan 3. Penanaman
sehat TOGA
4. Kerja bakti

41
I. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan pengkajian pada masyarakat Desa Debegan
RT 04/RW 02 Kelurahan Mojosongo, Jebres terdapat beberapa masalah
lingkungan yang memunculkan diagnose keperawatan manajemen kesehatan
tidak efektif (D.0116) dan pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117).
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah dilakukan kegiatan musyawarah
desa 2 (MW 2) yang melibatkan warga dan tokoh masyarakat. Pada
musyawarah desa 2 menghasilkan prioritas masalah pertama yaitu manajemen
kesehatan tidak efektif dan yang kedua pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Pada diagnose manajemen kesehatan tidak efektif kami melakukan intervesi
pemberian pendidikan kesehatan, mengadakan senam hipertensi, dan
pengecekan kesehatan. Untuk diagnose pemeliharaan kesehatan tidak efektif
kami menyetujui untuk melakukan kerja bakti, pendidikan kesehatan, dan
penanaman tanaman obat keluarga (TOGA).

J. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi
dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan.
2. Bagi Pemerintah
Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat Desa
Debegan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang
diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan

42
karena berdasarkan survey yang dilakukan banyak pernyataan dari
masyarakat yang mengeluh dalam pelayanan tenaga kesehatan yang ada di
puskesmas.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat RT 04 RW 02 Desa
Debegan.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam
penerapanya pada proses pendidikan.

43

Anda mungkin juga menyukai