Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Komplementer pada Gawat Darurat Bencana


Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan
yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya
promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi
suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan,
diperoleh melalui Pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan
dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik
tapi belum diterima dalamkedokteran konvensional [ CITATION Rez19 \l 1033
].
Pengobatan komplementer juga dapat digunakan dalam penangan
kasus-kasus kegawatdaruratan di lapangan, baik rumah sakit maupun saat
menangani kasus bencana alam. Sebagai tenaga kesehatan, perawat
mempunyai peranan pentingdalam Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan
Terpadu (SPGDT), baik padafase pre disaster, disaster ataupun pasca
disaster. Maka, melalui body of knowledge-nya yakni dalam hal keperawatan
komplementer, perawat akan melakukan intervensi berupa keperawatan
komplementer [ CITATION Rak15 \l 1033 ].

2. Tujuan Komplementer pada Gawat Darurat Bencana


Alasan yang paling umum oarang menggunakan terapi komplementer
adalah untuuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Terapi
komplementer bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit,menghindari efek samping, gejala-gejala dan mengontrol
serta menyembuhkan penyakit. Adapun upaya pencegahan dan
penanganan penyakit kegawat daruratan dalam keperawatan komplementer
beserta contohnya adalah sebagai berikut [ CITATION Rez19 \l 1033 ] :
a. Upaya Promotif
Secara umum, upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan
Kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan4
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
Dalam hal ini upaya promotif yang dilakukan pada
kegawatdaruratan keperawatan komplementer khususnya pada
penyakit hipertensi adalah pemberian Health Education agar
mampu menjaga kesehatannya dengan mandiri pada klien dan
keluarga yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit
b. Upaya Preventif
Secara umum, upaya preventif ditujukan untuk mencegah
terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui.
Upaya preventif yang dilakukan pada kegawatdaruratan
keperawatan komplementer khususnya pada penyakit hipertensi
adalah melakukan pengecekan tekanan darah secara berkala di
pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun tempat praktik
perawat/bidan, menjaga asupan makanan terutama kolesterol(Makanan
berlemak/berminyak) dan garam, olahraga teratur, dan menjaga berat
badan.
c. Upaya Kuratif
Secara umum, upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan
mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah,
ibubersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
Upaya kuratif yang dilakukan pada kegawatdaruratan
keperawatankomplementer khususnya pada penyakit hipertensi adalah
dengan pemberian asupan seledri, melon, daun salam, belimbing buluh,
ataupun timun yang dapatdimakan langsung atau diolah menjadi jus.
Kemudian penyakit hipertensi jugadapat ditangani dengan bekam dan
akupresure.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagipenderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya Kusta, TBC,cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik
sepertipenderita Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita
penyakittertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
3) Upaya rehabilitatif yang dilakukan pada kegawatdaruratan
keperawatan komplementer khususnya pada penyakit stroke adalah
dengan dilakukannya massage atau pemijatan, latihan ROM aktif
maupun pasif pada fase pemulihan stroke untuk melemaskan oto-
otot yang kaku.
e. Upaya Resosiliatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga
dankelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya
adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatupenyakit, misalnya penyakit kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
(WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapatmenerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal initentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-
batasanyang jelas dan dapat dimengerti.
Menurut Purwanto (2013) tujuan terapi komplementer secara
umum adalah :
1) Memperbaiki fungsi dan sistem kerja organ-organ tubuh secara
menyeluruh
2) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit
3) Menstimulasi dan mengaktifkan mekanisme penyembuhan alam
tubuh
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari
sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh
agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit,
karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta
perawatan yang tepat.
3. Teknik-Teknik Komplementer pada Gawat Darurat Bencana
4. Evidence Based Practice (EBP)
Populasi &
No Topik Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
Sampel
1. Prenatal Yoga Vistra 2020 Metode Ibu hamil Setelah Hasil ini menunjukkan bahwa
dalam Veftisia, pelaksanaan Trimester II dilakukan ada pengaruhyang signifikan dari
Mengurangi Annisa, Pelaksanakan dan III intervensi terapi kompres dingin terhadap
Tingkat Aprillia kegiatan yaitu sebanyak 15 sebanyak dua nyeri post operasi pada pasien
Kecemasan dan Rahmasanti, dengan orang y kali untuk setiap fraktur ORIF.Perawat disarankan
Stress Asfarina melakukan ibu hamil terjadi untuk menerapkan terapi
Dimasa Pandemi Puspanagar, Promosi perubahan besar kompres dingin sebagai salah
Covid-19 Dionisia Kesehatan pada tingkat satu intervensi untukmengurangi
Mayola, Puji melalui kecemasan untuk nyeri pasca operasi pada pasien
Sawiti tontonan video kelompok fraktur ORIF. Nyeri pasca
dan poster intervensi terjadi pembedahan ORIF disebabkan
tentang perbedaan oleh tindakan invasif bedah yang
Pentingnya penurunan skor dilakukan. Walaupun fragmen
Yoga Prenatal rerata yang tulang telah direduksi, tetapi
bagi Ibu signifikan manipulasi seperti pemasangan
Hamil (p=0,000) screw dan plate menembus
Trimester II sedangkan tulang akan menimbulkan nyeri
dan III dalam untuk kelompok hebat. Nyeri tersebut bersifat
mengurangi kontrol akut yang berlangsung selama
tingkat perbedaan skor berjam-jam hingga berhari-hari.
kecemasan rerata tidak Hal inidisebabkan oleh
dan stress dan signifikan berlangsungnya faseinflamasi
Gerakan Yoga (p=0,162). Hasil yang disertai dengan edema
untuk Ibu analisis dengan jaringan atau sindrom
Hamil Mann Whitney U kompartemen. Oleh karena itu
Trimester II Test menunjukkan perlu penanganan untuk
dan III dengan hasil yang mengatasi nyeri tersebut dengan
metode diskusi signifikan terapi kompres dingin.
melalui Focus (p=0,000) antara
Grup kelompok
Discussion intervensi dan
(FGD) kelompok kontrol
pada akhir
penelitian. Hal ini
menunjukkan
bahwa senam yoga
pada fase
prenatal
berpengaruh
terhadap
turunnya rasa
cemas ibu hamil.
2. Pelatihan Shofiyanti 2019 Teknik 10 mahasiswa Berdasarkan hasil Terdapat pengaruh SEFT
Resiliensi Nur Zuama, I Experiential yang pelaksanaan terhadap trauma healing bagi
Berbasis Seft Putu Suwika, Learning dilibatkan kegiatan pelatihan mahasiswa program studi PG
(Spiritual Nurhayati, dan pembahasan PAUD yang terdampak bencana
Emotional Fitriana yang alam
Freedom telah diuraikan
Technique) sebelumnya, dapat
Healing Bagi disimpulkan
Mahasiswa bahwa “Pelatihan
Program Studi Pg Resiliensi
Paud Yang Berbasis SEFT
Terdampak (Spiritual
Bencana Alam Emotional
Freedom
Technique)
Healing bagi
Mahasiswa
Program Studi PG
PAUD
yang Terdampak
Bencana Alam”,
dapat memulihkan
diri, baik secara
fisik, psikis,
maupun spiritual.
Para peserta
menjadi
tercerahkan dari
wajah, badan
hingga perasaan
hati yang lebih
lega dan
tenang.
3. Konseling Jelita Hakim, 2018 Metode - Teknik relaksasi Pasca terjadinya gempa banyak
Individu Teknik Elifa penelitian dengan hal yang akan dirasakan oleh
Relaksasi Untuk Hidayatul yanng menggunakan masyarakat,
Menurunkan Hikmah, digunakan metode sufi dampak yang ditimbulkan Salah
Kecemasan Pasca Desiana dalam healing satunya adalah dampak secara
Bencana Dengan Barohtun penelitian ini Merupakan psikologis seperti
Metode Sufi Nikmah adalah studi strategi konseling perasaan was-was, cemas,
Healing kepustakaan. untuk mengurangi, trauma, depresi dan
menurunkan, psikososiomatis. Sebagian besar
mengatasi korban bencana mengalami
Kecemasan dan kondisi mental seperti perasaan
ketegangan, serta cemas. Upaya yang
ketakutan pasca dapat dilakukan untuk
bencana dengan mengurangi kecemasan
menggunakan masyarakat, baik orang tua
Alunan irama maupun anak-anak ialah melalui
musik yang proses konseling individu teknik
bertemakan religi, relaksasi
seperti bacaan ayat dengan metode sufi healing
suci al qur’an,
Alunan dzikir jahr,
serta suara azan.
4. Pengembangan Reza Edwin 2019 Penelitian ini Pengumpulan Berdasarkan Berdasarkan hasil
Model Permainan Sulistyaning menggunakan data penilaian dari ahli penelitian dan pengembangan
Tradisional Untuk yas jenis menggunakan materi dan yang
Trauma Healing penelitian wawancara media diperoleh dilaksanakan dapat disimpulkan
hasil untuk
Pasca Bencana pengembanga dilakukan pada bahwa
kelayakan media
Pada Anak Usia n (research 1 staff BPBD model permainan tradisonal
diperoleh skor rata-
Dini and (Badan rata 3.09 (baik) dan dikembangkan untuk penanganan
development) Penanggulanga kelayakan materi trauma
n Bencana diperoleh skor 3.9 pasca bencana pada anak usia
Daerah) dan 10 (sangat baik). dini.
guru TK
DAPUS
Hakim, J., Hikmah, E. H., & Nikmah, D. B. (2018). Konseling Individu Teknik Relaksasi
Untuk Menurunkan Kecemasan Pasca Bencana Dengan Metode Sufi Healing.
Proceeding The 1st International Conference On Islamic Guidance And Counseling,
173-179.
Rakhmawati, R., Putra, K. R., Perdana, F. B., & Hardiyanto. (2015). Metode Keperawatan
Komplementer Hipnoterapi Untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat
Sedang Pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan. Jurnal
Keperawatan, 178-184.
Rezpector, D. (2019). Pencegahan Dan Penanganan Kegawatdaruratan Dengan Terapi
Komplementer.
Sulistyaningtyas, R. E. (2019). Pengembangan Model Permainan Tradisional Untuk Trauma
Healing Pasca Bencana Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
135-141.
Veftisia, V., Rahmasanti, A., Puspanagar, A., Mayola, D., & Sawiti, P. (2020). Prenatal Yoga
Dalam Mengurangi Tingkat Kecemasan Dan Stress Dimasa Pandemi Covid-19.
Article History, 112-120.
Zuama, S. N., Suwika, I., Nurhayati, & Fitriana. (2020). Pelatihan Resiliensi Berbasis Seft
(Spiritual Emotional Freedom Technique) Healing Bagi Mahasiswa Program Studi Pg
Paud Yang Terdampak Bencana Alam. Jurnal Salam Sehat Masyarakat (Jssm), 47-53.

Anda mungkin juga menyukai