Anda di halaman 1dari 4

Ulasan

Dari Jalan Kerajaan Menjadi Jalan Pertokoan Kolonial:


Malioboro 1756-1941

diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan


Ujian Tengah Semester (UTS)

Oleh :
Nama : Siti Lilin Hardiyanti Rukmana
Nim : 210210302005
Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
Judul Dari Jalan Kerajaan Menjadi
Jalan Pertokoan Kolonial:
Malioboro 1756-1941
Jurnal Lembaran Sejarah
Volume & Halaman Vol. 14 No. 2/ Hal: 23
Tahun Oktober 2018
Penulis Siti Mahmudah Nur Fauziah
Tanggal 10 Oktober 2022

Abstrak Didalam abstrak dijelaskan secara garis besar


uraian mengenai perkembangan Malioboro
dari masa kerajaan hingga menjadi jalan
pertokoan yang modern. Abstrak yang
disajikan penulis jurnal juga menyertakan
data relevan dan metode yang digunakan
dalam mengumpulkan sumber terkait
pembahasan, mulai dari metode pemilihan
topik, pengumpulan sumber, verifikasi, dan
interpretasi.
Pengantar Paragraf pertama dipertegas dengan adanya
kutipan.
Paragraf kedua menjelaskan secara garis
besar mengenai Malioboro. Dijelaskan
bahwa Malioboro merupakan pertokoan
kolonial yang paling terkenal pada masa
kolonial. Didalam paragraf kedua ini juga
penulis juga menjabarkan mengenai lokasi
dan tempat-tempat yang ada disekitar
Malioboro.
Pembahasan Didalam pembahasan ini terbagi menjadi
beberapa sub pembahasan yaitu:

Topinimi Maliboro
Isi dalam kalimat ini ialah tentang asal-usul
dari penamaan Malioboro. Banyak sekali
persepsi yang didapat. Penulis juga
menyertakan kutipan dari beberapa referensi
terkait.

Malioboro dalam Tata Kota Kasultanan


Ngayogyakarta Hadiningrat
Secara garis besar dijelaskan bahwa setelah
terjadinya Perjanjian Gianti, Sultan
Hamengkubuwono I mendirikan sebuah
Keraton yang dikenal dengan nama Keraton
Ngyogyakarta Hadiningrat dan Malioboro
dikatakan sudah ada bersamaan dengan
didirikannya keraton tersebut. Dalam
pembahasan ini penulis artikel/jurnal banyak
sekali menggunakan sumber referensi
sebagai penguat isi materi pembahasan.

Malioboro: Dari Jalan Kerajaan menjadi


Jalan Pertokoan Kolonial
Malioboro telah menjadi bagian integral dari
tata ruang ibukota pada masa itu dan terdapat
dua elemen yang berpengaruh yaitu
Kepatihan yang digunakan sebagai pusat
pemerintahan, serta Pasar Gedhe sebagai
pusat perekonomian. Didalam sub bab ini
juga dijelaskan bahwa sebelum adanya
Malioboro ternyata sudah ada fasilitas-
fasilitas kolonial contohnya seperti Benteng
Vredeburg, Kediaman Residen. Jalanan
Malioboro yang mulanya sepi lambat laun
berubah menjadi tempat yang ramai menarik
perhatian orang-orang. Sehingga pada abad
20 Malioboro dijuluki sebagai kota transit.
Dikatakan kota transit karena letaknya yang
strategis yang mampu menghubungkan 3
jalur di Jawa (Semarang, Surabaya, Jakarta).
Meningkatnya jumlah penduduk yang
datang, kemudian memutuskan untuk
menetap dan membuka warung-warung atau
toko di Malioboro. Perdagangan di
Malioboro ini dikuasi oleh dua pedagang,
yang pertama dari Eropa dan yang kedua dari
Cina.
Kesimpulan Malioboro yang awalnya hanya sebagai
sebuah rajamarga lambat laun beralih fungsi
menjadi pertokoan modern seiring
berjalannya waktu. Malioboro ini ternyata
tidak hanya terkenal pada masa kolonial saja,
namun masih cukup tersohor sampai saat ini
Kelebihan Menurut saya kelebihan dari artikel ini antara
lain:
• Penulis banyak menggunakan
sumber referensi yang relevan
sebagai pendukung
• Penulis menyertakan gambar dan
beberapa data/tabel dengan sangat
jelas
• Penulis memberikan sitasi pada
setiap referensi yang diambil
• Bahasa yang digunakan penulis
mudah dipahami
Kekurangan • Mungkin ada beberapa tulisan yang
kurang rapi, contoh nama tempat
yang menggunakan bahasa asing
tidak di italic
• Format penulisan dan penempatan
gambar kurang rapi

Anda mungkin juga menyukai