Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS JURNAL

INSTRUMEN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DENGAN CVA


STROKE SPECIFIC QUALITY OF LIFE (SSQOL)
KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

Dosen Pengampu :
Isni Lailatul Maghfiroh S.Kep.Ns.M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 5 Kelas 5A Keperawatan
1. Aulia Meyda Kusladi (2102013182)
2. Dewi Nihayatul Auliya (2102013172)
3. Elenti Fiana Agustin (2102013160)
4. Dwiky Andreansyah (2102013157)
5. Fera Fernanda (2102013143)
6. Maliki Akbar Mahendra (2102013183)
7. Melani Adinda P.A (2102013158)
8. Yoseviona Ellena I.A (2102013167)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5
2.1 Isi Instrumen Kualitas hidup Stroke Specific Quality Of Life Scale (SSQOL). ............ 5
2.1.2 Kuesioner Stroke Specific Quality Of Life Scale (SSQOL) ....................................... 6
2.2. Cara Penilaian Instrumental ........................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologis akut yang disebabkan


oleh gangguan peredaran darah yang terjadi secara mendadak dalam beberapa detik
atau jam (Tatali dkk, 2018).
Menurut Katan & Luft (2018), saat ini stroke adalah penyebab utama kedua
kematian di seluruh dunia, penyakit jantung iskemik dan stroke bersama-sama
menyumbang 15,2 juta kematian pada tahun 2015. Saat ini stroke iskemik menempati
jumlah tertinggi dalam kasus stroke, dimana banyak dari kasus kematian stroke dalam
proporsi global dan dengan kematian setelah kecacatan didapat dari stroke hemoragik
dan kasus tersebut paling banyak terdapat di negara berkembang dengan angka
kematian sekitar 80% dengan stroke hemoragik (Katan & Luft, 2018).
Dari data tersebut menunjukkan bahwa semua jenis stroke menjadi masalah
kesehatan utama terutama di negara berkembang yang menyebabkan beban bagi
negara tersebut. Riskesdas (2018) menyatakan prevalensi stroke di Indonesia cukup
tinggi yaitu sekitar 10,9% dari kategori penyakit non infeksi. Secara regional,
prosentase tersebut menunjukkan bahwa di wilayah Jawa Timur angka kejadian stroke
berdasarkan diagnosis dokter termasuk yang tertinggi yaitu sebesar 12,4%, menurut
karakter usia dari yang tertinggi yaitu di dari usia 75 tahun ke atas sebesar 50,2%,
kedua di rentang usia 65-74 sebesar 45,3 %, selanjutnya tertinggi ketiga di usia 55-64
sebesar 32,4 % (Balitbangkes, 2018).
Data diatas menunjukkan bahwa Jawa timur memiliki penderita stroke yang
cukup tinggi dengan rentang usia yang produktif hingga non-produktif. Pasien pasca
stroke akan mengalami gangguan yang bervariasi, tergantung pada bagian otak yang
terkena. Pasien pasca stroke akan mengalami kelumpuhan separuh badan, aphasia,
facial drop, lengan dan kaki yang lemah, gangguan koordinasi tubuh, perubahan
mental, gangguan emosional, gangguan komunikasi dan kehilangan indera rasa.
Akibat perubahan inilah akan berdampak negatif terhadap kualitas hidup pasien
karena dapat mengganggu aktifitas kehidupan sehari- hari(Wardhani & Martini,
2015).

3
Pengukuran kualitas hidup dilakukan untuk mengevaluasi intervensi yang
dilakukan pada pasien. Dalam pengukuran kualitas hidup pasien stroke kita dapat
menggunakan pilihan instrumen diantaranya:
1. HSQuale
2. SSQOL
3. European Quality of Life (EuroQol)
4. LSA
5. WHQOL
Stroke Specific Quality Of Life (SSQOL) Scale merupakan instrument yang
mudah digunakan dan cepat. Untuk mengisi instrument ini diperlukan waktu 10-15
menit dengan wawancara, baik langsung maupun melalui telpon. Namun instrument
ini memiliki kekurangan yakni kompleksitas (Russell et al, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Isi Instrumen Kualitas hidup Stroke Specific Quality Of Life Scale
(SSQOL)?.
2. Bagaimana cara penilaian Instrumen kualitas hidup Stroke Specific Quality Of
Life Scale (SSQOL). ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Bagaimana Isi Instrumen Kualitas hidup Stroke Specific


Quality Of Life Scale (SSQOL)?
2. Untuk mengetahui cara penilaian Instrumen kualitas hidup Stroke Specific Quality
Of Life Scale (SSQOL).

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Isi Instrumen Kualitas hidup Stroke Specific Quality Of Life Scale (SSQOL).

Penilaian kualitas hidup penderita paska stroke dapat dikerjakan dengan


berbagai instrument. Salah satu instrument yang dipakai diberbagai negara dan sudah
tervalidasi adalah Stroke Specific Quality Of Life Scale (SSQOL). Instrument ini
merupakan alat ukur terbaru untuk mengukur kualitas hidup penderita paska stroke.
Wawancara dengan penderita stroke terdiri dari 49 items dan 12 domain Alat ukur ini
sahih dan sensitive SSQOL menilai 4 dimensi yakni dimensi fisik, fungsional,
psikologis dan kesehatan sosial
2.1.1 Domain Instrumen Kualitas Hidup (SSQOL)
Dalam definisi kualitas hidup yang dibuat oleh SSQOL Group (dalam
Octaviyanti 2013, hh.21-22) terdapat domain-domain yang merupakan bagian
penting untuk mengetahui kualitas hidup individu.
Menurut Russell et al, 2011 dalam kuesioner SSQOL terdapat 12 domain
yaitu :
1. Mobilitas
Kemampuan mobilisasi sangat berperan penting dalam melakukan
aktivitas seharihari seperti berjalan untuk melakukan aktivitas didalam
maupun diluar rumah.
2. Energi
menggambarkan adanya fatigue yang dapat terjadi pada pasien paska
stroke.
3. fungsi ekstremitas atas
menggambarkan kemampuan penderita menjalani aktivitas sehari-hari
yang menggunakan tangan untuk menunjang kemampuan merawat diri.
4. kerja atau produktivitas
menggambarkan kemampuan penderita dalam melakukan pekerjaan
setelah mengalami stroke.
5. Mood
menggambarkan secara umum apakah pasien paska stroke mengalami
depresi dengan keadaannya.

5
6. peran sosial
menggambarkan peranan manusia dalam berhubungan dengan manusia
lain sebagai makhluk sosial dan melakukan kegiatan diluar rumah.
7. peran keluarga
menggambarkan peranan hidup penderita dalam kehidupan sehari-hari
paska mengalami stroke.
8. Penglihatan
menggambarkan kemampuan mata dalam menunjang aktivitas baik
didalam maupun diluar rumah.
9. Bahasa
Kemampuan komunikasi paska stroke sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari misalnya untuk berkomunikasi dengan keluarga,
melakukan aktifitas yang terkait pekerjaan dengan menggunakan telepon.
10. Berfikir
menggambarkan kemampuan kognitif pada pasien paska stroke.
11. Personal kepribadian
Kepribadian menjadi penilaian yang penting dalam kualitas hidup pasien
paska stroke.
12. perawatan diri
Kemampuan merawat diri pribadi menunjukkan kemampuan penderita
paska stroke dalam melakukan aktivitas pribadi secara mandiri seperti
mandi, makan, memakai baju.
2.1.2 Kuesioner Stroke Specific Quality Of Life Scale (SSQOL)

Penilaian: setiap item harus dinilai dengan kunci berikut


Sangat membantu - Tidak bisa melakukannya sama sekali - Sangat setuju 1
Banyak bantuan - Banyak masalah - Cukup setuju 2
Beberapa bantuan - Beberapa masalah - Tidak setuju atau tidak setuju 3
Sedikit membantu - Sedikit kesulitan - Agak tidak setuju 4
Tidak perlu bantuan - Tidak ada masalah sama sekali - Sangat tidak setuju 5

6
Energi
1. Saya merasa lelah hampir sepanjang waktu.
2. Saya harus berhenti dan beristirahat di siang hari.
3. Saya terlalu lelah untuk melakukan apa yang ingin saya lakukan.
Peran Keluarga
1. Saya tidak mengikuti kegiatan hanya untuk bersenang-senang dengan keluarga.
2. Saya merasa menjadi beban bagi keluarga saya.
3. Kondisi fisik saya mengganggu kehidupan pribadi saya.
Bahasa
1. Apakah Anda mengalami kesulitan berbicara? Misalnya, tersendat-sendat, gagap,
terbat bata, atau kata kata Anda terbata-bata?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan berbicara dengan cukup jelas untuk
menggunakan telepon?
3. Apakah orang lain mengalami kesulitan dalam memahami apa yang Anda katakan?
4. Apakah Anda kesulitan menemukan kata yang ingin Anda ucapkan?
5. Apakah Anda harus mengulang-ulang agar orang lain dapat memahami Anda?
Mobilitas
1. Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan? (Jika pasien tidak dapat berjalan,
lanjutkan kepertanyaan 4 dan beri nilai 1 untuk pertanyaan 2-3.)
2. Apakah Anda kehilangan keseimbangan ketika membungkuk atau meraih sesuatu?
3. Apakah Anda mengalami kesulitan menaiki tangga?
4. Apakah Anda harus berhenti dan beristirahat lebih banyak daripada yang Anda
inginkan saat berjalan menggunakan kursi roda?
5. Apakah Anda mengalami kesulitan saat berdiri?
6. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk bangun dari kursi?
Mood
1. Saya sempat berkecil hati tentang masa depan saya.
2. Saya tidak tertarik dengan orang atau aktivitas lain.
3. Saya merasa menarik diri dari orang lain.
4. Saya tidak terlalu percaya diri.
5. Saya tidak tertarik dengan makanan.
Kepribadian
1. Saya mudah tersinggung.
2. Saya dirawat inap bersama orang lain
3. Kepribadian saya telah berubah
Perawatan Diri
1. Apakah Anda membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makanan?
2. Apakah Anda membutuhkan bantuan untuk makan? Misalnya, memotong
makanan atau menyiapkan makanan?
3. Apakah Anda membutuhkan bantuan untuk berpakaian? Misalnya, mengenakan
kaus kaki atausepatu, mengancingkan kancing, atau ritsleting?
4. Apakah Anda membutuhkan bantuan untuk mandi atau berendam?
5. Apakah Anda membutuhkan bantuan untuk menggunakan toilet?
Peran Sosial
1. Saya tidak keluar rumah sesering yang saya inginkan.

7
2. Saya melakukan hobi dan rekreasi dalam waktu yang lebih singkat dari yang saya
inginkan.
3. Saya tidak bertemu dengan teman-teman saya sebanyak yang saya inginkan.
4. Saya berhubungan seks lebih jarang daripada yang saya inginkan.
5. Kondisi fisik saya mengganggu kehidupan sosial saya.
Berpikir
1. Sulit bagi saya untuk berkonsentrasi.
2. Saya mengalami kesulitan mengingat banyak hal.
3. Saya harus menuliskannya untuk mengingatnya.
Fungsi Ekstremitas Atas
1. Apakah Anda mengalami kesulitan menulis atau mengetik?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan mengenakan kaus kaki?
3. Apakah Anda mengalami kesulitan mengancingkan kancing?
4. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memasang ritsleting?
5. Apakah Anda kesulitan membuka stoples?
Visi
1. Apakah Anda mengalami kesulitan melihat televisi dengan cukup baik untuk
menikmati acara?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan menjangkau sesuatu karena penglihatan yang
buruk?
3. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk melihat sesuatu dari satu sisi?
Pekerjaan/Produktivitas
1. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari di
sekitar rumah?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah
Anda mulai?
3. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang biasa Anda
lakukan?
TOTAL SKOR
2.2. Cara Penilaian Instrumental

Item diberi nilai 5 poinSkala Likert . Ada 3 set respons yang berbeda (lihat tabel di bawah).
Pasien harus merespons setiap item menggunakan rangkaian respons yang sesuai seperti yang
ditunjukkan pada skala (Williams et al. 1999a)
Bantuan Total Banyak Bantuan Beberapa bantuan Sedikit Bantuan Tidak diperlukan
bantuan
Tidak bisa melakukan Banyak masalah Beberapa masalah Sedikit kesulitan Tidak ada masalah
sama sekali sama sekali
Sangat setuju Cukup setuju Tidak setuju dan Cukup tidak Sangan tidak
tidak setuju setuju setuju

Skor yang lebih tinggi menunjukkan fungsi yang lebih baik. SS-QOL menghasilkan skor
domain dan skor ringkasan SS-QOL secara keseluruhan. Skor domain adalah rata-rata tidak
tertimbang dari item-item terkait sedangkan skor ringkasan adalah rata-rata tidak tertimbang
dari seluruh dua belas skor domain (Williams dkk. 1999b).

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan utama di Indonesia. Kualitas


hidup penderita paska stroke jarang diperhatikan, Faktor utama penyebab kualitas
yang buruk pada penderita paska stroke adalah faktor emosional. Peranan
keluarga dalam merawat pasien paska stroke sangatlah penting. SSQOL (Stroke
Specific Quality of Life) yakni sebuah kuesioner yang digunakan untuk mengukur
kualitas hiduppenderita paska stroke. Kuesioner ini menggunakan 12 domain Alat
ukur ini sahih dan sensitive.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mudaliar MR, Yiragamreddy SR, Tejashwani PP, Umapathi S, Sake N, Sharma S. 2018.
Quality of Life in Stroke Patients using SSQOL scale and Bartel Index. Indian
Journal of Pharmacy Practice 11: 44-50.
Yuliana T, Tammasse J, Bintang AK. 2018. Efek repetitive transcranial magnetic
stimulation pada perbaikan depresi paska stroke iskemik. JST Kesehatan 8(2):
197-205
Stroke Association. Communication Problem After Stroke. 2012. www.stroke.org.uk [10
September 2018]

10

Anda mungkin juga menyukai