Dosen Pembimbing :
Cucuk Rahmadi P.,S.Kep.,M.Kes
NIP. 196802151992031011
Disusun Oleh :
Dhiva Damayanti
NIM 152111913153
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................................... 5
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 5
1
IDENTIFIKASI MASALAH
Faktor kemandirian
lansia
Lansia Kemampuan
melakukan ADL
Usia
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
muskuloskeletal terjadi penurunan massa otot dan densitas tulang yang mengakibatkan
terjadinya osteoporosis,pada tulang yang keropos dan rapuh akan beresiko mengalami
fraktur (Dewi, 2014). Hal ini dapat menyebabkan terganggunya ADL lansia yang
mengalami penurunan fungsi organ akan memiliki dampak pada tingkat kemandirian
dalam melakukan ADL dan dimulai dari dampak paling ringan yaitu jika lansia tirah
baring total, pasien lansia ini memiliki resiko tinggi terjadinya dekubitus. Penuaan juga
akan menyebabkan hilangnya elastisitas otot (Faridah,Sukarmin,& Murtini, 2019)
Adanya penurunan kemandirian lansia dapat merubah aturan sosial di tempat
lansia berada. Situasi seseorang dapat berubah yang membuatnya lebih mampu untuk
menjaga kemandirian. kemandirian dalam melakukan activity of daily living (ADL).
Apabila terdapat seorang penghuni yang tidak dapat melaksanakan peraturan sosial
yang telah disepakati bersama,maka kemungkinan besar penghuni tersebut akan
mengalami kesulitan dalam melaksanakan activity of daily living (ADL) sehingga akan
mengganggu aktivitas terhadap kemandiriannya (Fadhia,2012). Kegiatan yang bersifat
merangsang lansia untuk beraktivitas dengan melatih dan menguatkan otot–otot dengan
menggunakan metode permainan sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan
psikomotor (Yuliana, 2016). Pengaturan aktivitas terjadwal, pemberian motivasi dan
modifikasi lingkungan menjadi hal yang perlu disiapkan dalam membantu lansia
beradaptasi dengan penurunan kemandirian yang dialami.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa tinggi angka
tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL. Sehingga pertanyaan pada
penelitian ini adalah “Adakah pengaruh lansia dalam melakukan kemampuan activity
of daily living terhadap lansia ? “
1.3 Tujuan
4
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
lebih dengan masalah kesehatan (Depkes
RI,2003)
4. Lansia Potensial : Lansia yang mampu bisa bekerja dan
menghasilkan barang atau jasa (Depkes RI, 2003
5. Lansia tidak potensial: Lansia yang tidak bisa mencari nafkah,
sehingga menggantungkan hidupnya dengan
bantuan orang lain (Depkes RI,2003)
7
mempertahankan kestabilan lingkungan internal,usaha
yang berlebih dan stres yang akan berakibat sel-sel dalam
tubuh lelah terpakai.
b. Teori radikal bebas
Radikal dalam hal ini akan menyebabkan sel-sel tidak
akan mampu membentuk generasi baru atau regenerasi
sel. Radikal bebas biasanya ada di alam bebas.
ketidakstabilan radikal bebas (kelompok atom) akan
berakibat oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein.
c. Teori rantai silang
Teori ini mengatakan bahwa reaksi kimia sel-sel yang
sudah tua akan menyebabkan ikatan yang
kuat,khususnya pada jaringan kolagen. ikatan ini akan
mengakibatkan kurangnya elastisitas,kekacauan, dan
hilangnya fungsi sel.
2. Teori psikologi
Seiring bertambahnya usia proses penuaan akan terjadi secara
alamiah. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dikaitkan dengan
keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif.
Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi
persepsi,kemampuan kognitif,memori dan belajar pada usia lanjut
yang menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi.
Persepsi merupakan kemampuan interpretasi pada lingkungan.
Dengan adanya penurunan fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi
pula penurunan kemampuan untuk menerima,memproses, dan
merespons stimulasi sehingga terkadang akan muncul aksi/reaksi
yang berada dari stimulus yang ada. Kemampuan kognitif dapat
dikaitkan dengan penurunan fisiologis organ tubuh. Memori adalah
kemampuan daya ingat lansia terhadap suatu/peristiwa baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
8
3. Teori Sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan
yaitu teori interaksi sosial,teori penarikan diri,teori aktivitas,teori
kesinambungan,teori perkembangan dan teori stratifikasi usia.
a. Teori interaksi sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia
pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang
dihargai masyarakat. Mauss (1945), Homans (1961) dan
Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial
terjadi berdasarkan atas hukum peraturan barang dan
jasa.
Simmons (1945) mengemukakan bahwa
kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial
merupakan kunci untuk mempertahankan status
sosialnya atas dasar kemampuannya untuk melakukan
tukar menukar.
b. Teori penarikan diri
Menurut teori ini seseorang lansia dikatakan
mengalami proses penuaan yang berhasil apabila ia
menarik diri kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan
diri pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri
dalam menghadapi kematiannya.
9
1. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Menurut ( Lupa, A. M., Hariyanto,T & Ardyani, 2017) Perubahan pada
sistem muskuloskeletal mengakibatkan pula perubahan fungsional otot, yaitu
penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot serta
kecepatan dan waktu reaksi lansia. Perlambatan reaksi menyebabkan seorang
lansia susah atau terlambat mengantisipasi jika terjadi gangguan
terpeleset,tersandung yang akibatnya dapat menyebabkan resiko jatuh
(Handoyo, 2018)
2. Perubahan Sistem Saraf
Proses penuaan seringkali dikaitkan dengan berbagai gangguan
neurologis,karena kapasitas otak untuk mentransmisikan frekuensi dan
komunikasi antar saraf berkurang. Kehilangan fungsi tak merupakan ketakutan
terbesar kalangan lansia yang mencakup hilangnya ingatan akibat demensia
(umumnya penyakit alzheimer)
Perubahan sistem neurologis pada lansia mengakibatkan perubahan
kognitif,penurunan waktu reaksi, kinetik dan gangguan tidur serta masalah
keseimbangan (Alviah,S., & Imania, 2017).
3. Perubahan Sistem Indera
Perubahan pada sistem indera dimulai dari penglihatan yang mengalami
penurunan fokus serta toleransi silau, indera pendengaran yang mulai berkurang
kepekaannya, indera perasa yang mengalami penurunan terhadap deteksi
ketajaman rasa. indera penciuman mengalami penurunan fungsi dalam
mendeteksi bau. Indera peraba juga akan menurun kepekaannya menyebabkan
berkurangnya sirkulasi darah untuk menyentuh reseptor. Penurunan indera
peraba dapat mempengaruhi keterampilan motorik sederhana, kekuatan
genggaman tangan serta keseimbangan (Shilpa Amarya, Kalyani Sigh,2018).
4. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia yaitu katup jantung
akan menebal dan menjadi kaku,massa jantung bertambah, ventrikel kiri
mengalami hipertrofi yang akan mengakibatkan terjadinya peregangan jantung
berkurang,kapasitas paru mengalami penurunan karena kurangnya oksigen
yang dihasilkan (Al. 2015).
10
5. Perubahan Sistem Pernapasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernapasan lansia akibat proses
penuaan yaitu perubahan jaringan ikat paru, adanya perubahan pada otot,
kartilago dan sendi di area thoraks yang mengakibatkan gerakan pernapasan
menjadi terganggu dan kemampuan peregangan thoraks menjadi berkurang (
Kholifah, 2016).
6. Perubahan Sistem Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi di sistem pencernaan lansia akibat proses
penuaan yaitu sensitivitas indera pengecap di lidah mengalami penurunan
fungsi terutama dalam mendeteksi rasa asin,pahit dan asam. Pada lambung,
akan terjadi penurunan kepekaan terhadap perasaan lapar, menurunnya tempat
penyimpanan makanan, dan bagian liver (hati) akan mengecil, serta
menurunnya proses sirkulasi darah (Kholifah,2016).
7. Perubahan Sistem Perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi penurunan yang signifikan. Banyak
yang mengalami penurunan fungsi seperti laju filtrasi,ekskresi, dan reabsorpsi
oleh ginjal. Otot-otot pada area kandung kemih (vesika urinaria menjadi lemah
mengakibatkan frekuensi buang air seni semakin tinggi (Kholifah,2016).
8. Perubahan Sistem Reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia wanita dapat diketahui dengan
menciutnya ovarium dan uterus, terjadinya atrofi pada payudara secara
berangsur-angsur, menurunnya selaput lendir vagina, sekresi menjadi
berkurang, dan terjadi perubahan warna. pada lansia laki-laki, testis mengalami
penurunan tetapi masih dapat memproduksi spermatozoa (Kholifah, 2016).
9. Perubahan Mental
Perubahan mental yang dialami lanjut usia diantaranya perubahan
kepribadian,memori serta perubahan intelegensi. Perubahan ini dapat terjadi
akibat efek beberapa hal yaitu adanya pertambahan usia, faktor dari perubahan
geografis, jenis kelamin,kepribadian,pengaruh dan dukungan sosial, serta
pekerjaan (Al Rasyid, I,.Syafrita, Y,. & Sastri ,2017).
11
2.2 Kemandirian Lansia
12
yang dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal (Kane dalam
Lueckenotte, 1996). Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas harus tetap
dipertahankan. Aktivitas yang tetap dipertahankan pada lansia akan membentuk
konsep diri positif (Challo, 1998).
13
menurun sering menyebabkan jatuh pada lansia. akibatnya akan berdampak
pada menurunnya aktivitas dalam kemandirian lansia
14
optimal Dengan terus beraktivitas dengan mandiri, konsep diri lansia akan
positul (Gallo, 1998).
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.2 Hipotesis
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Lerner, I.M. and Libby, W.J. (1976). Heredity, evolution and society (2nd ed.) Freeman, San
Francisco
Lueckenotte, (1996). Gerontologic nursing. St Louis Mosby Year Book
Orem, D. E., (2001). Nursing Concept of practice. (6th Ed.). St. Louis: Mosby Inc
Potter & perry. (2005). Fundamentals of nursing concept, process & practice.St. Louis:
Mosby-Year Book
Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006. Buku ajar keperawatan gerontik, ed 2.
Jakarta:EGC
WHO. 2012. WHO: Angka harapan hidup Indonesia meningkat. Mei 10. 2012.
http://www.rri.co.id
Lawton, H.P., and Brody, E. M. (1969) Assesment of older people: Self- maintaining and
instrumental activities of daily living. Gerontologist 9:179
Maryam, R., Siti. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika
Wallace, M., & Shelkey, M. (2008). Katz index of independence in activities of daily living.
Reprinted with permission of The Hartford Institute for Geriatric Nursing. College of
Nursing, New York University
Al Rasyid, I., Syafrita, Y., & Sastri, S. (2017). Hubungan Faktor Risiko dengan Fungsi
Kognitif pada Lanjut Usia Kecamatan Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang.
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), https://doi.org/https://doi.org/10.25077/jka.v6il.643
Alviah, S., & Imania, D. R. (2017) Perbedaan Pengaruh Latihan Jalan Tandem Dan Senam
Tai Chi Terhadap Peningkatan Keseimbangan Pada Lansia. Doctoral Dissertation,
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Depkes RI (2003) Pedoman Pembinaan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan Depkes RI
Al, C. et. (2015). Physical Activity in Elderly. European Journal of Translational Myology,
25(4), 249. https://doi.org/DOI:10.4081/ejtm.2015.5280
Lupa, A. M., Hariyanto, T. & Ardyani, V. M. (2017). Perbedaan Tingkat Keseimbangan
Tubuh Antara Lansia Laki-laki dan Perempuan. Nursing News, 2(1 Lupa, A. M.,
Hariyanto, T. & Ardyani, V. M. (2017). Perbedaan Tingkat Keseimbangan Tubuh
Antara Lansia Laki-laki dan Perempuan. Nursing News, 2(1), 454-461.), 454-461
Maryam, S.R., D. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba
Medika
Mardilah. (2017). Identifikasi Gangguan Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Panti
Sosisal Tresna Wherda Minaula Kendari. Politeknik Kesehatan Kendari,22
18
Priyoto. (2015). Nursing Intervention Classification Penerbit Salembs Medika
Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC
Shilpa Amarya, Kalyani Sigh, M. S. (2018). Ageing Process and Physiological
Changes. Gerontology.Medice https://doi.org/DOI 10.5772/INTECHOPEN.76249
Siti Maryam, R. dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika
Kholifah. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
19