Kelas 3B
Kelompok 3
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia sebagai individu sama halnya dengan klien yang digambarkan
oleh Orem yaitu suatu unit yang juga mengehendaki kemandirian dalam mempert
ahankan hidup, kesehatan dan kesejateraannya. Kemandirian pada lanjut usia terg
antung pada kemampuan status fungsionalnya dalam melakukan aktivitas sehari–
hari. Kemandirian merupakan sikap individu yang diperoleh secara komulatif dal
am perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dal
am menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berfiki
r dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidu
pnya untuk berkembang ke yang lebih mantap (Rohadi et al., 2016).
Menurut Marlita et al (2018) Semakin lanjut usia seseorang maka kemamp
uan fisiknya akan semakin menurun, sehingga dapat mengakibatkan kemunduran
pada peran-peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dal
am hal mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergantu
ngan yang memerlukan bantuan orang lain. Apabila ketergantungan tidak segera
diatasi, maka akan menimbulkan beberapa akibat seperti gangguan system tubuh,
yaitu penyakit menurunnya “Activity of Daily Living (ADL)” (Marlita et al., 201
8).
ADL (Activity daily living) adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin se
hari-hari dan merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL merupakan sa
lah satu alat ukur untuk menilai kapasitas fungsional seseorang dengan menanyak
an aktivitas kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui lanjut usia yang membutuh
kan pertolongan orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau
dapat melakukan secara mandiri. Menghasilkan informasi yang berguna untuk m
engetahui adanya kerapuhan pada lanjut usia yang membutuhkan perawatan. Sala
h satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui penilaian Activity Daily Living
melalui Indeks KATZ (Wulandari, 2014). Indeks Katz adalah suatu instrument pe
ngkajian dengan sistem penilaian yang didasarkan pada kemampuan seseorang u
ntuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan keman
dirian fungsional dapat mengidentifikasikan kemampuan dan keterbatasan klien s
ehingga memudahkan pemilihan intervensi yang tepat. (Munjiat, 2020)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengetahui kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui pengertian Activity Daily Living (ADL) pada lansia.
b. Dapat mengetahui macam-macam Activity Daily Living (ADL) pada lans
ia.
c. Dapat mengetahui kebutuhan biologis pada lansia.
d. Dapat mengetahui kebutuhan psikologis pada lansia.
e. Dapat mengetahui kebutuhan sosial pada lansia.
f. Dapat mengetahui kebutuhan spiritual pada lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Biologis
1. Pengertian Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis pada lansia merupakan kebutuhan jasmaniah atau
kebutuhan primer seperti makanan, tempat tinggal, pakaian dan kesehatan.
Setiap orang tentu akan memenuhi kebutuhan tersebut namun cara pemenu
han kebutuhan tersebut berbeda satu dengan yang lainnya bergantung deng
an kemampuan dan kebutuhan masing-masing. Akan tetapi kebutuhan yan
g sangat dibutuhkan bagi lansia yaitu seperti kebutuhan makanan karena m
akanan sangat penting bagi kehidupan manusia karena dari makanan kita
mendapatkan energy untuk menjalankan fungsi tubuh dan bahan penyusun
tubuh. (Ekasari, 2018)
2. Pemenuhan Kebutuhan Biologis pada Lansia
a. Kebutuhan Seksual pada Lansia
Kebutuhan biologis mempengaruhi tingkah laku manusia, terut
amakebutuhanseksual.Seksmemilikiberagammanfaatyangdapatmeni
ngkatkan kualitas hidup dan kesehatan, baik dari segi fisik maupunp
sikologis. Dukungan suami atau istri melalui sikap saling mendenga
r danmerasakan apa yang dirasakan diantara pasangan akan mampu
membantu mengatasi stres. Pasangan suami istri yang selalu menjag
a rasa keterbukaan dalam memecahkan permasalahannya akan mam
pu mencegah dan mengatasi masalah Secara biologis kebutuhan sek
sual juga dapat meredakan ketegangan fisik dan secara psikologis s
angat penting bagi pemuasan kebutuhan-kebutuhan suami atau istri.
Salah satu manfaat seks adalah membuat tubuh memproduksi h
ormon endorfin. Selain bersifat analgesik atau pereda rasa sakit, hor
monendorfin juga dapat mengendalikan respon tubuh terhadap stres,
mengatur kontraksi dari dinding usus,dan menentukan suasana hati.
Endorfin dilepaskan tubuh saat melakukan hubungan seksual dan
semakin banyak saat mencapai orgasme yang akhirnya dapat menin
gkatkan mood dan menghilangkan stres.
Pemenuhan kebutuhan seksual pada lansia dapat dilakukan den
gan berhubungan bagaimana seseorang mengkomunikasikan perasa
an melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, p
elukan, dan senggama sexual dan prilaku yang lebih halus, seperti is
yarat gerak tubuh, berpakaian,dan kata-kata(Sumartyawati, dkk, 202
0).
B. Kebutuhan Psikologis
1. Kebutuhan Psikologis pada Lansia
Lansia atau lanjut usia merupakan fase akhir dari perkembangan
manusia. Seorang dikatakan lansia apabila telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Proses menjadi seorang lansia ini diikuti dengan berbagai
perubahan baik pada aspek fisik maupun psikologis yang rata-rata akan
mengalami penurunan kualitas dan fungsi.
Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa
lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Kondisi fisik tersebut
bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga
berkurang, energy menurun, kulit makin keriput, gigi mulai rontok,
tulang makin rapuh, dsb.
Kondisi psikologi dan psikososial pada lansia juga biasanya
mulai jatuh pada masa krisis, seperti ketergantungan pada orang lain,
menarik diri dari masyarakat, meningkatnya emosi dan sensitifitas
psikologis, sampai dengan munculnya depresi.
Walaupun kejadian parah tidak terjadi pada semua lansia, namun
hal ini perlu tetap menjadi perhatian khusunya bagi keluarga yang
memiliki lansia. Penurunan fungsi fisik, kognitif dan psikologis pada
lansia ini perlu mendapatkan perhatian karena tidak jarang hal-hal
tersebut dapat menjadi awal mula penurunan kebahagiaan dan
munculnya kecemasan bahkan depresi pada lansia.
C. Kebutuhan Sosial
D. Kebutuhan Spiritual
1. Pengertian
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan t
ujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan,
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Dimensi spiritual in
i berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan
dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika se
dang menghadapi stress emosional, penyakit fisik atau kematian (Prakoso,
2014). Seseorang yang beragama harus mengetahui pokok-pokok mengena
i dasar-dasar keyakinan, kitab suci dan tradisi.
Aktivitas-aktivitas spiritualitas yang memberikan nilai tertinggi ba
gi lansia untuk menemukan kebermaknaan dan rasa harga dirinya, dengan
banyak berdzikir dan melaksanakan ibadah sehari-hari lansia akan menjadi
lebih tenang dalam hidupnya kecemasan akan kematian bisa direduksi. (Fe
lpina, 2016)
BarorohB., dan Irafayani, N.D. (2015). Peran keluarga sebagai Care Giver Terhad
ap Pengelolaan Aktivitas Pada Lansia Dengan Pendekatan NIC dan NOC.
Jurnal Keperawatan, 3, 141-151.
EkasarifatmaMia. (2018). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep dan Berb
agai Intervensi . Malang: Wineka Media.
FelpinaJati, dkkDanguwole. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kem
andirian Lansia Dalam Pemenuhan ADL Di Kelurahan Tlogomas Kota Ma
lang. Nursing News, 1, 101-114.
PrakosoTegar SunuAhmad. (2014). Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritual p
ada Lanjut Usia (Description Of Spiritual Needs On Elderly). Jurnal Ners
dan Kebidanan, 1, 196-200.
purbaputriemeliana, veronikaanita, ambaritabernadetta, & sinagadesriati. (2022).
Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily (ADL) di
Panti Pemenang Jiwa. HealthCaring: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1, 27-35.
purba, e. p., veronika, a., ambarita, b. & sinaga, d., 2022. Tingkat Kemandirian
Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily (ADL) di Panti Pemenang Jiwa.
HealthCaring: Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 1, pp. 27-35.
WHO. Diakses pada 2021. Mental health of older adults. MedlinePlus. Diakses
pada 2021. Depression in older adult