Anda di halaman 1dari 11

SKILL LAB

PENGKAJIAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA


Ns. Didi Kurniawan, M.Kep

SKENARIO
Aku bisa beraktifitas sendiri
Aku merupakan seorang laki-laki tua berusia 70 tahun yang hanya pensiunan guru
sekolah dasar disebuah desa yang jauh dari perkotaan. Aku hanya hidup bersama pasangan
hidupku yang juga sudah berusia 65 tahun. Semua anak-anak tinggal jauh dari tempat
tinggalku dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Rutinitas harianku masih sama
seperti sebelum aku pensiun, dan hanya satu yang membedakannya karena aku tidak lagi
mengajar kesekolah. Sementara kegiatan rumah lainnya, aku bersama pasangan hidupku
saling menopang dan saling menguatkan supaya semua berjalan baik-baik saja. Seperti
aktivitas memasak dan makan, mandi / ke toilet, dan aktifitas jalan di luar rumah terkadang
perlu pendampingan.

Pertanyaan:
1. Pengkajian apa yang dilakukan perawat terhadap lansia pada kasus diatas ?
2. Bagaimanakah tingkat kemandirian lansia pada kasus diatas?
3. Bagaimana cara mengukur pengakajian kemandirian lansia?
4. Roleplaykan
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
Tingkat Kemandirian Lansia

A. Pendahuluan
Salah satu indikator dari suatu keberhasilan pembangunan nasional dilihat dari
segi kesehatan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk.
Meningkatnya usia harapan hidup, dapat menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia
(lansia) dari tahun ketahun. Penurunan produktifitas dari kelompok usia lanjut ini terjadi
karena terjadi penurunan fungsi, sehingga akan menyebabkan kelompok usia lanjut
mengalami penurunan dalam melaksanakan kegiatan harian seperti makan, ke kamar
mandi, berpakaian, dan lainnya dalam Activities Daily Living (ADL). Lansia dirasakan
semakin mirip dengan anak-anak, dalam ketergantungan pemenuhan kebutuhan
dasarnya, hal inilah yang menyebabkan pada akhirnya lansia dikirim ke panti wreda
(David, 2013).
Menurut Guntur (2006) mengatakan bahwa proses menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Orem (2001)
menggambarkan lansia sebagai suatu unit yang juga menghendaki kemandirian dalam
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraannya. Faktor yang mempengaruhi
tingkat kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari – hari seperti usia,
imobilitas dan mudah jatuh (Ediawati, 2012).

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan instruksional umum
Mengetahui tingkat kemandirian klien, sehingga dapat menjadi acuan dalam
memberikan intervensi keperawatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mendapatkan praktikum pengkajian tingkat kemandirian lansia, diharapakan
mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi kebutuhan kemandirian lansia
b. Melakukan pengkajian tingkat kemandirian lansia
c. Melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan berbagai macam tingkat
ketergantungan
C. Landasan Teori
Pengkajian status fungsional adalah suatu upaya yang dilakukan perawatan
gerontik professional dalam mengkaji kemampuan lansia dalam melaksanakan fungsi
kehidupan sehari-hari secara mandiri (Tamher & Noorkasiani, 2009). Pengkajian status
fungsional seperti perawat mampu melakukan pengkajian kemampuan klien dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari (ADL/ activity of daily living) seperti : ke toilet,
makan, berpakaian, mandi, dan berpindah tempat. Bila lansia tidak mampu melakukan
ADL perawat harus mampu berperan membantu (care giver).
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia tentunya akan mempengaruhi
kemandirian lansia. Kemandirian adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung
pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau
aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau
penyakit (Ediawati, 2012). Kemandirian pada lansia sangat penting untuk merawat
dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Meskipun sulit bagi anggota
keluarga yang lebih muda untuk menerima orang tua melakukan aktivitas sehari-hari
secara lengkap dan lambat. Dengan pemikiran dan caranya sendiri lansia diakui sebagai
individu yang mempunyai karakteristik yang unik oleh sebab itu perawat membutuhkan
pengetahuan untuk memahami kemampuan lansia untuk berpikir, berpendapat dan
mengambil keputusan untuk meningkatkan kesehatanya (Atut, 2013).
Lanjut usia sebagai individu sama halnya dengan klien yang digambarkan oleh
Orem (2001) yaitu suatu unit yang juga mengehendaki kemandirian dalam
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejateraannya. Kemandirian pada lanjut usia
tergantung pada kemampuan status fungsionalnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(Ediawati, 2012). Dalam kamus psikologi kemandirian berasal dari kata “independen”
yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada orang lain
dalam menentukan keputusan dan adanya sikap percaya diri (Husain, 2013).
Kemandirian merupakan sikap individu yang diperoleh secara komulatif dalam
perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam
menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan
bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk
berkembang ke yang lebih mantap (Husain, 2013). Kemandirian lansia dalam ADL
didefinisikan sebagai kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas dan fungsi-
fungsi kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal
(Ediawati, 2013).
Penilaian pemenuhan kebutuhan sehari-hari dapat digunakan berbagai skala seperti
Katz Index, Barthel yang dimodifikasi, IADL, dan Functional Activities Questioner
(FAQ) (Ediawati, 2013). Meningkat jumlah penduduk suatu negara maka menyebabkan
terjadinya perubahan struktur penduduk negara tersebut. Perubahan struktur penduduk
tersebut dapat mempengaruhi angka beban ketergantungan, terutama bagi penduduk
lansia. Perubahan ini menyebabkan angka ketergantungan lansia menjadi meningkat.
Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio) adalah angka yang
menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif.
Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk tua (60 tahun ke atas)
dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun). Angka ini mencerminkan besarnya
beban ekonomi yang ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk tua.
Lansia di Indonesia memiliki angka kesakitan di daerah perkotaan yaitu sebesar
24,77 % yang artinya bahwa setiap 100 orang lansia di perkotaan terdapat 24 lansia yang
sakit. Sedangkan dipedesaan 28,62% yang berarti bahwa setiap 100 lansia di pedesaan
terdapat 28 lansia yang sakit. Perlu diperhatikan bahwa lansia yang memiliki penyakit
(dalam keadaan sakit) pastinya akan mengalami gangguan dari kemandirian lansia atau
lansia tersebut akan memiliki ketergantungan terhadap anggota keluarganya. Lansia
yang memiliki penyakit merupakan salah satu penyebab dari ketidakmandirian lansia
(Kemenkes RI, 2012). Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi lansia banyak
mengalami kemunduran fisik yang diukur dari tingkat kemandiriannya untuk melakukan
aktifitas sehari – hari. Kurang mobilitas fisik merupakan masalah yang sering dijumpai
pada pasien lanjut usia akibat berbagai masalah fisik, psikologis, dan lingkungan yang di
alami oleh lansia. Imobilisasi dapat menyebabkan komplikasi pada hampir semua sistem
organ.
Peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan para
lansia pada taraf setinggi-tingginya agar terhindar dari penyakit/gangguan kesehatan,
sehingga dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri (Malida, 2011). Dilakukannya
pengkajian dengan menggunakan Barthel Index sangatlah penting, terutama ketika
terjadi hambatan pada kemampuan lansia dalam melaksanakan fungsi kehidupan sehari
– harinya. Kemampuan fungsional ini harus dipertahankan semandiri mungkin. Dari
hasil penelitan tentang gangguan status fungsional merupakan indikator penting tentang
adanya penyakit pada lansia. Pengkajian status fungsional dinilai penting untuk
mengetahui tingkat ketergantungan. Dengan kata lain, besarnya bantuan yang diperlukan
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (Ediawati, 2013).
PROSEDUR TINDAKAN
PEMERIKSAAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA

A. Pengertian
Merupakan Pengukuran kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari untuk mengidentifikasi kemampuan, keterbatasan klien dan dapat
menciptakan digunakan untuk menentukan intervensi yang tepat.
B. Jenis-jenis pemeriksaan
 Indeks Katz
 Barthel Indeks
C. Persiapan
 Pengetahuan dan Skil penggunaan alat pengkajian
 Fisik dan mental perawat
 Tempat yang kondusif
 Fisik dan mental klien dan keluarganya
 Alat tulis dan format pengkajian status fungsional

D. Pelaksanaan
INDEKS KATZ
Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Lansia yang bersifat dasar (BADL)

No Kegiatan yang dilakukan

1 Mandi
a Tidak memerlukan bantuan masuk dan keluar kamar mandi dan mampu 2
mandi sendiri
b Memerlukan bantuan saat mandi hanya pada satu bagian tubuh (seperti 1
punggung, kaki)
c Memerlukan bantuan saat mandi lebih dari satu bagian tubuh 0
2 Berpakaian
a Mengambil pakaian dan berpakaian lengkap tanpa bantuan 2
b Mampu berpakaian sendiri, kecuali memerlukan bantuan dalam hal 1
(memasang resleting, memasang kancing baju belakang)
c Memerlukan bantuan untuk mengambil pakaian dan berpakaian 0
3 Ke WC/Toilet
a Mampu ke WC sendiri untuk buang air dan membersihkan setelah buang 2
air
b Memerlukan bantuan saat pergi ke WC atau saat membersihkan setelah 1
buang air
c Memerlukan bantuan penuh untuk pergi ke WC dan membersihkan setelah 0
buang air
4 Berpindah tempat/Berjalan
a Mampu berpindah sendiri ke atau dari tempat tidur, duduk, berdiri atau 2
jalan
b Memerlukan bantuan berpindah ke atau dari tempat tidur, duduk atau 1
berdiri
c Tidak mampu bangun dari tempat tidur 0
5 Buang air
a Mampu mengatur berkemih atau buang air besar secara mandiri 2
b Mengalami kesulitan berkemih atau buang air besar 1
c Memerlukan bantuan pengawasan untuk berkemih atau buang air besar 0
6 Makan
a Mengambil makanan dan makan sendiri tanpa bantuan 2
b Memerlukan bantuan mengambil makanan, tetapi mampu makan sendiri 1
c Memerlukan bantuan mengambil makanan dan pada saat makan 0

Sumber : Katz et.al. (1970) The Index of Activity Daily Living.


FORMAT BARTHEL INDEX
No. Aktivitas Kemampuan Skor Skor
1. Makan Mandiri 10
Perlu bantuan orang lain 5
Tergantung bantuan orang lain 0
2. Mandi Mandiri 5
Tergantung bantuan orang lain 0
3. Membersihkan diri (lap Mandiri 5
muka, sisir Perlu bantuan orang lain 0
rambut, sikat gigi)
4. Berpakaian Mandiri 10
Sebagian dibantu 5
Tergantung orang lain 0
5. Mengontrol BAB Kontinen diatur 10
Kadang-kadang inkontinen 5
Inkontinen/ kateter 0
6. Mengontrol BAK Mandiri 10
Kadang-kadang inkontinen 5
Inkontinen/kateter 0
7. Penggunaan toilet Mandiri 10
(pergi ke/dari WC, Perlu bantuan orang lain 5
melepaskan/ Tergantung orang lain 0
mengenakan celana,
menyeka, menyiram

8. Transfer (tidur-duduk) Mandiri 15


Dibantu satu orang 10
Dibantu dua orang 5
Tidak mampu 0
9. Mobilisasi (Berjalan) Mandiri 15
Dibantu satu orang 10
Dibantu dua orang 5
Tergantung orang lain 0
10. Naik turun tangga Mandiri 10
Perlu bantuan 5
Tidak mampu 0
Penilaian:
0 -20 : Ketergantungan penuh
21 – 61 : Berat/sangat tergantung
62 - 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Mahoney FI, Barthel D. “Functional evaluation: the Barthel Index.” Maryland State
Medical Jorunal 1965;14:56-61.
Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Lansia yang bersifat Instrumental/IADL

No Kegiatan yang dilakukan

1 Menggunakan telepon
a Mampu mengoperasikan telepon secara mandiri 1
b Menjawab telepon dan menelpon beberapa nomor yang dikenal 1
c Mampu menjawab telepon tetapi tidak mampu menelpon 1
d Tidak mampu menggunakan telepon 0
2 Berbelanja
a Mampu berbelanja untuk semua kebutuhan secara mandiri 1
b Berbelanja untuk kebutuhan kecil secara mandiri 0
c Perlu ditemani pada saat berbelanja 0
d Tidak mampu berbelanja 0
3 Menyiapkan makanan
a Merencanakan, menyiapkan dan menyajikan makanan secara mandiri 1
b Menyiapkan makanan secara adekuat jika dibantu dalam menyediakan 0
bahan
c Menyiapkan makanan tetapi tidak bisa mempertahankan diet secara 0
adekuat
d Perlu bantuan untuk menyiapkan dan menyajikan makanan 0
4 Mengatur rumah
a Mengatur rumah sendiri atau dengan bantuan sekali-sekali 1
b Melakukan tugas sehari-hari yang bersifat ringan seperti mencuci piring, 1
merapihkan tempat tidur
c Melakukan tugas sehari-hari yang bersifat ringan tetapi tidak mampu 1
mempertahankan kebersihan
d Perlu bantuan untuk mengatur semua tugas rumah tangga 1
e Tidak mampu berpartisipasi dalam tugas-tugas rumah tangga 0
5 Mencuci
a Mencuci semua pakaian pribadi secara mandiri 1
b Mencuci hanya beberapa potong pakaian 1
c Perlu bantuan untuk mencuci pakaian 0
6 Menggunakan transportasi
a Melakukan perjalanan dengan transportasi umum atau kendaraan pribadi 1
secara mandiri
b Melakukan perjalanan dengan menggunakan taxi secara mandiri, tetapi 1
tidak mampu menggunakan transportasi umum
c Menggunakan transportasi umum dengan ditemani keluarga 1
d Memerlukan bantuan penuh untuk melakukan perjalanan dengan 0
menggunakan taxi atau mobil pribadi
e Tidak mampu sama sekali untuk melakukan perjalanan 0

7 Menyiapkan dan minum obat


a Mengambil obat atau minum obat dengan dosis dan waktu yang benar 1
b Mampu minum obat sendiri jika disiapkan oleh keluarga 0
c Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0

8 Mengatur keuangan
a Mengatur keuangan secara mandiri (pemasukan dan pengeluaran uang) 1
b Memerlukan bantuan untuk mengatur keuangan (seperti belanja sehari- 1
hari)
c Tidak mampu mengatur keuangan 0

Referensi:
Lawton, M.P. (1971). The Lawton Scale for Instrumental Activities of Daily Living
(IADL).
Robin & Wolters. (2019). The Lawton Instrumental Activities of Daily Living
(IADL) Scale
Collin, C.D., Wade, T.S., Davies & V. Horne. (2009). The Barthel ADL Index: A
reliability study. Journal International Disability Studies Volume 10, 1988 -
Issue 2
Shubhanshu, Rashmi, and Kumar. (2016). Assessment of physical disability using
Barthel index among elderly of rural areas of district Jhansi (U.P), India. J
Family Med Prim Care. 2016 Oct-Dec; 5(4): 853–857. doi: 10.4103/2249-
4863.201178
Hylco MD, DaEwout B.Smit., Elizabeth et.al. (2019). Measurement Properties of the
Barthel Index in Geriatric Rehabilitation. Journal of the American Medical
Directors Association Volume 20, Issue 4, April 2019, Pages 420-425.el.
Graf, C. (2008). The Lawton Instrumental Activities of Daily Living Scale. AJN,
108(4), 52-62.
Greenberg, S. A., & McCabe, D. (2018). Functional assessment of older adults. In T.
Fulmer, & B. Chernof (Eds.), Handbook of Geriatric Assessment (5th ed., pp.
231-240). MA: Jones and Bartlett Learning.
Lawton, M.P., Moss, M., Fulcomer, M., & Kleban, M. H. (2003). Multi-level
assessment instrument manual for full-length MAI. North Wales PA: Polisher
Research Institute, Madlyn and Leonard Abramson Center for Jewish Life.
Pearson, V. (2000). Assessment of function. In R. Kane, & R. Kane (Eds.), Assessing Older
Persons. Measures, Meaning and Practical Applications (pp. 17- 48). New York:
Oxford University Press.
FORMAT PENILAIAN
UJIAN SKILL LAB KEPERAWATAN GERONTIK
Pengkajian Fungsional (Indeks Kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari)

Nama Mahasiswa :
NIM/NPM :
PENGUJI :
NO KEGIATAN BOBOT NILAI BOBOT X
1 2 3 NILAI
Orientasi
1 Mengucapkan salam, bina 5
hubungan trust (perkenalan diri)
2 Menjelaskan topik, tujuan, dan 10
kontrak waktu serta proses
pelaksanaan kegiatan
Proses
No. Aktivitas Kemampuan Skor Skor
1. Makan Mandiri 10
Perlu bantuan orang lain 5
Tergantung bantuan orang lain 0
2. Mandi Mandiri 5
Tergantung bantuan orang lain 0
3. Membersihkan diri (lap Mandiri 5
muka, sisir rambut, sikat Perlu bantuan orang lain 0
gigi)
4. Berpakaian Mandiri 10
Sebagian dibantu 5
Tergantung orang lain 0
5. Mengontrol BAB Kontinen diatur 10
Kadang-kadang inkontinen 5
Inkontinen/ kateter 0
6. Mengontrol BAK Mandiri 10
Kadang-kadang inkontinen 5
Inkontinen/kateter 0
7. Penggunaan toilet (pergi ke/ Mandiri 10
dari WC, melepaskan Perlu bantuan orang lain 5
/mengenakan celana, Tergantung orang lain 0
menyeka, menyiram

8. Transfer (tidur-duduk) Mandiri 15


Dibantu satu orang 10
Dibantu dua orang 5
Tidak mampu 0
9. Mobilisasi (Berjalan) Mandiri 15
Dibantu satu orang 10
Dibantu dua orang 5
Tergantung orang lain 0
10. Naik turun tangga Mandiri 10
Perlu bantuan 5
Tidak mampu 0

Evaluasi
18 Menjelaskan kesimpulan atau hasil 10
pengukuran pengkajian
19 Salam 5
JUMLAH
Nilai = ……………………………
Keterangan: Penguji,
1 = Tidak dilakukan
2 = Dilakukan tapi tidak tepat
3 = Dilakukan dengan tepat

Anda mungkin juga menyukai