PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses menua adalah proses alami setelah tiga tahap kehidupan yaitu masa kanak-
kanak, dewasa dan usia tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu yang merupakan
proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari waktu tertentu, tetapi dimulai dari awal
kehidupan. (Marlita, 2017). yang menjadi masalah pada lansia yaitu mengalami perubahan
fisik akibat proses penuaan termasuk memicu hipertensi sehingga mengakibatkan kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari (Kerlin, 2019).
ADL (Activities Daily Living) bagi lansia di Rojinhome Kenjukai Kumamoto Home,
Jepang, hampir seluruhnya dalam pemenuhan kemandirian ADL seperti mandi, mendekorasi,
berpakaian, makan, toileting, mobilisasi, dan sebagainya dibantu oleh perawat (total care).
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yaitu penurunan gerak otot kaki, lengan atau lansia
yang mengalami kelumpuhan, hal ini menyebabkan kebutuhan atau aktivitas sehari-hari
dibantu oleh perawat.
Ketergantungan pada lansia disebabkan karena kondisi lansia banyak mengalami
kemunduran fisik dan psikis. Kondisi kesehatan jiwa lansia menunjukkan bahwa pada
umumnya lansia tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari (Roehadi, 2016). Peneliti lain
juga mengatakan bahwa seseorang dengan usia lanjut akan mengalami kemunduran terutama
pada kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan peran sosialnya, fungsi organ
tubuh secara umum menurun, kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari akan
menurun sehingga kemandirian. berkurang. Lansia menjadi membutuhkan bantuan untuk
melakukan beberapa kegiatan yang semula dapat mereka lakukan sendiri (Lilis, 2019).
Dampak dari tidak terpenuhinya Activity Daily Living (ADL) secara mandiri adalah
pasien terbiasa dibantu oleh orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya, pasien akan
cenderung tergantung dan tidak mampu memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Hal ini
sama dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa kurangnya kemampuan melakukan
ADL merupakan akibat dari kurangnya keterampilan realitas yang menyebabkan
ketidakpedulian terhadap diri sendiri dan lingkungannya (Armanila, 2019).
Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas, maka perlu adanya
manajemen kesehatan untuk kemandirian lansia dalam beraktivitas, dengan memberikan
langkah-langkah untuk menjaga kestabilan tekanan darah dan pemenuhan ADLs pada lansia
agar tidak menimbulkan dampak negatif atau gangguan kesehatan. . Oleh karena itu laporan
ini dibuat untuk mengetahui gambaran ADL (Activities Daily Living) Lansia di Rojinhome
Kumamoto Jepang dalam meningkatkan kemandirian Lansia dan membantu mereka dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
B. Tujuan
Tujuan umum
Menganalisa kegiatan day service di Rojinhome Kenjukai Kumamoto Jepang dalam
membantu kegiatan sehari-hari lansia dan kegiatan untuk meningkatkan
kemandiriannya.
Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan jadwal kegiatan dan manfaat yang dilaksanakan di Rojinhome
Kenjukai Kumamoto Japan untuk meningkatkan kemandirian lansia.
b. Membandingkan dan menemukan perbedaan dalam memberikan aktivitas perawatan
untuk membantu aktivitas kehidupan sehari-hari lansia di Jepang dan di Indonesia.
c. Mendapatkan wawasan dan pengalaman dengan langsung melakukan praktek
lapangan di day service Rojinhome Kenjukai Kumamoto Jepang.
BAB II
ISI
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami
perubahan biologis, fisik, psikologis dan sosial. Perubahan tersebut akan mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatan. Perubahan fisik pada lansia akan
mempengaruhi tingkat kemandirian (Fatimah, 2010). Kemandirian lansia dalam melakukan
ADL diartikan sebagai kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Kane,
1981 dalam Sari, 2013). Kemandirian lansia dapat dipengaruhi oleh pendidikan lansia,
penurunan fungsi kognitif, gangguan sensorik terutama penglihatan dan pendengaran
(Heryanti, 2011).
Aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan aktivitas utama untuk perawatan diri.
Aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi: pergi ke toilet, makan, berpakaian, mandi dan
berpindah tempat. Penilaian ADL penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan lansia
guna menentukan tingkat bantuan bagi lansia dan menyusun rencana perawatan jangka
panjang (Tamher dan Noorkasiani, 2011). Penentuan kemandirian fungsional dilakukan
untuk mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien, serta menciptakan pilihan
intervensi yang tepat (Kushariadi, 2009). Pemilihan intervensi yang tepat untuk perawatan
jangka panjang yang diberikan kepada lansia juga akan mempengaruhi tingkat keberhasilan
program kesehatan yang telah ditetapkan oleh suatu negara.
Keberhasilan program pembangunan kesehatan dan sosial ekonomi suatu negara dapat
dilihat dari peningkatan angka harapan hidup penduduk masing-masing negara tersebut.
Menurut statistik WHO tahun 2010, Jepang menduduki peringkat tertinggi di dunia dalam hal
harapan hidup (laki-laki: 79 tahun, perempuan: 86 tahun). Berdasarkan data Biro Statistik
Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, proporsi lansia dalam total populasi
pada tahun 2019 menempatkan Jepang (28,4%) di peringkat tertinggi dunia dalam hal jumlah
penduduk lansia, hal ini Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan menimbulkan
berbagai dampak, terutama peningkatan ketergantungan.
Perawatan orang lanjut usia atau orang lemah membutuhkan perhatian penuh, dan
mereka harus terus-menerus diperiksa keamanannya dan karena kondisi fisik mereka
memerlukan perawatan khusus. Akibatnya, banyak keluarga yang memilih menempatkan
orang tua atau kerabatnya yang sudah lanjut usia di panti jompo dan mengandalkan jasa
perawat. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah lansia di fasilitas perawatan juga
akan meningkat. Variabel lain, seperti tidak menikah, ditinggalkan pasangan, bercerai, dan
lain sebagainya, pada umumnya bertanggung jawab atas fenomena ini. Koneksi atau
kemitraan yang terpisah karena tidak tinggal dengan kerabat juga dapat menyebabkan hal ini
(Tadashi, 2011).
Karakteristik lansia di Rojinhome Kenjukai Kumamoto Jepang ditemukan bahwa
sebagian besar lansia berada pada kategori usia 75 – 90 tahun dengan diagnosis penyakit
Alzheimer dan demensia. Gambaran umum lansia Jepang menunjukkan kecenderungan yang
meningkat setiap tahunnya. Paparan masyarakat lansia Jepang dimulai dari perkembangan
lansia sejak tahun 1970, yaitu sejak Jepang menempati posisi sebagai negara yang memiliki
masyarakat menuju penuaan (koureika shakai). Hal ini menunjukkan bahwa Jepang
merupakan salah satu negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia, yang artinya
penduduknya berumur panjang.
B. Saran
Lansia diharapkan dapat melatih otot secara mandiri dengan melakukan aktivitas ringan
setiap hari selama 15 menit untuk menjaga kesehatan dan kekuatan otot agar terhindar dari
resiko jatuh, sehingga aktivitas sehari-hari dapat dilakukan tanpa ketergantungan dengan
orang lain.
Lansia juga diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan
kelenturan otot, menjaga fungsi kardiorespirasi, menjaga kelenturan sendi, dan mencegah
kontraktur sendi agar dapat berfungsi dengan baik, selalu menjaga kesehatan dan aktif
mengikuti aktivitas serta melakukan latihan gerak sendi/ ROM mandiri dalam pemenuhan
aktivitas hidup sehari-hari (ADL).
REFERENSI
Ambarwati. Friska., Tin Utami., Adiratna Sekar Siwi. (2021). “Gambaran ADL (Activities
Daily Living) Lansia dengan Hipertensi di Rojinhome Ai Wai Kai Nishihara Okinawa
Jepang”, Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Burhanudin. Riska Yunia., Wasis Eko Kurniawan2, Tri Sumarni. (2021). “Gambaran
Karakteristik Lansia di Rojinhome Toyomi Okinawa Jepang”, Seminar Nasional
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Cahyaningrum. Etika Dewi., Nur Musyabiroh. (2021). “Gambaran Kekuatan Otot Pada
Lansia Di Rojinhome Yoichi Kokuba Yonabaru Okinawa Jepang”, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, Vol. 17, No.1: 77-85.
Nabila. Bangkit Isna., Wasis Eko Kurniawan, Madyo Maryoto. (2022).“Gambaran Tingkat
Demensia Pada Lansia Di Rojinhome Ikedaen Okinawa Jepang”, Jurnal Studio
Keperawatan, Vol. 3, No.2: 8-33.
Saputri. Deꜱta Anggᴏrᴏ., Tri Sumarnі, Wіlіꜱ Sukmanіngtyaꜱ. (2022). “Gambaran Tіngkat
Kemandіrіan pada Lansіa dі Roujіn Home Aіwakaі Іkedaen Okіnawa Jepang”, Jurnal
Kesehatan, Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 15, No.2: 91-108.
Widiastuti. Nanjar., Tri Sumarni, Reni Dwi Setyaningsih. (2021). “Deskripsi Tingkat
Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Di Rojinhome
Thinsaguno Ie Itoman Okinawa Jepang”, Jurnal Ilmiah Pamenang, Vol. 3, No.2: 15-20.