SEMINAR ANAK RUANGAN IPN (Putri Nabila Dan Ikke Gustianti) .Docx Fix-1
SEMINAR ANAK RUANGAN IPN (Putri Nabila Dan Ikke Gustianti) .Docx Fix-1
L
DENGAN GAWAT NAFAS DI RUANGAN IPN
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
Disusun oleh:
KELOMPOK III
Putri Nabila
Ikke Gustianti
HALAMAN PENGESAHAN
Fasilitator Koordinator
Ns. Sri Wahyuni Amri, S.Kep Ns. Syeptri Agiani Putri, M.Kep
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RDS terjadi karena adanya atelektasis alveoli, edema, kerusakan sel sehingga dapat
menyebabkan terjadinya bocornya serum protein ke dalam alveoli yang menghambat
fungsi surfaktan. Surfaktan merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan
dinding alveoli paru. Pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada usia
kehamilan ke 35 minggu (fida & maya, 2018).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sindrom gawat nafas adalah gangguan pada sistem
pernafasan yang disebabkan keterlambatan perkembangan maturitas paru atau tidak
adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Pasien dengan gawat nafas di
Ruangan IPN di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gawat nafas
b. Mampu merumuskan diagnosa pada pasien dengan gawat nafas
c. Mampu melakukan intervensi pada pasien dengan gawat nafas
d. Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gawat nafas
e. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan gawat nafas
C. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien gawat nafas.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan
ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan gawat nafas
3. Masyarakat (Keluarga/Pasien)
Diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan masyarakat
dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi melakukan pemeriksaan,
pencegahan, dan perawatan pada keluarga atau penderita gawat nafas
4. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi refere nsi dan evaluasi dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien di RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Respirasi Distress Syndrome (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan adalah
sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi
yang baru lahir dengan masa gestasi kurang. Sindrom distres pernapasan adalah
perkembangan yang imatur pada sistem pernapasan atau tidak adekuatnya
jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai hyalin membrane diseaser
(Yosefa, 2019). Sindrom distres pernapasan adalah sekumpulan temuan klinis,
radiologis, dan histologis yang terjadi terutama akibat ketidak maturan paru
dengan unit pernapasan yang kecil dan sulit mengembang dan tidak menyisakan
udara diantara usaha napas. Respiratory distress syndrome adalah suatu bentuk
gagal nafas yang ditandai dengan hipoksemia, penurunan compliance paru,
dispnea, edema pulmonal bilateral tanpa gagal jantung dan infiltrat yang
menyebar. Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan kumpulan gejala
yang terdiri atas dispnea, frekuensi pernafasan yang lebih dari 60 kali permenit,
adanya sianosis, adanya rintihan pada saat ekspirasi (ekspiratory grunting), serta
adanya retraksi suprasternal, interkostal, dan epigastrium saat inspirasi. Penyakit
ini adalah penyakit membran hialin, dimana terjadi perubahan atau berkurangnya
komponen surfaktan pulmonal (zat aktif alveoli yang dapat mencegah kolaps
paru dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi) (Hidayat, 2008). Jadi
berdasarkan dari beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa RDS adalah
penyakit yang disebabkan oleh ketidakmaturan dan ketidakmampuan sel untuk
menghasilkan surfaktan yang memadai
B. Etiologi
Faktor predisposisi terjadinya sindrom gawat napas pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga sulit berkembang. Pengembangan
kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah, produksi surfaktan kurang
sempurna. Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps pada alveolus sehingga
paru-paru menjadi kaku. Hal tersebut menyebabkan perubahan fisiologis paru
sehingga daya pengembangan paru menurun 25% dari normal, pernapasan
menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat,
hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratorik. Telah diketahui bahwa
surfaktan mengandung 90% fosfolipid dan 10% protein, lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap tetap
6
3) Membran hialin berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dalam
proteinaceous filtrat serum (saringan serum protein), di fagosit oleh
makrofag.
5) Adanya kelainan di dalam dan di luar paru. Kelainan dalam paru yang
menunjukan sindrom ini adalah pneumothoraks/pneumomediastinum,
penyakit membran hialin (PMH).
H. Intervensi
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan
Ventilasi-Perfusi.
gas membaik.
Kriteria Hasil :
a. Dispnea menurun.
c. Takikardia membaik.
d. Sianosis membaik.
Intervensi Keperawatan :
pasien.
efektif.
Kriteria Hasil :
Intervensi Keperawatan :
mengi, wheezing, ronchi atau pada bayi dengan RDS akan terdengar
4) Berikan oksigen
12
pernafasan.
Kriteria hasil :
d. Ventilasi menurun.
Intervensi Keperawatan :
takipnea).
13
inkubator.
TubuhSekunder : Leukopenia
menurun
Kriteria Hasil :
b. Kemerahan menurun
Intervensi Keperawatan :
luas.
lingkungan pasien
Kriteria Hasil :
atau tidak.
asuhankeperawatan selanjutnya.
15
I. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
hadapi kedalam suatu kasus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Ilmi dkk, 2019).
J. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahapan akhir yang ada di dalam proses
mengatasi suatu masalah dari klien pada tahap evaluasi ini perawat dapat
pelaksanaan sudah tercapai yang telah dilakukan oleh perawat (Ilmi dkk,
2019).
16
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Gambaran Kasus
a. Analisis Kasus
Nama : By. L
Umur : 1 Hari
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal pengkajian : 04 Oktober 2023
Diagnosa medis : Gawat Nafas+Premature + BBLR+Hipospadia
BB Lahir : 990 gr
Panjang bayi : 36,5 cm
Usia gestasi : 29-30 minggu
b. Ringkasan masuk klien
Bayi masuk tanggal 04 Oktober 2023 Bayi lahir dengan prematur, tidak
langsung menangis dan tonus lemah. Nilai Apgar 7/9. Setelah dilakukan
langkah awal pasien menangis kuat. Lalu dipasang CPAP 7/30.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 oktober 2023 By.L (1 Hari)
menggunakan CPAP 7/30 dengan Spo2 98%. Bayi dalam keadaan sadar,
sesak masih ada, suhu 37,0 ℃, nadi 90 x/menit, BB saat ini adalah 990 gr,
dan lingkar kepala 26,9 cm, LILA 8 cm, GDS: 134 mg/dl
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
- Nadi : 90 x/menit
- RR : 35 x/menit
- Suhu : 36,7⁰c
- BB saat ini : 990 gr
- Kepala : Lingkar kepala : 26,5 cm, bersih
- Mata : Konjungtiva tidak anemis, mata simetris
17
Decubitus
ANALISIS DATA
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya nafas
2. Resiko defisit nutrisi d.d ketidak mampuan menelan
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
SLKI SIKI
Keperawatan
1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
efektiff (I.01014)
tindakan keperawatan
(D.0005)
Observasi
selama 2x24 jam pola
nafas dapat membaik, - Monitor frekuensi,
dengan kriteria hasil: irama, kedalaman dan
membaik
- Ekskursi dada
membaik
oksigen, S: 36,50 C
posisi alat
A : pola nafas tidak
terapi oksigen
efektif belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Resiko defisit - Manajement S:-
nutri O:
berat badan
- BB lahir : 990 gr
- Monitor - BB sekarang 1035
gr
intake dan
ourput - Bayi NPO
- Cairan lambung
masih kehijauan
dan berbuih
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
06/09/2023 Pola nafas tidak - Monitor S:-
efektif O:
adanya
- Sesak sudah
sumbatan
berkurang
jalan nafas
- Monitor - TTV
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 04 Oktober 2023,
didapatkan bahwa By.L (1 hari) dirawat dengan diagnosa medis Gawat
Nafas+Premature+BBLR+Hipospadia. Pasien masuk dengan kondisi bayi lahir
prematur, usia getasisis 29-30 minggu, tidak langsung menangis dan tonus
lemah. Nilai Apgar 7/9. Setelah dilakukan langkah awal pasien menangis kuat.
Lalu dipasang CPAP 7/30. Saat dilakukan pengkajian bayi menggunakan
CPAP 7/30 dengan Spo2 99%. Bayi sudah dalam keadaan sadar, sesak masih
ada.
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan. HR: 123 x/menit, RR:
55 x/menit, S: 36,7°C, BB lahir : 990 gr, BB sekarang : 990 gr. Konjungtiva
tidak anemis, bayi terpasang OGT dengan cairan lambung berwarna kehijauan
dan mulut berbuih. Pasien dengan nothing per oral (NPO). Mukosa bibir
kering.
25
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didapatkan dari hasil pengkajian yang telah
dilakukan sebelumnya. Panduan yang digunakan ners muda FKp UNRI yaitu
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia atau SDKI. Berdasarkan data yang
telah didapatkan, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan untuk By. L,
dengan diagnosa medis Gawat Nafas+Premature+ BBLR+Hipospadia yaitu:
1. Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya nafas
2. Resiko defisit nutrisi d.d ketidak mampuan menelan
C. Intervensi Keperawatan
Penyusunan intervensi ini dilakukan sesuai dengan diagnosa yang telah
ditegakkan. Adapun pedoman dalam membuat intervensi berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan panduan luarannya yaitu
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang disesuaikan dengan
keluhan dan keadaan pasien.
Intervensi yang dibuat oleh ners muda FKp UNRI ini mengacu kepada
kebutuhan pasien untuk mengatasi masalah yang dirasakannya saat pengkajian
serta dengan landasan teori. Rencana yang dibuat telah diprioritaskan sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien saat ini. Rencana pada
diagnosa pola nafas tidak efektif yaitu pemantauan respirasi, Monitor
frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas, monitor pola napas, monitor
adanya produksi sputum, monitor adanya sumbatan jalan napas, auskultasi
bunyi napas, monitor saturasi oksigen, monitor nilai AGD, monitor hasil x-ray
toraks. Rencana yang dilakukan pada diagnosa resiko defisit nutrisi yaitu
identifikasi status nutrisi, identifikasi alergi dan intoleransi, identifikasi
perlunya penggunaan selang nasogastrik, monitor asupan intake, monitor berat
badan, monitor hasil pemeriksaan laboratorium. Berikan cairan sesuai dengan
intake yang diindikasikan
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh ners muda yang
sedang melaksanakan profesi dalam memberikan asuhan keperawatam kepada
pasien untuk mengurangi atau mengatasi permasalahan yang dialami oleh bayi
dengan Gawat Nafas+Premature + BBLR+Hipospadia. Ketika memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien, ners muda berusaha sebaik mungkin untuk
26
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dan catatan perkembangan merupakan bagian dari proses
keperawatan. Adapun penulis mengevaluasi setiap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan. Pada tahap perkembangan, penulis tidak menemukan adanya
hambatan yang berarti. Pasien menunjukkan respon yang semakin membaik.
Adapun tindakan dari ners muda dalam menangani pola nafas pasien yaitu
teratasi sebagian dikarenakan pasien masi sesak namun sudah membaik, pada
diagnosa risiko defisit nutrisi teratasi karena berat badan pasien sudah
meningkat dan tidak ada penurunan berat badan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D. I., & Septira, S. (2016). Nutrisi bagi Bayi Berat Badan Lahir Rendah
untuk Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Nutrition for Low Birth Weight Infant to
Optimize Infant Growth and Development. Majority, 5(3), 151-155,
Aspaiani, RY. (2016) BukuAjar Asuhan Keperawatan Padapasion Gangguan
Kardiovaskuler aplikasi nic&noe. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kemenkes, P., & Jurusan, S. (2018). GANGGUAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) Wilantika Ida Wardani
1. Yuyun Setyorini 2. Akhmad Rifai 08. (Oktober), 98-114.
Mugihhardi., Handayani, MK (2020). Memberikan Terapi Oksigenasi Dalam
Mengurangi Ketidakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Kongestif Jantung Kegagalan
(Chf) Di Ruang Icu/lecu Dr. SoedirmanKebumen, Perawatan Sains Jurnal (NSJ) P-
ISSN: 2722-4988 Volume 1. Nomor 1. Juni 2020 e-ISSN: 2722-5054 Hal 1-6
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
HasilKeperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPPPPNI.