Anda di halaman 1dari 10

PRE PLANNING KOMPRES HANGAT PADA AGREGAT REMAJA

DI RW 17 KELURAHAN SRI MERANTI KECAMATAN RUMBAI


KOTA PEKANBARU

OLEH:
KELOMPOK RT 04

Cindyana Rosalinda, S.Kep


Elia Reski Naya, S.Kep
Fadhilah Putri Fertycia,
S.Kep Fenni Indrayati, S.Kep
Intan Pratiwi Edison, S.Kep
Keness Purnanin Grat,
S.Kep Nadiatul Khairiyah,
S.Kep Shisi Gusnita, S.Kep
Silva Friscilla S., S.Kep
Siska Aprianti, S.Kep
Siska Dwi Lestari, S.Kep
Ulandari, S.Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
PRE PLANNING KOMPRES HANGAT PADA AGREGAT REMAJA
DI RW 17 KELURAHAN SRI MERANTI KECAMATAN RUMBAI
KOTA PEKANBARU

I. Latar Belakang
Dismenorea merupakan gangguan menstruasi yang sering dialami oleh
remaja putri. Dismenorea ditandai dengan nyeri perut bagian bawah dan dapat
disertai dengan gejala gejala lainnya. Sebagian besar nyeri haid terjadi saat
usia remaja dan dapat menimbulkan dampak konflik emosional, ketegangan
dan kegelisahan. Akibat dismenore mereka bahkan tidak dapat pergi
kesekolah, aktivitas belajar dalam pembelajaran terganggu, konsentrasi
menjadi menurun bahkan tidak ada sehingga materi yang diberikan selama
pembelajaran yang berlangsug tidak bisa ditangkap oleh remaja yang sedang
mengalami dismenorea (Lestari, 2013).
Menurut data dari WHO pada tahun 2012 didapatkan kejadian sebesar
1.769.425 jiwa (90%) remaja mengalami dismenorhea dengan 10-15%
mengalami dismenorhea berat. Persentase angka terjadinya dismenorhea pada
remaja di Amerika Serikat sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara,
di Indonesia sendiri angka kejadian dismenorhea sebesar 107.673 jiwa
(64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorhea
primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenorhea sekunder.
Pengkajian yang dilakukan oleh Ners Muda UNRI didapatkan
prevalensi remaja perempuan di RW 17 berjumlah 42 jiwa, ketika
mendapatkan menstruasi, didapatkan sebesar 50% mendapatkan menstruasi
yang tidak teratur, yang mengalami nyeri menstruasi sebanyak 45%. Tindakan
yang dilakukan remaja saat mendapatkan menstruasi umumnya hanya
dibiarkan saja sebanyak 58%. Pada umumnya remaja belum melakukan
pencegahan terkait masalah kesehatan yang dialaminya sebanyak 76%, seperti
saat haid.
Penyebab terjadinya nyeri dismenorea dikarenakan adanya
peningkatan hormon prostaglandin. Hormon ini mengakibatkan kontraksi
uterus dan vasokonstriksi pembuluh darah. Aliran darah yang menuju ke
uterus menurun
sehingga uterus tidak mendapat suplai oksigen yang adekuat sehingga
menyebabkan nyeri (Rakhma, 2013).
Secara umum penanganan nyeri dismenorea terbagi dalam dua
kategori pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis
nyeri dapat ditangani dengan terapi analgesik (Christina dkk, 2016). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Rakhma (2013), upaya penangan dismenorea
secara non farmakologi terdiri dari istirahat total atau tidur, teknik distraksi,
kompres hangat, pengobatan herbal, posisi knee chest, teknik menarik nafas
dalam, dan pemijatan. Penggunaan dari kompres hangat dapat membuat
sirkulasi darah lancar, vaskularisasi lancar dan terjadi vasodilatasi yang
membuat relaksasi pada otot karenan otot mendapat nutrisi yang dibawa oleh
darah sehingga kontraksi otot menurun (Rahmadhayanti dkk, 2017).
J. Tujuan
3. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kompres hangat yang diberikan Ners muda
kepada remaja di RW 17 Kelurahan Sri Meranti Kota Pekanbaru
diharapkan dapat mengurangi nyeri desminore.
4. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kompres hangat 1 x 35
menit diharapkan:
a. Nyeri desminor yang dirasakan remaja perempuan berkurang
b. Merasa lebih nyaman
c. Remaja perempuan dapat mendemonstrasikan tindakan kompres hangat
K. Rancangan Kegiatan
6. Topik : Tindakan keperawatan kompres hangat
7. Sasaran : Remaja perempuan yang berada di RW 17 Kelurahan Sri
Meranti Kota Pekanbaru
8. Metode : Demonstrasi
9. Media dan alat
a. Kantong kompres hangat
b. Air hangat
c. Handuk
10. Jumlah peserta : 42 orang rermaja perempuan

L. Waktu dan tempat


Waktu : 25 Oktober 2022
Jam : 16.00 WIB
Tempat : posko Ners Muda UNRI RT 04/RW 17

M. Pengorganisasian
Setting Tempat

M L Co

Keterangan:
L = Leader = Observer

Co = Co Leader = Dokumenter

= Fasilitator =P Remaja

N. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan Pembukaan
(5 menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
a. Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
b. Validasi perasaan  Menjawab
c. Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
d. Kontrak waktu  Memperhatikan
e. Memberikan  Menjawab, diskusi
kesempatan untuk
bertanya
2 Tahap Kerja b. Mengatur posisi remaja  Mengikuti
(20 menit) perempuan kegiatan,
c. Mendemonstrasikan mendemonstrasika
kompres hangat n
a. Menutup pintu dan
tirai
b. Mencuci tangan
c. Dekatkan alat
d. Meletakkan
pengalas
e. Membantu posisi
yang nyaman
f. Mengisi kantung
kompres hangat
dengan air hangat
dan tutup
g. Lap kantung
kompres
h. Memasang handuk
pengalas sebelum
diletakkan di perut
bawah
i. Meletakkan
kompres hangat
dibagian yang nyeri
j. Mengobservasi
respon klien
k. Memberi
kesempatan para
remaja untuk
mendemonstrasikan
tindakan kompres
hangat
3 Penutup  Validasi perasaan  Menjawab,
(10 menit) remaja perempuan memberi umpan
setelah kegiatan balik
 Mengevaluasi remaja  Menjawab
perempuan dalam  Diskusi
mendemonstrasikan  Mendengarkan
tindakan kompres  Menjawab salam
hangat
 Memberi kesempatan
remaja untuk
bertanya
 Memberi
reinforcement positif
 Mengatur posisi
remaja kembali
 Membereskan alat-
alat
 Memberi salam
penutup

O. Uraian Tugas
1. Ketua Panitia/Leader: Keness Purnanin Grat, S.Kep
Tugas :
a. Memberikan intervensi keperawatan profesional tindakan kompres
hangat
2. Moderator: Shisi Gusnita, S.Kep
Tugas :
f. Membuka acara
g. Memperkenalkan mahasiswa
h. Membuat kontrak waktu
i. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
3. Co Leader: Nadiatul Khairiyah, S.Kep
Tugas :
a. Membantu leader dalam meberikan penyuluhan kesehatan pada
pekerja dan membantu leader mendemonstrasikan
4. Fasilitator:
f. Intan Pratiwi Edison, S.Kep
g. Silva Fricilla Simanjuntak, S.Kep
h. Fadhilah Putri Fertycia, S.Kep
i. Fenni Indrayati, S.Kep
j. Cindyana Rosalinda, S.Kep
k. Elia Reski Naya, S. Kep
Tugas:
3) Memotivasi remaja untuk berperan aktif dalam kegiatan
4) Memfasilitasi remaja untuk berperan aktif dalam kegiatan
5. Observer: Siska Dwi Lestari, S.Kep
Tugas:
d. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
e. Mengamati dan mencatat perilaku verbal serta non verbal remaja
selama kegiatan berlangsung
f. Mengawasi jalannya kegiatan mulai dari persiapan, proses hingga
penutupan
6. Dokumentasi: Siska Aprianti, S.Kep
Tugas: Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
7. Konsumsi: Ulandari, S.Kep
Tugas :
b. Menyiapkan makanan bagi peserta yang hadir
8. Perlengkapan: Silva Fricilla Simanjuntak, S.Kep
Tugas:
b. Menyiapkan sarana prasarana kegiatan
P. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Pre planning disiapkan dan dikonsulkan dengan pembimbing
b. Media disiapkan
c. Kontrak dengan remaja sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Remaja dan mahasiswa menghadiri kegiatan
b. Tempat dan media tersedia sesuai rencana
c. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
d. Remaja aktif dalam kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. Remaja mampu berpartisipasi dalam kegiatan
b. Remaja mampu mendemonstrasikan tindakan kompres hangat
c. Remaja aktif dalam kegiatan
Ringkasan Materi
Kompres Hangat

1. Definisi
Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan
cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau
membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot,
dan memberikan rasa hangat, dan tujuannya untuk memperlancar sirkulasi
darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri. Kompres hangat merupakan
metode pemeliharaan suhu tubuh menggunakan cairan atau alat yang dapat
menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memperlancar
sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri.
2. Manfaat kompres hangat
Menurut Pambudi (2018) kompres hangat digunakan secara luas dalam
pengobatan karena memiliki efek bermanfaat yang besar. Adapun manfaat
efek kompres hangat rebusan jahe adalah efek fisik, efek kimia, dan efek
biologis.
a. Efek fisik
Panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami
pemuaian ke segala arah.
b. Efek kimia
Bahwa rata-rata kecepatan reaksi kimia didalamtubuh tergantung
pada temperatur. Menurunnya reaksi kimia tubuh sering dengan
menurunnya temperatur tubuh. Permeabilitas membran sel akan
meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi
peningkatan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran
antara zak kimia tubuh dengan cairan tubuh.
c. Efek biologis
Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon
tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pembuluh darah menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot,
meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang
digunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi
dan keadaan yang terjadi dalam tubuh. Panas menyebabkan
vasodilatasi maksimum dalam waktu 15-20 menit,
elakukan kompres lebih dari 20 menit akan mengakibatkan
kongesti jaringan dan klien akan beresiko mengalami luka
bakar karena pembuluh darah yang berkontriksi tidak
mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi
darah.
3. Cara pemberian kompres hangat
a. Persiapkan alat dan bahan
1) Hot water bag (buli-buli) atau kain yang dapat menyerap air
2) Air hangat dengan suhu 380C sampai 400C
3) Thermometer air
4) Baskom dan handuk kering
b. Tahap kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
3) Masukkan air kedalam botol atau masukkan kain lalu diperas
4) Tempatkan botol atau kain didaerah yang terasa nyeri dan berikan
5) Angkat botol atau kain setelah 15 menit dan lakukan
kompres ulang jika nyeri belum teratasi
Kaji perubahan yang terjadi selama kompres dil

Anda mungkin juga menyukai