Fix LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN DAHLIA 2023 X-1 (1)
Fix LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN DAHLIA 2023 X-1 (1)
Disusun Oleh:
Dinda Bucira Alma, S.Kep 2211438313
Fikri Erwanto, S.Kep 2211438300
Hajar Adhara, S.Kep 2211438307
Khoiriah NST, S.Kep 2211438274
Safdara Tika, S.Kep 2211438321
Wella Susantri, S.Kep 2211438329
Pembimbing:
Ns. Nurul Huda, M.Kep., Sp.KMB., PhD
Ns. Sri Haryani, S.Kep
Ns. Lesti Apriyanti, S.Kep
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktik Profesi
Manajemen Keperawatan Ruang Dahlia RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau”,
sebagai salah satu syarat menyelesaikan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
di Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
Proses penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik dari pembimbing akademik, pembimbing
lapangan, dan teman-teman seperjuangan Praktik Profesi Manajemen
Keperawatan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. DR. Ir. H. Usman Muhammad Tang, MS. selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Riau
2. Ibu Dr. Reni Zulfitri, M.Kep., Sp.Kom selaku Ketua Program Studi Profesi
Keperawatan Universitas Riau.
3. Ibu Ns. Nurul Huda, M.Kep, Sp.KMB., PhD Pembimbing Akademik Praktik
Profesi Manajemen Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Riau
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan saran,
masukan, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Ibu Ns. Sri Haryani, S.Kep selaku Pembimbing Lapangan dan Ibu Ns. Lesti
Apriyanti, S.Kep selaku Fasilitator Lapangan Praktik Profesi Manajemen
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Riau yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan saran, masukan, dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Seluruh teman-teman Ners Muda Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
yang selalu memberikan semangat, saran, dan motivasi kepada penulis.
ii
Penulis sadar laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan nantinya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................4
C. Metode Penulisan..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5
A. Konsep Manajemen Keperawatan................................................................5
B. Tujuan Manajemen Keperawatan.................................................................8
C. Ruang Lingkup Manajemen..........................................................................9
D. Tinjauan Umum Keselamatan Pasien.........................................................10
BAB III PENGKAJIAN DAN ANALISA PENGELOLAAN RUANG RAWAT
................................................................................................................................22
A. Kajian Situasional.......................................................................................22
B. Hasil Observasi...........................................................................................27
C. Hasil Wawancara........................................................................................29
D. Hasil Kuesioner...........................................................................................32
BAB IV ANALISA DATA DAN PERENCANAAN...........................................58
A. Analisa SWOT............................................................................................58
B. Analisa Data................................................................................................64
C. Skoring Prioritas Masalah...........................................................................68
D. Planning Of Action.....................................................................................70
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................74
A. Tahap Persiapan..........................................................................................74
B. Tahap Pengkajian........................................................................................75
C. Prioritas Masalah.........................................................................................76
D. Tahap Intervensi..........................................................................................76
E. Implementasi Kegiatan yang telah dilakukan.............................................78
F. Tahap Evaluasi............................................................................................87
BAB VI PENUTUP...............................................................................................89
A. Kesimpulan.................................................................................................89
B. Saran............................................................................................................89
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang memberikan jasa
kesehatan dalam upaya meningkatan derajat kesehatan. Rumah Sakit
merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (PERMENKES, 2019). Rumah Sakit
Arifin Achmad merupakan Rumah Sakit umum Provinsi Riau yang
mempunyai visi menjadi Rumah Sakit Pendidikan Mandiri dengan Pelayanan
Paripurna, sehingga dalam mewujudkan visi tersebut sangat dibutuhkan
manajemen dengan sistem yang profesional termasuk manajemen
keperawatan yang terdapat pada tiap-tiap ruangan di rumah sakit.
Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2016). Proses manajemen keperawatan akan berjalan sesuai
dengan proses keperawatan, sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya akan saling
mendukung. Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi
dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan objektivitas asuhan keperawatan
(Hasan et al, 2023). Manajer keperawatan diharapkan mampu untuk
menjalankan fungsi manajemen meliputi: merencanakan mengorganisasi,
memimpin dan mengevaluasi suatu ruangan yang dipimpinnya untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefesien mungkin bagi
individu, keluarga dan masyarakat (Gillies, 2017)
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Kegiatan manajemen
keperawatan mengacu kepada konsep manajemen secara umum, dengan
menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengelolaan, pengkoordinasian
1
2
bedah mata, bedah plastik, bedah gigi dan mulut, serta bedah THT. Ruang
Dahlia merupakan ruang rawat inap kelas III yang memiliki 10 kamar inap
dan 1 kamar tindakan yang terdiri dari kamar (Dahlia 1, Dahlia 2, Dahlia 3,
Dahlia 4, Dahlia 5, Ruang Isolasi, Ruang Observasi, Ruang Combustio Pria,
Ruang Combustio Wanita, dan Ruang Kemoterapi, ruang tindakan) masing-
masing kamar terdapat 5-6 tempat tidur, ruang tindakan terdapat 1 westafel, 3
troli tempat alat tindakan, 4 lemari tempat meletakkan alat-alat logistik (set
GV, set APD, kassa, squit, dll), 4 tempat sampah ( sampah infeksi, sampah
non infeksi, sampah botol cairan plastik, sampah botol kaca), dan satu kotak
safety box benda tajam.
Masalah kesehatan yang terdapat di ruang Dahlia akan membutuhkan
multidisiplin ilmu. Masalah kesehatan yang ada membutuhkan multidisiplin
ilmu dan disiplin waktu. Ruangan ini memerlukan penerapan fungsi
manajemen dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Fungsi
manajemen tersebut diantaranya adalah perencanaan yang terdiri dari
perencanaan ketenagaan dan perencanaan asuhan keperawatan.
Pengorganisasian yang meliputi metode pengorganisasian keperawatan atau
pembagian tugas. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan alat
komunikasi yang penting bagi perawat untuk mengetahui kondisi dan
perkembangan klien. Pengarahan meliputi pemberian motivasi serta
melakukan pengarahan/supervisi. Pengendalian seperti mengukur mutu
asuhan keperawatan yang diberikan, mengukur kinerja perawat dan
melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan dari standar yang
ditetapkan. Sistem manajemen yang tepat harus dilengkapi dengan jumlah
tenaga perawat yang ideal dan pengadaan sarana dan prasarana yang sesuai
yang akan menunjang dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal
di Ruangan Dahlia RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, mahasiswa
praktik profesi keperawatan yang merupakan change agent tertarik untuk
melakukan praktik profesi manajemen keperawatan di Ruang Dahlia, dimana
praktik profesi keperawatan manajemen merupakan salah satu proses
pembelajaran klinik yang diharapkan mampu mengubah tatanan manajemen
4
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
pendekatan observasi, penyebaran kuesioner pada perawat ruangan,
wawancara dengan kepala ruangan, ketua tim, perawat ruangan, pasien dan
keluarga pasien di Ruang Dahlia RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, dan
studi dokumentasi, serta studi literatur.
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
6
ada dan melekat dii dalam proses manajemen yang dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Menurut Simamora dalam bakhri (2017)
a. Perencanaan (planning)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi pertama dan utama dalam
kegiatan manajemen. Fungsi perencanaan merupakan landasan
fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa fungsi perencanaan,
tidak mungkin fungsi manajemen lainnya dapat dilaksanakan dengan
baik. Perencanaan sebagai proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi, menentukan startegi untuk pencapaian tujuan organisasi
secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengorganisasi
pekerjaan organisasi hingga tujuan organisasi tercapai
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek
personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
c. Kepegawaian (staffing)
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah : prinsip
rekruitment, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klasifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan suatu proses yang
mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu kerja
bagi semua personel yang ada. Terdapat beberapa langkah yang
diambil untuk memerlukan waktu kerja dan istrahat pegawai, yaitu :
menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit, memberrikan waktu
masuk dan libur pekerjaan, memeriksa jadwal yang telah selesai,
menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen
7
e. Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling) merupakan
fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan
erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya, terutama dengan
fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian,
standar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target,
prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika
ada kesenjangan atau penyimpangan yang terjadi harus segera
diatasi. Penyimpangan harus dapat dideteksi secara dini, dicegah,
dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan dan
pengendalian bertujun agar penggunaan sumber daya dapat lebih
diefisienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program
dapat lebih diefektifkan.Adapun tugas seorang kepala ruangan dalam
fungsi pengawasan adalah : (1) Melalui komunikasi : mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, (2)
Melalui supervisi, (3) Evaluasi, (4) Mengevaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang sudah
disusun bersama ketua tim.
3) Stres kerja
Pada titik tertentu dalam dunia pekerjaan banyak orang akan
mengalami stres terkait pekerjaan, stres dipengaruhi oleh
keseimbangan antara persepsi terhadap tuntutan seseorang.
Ketika tuntutan dirasa lebih utama dari kemampuan, seseorang
akan mengalami efek tidak menyenangkan, seperti kelelahan
atau perasaan lelah, konsentrasi kurang dan mudah tersinggung.
4) Kelelahan
Kelelahan bisa berdampak pada keselamatan dan produktivitas
pegawai. Kelelahan berefek merugikan fungsi kognitif yang
dapat jatuh hingga hampir 40% dari batas setelah kerja dua
malam tanpa tidur. Manager dan pegawai dapat mendidik
tentang efek kelelahan, hal ini dapat diatasi dengan jam istrahat,
tidur siang, makanan yang memadai serta pencahayaan yang
kuat agar dapat membantu beradaptasi terhadap shift malam
c. Faktor Lingkungan
Lingkungan pekerjaan yakni lingkungan organisasi rumah sakit
dapat menentukan kualitas dan keamanan pelayanan perawat kepada
pasien. Sebagai jumlah tenaga terbesar dalam ketenagaan kesehatan,
perawat mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman untuk memberikan variasi dan perubahan kebutuhan
pasien.Kelelahan bisa berdampak pada keselamatan dan
produktivitas pegawai. Kelelahan berefek merugikan fungsi kognitif
yang dapat jatuh hingga hampir 40% dari batas setelah kerja dua
malam tanpa tidur. Manager dan pegawai dapat mendidik tentang
efek kelelahan, hal ini dapat diatasi dengan jam istrahat, tidur siang,
makanan yang memadai serta pencahayaan yang kuat agar dapat
membantu beradaptasi terhadap shift malam.
6. Insiden keselamatan pasien
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 11
Tahun 2017 menyebutkan bahwa Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
16
A. Kajian Situasional
1. Kajian Situasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad
Provinsi Riau
a. Visi Rumah Sakit
Visi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau yaitu menjadi rumah sakit
pendidikan mandiri dengan pelayanan paripurna yang memenuhi
standar internasional.
b. Misi Rumah Sakit
Misi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau:
1) Menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar internasional dan menjadi pusat rujukan bagi rumah
sakit lainnya di Provinsi Riau.
2) Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan
kedokteran dan pendidikan kesehatan lainnya.
3) Melaksanakan fungsi administrasi secara professional
c. Moto Rumah Sakit
“Kepuasan anda adalah kebahagiaan kami”
d. Janji Layanan
“MENAWAN” dengan deskripsi sebagai berikut:
Tabel 1
Janji Layanan
M memberikan pelayanan yang bermutu
E empati terhadap kebutuhan kesehatan
N nyaman dengan lingkungan bersih dan indah
A amanah menjaga keselamatan pasien
W waktu yang cepat dan tepat dalam tindakan
A adil dan tidak memihak
N niat yang tulus dan ikhlas
22
23
B. Hasil Observasi
Hasil observasi pelayanan kesehatan di ruang Dahlia RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau
Hasil
No Objek Observasi Ad Tidak
a
1. Filosofi, visi, misi, dan tujuan organisasi
2. Bagan struktur organisasi atau unit kerja.
3. Uraian tugas yang jelas.
4. Standar asuhan keperawatan
5. Juknis standar asuhan keperawatan
6. Standar logisik keperawatan
7. Standar kebijakan, hak, dan kewajiban tugas atau klien
8. Standar kebutuhan tenaga keperawatan atau pola
ketenagaan
9. Pedoman asuhan keperawatan atau SOP
10. Pedoman penilaian staff
11. Pedoman komunikasi antar tenaga keperawatan
12. Program pengembangan staff
13. Program jenjang karir
14. Program mutasi atau rotasi
15. Program orientasi untuk pasien dan keluarga
16. Program oreientasi untuk tenaga kesehatan
17. Metode penugasan yang jelas
18. Klasifikasi pasien
18. Pre dan post conference serta overan
20. Jadwal kegiatan untuk dinas pagi siang dan malam
21. Jadwal supervisi
22. Jadwal pertemuan rutin
28
C. Hasil Wawancara
1. Data Kepala Ruangan Dahlia RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Nama : Ns. Sri Haryani, S.Kep.
Pangkat/ Golongan : IV B/ Pembina Tingkat I
Pendidikan formal keperawatan : S1 keperawatan + Ners
Pengalaman kerja di RSUD : 22 tahun
Pengalaman sebagai karu : ±4 tahun
Pelatihan yang pernah diikuti :
a. Keterampilan dasar kamar operasi
b. Manajemen kamar operasi
c. TOT kamar operasi
d. Perawatan dasar urologi
e. BTCLS
f. Pasien Safety
g. Universal precaution
2. Perencanaan
Pelayanan yang diberikan pada pasien di Ruang Dahlia dilaksanakan
sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan oleh RSUD
Arifin Achmad. Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang
Dahlia adalah model Tim, dengan pembagian 2 tim, yaitu Tim A dan
Tim B. Proses pendokumentasian menggunakan MRI dengan pedoman
SDKI, SLKI dan SIKI. Menurut kepala ruangan, rencana pengembangan
staf seperti pelatihan staf, jenjang karir, dan kesempatan staf untuk
memperoleh jenjang pendidikan dan pengembangan karir yang lebih
tinggi sudah direncanakan dan disusun oleh kepala ruangan bersama Staf
RSUD bagian pengembangan karir, yang biasa dilakukan pada awal
tahun dan selanjutnya dijalankan oleh ruangan. Dalam rencana
pengembangan staf ini, kepala ruangan terlibat untuk memantau kinerja
dari perawat ruangan dengan melakukan pengawasan terhadap staf
ruangan serta melakukan evaluasi penilaian kinerja setiap bulannya. Hal
30
5. Pengendalian
Kepala ruangan mengatakan dalam proses pengendalian diruang
Dahlia, kepala ruangan akan secara langsung melakukan kegiatan
supervisi setiap bulannya dan memantau pengisian laporan pada MRI.
Hal ini diharapkan membantu proses pengawasan kinerja staf. Sistem
penilaian staf diruang Dahlia berpedoman pada IKI. Dalam proses
supervisi, dilakukan juga proses penilaian mutu asuhan keperawatan,
dengan penilaian kerjasama, pelaksanaan SOP dan proses
pendokumentasian.
Kepala ruangan juga mengatakan selain melakukan supervisi pada
staf ruangan, kepala ruangan juga melakukan audit keperawatan yang
bekerjasama dengan bidang komite RSUD Arifin Achmad.
Ruangan Dahlia memiliki kartu pemeliharaan alat sehingga sesuai
dengan standar mutu yang ada. Pemeliharaan alat dilakukan melalui
proses kalibrasi alat yang nantinya akan dicatat dalam kartu pemeliharaan
alat. Kegiatan ini dilakukan oleh IP3MRS dan diawasi oleh kepala
ruangan.
D. Hasil Kuesioner
1. Manajemen asuhan keperawatan di ruangan Dahlia
Diagram 1. Distribusi frekuensi bekerja berdasarkan visi dan misi
ruangan
33
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
66,7% perawat selalu bekerja berdasarkan visi dan misi keperawatan dan
33,3% perawat sering bekerja berdasarkan visi dan misi keperawatan.
Diagram 2. Distribusi frekuensi membuat rencana kegiatan harian setiap
dinas diruangan
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
66,7% perawat selalu membuat rencana kegiatan harian setiap dinas
diruangan dan 33,3% perawat sering membuat rencana kegiatan harian
setiap dinas diruangan
Diagram 3. Distribusi frekuensi menjalani program orientasi pada saat
masuk ruangan yang baru
34
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
77,8% perawat selalu menjalani program orientasi pada saat masuk
ruangan yang baru, 16,7% perawat sering menjalani program orientasi
pada saat masuk ruangan yang baru dan 5,5% perawat jarang menjalani
program orientasi pada saat masuk ruangan yang baru.
Diagram 4. Distribusi frekuensi melaksanakan tugas sesuai dengan
uraian tugas
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
35
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
77,8% perawat selalu mengikuti konferansi awal (pre conference)
dengan anggota tim, 16,7% perawat sering mengikuti konferansi awal
(pre conference) dengan anggota tim dan 5,5% perawat jarang mengikuti
konferansi awal (pre conference) dengan anggota tim.
Diagram 6. Distribusi frekuensi mengikuti konferansi akhir (post
conference) dengan anggota tim
36
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
72,2% perawat selalu mengikuti konferansi akhir (post conference)
dengan anggota tim, 22,2% perawat sering mengikuti konferansi akhir
(post conference) dengan anggota tim dan 5,6% perawat jarang
mengikuti konferansi akhir (post conference) dengan anggota tim.
Diagram 7. Distribusi frekuensi mengikuti serah terima tugas/operan
setiap pergantian tugas/shift
37
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
88,9% perawat selalu mengikuti serah terima tugas/operan setiap
pergantian tugas/shift dan 11,1% sering mengikuti serah terima
tugas/operan setiap pergantian tugas/shift.
Diagram 8. Distribusi frekuensi didampingi kepala ruangan saat serah
terima tugas/operan
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa 44,4% perawat
selalu didampingi kepala ruangan saat serah terima tugas/operan, 41,7%
perawat sering didampingi kepala ruangan saat serah terima tugas/operan
dan 5,8% perawat jarang didampingi kepala ruangan saat serah terima
tugas/operan
38
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
77,8% perawat selalu melakukan pengkajian pada pasien dan 22,2%
sering melakukan pengkajian pada pasien.
Diagram 10. Distribusi frekuensi merumuskan diagnosa keperawatan
setelah pengkajian pasien
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
39
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
77,8% perawat selalu menyusun rencana tindakan keperawatan dan
sebesar 22,2% perawat sering menyusun rencana tindakan keperawatan.
Diagram 12. Distribusi frekuensi melakukan implementasi keperawatan
40
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
77,8% perawat selalu melakukan implementasi keperawatan dan 22,2%
sering melakukan implementasi keperawatan.
Diagram 13. Distribusi frekuensi mengevaluasi tindakan keperawatan
yang telah dilakukan
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
41
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
76,5% perawat selalu melakukan pendokumentasian proses keperawatan
yang telah dilakukan dan 23,5% sering melakukan pendokumentasian
proses keperawatan yang telah dilakukan.
Diagram 15. Distribusi frekuensi merasa pendokumentasian
keperawatan sangat menyita waktu
42
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa 66,7% perawat
tidak pernah merasa pendokumentasian keperawatan sangat menyita
waktu, 16,7% jarang merasa pendokumentasian keperawatan sangat
menyita waktu, 11,1% sering merasa pendokumentasian keperawatan
sangat menyita waktu dan 5,5% selalu merasa pendokumentasian
keperawatan sangat menyita waktu.
Diagram 16. Distribusi frekuensi bertanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan yang utuh kepda beberapa pasien, sejak pasien
masuk hingga pulang
43
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
55,6% perawat menjawab selalu bertanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan yang utuh kepada beberapa pasien sejak pasien
masuk hingga pulang 16,7% menjawab sering, 16,7% menjawab jarang
dan 11,1% menjawab tidak pernah bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan keperawatan yang utuh kepada beberapa pasien
sejak pasien masuk hingga pulang.
Diagram 17. Distribusi frekuensi merasa metode tim tidak efektif
dilaksanakan
44
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
72,2% perawat menjawab tidak pernah merasa metode tim tidak efektif
dilaksanakan, 22,2% menjawab sering merasa metode tim tidak efektif
dilaksanakan dan 5,6% menjawab selalu merasa metode tim tidak efektif
dilaksanakan.
Diagram 18. Distribusi frekuensi melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan standar asuhan keperawatan (SAK) yang tersedia di
ruangan
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
77,8% perawat selalu melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
standar asuhan keperawatan (SAK) yang tersedia di ruangan dan 22,2%
45
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
83,3% perawat selalu melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
standar operasional prosedur (SOP) yang tersedia di ruangan, 5,6%
menjawab sering, 5,6% menjawab jarang dan 5,6% menjawab tidak
pernah melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan standar
operasional prosedur (SOP) yang tersedia di ruangan.
Diagram 21. Distribusi frekuensi melaksanakan asuhan keperawatan
karena takut dihukum oleh atasan saya bila tidak melaksanakannya
47
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
83,3% perawat tidak pernah melaksanakan asuhan keperawatan karena
takut dihukum oleh atasan apabila tidak melaksanakannya, 11,1%
perawat jarang melaksanakan asuhan keperawatan karena takut dihukum
oleh atasan apabila tidak melaksanakannya dan 5,6% perawat sering
melaksanakan asuhan keperawatan karena takut dihukum oleh atasan
apabila tidak melaksanakannya.
Diagram 22. Distribusi frekuensi memberikan masukan atau ide kepada
atasan saya dalam upaya peningkatan pelayanan kepada pasien
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa 50% perawat
sering memberikan masukan atau ide kepada atasan dalam upaya
48
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
55,6% perawat selalu menghargai sesama rekan sejawat perawat dan
44,4% perawat menjawab sering menghargai sesama rekan sejawat
perawat.
Diagram 24. Distribusi frekuensi menerima umpan balik/ masukan atas
penampilan kerja perawat
49
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
55,6% perawat sering menerima umpan balik/masukan atas penampilan
kerja perawat, 33,3% perawat selalu menerima umpan balik/masukan
atas penampilan kerja perawat, 5,6% perawat jarang menerima umpan
balik/masukan atas penampilan kerja perawat dan 5,6% perawat tidak
pernah menerima umpan balik/masukan atas penampilan kerja perawat.
Diagram 25. Distribusi frekuensi mengikuti rapat/pertemuan rutin di
ruangan
50
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
66,7% perawat selalu mengikuti rapat/pertemuan rutin di ruangan, 27,8%
perawat sering mengikuti rapat/pertemuan rutin di ruangan dan 5,6%
perawat jarang mengikuti rapat/pertemuan rutin di ruangan.
Diagram 26. Distribusi frekuensi merasa ada kesempatan
pengembangan karir di rumah sakit ini
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
55,6% perawat sering merasa ada kesempatan pengembangan karir di
rumah sakit ini, 38,9% perawat jarang merasa ada kesempatan
pengembangan karir di rumah sakit ini, dan 5,6% perawat selalu merasa
ada kesempatan pengembangan karir di rumah sakit ini.
51
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
44,4% perawat selalu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
bantuan atasannya, 38,9% perawat sering menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan bantuan atasannya, dan 16,7% perawat jarang
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan bantuan atasannya.
Diagram 28. Distribusi frekuensi bekerja berdasarkan klasifikasi/berat
ringannya kondisi pasien
52
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoriyas
44,4% perawat tidak pernah bekerja berdasarkan klasifikasi/berat
ringannya kondisi pasien, 22,2% perawat selalu bekerja berdasarkan
klasifikasi/berat ringannya kondisi pasien, 16,7% perawat jarang bekerja
berdasarkan klasifikasi/berat ringannya kondisi pasien dan 16,7%
perawat sering bekerja berdasarkan klasifikasi/berat ringannya kondisi
pasien.
Diagram 29. Distribusi frekuensi melakukan pekerjaan karena
mengharapkan jasa perawatan (insentif)
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa 50% perawat
tidak pernah melakukan pekerjaan karena mengharapkan jasa perawatan
53
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
77,8% perawat sering mengikuti diskusi kasus di ruangan, 16,7 perawat
selalu mengikuti diskusi kasus di ruangan dan 5,6% perawat jarang
mengikuti diskusi kasus di ruangan.
Diagram 31. Distribusi frekuensi bekerja sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki
54
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa 50% atau
setengah perawat di ruang Dahlia selalu bekerja sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki dan setengah lainnya sering bekerja sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki.
Diagram 32. Distribusi frekuensi memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
55
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa 50% atau
setengah perawat sering merasa perlu pengembangan karir bagi perawat
agar dapat meningkatkan motivasi, 44,4% perawat selalu merasa perlu
pengembangan karir bagi perawat agar dapat meningkatkan motivasi dan
5,6% perawat jarang merasa perlu pengembangan karir bagi perawat agar
dapat meningkatkan motivasi.
Diagram 34. Distribusi frekuensi diberi penghargaan sesuai kompetensi
yang di miliki
56
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
55,6% perawat menjawab sering diberi penghargaan sesuai kompetensi
yang dimiliki, 16,7% perawat menjawab selalu diberi penghargaan sesuai
kompetensi yang dimiliki, 16,7% perawat menjawab jarang diberi
penghargaan sesuai kompetensi yang dimiliki dan 11,1% perawat
menjawab tidak pernah diberi penghargaan sesuai kompetensi yang
dimiliki.
Diagram 35. Distribusi frekuensi merasa penilaian penampilan kerja
tidak mempengaruhi motivasi dalam bekerja
57
Keterangan :
Tidak Pernah (0)
Jarang (1-2 kali dalam seminggu)
Sering (3-5 kali dalam seminggu)
Selalu (6-7 kali dalam seminggu)
Berdasarkan diagram diatas, didapatkan data bahwa mayoritas
55,6% perawat tidak pernah merasa penilaian penampilan kerja tidak
mempengaruhi motivasi dalam bekerja, 27,8% perawat sering merasa
penilaian penampilan kerja tidak mempengaruhi motivasi dalam bekerja
dan 16,7 perawat jarang merasa penilaian penampilan kerja tidak
mempengaruhi motivasi dalam bekerja.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN
A. Analisa SWOT
Strength Weakness Opportunities Threat
KET
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
M 1. Kepala 1. Masih 1. Adanya 1. Adanya
A ruangan Dahlia terdapat standar tanggung
N memiliki latar beberapa operasional jawab dan
A belakang S1 perawat di prosedur tanggung
G Kep + Ners ruang (SOP) yang gugat terhadap
E dan sudah Dahlia telah kinerja
M berpengalaman yang ditetapkan perawat.
N kerja di RSUD berjenjang oleh rumah
T Arifin Achmad D3 sakit
selama 22 keperawat 2. Adanya
tahun dan an standar
sebagai kepala 2. Belum Asuhan
ruang operasi optimalny Keperawata
sudah a n (SAK)
berpengalaman terhadap yang telah
selama 4 pelaksana ditetapkan
tahun, sebagai an 6 SKP oleh rumah
kepala ruangan terkhusus sakit
Dahlia selama SKP 1, 4 3. Kewenanga
5 bulan. dan 5 n kepala
2. Pelatihan yang 3. Belum ruangan
telah diikuti optimalny untuk
oleh kepala a membuat
ruangan Dahlia pengguna perencanaan
adalah an APD tenaga
Keterampilan pemberian keperawatan
58
dasar kamar obat dan
operasi, kemoterap perencanaan
Manajemen i pengemban
kamar operasi, gan staf
TOT kamar 4. Adanya
operasi, pengemban
Perawatan gan
dasar urologi, keahlian/pel
BTCLS, atihan
Pasien Safety, anggota
Universal perawat di
precaution ruangan
3. Terlaksananya Dahlia
komunikasi dengan
yang baik pertimbanga
antar profesi di n kepala
ruang Dahlia ruangan.
4. Perawat di
ruangan Dahlia
berlatar
belakang
pendidikan S1
Ners sebanyak
13 orang
DIII
keperawatan
sebanyak 6
orang
DIII kebidanan
sebanyak 3
orang
59
5. Sudah menjadi
rumah sakit
terakreditasi
dan paripurna.
6. Beberapa
perawat di
ruangan Dahlia
mengikuti
pelatihan yang
bersertifikasi
seperti
BTCLS,
Pencegahan
dasar, dsb.
M 1. Pembiayaan 1. Sarana 1. Adanya 1. Biaya
O yang dilakukan dan alokasi dana pemeliharaan
N oleh pasien prasarana untuk dan pengadaan
E sebagian besar RS sudah pengembang sarana dan
Y menggunakan ada tapi an staff prasarana yang
asuransi jumlahnya melalui terus
kesehatan masih pelatihan meningkat.
seperti BPJS, kurang. 2. Adanya 2. Adanya
dsb. 2. Pembagia kebijakan tuntutan dari
2. Gaji karyawan n insentif pihak RSUD masyarakat
didapatkan staf hanya Arifin untuk
dari RS setiap diberikan Achmad mendapatkan
bulan. pada staf tentang pelayanan yang
3. Adanya dengan standar lebih
insentif kepada kinerja perlengkapa profesional.
staf sebagai terbaik n ruang 3. Adanya rumah
benuk pasien. sakit lain yang
60
penghargaan 3. Adanya berada di kota
fasilitas pekanbaru
ruangan yang memiliki
yang pelayanan yang
menyesuaika sama serta
n kondisi sistem
kesehatan pelayanan
pasien. asuransi
4. Kepala kesehatan yang
ruangan berjenjang.
dilibatkan 4. Banyaknya
dalam rumah sakit
membuat lainnya yang
perencanaan menerima
kebutuhan pelayanan
alat ruangan menggunakan
5. Adanya tarif asuransi
pembayaran kesehatan
sesuai (BPJS, dll).
standar.
M 1. Tersedia 1. Belum 1. Adanya 1. Meningkatnya
E pedoman resmi optimalny kebijakan kesadaran
T asuhan a RS untuk masyarakat
H keperawatan pelaksana memperbaik akan
O dan SOP an i system pelayanan
D tindakan. pemantaua kerja yang
2. Tersedia n infus menjadi berkualitas
pedoman pasien lebih 2. Adanya UU
penilaian staff. 2. Belum profesional perlindungan
3. Tersedia optimalny 2. Adanya konsumen
program a kebijakan 3. Meningkatnya
61
pengembangan pengatura setiap untuk kesadaran
staff. n menyusun masyarakat
4. Tersedia penempata perencanaan akan aspek
standar n obat kebutuhan hukum
kebijakan hak ruangan
dan kewajiban masing-
petugas dan masing
klien. 3. Adanya
5. Tersedia E- mahasiswa
MR dan buku profesi Ners
komunikasi manajemen
antar tenaga keperawatan
keperawatan 4. Adanya
diruangan. akreditasi
6. Adanya pelayanan.
struktur
organisasi
dengan model
tim sesuai
dengan peran
masing
masing.
7. Sudah ada
program
jenjang karir
yang dapat
diikuti seluruh
perawat
8. Adanya
program
orientasi
62
tenaga
kesehatan
untuk staf
baru.
9. Dilakukannya
kegiatan
Ronde
keperawatan
satu kali dalam
seminggu
M 1. Sudah ada 1. Tingginya 1. Kepala 1. Terdapat
A pemisah kebutuhan ruangan rumah sakit
T tempat sampah pelayanan terlibat lain yang
E yang sesuai sehingga dalam mempunyai
R dengan jenis rata-rata perencanaan sarana dan
I sampah tempat logistic prasarana yang
A 2. Sudah tidur yang untuk lebih lengkap
L optimalnya terpakai ruangan
klasifikasi selalu
pasien melebihi
berdasarkan batas atau
tingkat lebih dari
ketergantunga 100%
n 2. Belum
3. Adanya lemari optimalny
penyimpanan a
obat untuk penggunaa
semua pasien n lemari
obat
63
A sakit di visi misi antar RS
R Pekanbaru menjadi RS lainnya dalam
K sebagai rumah pusat memberikan
E sakit rujukan rujukan dan pelayanan
T yang berdaya kesehatan.
menampung saing 2. Persaingan
pasien dari internasional dengan
berbagai . masuknya
daerah dengan perawat
menggunakan dengan latar
jasa asuransi belakang
yang pendidikan
menerima yang lebih
pasien (BPJS, tinggi.
dll). 3. Tuntutan yang
lebih tinggi
dari
masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan yang
profesional
B. Analisa Data
No Data Masalah
1 Hasil wawancara: Kepatuhan dalam
1. Berdasarkan hasil wawancara, 10/10 pasien dan penerapan SKP
keluarga di ruang Dahlia mengatakan bahwa Ke-5 (pencegahan
mereka mengetahui kebijakan cuci tangan di rumah infeksi nasokomial)
sakit, namun 9/10 mengatakan tidak melakukan belum optimal
64
cuci tangan sesuai dengan yang dianjurkan dan
belum mengetahui 6 langkah cuci tangan yang baik
dan benar.
2. Berdasarkan hasil wawancara, 10/10 pasien dan
keluarga di ruang Dahlia tidak mengetahui tentang
etika batuk dan bersin serta tidak menerapkan etika
batuk dan bersin yang baik dan benar.
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat
ruang Dahlia, setiap keluarga pasien sudah
menandatangani form KIE (komunikasi informasi
edukasi) yang menjelaskan bahwa keluarga sudah
menerima informasi mengenai pencegahan infeksi
dirumah sakit, seperti tindakan cuci tangan dan
etika batuk.
Hasil observasi:
1. Tampak keluarga tidak mencuci tangan 5 momen
dan tidak melakukan 6 langkah mencuci tangan
2. Terlihat pasien dengan keluhan batuk tidak
melakukan etika batuk
3. Terlihat sudah terpasang handsanitizer disetiap
pintu masuk ruangan
65
bahwa yang digunakan pasien adalah gelang pasien secara
identitas, namun 10/10 pasien kurang mengetahui benar) belum
kegunaan gelang identitas optimal
Hasil observasi:
1. Terlihat perawat sudah menjelaskan dengan baik
terkait penggunaan gelang identitas
2. Terlihat perawat menggunakan komunikasi aktif
dengan menanyakan minimal 2 identitas pasien
66
67
C. Skoring Prioritas Masalah
PETUNJUK SKORING
Kepatuhan dalam penerapan Kepatuhan dalam penerapan Belum optimalnya
Keterangan SKP Ke-5 (pencegahan infeksi SKP Ke-1 (identifikasi pasien pengorganisasian logistic
nasokomial) belum optimal secara benar) belum optimal farmasi
Kesadaran tenaga medis 9
7 9
terhadap masalah
Motivasi tenaga medis dalam 9
menyelesaikan masalah 8 8
68
Berdasarkan hasil skoring yang telah dilakukan, maka didapatkan prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah sebagai
berikut:
1. Belum optimalnya pengorganisasian logistic farmasi
2. Kepatuhan pasien dan keluarga dalam penerapan SKP Ke-5 (pencegahan infeksi nasokomial) belum optimal
3. Kurang optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga terhadap kegunaan gelang identitas pasien
69
D. Planning Of Action
PLANNING OF ACTION
Kegiatan Manajemen Keperawatan
Di Ruang Dahlia RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Periode 31 Oktober – 25 November 2023
Intervensi
No. Diagnosa Tujuan PJ
Rencana Sasaran
1 Belum optimalnya Setelah dilakukan intervensi a. Perbaharui dan atur kembali Perawat, PJ Perawat
pengorganisasian logistic selama 2 minggu diharapkan: lemari obat sesuai mahasiswa
farmasi perawat pelaksana dan pembagiannya PJ
mahasiswa yang sedang praktek b. Sediakan prasarana untuk Mahasiswa
di Ruang Dahlia dapat mengatasi keluhan peralatan 1. Dinda
mengorganisasikan obat, alat yang hilang atau tercecer Bucira
kesehatan dan logistic farmasi c. Perbaharui dan tata kembali Alma
lainnya sesuai pada tempat yang label dan tata letak instrument 2. Khoiriah
telah disediakan. d. Habituasi pengorganisasian Nst
logistic farmasi sesuai tempat
yang sudah ditentukan
2 Kepatuhan pasien dan Setelah dilakukan intervensi a. Evaluasi dan rencanakan Pasien, PJ Perawat
keluarga dalam selama 2 minggu diharapkan: kembali bersama staf ruang keluarga
penerapan SKP Ke-5 1. Pasien dan keluarga 100 % Dahlia terkait kegiatan pasien, PJ
(pencegahan infeksi mengetahui pencegahan edukasi cuci tangan 6 langkah Mahasiswa
nasokomial) belum infeksi nasokomial dengan untuk pasien dan keluarga 1. Fikri
optimal cara cuci tangan 6 langkah b. Edukasi terkait 6 langkah cuci Erwanto
2. Pasien dan keluarga 90% dapat tangan kepada pasien dan 2. Wella
70
memahami terkait cuci tangan keluarga Susantri
6 langkah c. Observasi cuci tangan 6
langkah keluarga sebelum dan
sesudah mengunjungi pasien
3 Kurang optimalnya Setelah dilakukan intervensi a. Edukasi terkait pentingnya Pasien, PJ Perawat
pengetahuan pasien dan selama 2 minggu diharapkan: gelang identitas klien dan keluarga,
keluarga terhadap 1. Pasien dan keluarga 100% maksimalkan pemanfaatan PJ
kegunaan gelang mengetahui terkait fungsi media edukasi dari rumah Mahasiswa
identitas pasien gelang identitas sakit terkait pentingnya 1. Safdara
2. Pasien selalu menggunakan pengidentifikasian pasien. Tika
atau dapat terbiasa b. Habituasi pasien dan keluarga 2. Hajar
menunjukkan gelang identitas untuk berpartisipasi dalam Adhara
sebelum menerima tindakan komunikasi aktif
(menanyakan minimal 2
identitas pasien sebelum
tindakan) yang dilakukan oleh
perawat atau tenaga medis
lainnya
71
PLANNING OF ACTION (POA)
KEGIATAN PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DIRUANG DAHLIA RSUD ARIFIN ACHMAD
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
72
11. Evaluasi
12. Ronde Keperawatan
13 Seminar Presentasi Akhir
14. Penutupan
73
BAB V
PEMBAHASAN
Bab ini akan dibahas mengenai analisa dari masing-masing tahapan yang
telah dilakukan pada Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di Ruangan Dahlia
RSUD Arifin Achmad. Analisa ini ditampilkan berdasarkan Analisa SWOT yang
meliputi kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman terhadap masing-
masing kegiatan.
A. Tahap Persiapan
Pelaksanakan kegiatan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
merupakan kegiatan yang berorientasi pada manajemen pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Tahap persiapan yang dilalui oleh mahasiswa meliputi
orientasi ruangan, pembuatan kuesioner untuk pengumpulan data serta
persentasi awal. Setelah lahan praktik ditinjau, mahasiswa mulai
pengumpulan data untuk meninjau permasalahan yang ada di ruangan Dahlia
dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara kepada Kepala Ruangan,
ketua tim, perawat ruangan dan keluarga pasien.
Analisa SWOT
1. Kekuatan
a. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa untuk mempersiapkan
kegiatan secara bersama-sama.
b. Adanya bimbingan yang diberikan oleh preseptor praktik profesi
manajemen keperawatan.
c. Adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari pegawai di ruangan
Dahlia RSUD Arifin Achmad.
2. Kelemahan
a. Kesulitan merumuskan masalah yang ada dikarenakan pengkajian
dengan aspek yang menyeluruh
3. Kesempatan
a. Adanya dukungan dari preseptor akademik dan preseptor klinik serta
staf ruangan dahlia.
74
75
B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah
penyebaran kuesioner pada perawat secara online, wawancara kepada Kepala
Ruangan, serta melakukan observasi terhadap lingkungan wilayah kerja
ruangan Dahlia kemudian melakukan perumusan masalah dan
memprioritaskan masalah bersama perawat ruangan pada saat presentasi
awal. Teknik pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa adalah
menyebarkan kuesioner pada seluruh perawat pelaksana dan mewawancarai
beberapa keluarga pasien.
Analisis SWOT
1. Kekuatan
a. Mayoritas perawat ruangan berpartisipasi aktif dalam memberikan
informasi selama pengumpulan data.
b. Adanya dukungan positif dari kepala ruangan serta perawat ruangan di
Dahlia.
c. Adanya dukungan dari pasien dan keluarga pasien dalam proses
pengumpulan data.
d. Tersedianya alat pengumpulan data berupa kuesioner baku.
2. Kelemahan
Keterbatasan waktu untuk menyebar kuesioner kepada perawat diruangan
Dahlia
3. Kesempatan
Dukungan dan kerja sama akademik dan klinik.
4. Ancaman
Tidak ditemukan adanya ancaman.
76
C. Prioritas Masalah
Masalah manajemen keperawatan yang ditemukan di Ruangan Dahlia
adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pengorganisasian logistic farmasi
2. Kepatuhan pasien dan keluarga dalam penerapan SKP Ke-5 (pencegahan
infeksi nasokomial) belum optimal
3. Kurang optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga terhadap kegunaan
gelang identitas pasien
D. Tahap Intervensi
Setelah didapatkan masalah manajemen keperawatan di Ruangan Dahlia
RSUD Arifin Achmad maka langkah selanjutnya adalah merumuskan
perencanaan Planning Of Action (POA) untuk mengatasi masalah tersebut,
POA dipaparkan melalui persentasi awal.
Adapun rencana intervensi dari kegiatan yang akan dilakukan adalah :
NO MASALAH INTERVENSI
1. Belum optimalnya a. Perbaharui dan atur kembali lemari obat
pengorganisasian logistic sesuai pembagiannya
farmasi b. Sediakan prasarana untuk mengatasi
keluhan peralatan yang hilang atau
tercecer
c. Perbaharui dan tata kembali label dan tata
letak instrument
d. Habituasi pengorganisasian logistic
farmasi sesuai tempat yang sudah
77
ditentukan
e. Habituasi penggunaan bed manajement
setiap harinya
2. Kepatuhan pasien dan a. Evaluasi dan rencanakan kembali bersama
keluarga dalam penerapan staf ruang Dahlia terkait kegiatan edukasi
SKP Ke-5 (pencegahan cuci tangan 6 langkah untuk pasien dan
infeksi nasokomial) belum keluarga
optimal b. Edukasi terkait 6 langkah cuci tangan
kepada pasien dan keluarga
c. Observasi cuci tangan 6 langkah keluarga
sebelum dan sesudah mengunjungi pasien
3. Kurang optimalnya a. Edukasi terkait pentingnya gelang
pengetahuan pasien dan identitas klien dan maksimalkan
keluarga terhadap kegunaan pemanfaatan media edukasi dari rumah
sakit terkait pentingnya pengidentifikasian
gelang identitas pasien
pasien.
b. Habituasi pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam komunikasi aktif
(menanyakan minimal 2 identitas pasien
sebelum tindakan) yang dilakukan oleh
perawat atau tenaga medis lainnya
Analisis SWOT
1. Kekuatan
a. Pengetahuan mahasiswa dan perawat ruangan dalam menyusun
rencana keperawatan dan POA
b. Telah dilakukannya persentasi awal dari hasil pengkajian yang
didapatkan
c. Telah terbina kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan pihak
ruangan Dahlia RSUD Arifin Achmad
d. Penyusunan rencana kegiatan berdasarkan kesepakatan antara
mahasiswa dan perawat ruangan
e. Adanya mahasiswa–mahasiswa lain yang berpraktik di ruangan
Dahlia sehingga dapat membantu dalam melaksanakan kegiatan yang
dilakukan
2. Kelemahan
Banyaknya tindakan keperawatan dan medis yang dilakukan kepada
pasien menyebabkan ners muda kurang maksimal dalam menerapkan
78
Sesudah
80
Sesudah
81
Sesudah
Faktor Pendukung
Tersedianya handrub dibeberapa tempat tidur dan
didepan ruangan pasien.
Pasien di ruang Dahlia secara umum merupakan
pasien rawat ulang dan pasien dengan lama rawat ≥5
hari yang sudah mendapatkan edukasi yang cukup
tentang cuci tangan, sehingga mendukung proses
habituasi cuci tangan dirumah sakit.
Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan proses edukasi cuci tangan pada pasien
baru dan keluarganya dapat terus digalakkan dan
diharapkan selanjutnya perawat pelaksana di Ruang
Dahlia dapat meluangkan waktu untuk melakukan
pengingat cuci tangan selama waktu operan diruangan
pasien.
Masalah 3: Kurang optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga terhadap
kegunaan gelang identitas pasien
Kegiatan Hasil Kegiatan
a. Melakukan edukasi Evaluasi:
terkait pentingnya a. Sudah dilakukan edukasi terkait pentingnya gelang
gelang identitas identitas klien dan memaksimalkan pemanfaatan
klien dan media edukasi dari rumah sakit terkait pentingnya
memaksimalkan pengidentifikasian pasien.
pemanfaatan media Kegiatan ini dilakukan setiap harinya yang
edukasi dari rumah difokuskan pada pasien baru masuk.
sakit terkait
pentingnya
pengidentifikasian
pasien,
dilaksanakan dari
tanggal 6-22
November 2023.
b. Habituasi pasien
dan keluarga untuk
berpartisipasi b. Tampak sudah lebih terbiasa pasien dan keluarga
dalam komunikasi untuk berpartisipasi dalam komunikasi aktif yang
aktif (menanyakan dilakukan oleh perawat atau tenaga medis lainnya.
minimal 2 identitas Kegiatan ini dilakukan dengan peran aktif perawat
pasien sebelum dan tenaga medis lainnya dalam mengonfirmasi
tindakan) yang minimal 2 identitas pasien sebelum melakukan
dilakukan oleh tindakan.
perawat atau
tenaga medis
lainnya,
dilaksanakan dari
86
tanggal 6-22
November 2023.
Hasil
1. Dalam 2 minggu dilakukannya tindakan, pasien dan
keluarga mengetahui fungsi dan pentingnya gelang
identitas dengan persentase keberhasilan sebagai
berikut:
a. Minggu I sebesar 100% dengan rincian 26 dari 26
pasien baru dan keluarga mengetahui dan
memahami fungsi dan pentingnya gelang identitas
b. Minggu II sebesar 100%, dengan rincian 46 dari 46
pasien baru dan keluarga mengetahui dan
memahami fungsi dan pentingnya gelang identitas
c. Minggu III sebesar 100%, dengan rincian 25 dari
25 pasien baru dan keluarga mengetahui dan
memahami fungsi dan pentingnya gelang identitas
2. Dalam 2 minggu dilakukannya tindakan, pasien selalu
menggunakan gelang identitas, dengan persentase
keberhasilan sebagai berikut:
a. Minggu I sebesar 100% dengan rincian 212 dari
212 pasien selalu menggunakan gelang identitas
b. Minggu II sebesar 100%, dengan rincian 210 dari
210 pasien selalu menggunakan gelang identitas
c. Minggu III sebesar 100%, dengan rincian 102 dari
102 pasien selalu menggunakan gelang identitas
3. Dalam 2 minggu dilakukannya tindakan, pasien
terbiasa menunjukkan gelang identitas sebelum
menerima tindakan.
Faktor Penghambat
Standar materi edukasi yang diberikan pada setiap
pasien berbeda-beda, sehingga ditemukan perbedaan
pengetahuan yang diterima pasien.
Faktor Pendukung
Adanya dukungan dan kerjasama yang baik dengan
perawat ruangan serta mahasiswa praktik di Ruang
Dahlia
Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan kepada perawat yang bertugas untuk
87
F. Tahap Evaluasi
Implementasi keperawatan dapat dilakukan dengan baik oleh mahasiswa
karena adanya kerjasama dengan pihak ruangan.
Analisa SWOT
88
1. Kekuatan
a. Kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi masalah yang ditemukan
dan menyusun tindak lanjut yang dapat dilakukan.
b. Motivasi yang kuat dari pihak ruangan, pembimbing akademik dan
pembimbing klinik dan staf keperawatan di Ruangan Dahlia dalam
menyusun rencana tindak lanjut.
2. Kelemahan
a. Masih kurangnya motivasi perawat dan mahasiswa praktik dalam
melanjutkan implementasi yang telah dibuat.
b. Kurangnya waktu untuk melakukan implementasi sehingga kurangnya
pengoptimalan intervensi yang sudah disusun oleh mahasiswa.
c. Pergantian mahasiswa yang sedang melakukan praktik klinik di Ruangan
Dahlia secara cepat sehingga perlunya sosialisasi berulang.
3. Kesempatan
a. Adanya mahasiswa praktik baru yang melakukan praktik di ruangan
Dahlia sehingga dapat membantu dalam melaksanakan kegiatan
manajemen keperawatan yang telah disusun.
4. Ancaman
a. Bertambahnya pasien yang membutuhkan proses asuhan keperawatan
yang lebih komperhensif.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian (pengumpulan data melalui kuesioner, observasi dan metode
wawancara) dilakukan oleh ners muda dimulai dari tanggal 30 Oktober 2023
sampai 2 November 2023 terhadap kepala ruangan, perawat dan pasien serta
keluarga pasien yang ada di ruangan Dahlia RSUD Arifin Achmad.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tersebut, dapat ditarik beberapa
permasalahan manajamen keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Arifin
Achmad yang telah disepakati bersama dengan perawat diruangan dahlia
pada saat presentasi awal tanggal 3 November 2023 yaitu:
1. Belum optimalnya pengorganisasian logistic farmasi
2. Kepatuhan pasien dan keluarga dalam penerapan SKP Ke-5 (pencegahan
infeksi nasokomial) belum optimal
3. Kurang optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga terhadap kegunaan
gelang identitas pasien
Setelah ditemui masalah manajemen keperawatan, maka disusunlah suatu
rencana keperawatan untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang ada.
Setelah dilakukan implementasi selama 2 minggu dari masalah yang telah
diprioritaskan, kemudian kelompok kemudian mengevaluasi kegiatan yang
telah dilakukan diruangan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran yang dapat
menunjang perbaikan-perbaikan positif dikemudian hari, yaitu:
1. Perawat Ruangan
Kepada pihak ruangan diharapkan untuk tetap mempertahankan
kegiatan-kegitan yang positif yang telah terbentuk dalam membantu
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik, serta
memberikan motivasi pada seluruh perawat diruangan Dahlia.
89
90