BUKU PENUNTUN
KETERAMPILAN KLINIS
BLOK
SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2023
PAS FOTO
3 x 4 cm
Nama :
NIM :
No. HP :
Email :
1. Ibu hamil
2. Remaja putri
3. Status gizi kurang
4. Faktor ekonomi kurang
5. Infeksi kronik
6. Vegetarian
D. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
1. Pemeriksaan Fisik
Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan,
dan jaringan di bawah kuku.
Gejala anemia defisiensi besi
a. Disfagia
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis
d. Koilonikia
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit,
trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi),
MCV, MCH, MCHC, feses rutin, dan urin rutin.
b. Pemeriksaan Khusus (dilakukan di layanan sekunder) : Serum iron,
TIBC, saturasi transferin, dan feritin serum.
E. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Anemia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh penyakit dasar
sehingga penting menentukan penyakit dasar yang menyebabkan anemia.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
pemeriksaan darah dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.
Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO:
1. Laki-laki: >13 g/dL
2. Perempuan: >12 g/dL
3. Perempuan hamil: >11 g/dL
F. Penatalaksanaan
Penderita anemia defisiensi zat besi memerlukan tambahan asupan zat besi
dari makanan. Oleh karena itu, para penderita disarankan untuk lebih
banyak mengonsumsi :
● Makanan laut atau boga bahari seperti tiram, kerang dan ikan.
V. LEMBAR PENGAMATAN
O = Onset
P = Palliating/ Provoking Factor
Q = Quality
R = Radiation/ penyebaran
S = Site (lokasi)
T = Timing (waktu)
Tujuan pertanyaan yang berkaitan dengan gejala (Symptom & Sign) pada
penderita:
1. Lokasi, dimana lokasinya? Apakah menyebar?
2. Kualitas, seperti apa keluhan tersebut
3. Kuantitas (keparahan), seberapa parah keluhan tersebut
4. Waktu;
- Kapan keluhan mulai dirasakan?
- Berapa lama keluhan tersebut berlangsung?
- Seberapa sering keluhan itu muncul?
5. Keadaan/ situasi saat serangan berlangsung, termasuk faktor lingkungan,
emosi, aktivitas, atau keadaan lain yang mungkin dapat mempengaruhi
penyakit
6. Faktor faktor yang menyebabkan remisi atau eksaserbasi. Apakah ada hal
hal yang membuat gejala membaik atau semakin parah?
7. Manifestasi lain yang berhubungan dengan gejala. Apakah penderita
merasakan hal hal lain yang menyertai serangan?
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Skrining Thalasemia
Test ini bertujuan untuk mengetahui apakah kita membawa sifat dari
penyakit thalassemia. Pemeriksaannya hanya sedikit ujung jari ditusuk,
darah diambil setetes, kemudian di tes dan waktunya pun sangat singkat,
kurang dari 10 menit. Pemeriksaan itu dikenal dengan nama tes skrining
talasemia dengan Thalcon-OF. Bila hasilnya negatif, kemungkinan
sangat besar kita bukan pembawa sifat. Tapi bila positif, dokter akan
melakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium. Apakah ada penyakit
lain ataukah memang benar membawa sifat thalassemia. Skrinning
3. Preimplantasi diagnosis
diketahui sebabnya
genetik
V. LEMBAR PENGAMATAN
● Eritrosit / RBC
● Leukosit / WBC
● Hematokrit : 35 – 45 %
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila
kadar Hb turun menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi
normal mungkin menandakan terjadinya infeksi, trombositnya turun
mungkin saja menandakan terjadi infeksi virus, dan lain sebagainya.
B. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah
1. Darah Rutin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya anemia, infeksi dan perubahan
jumlah trombosit darah.
2. Darah Lengkap
Pemeriksaan yang lebih lengkap ini memberikan informasi tambahan
tentang jenis anemia dan hitung jenis lekosit selain yang tercantum pada
pemeriksaan hematologi rutin.
3. LED (Laju Endapan Darah)
Pemeriksaan LED memberikan informasi adanya penyakit, infeksi dan
adanya peradangan yang telah berlangsung lama (kronis) yang tidak
spesifik.
C. Indikasi Pemeriksaan Hematologi
1. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan
pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan
keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel
pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
2. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk
tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi
3. Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin
akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa
bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas
perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung
dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera
disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah
eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang
dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih
tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-
100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai
malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
4. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 %
demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan
penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan
dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita
atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.
Pengamatan
Langkah/ Tugas
Ya Tidak
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Menerangkan pada pasien tujuan dan prosedur serta
inform consent
Pengambilan Darah Vena
3. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Cuci tangan
5. Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat
yang akan diambil darahnya
6. Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya
dengan karet pembendung/tourniquet, pasien dianjurkan
mengepalkan tangannya.
7. Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
secara sirkuler
8. Tegangkan kulit dengan tangan yang tidak
dominan/tangan kiri
9. Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan,
lalu aspirasi apakah jarum sudah masuk vena
Sedangkan pada anak-anak, dapat teraba KGB pada daerah servikal sebesar 0,5
– 1,0 cm. Pada supraklavikula, kadang dapat teraba KGB bila pasien melakukan
manuver valsava. Pemeriksaan fisik KGB dilakukan secara inspeksi dan palpasi.
Pembesaran KGB dapat ditemukan pada infeksi, tuberkulosis kelenjar,
leukemia, limfoma malignum, metastasis keganasan atau penyakit lain.
Pada inspeksi, apakah terlihat pembesaran kelenjar getah bening? Apakah
pembesaran tersebut tunggal atau multipel, berapa jumlahnya? Apakah
pembesarannya unilateral atau bilateral? Dimanakah lokasi kelenjar getah
bening yang membesar itu? Pada palpasi, lakukan pemeriksaan dengan
menggunakan bantalan ujung jari. Tentukan jumlah dan ukuran pembesaran
kelenjar getah bening, nilai konsistensi, mobilitas, permukaan, dan nyeri tekan.
Pemeriksaan pada leher dilakukan pada daerah preaurikula, aurikula
posterior, oksipital, tonsilar, submandibular, submental, servikal anterior,
servikal posterior, deep cervical chain, dan supraklavikula. Selain leher,
pemeriksaan KGB juga dilakukan pada aksila, inguinal dan poplitea.
V. PROSEDUR KERJA
A. Persiapan
Hal-hal yang penting diperhatikan sewaktu pemeriksaan
1. Pencahayaan ruangan yang baik.
N PENAGAMATA
LANGKAH/TUGAS
o N
Mempersiapkan pemeriksaan pasien YA TIDAK
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien tentang indikasi
dan tujuan pemeriksaan
3 Melakukan cuci tangan sesuai prosedur hand hygiene
4 Meminta pasien untuk bersedia mengikuti instruksi
pemeriksa.
5 Berdiri di hadapan pasien, posisi pasien duduk.
6 Meminta pasien untuk membuka pakaian sesuai
keperluan (leher dan aksila saat pemeriksaan pada
daerah tersebut akan dilakukan)
7 Menjelaskan daerah - daerah predileksi KGB
(berbagai daerah di leher, aksila, epitrochlear dan
inguinal)
8 Melakukan inspeksi KGB leher. Apakah terdapat
massa atau pembengkakan?
9 Menyampaikan hasil inspeksi KGB leher.
10 Melakukan palpasi pada seluruh daerah predileksi
KGB leher. Nilai jumlah, ukuran, konsistensi,
mobilitas, dan nyeri tekan bila terdapat pembesaran.
11 Menyampaikan hasil pemeriksaan palpasi KGB leher
12 Melakukan inspeksi KGB aksila (kanan dan kiri).
Apakah terdapat massa atau pembengkakan?
13 Menyampaikan hasil inspeksi KGB aksila
14 Melakukan palpasi KGB aksila (kanan dan kiri). Nilai
jumlah, ukuran, konsistensi, mobilitas, dan nyeri
SKIN TEST
I. PENDAHULUAN
Skin tes merupakan salah satu dari dua macam pengujian reaksi alergi
yang dianggap valid dan sudah diterapkan selama bertahun-tahun. Skin tes
adalah suatu pengujian yang dilakukan pada kulit untuk mengidentifikasi
substansi alergi (alergen)yang menjadi pemicu timbulnya reaksi alergi.
Skin tes biasanya dilakukan pada pasien yang akan diberikan pengobatan
dan dicurigai memiliki alergi terhadap bahan dan obat tertentu, misalnya pada
penderita rhinitis alergika, asthma, alergi makanan, dan lain sebagainya. Skin tes
merupakan pengujian yang sering dan harus dilakukan terhadap pasien di rumah
sakit maupun klinik adalah bahwa setiap individu memiliki sensitivitas yang
berbeda beda terhadap berbagai macam bahan maupun obat.
Selain itu, skin test relatif mudah dilakukan, nyaman bagi pasien, tidak
mahal, dan hasil pemeriksaan bisa didapatkan hanya dalam waktu 15-20 menit.
Pengujian dimulai dengan menggores atau menusuk kulit dengan jarum steril
khusus, dan depositkan sejumlah kecil ekstrak alergen ke dalam kulit kemudian
tunggu 15-20 menit, evaluasi reaksi kulit. Jika pada kulit muncul bentol
kemerahan, seperti gigitan nyamuk, artinya hasil pengujian positif dan pasien
alergi terhadap bahan yang diujikan.
Jika kulit tidak menimbulkan reaksi, artinya rencana pengobatan aman
untuk dilanjutkan. Pengujian ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak
menyebabkan perdarahan pada pasien karena jarum hanya masuk ke permukaan
kulit saja. Skin tes juga dapat dilakukan dengan cara menginjeksikan alergen ke
bawah kulit, atau dengan menempelkan alergen pada kulit dalam periode waktu
spesifik (48 jam). Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah
permukaan kulit antebrachii bagian dalam, permukaan kulit yang terang, sedikit
rambut, tidak ada lesi dan oedem.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui indikasi dilakukan Skin Test
2. Mahasiswa mampu melakukan Skin Test
V. DASAR TEORI
Skin tes merupakan salah satu dari dua macam pengujian reaksi alergi
yang dianggap valid dan sudah diterapkan selama bertahun-tahun. Skin tes
No Pengamatan
Langkah/ Tugas
. Ya Tidak
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat serta
meminta Informed Consent
2. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
TRANSFUSI DARAH
I. PENDAHULUAN
V. DASAR TEORI
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah
dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya.
Tujuan Transfusi Darah
1. Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
2. Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar
tetap bermanfaat.
3. Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada
peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
4. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
5. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
6. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
7. Tindakan terapi kasus tertentu.
Indikasi Transfusi
Transfusi darah diperlukan saat kehilangan banyak darah, misalnya pada :
1. Kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar.
2. Penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan misal maag kronis dan
berdarah.
3. Penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal
anemia hemolitik atau trombositopenia.
4. Jika anda menderita penyakit pada sumsum tulang sehingga produksi sel
darah terganggu seperti pada penyakit anemia aplastik maka anda juga akan
membutuhkan transfusi darah. Beberapa penyakit seperti hemofilia yang
menyebabkan gangguan produksi beberapa komponen darah maka anda
mungkin membutuhkan transfusi komponen darah tersebut.
Pengamatan
No. Langkah/ Tugas
Ya Tidak
1. Cocokan identitas, lisan atau tertulis, dilakukan di sisi
pasien
2. Identitas dan jumlah darah kemasan cocokkan formulir
permintaan darah
3. Mencuci tangan