Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Coronalvirus Disealse 2019 (Covid-19) aldallalh penyalkit menulalr yalng


disebalbkaln oleh Severe Alcute Respiraltory Syndrome Coronalvirus 2 (SAlRSCoV-
2) Coronalvirus aldallalh zoonosis (ditulalrkaln alntalral hewaln daln malnusial). Penelitialn
menyebutkaln balhwal SAlRS-CoV ditralnsmisikaln dalri kucing luwalk (civetcalts) ke
malnusial daln MERS-CoV dalri untal ke malnusial. Coronalvirus aldallalh virus RNAl
dengaln ukuraln palrtikel 120-160 nm. Virus ini utalmalnyal menginfeksi hewaln,
termalsuk di alntalralnyal aldallalh kelelalwalr daln unta.(8)

Pertama kali ditemukan pada Tahun 2019 di Wuhan China yang kemudian
penyakitnya disebut dengan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), masuk ke
Indonesia sendiri yaitu pada bulan maret tahun 2020. Gejala dari covid-19 sendiri
ialah seperti demam, batuk, myalgia atau kelemahan, sakit kepala, diare, mual dan
muntah.

Data terakhir menyebutkan pada Bulan Juli 2022 total kasus Covid-19 dunia
mencapai 590 jt, di Indonesia kasus pada tahun dari pertama kali Covid-19
muncul hingga akhir 2021 dengan total 4,26 juta dan total kasus pada tahun 2022
berjumlah 2,15 juta, Provinsi Lampung sendiri total kasus terkonfirmasi
keseluruhan mencapai 73547 Orang.(2)

Menurut WHO tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah mencuci


tangan pakai sabun dan menggunakan handsanitizer, tidak menyentuh area wajah
dan menggunakan masker. Virus ini menyebar terutama melalui tetesan air liur
atau sesuatu yang keluar dari hidung(batuk dan bersin) orang yang terinfeksi.
Sangat penting bagi setiap orang untuk berlatih etika yaitu dengan batuk pada siku
yang ditekuk atau dengan tisu lalu bekas nya dibuang ke tempat sampah dan
mencuci tangan(WHO 2020)
2

Valksin Covid-19 merupalkaln valksin yalng digunalkaln untuk memperoleh


imunitals spesifik terhaldalp virus SAlRS-CoV-2 yalng terutalmal ditujukaln untuk
memutus ralntali penulalraln virus. Valksin ini malsih menjallalni uji klinik daln belum
teregistralsi, nalmun beberalpal valksin Covid-19 yalng telalh digunalkaln untuk
valksinalsi berdalsalrkaln mekalnisme Emergency Use Aluthorizaltion (EUAl). Jenis
valksin Covid-19 pun bermalcalm-malcalm yalitu dalpalt berupal valksin hidup yalng
dilemalhkaln, protein subunit, non-replicalting virall vector, DNAl, malupun valksin
RNAl

Di Desa Kotagajah Timur sendiri ada sebagian besar dari masyarakat yang
tercatat telah melakukan vaksin dan ada sebagian juga yang tidak melakukan
vaksin dikarenakan ketakutan karena adanya penyakit bawaan. Berdasarkan
penjelasan di atas terkait vaksin covid 19 di Desa Kotagajah Timur sendiri sudah
jelas keteranganya dan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Desa Kotagajah
Timur. Penelitian ini penting dilakukan mengingat masih adanya keraguan di
masyarakat untuk menerima vaksinasi Covid-19 dan juga hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan dalam merumuskan pendekatan terbaik bagi
pelaksanaan program vaksinasi di Desa Kotagajah Timur.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat Desa


Kotagajah Timur Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah terhadap
Vaksin covid-19?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di Desa Kotagajah Timur, Kecamatan Kotagajah
Kabupaten Lampung Tengah.
3

2. Tujuan Khsusus
a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
Pendidikan.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan Masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di


Desa Kotagajah Timur Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung
Tengah.

c. Mengetahui sikap Masyarakat Desa Kotagajah Timur Kecamatan


Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah terhadap vaksin covid – 19

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat landasan teori dan
memberi bukti ilmiah mengenai tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
Desa Kotagajah Timur terhadap vaksin Covid-19.

2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi bagi Pemerintah dan instansi lainnya tentang
respon Masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19.
b. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan landasan ilmiah bagi peneliti
selanjutnya tentang sistem penanggulangan pandemi Covid-19 yang ada di
Indonesia, khususnya vaksinasi Covid-19 di Desa Kotagajah Timur.
c. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam perumusan
pendekatan terbaik untuk pengambilan kebijakan Pemerintah dalam
pelaksanaan program Vaksinasi di Desa Kotagajah Timur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2014) dalam buku (Masturoh,
Imas & T, 2018) pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan setiap orang akan
berbeda-beda tergantung dari bagaimana penginderaannya masingmasing
terhadap objek atau sesuatu.
b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2014) dalam buku (Masturoh,
Imas & T, 2018) secara garis besar terdapat 6 tingkatan pengetahuan sebagai
berikut:
1) Tahu (know)
Tingkatan pengetahuan pada tahap ini merupakan tingkatan paling
rendah, pengetahuan yang dimiliki baru sebatas berupa mengingat
kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan
pengetahuan pada tingkatan ini yaitu menguraikan, menyebutkan,
mendefiniskan dan menyatakan. Contohnya antara lain: menyebutkan
defnisi pengetahuan, menyebutkan definisi rekam medis, atau
menguraikan tanda dan gejala suatu penyakit.
2) Memahami (comprehension)
Pada tahap ini pengetahuan yang dimiliki dapat diartikan sebagai
suatu kemampuan menjelaskan tentang objek atau sesuatu dengan
benar. Seseorang yang telah paham tentang pelajaran atau materi yang
telah diberikan dapat menjelaskan, menyimpulkan dan
menginterpretasikan objek atau sesuatu yang telah dipelajari. 9
Misalnya dapat menjelaskan tentang pentingnya dokumen rekam
medis.
6

3) Aplikasi (application)
Pada tahap ini pengetahuan yang dimiliki dapat menerapkan atau
mengaplikasikan materi yang telah dipelajarinyapada situasi kondisi
nyata atau sebenarnya. Contohnya melakukan assembling (merakit)
dokumen rekam medis atau melakukan kegiatan pelayanan
pendaftaran.
4) Analisis (analysis)
Memiliki kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen yang ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis yang dimiliki yaitu dapat menggambarkan (membuat bagan),
memisahkan dan mengelompokkan, membedakan atau
membandingkan. Contohnya yaitu menganalisis dan membandingkan
kelengkapan dokumen rekam medis menurut metode Huffman dan
metode Hatta.
5) Sintesis (synthesis)
Pada tahap ini pengetahuan yang dimiliki yaitu kemampuan
seseorang dalam mengaitkan berbagai elemen atau unsur pengetahuan
yang ada menjadi suatu pola baru yang lebih menyeluruh.
Kemampuan sintesis seperti menyusun, merencanakan,
mengkategorikan, mendesain, dan menciptakan. Misalnya membuat
desain form rekam medis dan menyusun alur rawat jalan atau rawat
inap.
6) Evaluasi (evaluation)
Tahap terakhir ini pengetahuan yang dimiliki berupa kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Evaluasi dapat digambarkan sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif keputusan.
7

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, diantaranya:


1) Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan upaya untuk memberikan
penegtahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
Tingkat pendidikan menunjukkan korelasi yang positif melalui terjadinya
perubahan perilaku positif yang meningkat, oleh sebab itu pengetahuan
juga akan meningkat.
2) Informasi Seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas adalah
seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak.
3) Budaya 11 Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan yang mencakup kepercayan dan sikap.
4) Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami oleh
seseorang yang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang
bersifat informal.
5) Sosial Ekonomi Seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi maka
akan menambah tingkat pengetahuan.
Menurut Arikunto (2002) dalam (Astuti, 2010), setelah responden mengisi
kuesioner, kuesioner tersebut dikumpulkan sehingga diperoleh data. Data yang
telah dikumpulkan tersebut kemudian diklarifikasikan menjadi dua kelompok
data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif digambarkan
dengan kalimat atau kata-kata yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan.

2. Sikap
a. Definisi sikap
Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan
persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut
attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang.
Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi
yang dihadapi.
8

Ada beberapa pendapat mengenai Sikap, berikut ini penjelesanya:


1) Menurut kamus bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto
pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan
berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya
norma agama.
2) Ellis mengemukakan bahwa sikap melibatkan beberapa pengetahuan
tentang sesuatu. Namun aspek yang esensial dalam sikap adalah
adanya perasaan atau emosi, kecenderungan terhadap perbuatan
yang berhubungan dengan pengetahuan.
3) Sedangkan menurut Saefudin Azwar, sikap adalah salah satu unsur
kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan
tindakannya dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai
dengan perasaan positif dan negatif.

B. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)


1. Definisi COVID - 19
Coronalvirus Disealse 2019 (Covid-19) aldallalh penyalkit menulalr yalng
disebalbkaln oleh Severe Alcute Respiraltory Syndrome Coronalvirus 2
(SAlRSCoV-2). SAlRS-CoV-2 merupalkaln Coronalvirus jenis balru yalng belum
pernalh diidentifikalsi sebelumnyal paldal malnusial. Ditulalrkaln alntalral hewaln daln
malnusial (zoonosis). penelitialn menyebutkaln balhwal SAlRS-CoV
ditralnsmisikaln dalri kucing luwalk (civetcalts) ke malnusial daln MERS-CoV dalri
untal ke malnusial dan Coronalvirus aldallalh virus RNAl dengan ukuraln palrtikel
120-160 nm.(8)

2. Patofisiologi
Diawali dengan penemuan kasus pertama di Wuhan, China yang
melaporkan kasus pertamanya lalu makin menyebar ke daerah lain bahkan ke
seluruh penjuru dunia. Kasus COVID-19 diibaratkan seperti bola salju yang
makin hari mengalami peningkatan angka positif dari hamper seluruh Negara,
lebiih dari 205 Juta kasus positif dengan 4,33 Juta korban meninggal dunia
(WHO, 2021).
9

3. Epidemologi
Sebuah studi tentang dinamika awal penularan COVID 19
mengungkapkan bahwa masa inkubasi rata rata adalah 5,2 hari (95% interval
kepercayaan [CI], 4,1 – 7,0). Sebuah penelitian selanjutnya yang
menggunakan riwayat perjalanan dan tumbulnya gejala dari 88 kasus yang
dikonfirmasi menunjukan masa inkubasi rata-rata yang sama yaitu 6,4 hari
(95% CI, 5,6-7,7). Dengan persetil ke-95 dari distribusi pada 12,5 hari. Angka
repruduksi di dasarkan pada model, sangat bergantung pada kondisi
epidemologi dan merupakan parameter terpenting untuk menentukan
interistik.

4. Diagnosa
Deteksi COVID 19 yang cepat dan akurat sangat penting untuk
mengendalikan wabah di masyarakat dan di rumah sakit. Tes diagnostic
terkini virus corona meliputi reaksi berantai polymerase transkripsi balik (RT-
PCR), RT –PCR real-time (rRT-PCR), dan amplifikasi isothermal yang di
mediasi loop transkripsi balik (RT-LAMP). RT-LAMP memiliki sensitivitas
serupa dengan rRT-PCR, sangat spesefisik dan digunakan untuk mendeteksi
MERS_CoV. menurut kriteria diagnostic yang di tetapkan oleh Komisi
Kesehatan nasional Tiongkok saat ini, pemeriksaan laboratorium, termasuk tes
usap nosafaring dan orofaring telah menjadi penilaian standar untuk diagnosis
COVID 19.
Pemeriksaan antigen-antibodi memiliki keunggulan yaitu hasil
pemeriksaan yang cepat namun disisi lain, hasil pemeriksaan tidak bisa
dijadikan pedoman utama dalam mendiagnosa pasien karena pemeriksaan ini
hanya melihat ada atau tidaknya respon imun terhadap virus. Waktu dalam
melakukan pemeriksaan juga sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan(Guo.et
al.,2020).

Pemeriksaan RT-PCR pemeriksaan ini merupakan gold standard dalam


mendiagnosa COVID-19 dengan menggunakan sampel bahan swab
nasofaring atau orofaring, spuntum. Beberapa gen target untuk mendeteksi
10

SARS-CoV-2 adalah gen E, N, S dan RdRp. Pasien dinyatakan positif


COVID-19 apabila ditemukan urutan unik dari RNA virus pada pemeriksaan
RT-PCR (WHO.2020)

5. Tatalaksana
Hingga saat ini belum ditemukan tatalaksana pasti untuk pasien COVID-
19, tatalaksana yang dapat dilakukan adalah terapi sesuai dengan gejala yang
muncul dan dengan oksigen. Namun beberapa penelitian mengatakan
beberapa jenis obat dinilai ampuh untuk digunakan sebagai tatalaksana
COVID-19.

Berikut merupakan jenis obat yang telah dilakukan penelitian ;

a. Lovinapir dan Ritonavir


Penelitian yang dilakukan Chu, et al menunjukan hasil bahwa pasien yang
diberi tatalaksana obat tersebut menurunkan angka kematian. Obat ini juga
memiliki kemampuan dalam menginhibisi replikasi virus(Cascella,2020)
b. Remdesivir
Hasil penelitian ini menunjukan Remdesivir dapat menginhibisi infeksi
virus, obat ini efektif dalam menurunkan angka kematian pada kasus
berat(Cascella,2020)
c. Kloroquin Hidroksiklorokuin
Kloroquin merupakan obat yang dapat menghambat infeksi virus, obat
ini termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga penggunaanya harus
dalam pantauan dokter(Castella,2020)
d. Plasma Konvasalen
Plasma pasien yang telah sembuh dari COVID-19 memiliki efek
terapeutik karena telah mempunyai antibody terhadap SARS-CoV-2.
Penelitian yang dilakukan menunjukan terdapat lima serial kasus pasien
yang mendapat terapi plasma konvaselen menunjukan perbaikan klinis
pada keseluruhan pasien (Shen et al.,2020).
11

6. Faktor resiko
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, penyakit komobid hipertensi,
diabetes melitus, jenis kelamin laki laki dan perokok adalah faktor resiko
COVID-19. Pasien dengan jenis laki laki diduga karena prevelensi perokok
yang tinggi pada laki laki (Cai,2020).
7. Pencegahan
a. Rajin mencuci tangan dengan cairan alcohol maupun sabun dan air
untuk membunuh virus
b. Menjaga jarak sejauh 1 meter dengan orang lain
c. Mengindari tempat yang ramai dan memungkinkan terjadi kontak
dengan orang lain
d. Tetap dirumah untuk menhindari kontak dengan orang lain
e. Jika mengalami gejala umum COVID 19 segera mencari bantuan
medis
C. Vaksin Covid-19

1. Definisi
Vaksin Covid-19 merupakan vaksin yang digunakan untuk memperoleh
l l l l l l l

imunitas spesifik terhadap virus SARS-CoV-2 yang terutama ditujukan untuk


l l l l l l l l

memutus rantai penularan virus. Vaksin ini masih menjalani uji klinik dan
l l l l l l l l l

belum teregistrasi, namun beberapa vaksin Covid-19 yang telah digunakan l l l l l l l l l

untuk vaksinasi berdasarkan mekanisme Emergency Use Authorization (EUA).


l l l l l l l l l

Jenis vaksin Covid-19 pun bermacam-macam yaitu dapat berupa vaksin hidup
l l l l l l l l l l

yang dilemahkan, protein subunit, non-replicating viral vector, DNA, maupun


l l l l l l l

vaksin RNA. Sebagian besar vaksin yang telah memiliki EUA harus diberikan
l l l l l l l l l l l

dalam 2 dosis dan diberikan secara intramuscular (6)


l l l l l l l l

2. Jenis - jenis Vaksin Covid-19 (10). l

a. Vaksin mati/dilemahkan
l l l l

Vaksin sel utuh yang tidak aktif atau vaksin hidup yang dilemahkan dapat
l l l l l l l l l l l l

menghadirkan beberapa komponen antigenik ke inang yang berpotensi


l l l l l l l

menghasilkan berbagai afek imunologis terhadap patogen. Lembaga


l l l l l l l l l l

penelitian . yang mengembangkan vaksin ini telah berhasil mengisolasi dan


l l l l l l l l l
12

meluncurkan strain virus SARS - CoV - 2 oleh Pusa t Pengendalian dan l l l l l l l

Pencegahan Penyakit China , Institut Virologi Wuhan, Akademi Ilmu


l l l l l l l

Pengetahuan China , Universitas Zhejiang dan banyak lainnya (11)


l l l l l l l l l l

b. Subunit Vaksin l

Vaksin subunit mengandung satu atau lebih antigen dengan imunogresitas kuat
l l l l l l l l l

yang mampu secara efisien merangsang sistem kekebalan inang. Jenis


l l l l l l l l l

vaksin ini umumnya lebih aman dan lebih mudah


l l l l l l

untuk diproduksi, tetapi seringkali membutuhkan tambahan adjuvant untuk l l l l l l l l

mendapatkan respon imun protektif yang kuat. Hingga saat ini, beberapa
l l l l l l l l l l

instansi telah meluncurkan program vaksin subunit SARS - CoV - 2, dan


l l l l l l l

hampir semuanya menggunakan protein 5 sebagai antigem Misalnya


l l l l l l l l l l

University of Queensland l sedang l mengembangkan l l vaksin l subut


berdasarkan teknologi molecular clamping (11).
l l l l l

c. Vaksin mRNA
l l

Vaksin jenis ini menggunakan mRNA yang mengkode antigen yang


l l l l l l l

diterjemahkan di mesin seluler inang dengan vaksinasi. Vaksin mRNAl l l l l l l l

memiliki kelebihan dibandingkan vaksin konvensional yaitu tidak adanya l l l l l l l l l l

integrasi genom respon imun meningkat, perkembangannya cepat, dan


l l l l l l l

produksi antigen multimeric Moderma, Inc. telah memulai uji klinis fase 1 l l l l l

untuk mRNA - 1273, vaksin mRNA, yang mengkode protein viral spike l l l l l

( S ) dari SARSCoV - 2. Pada vaksin konvensional diproduksi dalam sistem


l l l l l l l l

kultur sel sedangkan untuk vaksin mRNA dirancang dalam silico, yang l l l l l l l l l

memungkinkan pengembangan dan evaluasi efikasi vaksin yang cepat (11). l l l l l l l l l l

d. Vaksin DNA
l l

Vaksin DNA biasanya terdiri dari molekul DNA plasmid yang mengkode
l l l l l l l l l

Vanam satu atau lebih antigen. Mereka lebih unggul dari vaksin mRNA
l l l l l l l l l l

dalam formulasi yang diperlukan untuk stabilitas dan efisiensi pengiriman,


l l l l l l l l l

tetapi harus memasukan inti yang mungkin memerlukan risiko integrasi


l l l l l l l

vektor dan mutasi pada genom inang (11). l l l l l


13

e. Vaksin Live Vector


l

Vaksin vektor langsung adalah virus hidup (vektor) yang mengekspresikan


l l l l l l l

antigen
l heterolog. Mereka l dikarakterisasi l l l dengan l menggabungkan l l

imunogenisitas yang kuat dari vaksin yang dilemalikan hidup dan keamanan l l l l l l l l l l l l

vaksin sabunit, dan secara luas digunakan untuk mengindaksi imunitas


l l l l l l l l l l

seluler in vivo Penelitian vaksin SARS-CoV-2 terkait telah dilakukan oleh l l l l l l l

lembaga - lembaga berikut. Greffex Inc. yang berbasis di Houston telah


l l l l l l l

menyelesaikan konstruksi vaksin vektor adenovirus SARS-CoV-2 dengan l l l l l l

Creffex Vector Platform dan seharusnya sekarang dipindahkan ke pengujian l l l l l l l l l

hewan. l Tunix Pharmaceuticals l l l mengumumkan l penelitian l untuk


mengembangkan l l vaksin l SARS-CoV-2 l yang l potensial l berdasarkan l l l

Horsepox Virus ( TNX - 1800 ). Johnson & Johnson tela h mengadopsi l l

platform vektor adenoviral AdVac untuk pengembangan vaksin (11).


l l l l l l l l

f. Vaksin Peptida Sintetis atau Epitop


l l l l

Vaksin ini hanya mengandung fingmen antigen utuh tertentu dan biasanya
l l l l l l l l l

dibuat dengan teknik sintesis kimia. Mereka lebih mudah dalam persiapan
l l l l l l l l l

dan 23 kontrol kualitas. Namun berat molekul rendah dan kompleksitas


l l l l l l l l

struktural dari vaksin ini biasanya menghasilkan imunogerésitas yang


l l l l l l l l l l

rendah, sehingga modifikasi struktural, sistem pengiriman, dan bahan


l l l l l l l l

pembantu juga diperlukan dalam formast. Generex Biotechnology


l l l l l l

mengumumkan bahwa mereka bekerja dengan kelompok pihak ketiga untuk l l l l l l l l

menghasilkan vaksin peptida terhadap virus pandemi menggunakan


l l l l l l l l l

teknologi IC - Key NaGeneres InmunoOncology yang dipatenkan yang l l l l l

menggunakan peptide sintetis dalam meninu daerah protein esensial dari l l l l l l l l

virus yang secara kimia terkait dengan 4 asam amino li - Key untuk
l l l l l l l l l

memastikan aktivasi sistem kekebalan tubuh yang kuat (11).


l l l l l l l l

3. Dosis dan Cara Pemberian l l l l

Dosis dan cara pemberian harus sesuai dengan yang direkomendasikan


l l l l l l l l l l

untuk setiap jenis vaksin Covid-19. Tabel di bawah ini menjelaskan dosis
l l l l l l l

pemberian untuk setiap jenis platform vaksin Covid-19 (8).


l l l l
14

Tabel 2.1 Dosis dan Cara Pemberian Vaksin Covid – 19


l l l l l l

Interval
Pengembangan Jumlah Minimal Cara
Platform
Vaksin Dosis Pemberian Pemberian
Antar Dosis
Inactived Sinovac Research and 2 (0,5 ml
28 Hari Intramuskular
l l l l

virus Development Co., Ltd per dosis)


l l l

Inactived Sinopharm + Beijing


2 (0,5 ml
l l

virus Institute of Biological 21 Hari Intramuskular


per dosis)
l l l l

Products
Viral vector Astra Zeneca +
2 (0,5 ml
l l l l

(Non- University of Oxford 12 Minggu Intramuskular


per dosis)
l l

replicating) l

Protein Novavax 2 (0,5 ml


21 Hari Intramuskular
l l

subunit per dosis)


l l l

RNA – Moderna + National


2 (0,5 ml
l l l l

based Institute of Allergy and 28 Hari Intramuskular


per dosis)
l l l l l l

vaccine l Infectious (NIAID) l

RNA – Pfizer Inc + BioNTech


2 (0,3 ml
l

based 21 – 28 hari Intramuskular


per dosis)
l l l l

vaccine l

Viral vector Cansino Biological


1 (0,35 ml
l l l

(Non- inc. / Beijing Institute - Intramuskular


per dosis)
l l

replicating) l of Biotechnology
Viral vector l The Gamaleya Nationel l l l l

(Non- Center of Epidemiology 2 (0,35 ml


21 Hari Intramuskular
replicating) and Microbiology per dosis)
l l l

l l

(Sputnik V)

4. Penyimpanan Vaksin dan Tempat Penyimpanan l l l l l l l

Berdasarkan prosedur/manajemen penyimpanannya, vaksin Covid-19 dibagi


l l l l l l l l l l

menjadi 3 yaitu vaksin Covid-19 dengan suhu penyimpanan 2-8 °C, vaksin
l l l l l l l

Covid-19 dengan suhu penyimpanan -20 °C (vaksin mRNA, Moderna) dan l l l l l l l

vaksin Covid-19 dengan suhu penyimpanan -70 °C (vaksin mRNA, Pfizer).


l l l l l l

Penyimpanan vaksin harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)


l l l l l l l l l l

dalam rangka menjamin kualitas vaksin tetap terjaga sampai diterima oleh
l l l l l l l l l l l l l l

sasaran (12).
l l l

a. Penyimpanan Vaksin pada Suhu 2-8 °C l l l l l

1) Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari


l l l l l l l l l l l l l

langsung. Penyimpanan vaksin Covid-19 diatur sedemikian rupa untuk


l l l l l l l

menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah l l l l l l l l l l

dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan
l l l l l l l l l l l l l l l
15

vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin Covid-19 disimpan dalam


l l l l l l l l l

vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin rutin.


l l l l l l l l

2) Penyimpanan vaksin bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum


l l l l l l l l l l l l

memiliki vaccine refrigerator standar (buka atas sesuai Pre-Kualifikasi l l l l l l l l l l

WHO), masih dapat memanfaatkan lemari es domestik/rumah tangga, l l l l l l l l l l l

dimana penataan vaksin dilakukan berdasarkan penggolongan sensitivitas


l l l l l l l l l l l l l

terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif.


l l l l l l l l

3) Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator


l l l l l l l l

Gambar 2.1 Contoh penyimpanan di lemari es buka atas dan buka depan
l l l l l l l l l l l

b. Penyimpanan Vaksin pada Suhu -20 °C l l l l l

1) Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari


l l l l l l l l l l l l l

langsung. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk


l l l l l l l

menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah l l l l l l l l l l

dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan
l l l l l l l l l l l l l l l

vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin Covid-19 disimpan dalam


l l l l l l l l l

freezer atau vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin


l l l l l l l l l l

rutin.
2) Vaksin dapat bertahan selama 30 hari pada suhu 2-8 °C. Pada vaccine
l l l l l l l l l l l l l

refrigerator, letakkan vaksin dekat dengan evaporator.


l l l l l l l l
16

c. Penyimpanan Vaksin pada Suhu -70 °C l l l l l

1) Penyimpanan jenis vaksin Covid-19 ini membutuhkan sarana Ultra Cold l l l l l l l l

Chain (UCC). Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar


l l l l l l l l l l l

matahari langsung.
l l l l

2) Sarana UCC yang dimaksud adalah freezer dengan suhu sangat rendah
l l l l l l l l l l l l

(Ultra Low Temperature/ULT) dan alat transportasi vaksin khusus.


l l l l l l l l

3) Alat transportasi vaksin UCC (berupa kontainer pasif) terdiri dari dua
l l l l l l l l l l

yaitu Arktek menggunakan kotak dingin berupa PCM (Phase-Change


l l l l l l l l

Materials) dan thermoshipper menggunakan dry ice. PCM dan dry ice
l l l l l l

berfungsi mempertahankan suhu dingin l l l

Gambar 2.2 Alat Transportasi Vaksin UCC


l l l l l l l

4) Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan UCC (UCC Hub)


l l l l l l l l

dibutuhkan sarana yaitu: l l l l l

a) Freezer ULT ukuran besar -85°C (500 sampai dengan 700 liters, l l l l l

kapasitas muatan sampai dengan 25,000 vial).


l l l l l l l l l

b) Freezer ULT ukuran kecil -85°C sebagai cadangan dan menyimpan l l l l l l l l

paket PCM pada -85°C. l l l

5) Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan jarak jauh dibutuhkan


l l l l l l l l l l l l

sarana yaitu:
l l l l

a) Freezer UTL -85°C kecil (masing-masing 70 liter). l l

b) Alat transportasi vaksin khusus (Arktek) untuk penyimpanan jangka


l l l l l l l l l l

pendek (hingga 5 hari) dengan suhu -70°C. l l l


17

6) PCM terdiri dari beberapa jenis yaitu: l l l l

a) PCM khusus freezer ULT (-80°C) untuk UCC Isi kemasan dengan l l l

cairan PCM dan bekukan sebelumnya pada -20°C. Selesaikan


l l l l l l l l l

pembekuan pada ULT pada -85°C setidaknya selama 24 jam. l l l l l l l l l l

Digunakanuntuk transportasi dan penyimpanan sementara. l l l l l l l l l

b) Cairan CO2/Dry ice (-78°C) untuk UCC. Simpan pada suhu -80°C
l l l l l

menggunakan freezer ULT atau kontainer khusus. Digunakan untuk l l l l l l l

transportasi dan penyimpanan sementara.


l l l l l l l

c) Air/es (0°C) untuk cold chain tradisional. Isi packs dengan air dan
l l l l l l l l

bekukan pada suhu -1° C. Digunakan untuk menjaga vaksin tetap l l l l l l l l l

dingin selama transportasi atau selama sesi pelayanan. l l l l l l l l l l l

g. Petugas harus menggunakan APD berupa cryogenic gloves dalam


l l l l l l l l

melakukan penataan dan pengambilan vaksin.


l l l l l l l l l

5. Suhu penyimpanan vaksin Covid-19 l l l

a. University of Oxford / AstraZeneca disimpan dengan suhu 2-8°C l l l l l

b. CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology disimpan dengan


l l l l

suhu 2-8°C
c. Gamaleya Research Institute disimpan dengan suhu -20°C
l l l l l l

d. Sinovac disimpan dengan suhu 2-8°C


l l l

e. Beijing Institute of Biological Products / Sinopharm disimpan dengan suhu l l l l

2-8°C
f. Moderna / NIAID- dengan mekanisme vaksin RNA disimpan dengan suhu -
l l l l l l l l

20°C
g. BioNTech / Fosun Pharma / Pfizer disimpan dengan suhu -70°C l l l l

h. Novavax disimpan dengan suhu 2-8°C.


l l l l
18

2.3 Kerangka Teori

Faktor internal 1. Sinovac


mempengaruh 2. Moderna
i pengetahuan: Vaksin Covid-19 3. AstraZeneca
4. Pfizer-BioNtech
Pendidikan 5. Sinopharm
Pekerjaan Tingkat Pengetahuan 6. Novavax
mengenai Vaksin Covid 19

Gambar 2.3 Kerangka Teori


Faktor eksternal
mempengaruhi Sikap Penerimaan Terhadap
pengetahuan: Vaksin Covid-19
Lingkungan
Sosial Budaya

2.4.Kerangka Konsep

Penyebaran kuesioner

Tingkat pengetahuan
Masyarakat terhadap Sikap Masyarakat
vaksin Covid-19 terhadap vaksin
Covid-19
Variabel bebas
Variabel terikat

Gambar 2.4 Kerangka Konsep


19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat kualitatif dengan rancangan penelitian
prosepektif. Observasi deskriptif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan atau memotrat tentang Tingkat Pengetahuan dan Sikap
masyarakat terhadap vaksin covid - 19.

B. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas : Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah
tingkat pengetahuan masyarakat Desa Kotagajah Timur terhadap vaksin
Covid-19.
2. Variabel yang terkait pada penelitian ini yakni sikap penerimaan terhadap
vaksin Covid-19.

C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati atau
diteliti untuk mengarah pada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-
variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukur.
Berikut definisi variable yang ada dalam penelitian.

Tabel 2.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Cara Hasil ukur Skala


operasional ukur ukur ukur
1 COVID - penyalkit K Mengisi Memahami apa itu Ordinal
19 menulalr yalng kuesion COVID 19 dan
disebalbkaln er mengerti begitu
oleh Severe penting nya Vaksin
Alcute
Respiraltory
Syndrome
Coronalvirus 2
(SAlRSCoV-2).
2. Usia Terhitung dari K Mengisi 17-25 Tahun Interval
17 Tahun IC =
20

u Remaj
a akhir
e
s
i
o
n
e
r
No Variabel Devisi A Cara Hasil Skala
operasional ukur ukur ukur

2. Usia keatas hingga K Mengisi 26-35 Tahun Interval


65 Tahun IC =
Dewas
a awal
36-45 Tahun
= dewasa
akhir
46-55 Tahun
=
Lansia
awal
3 Jenis Perbedaan K Mengisi Nominal
kelamin antara laki-laki IC
dan perempuan Ya/Tidak
secara biologis
sejak lahir
(Hungu,2007)
4 Pendidika Usah K Mengisi 1. Tidak sekolah Nominal
n a IC
2. Tamat SD
u 3. Tamat SMP
n
4. Tamat SMA
t
u 5. Akademi/
k Perguruan Tinggi

m
e
n
g
e
m
b
a
n
g
21

k
a
n

k
e
p
r
i
b
a
d
i
a
n

d
a
n

k
e
m
a
m
p
u
a
n

b
a
i
k

d
i
d
a
l
a
m

m
a
u
p
u
n

l
22

u
a
r
s
e
k
o
l
a
h
,
b
e
r
l
a
k
u

s
e
u
m
u
r
h
i
d
u
p
.
(Notoatmodjo)
5 Pengetahu Apa yang K Mengisi 0-5 = Buruk Ordinal
an respnden kuesion
6-10 = Baik
pahami dari er
Vaksin Covid
19
6 Sikap Tindakan dari K Mengisi 0-5 = Ordinal
responden kuesion
Negatif
terhadap vaksin er
Covid 19 6- 10 =
Positif

D. Populasi, sampel, dan metode pengamilan sampel


1. Populasi
23

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penilitian ini adalah
Masyarakat Desa Kotagajah Timur, Kecamatan Kotagajah Kabupaten
Lampung Tengah.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
hingga mewakili populasi nya. Sampel pada penelitian ini adalah warga Desa
Kotagajah Timur yang berusia 17-60 Tahun yang di hitung menggunakan
rumus slovin.

Rumus perhitungan sampel dengan menggunakan rumus slovin ;

N
n=
1+ N (d 2)
Keterangan:

n = Jumlah sampel.

N = Jumlah populasi
d2
= Penyimpanan terhadap populasi yang diinginkan (d=0,1)
Besar Desa Sri Rahayu I:
N 1196
n= ¿
1+ N (d 2) 1+ 1196 ( 0 , 1 ) 2
1196
¿
12, 96
¿ ( 92 , 28 )
Jadi Populasi Desa Sri Rahayu I di Bulatkan Menjadi 100 sampel.

3. Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalahn kriteria atau ciri ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang di ambil sebagai sampel.
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
24

1) Bersedia menjadi responden dan mengisi kueisoner


2) Berusia 17-60 tahun
3) Dapat membaca dan menulis
2. Kriteria eksklusi
1) Mengalami cacat mental dan fisik
2) Dibawah 17 tahun atau diatas 60 tahun
3) Tiak bersedia menjadi responden
4) Tidak bersedia mengisi kueisoner
5) Tidak dapat membaca dan menulis

E. Uji validasi dan reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar benar
mengukur apa yang diukur. Suatu Kuesioner dinyatakan valid apabila pernyataan
pada suatu kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut
mampu mengukur apa yang akan diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara
skor ( nilai ) tiap tiap item (pernyataan ) dengan skor total kuesioner tersebut

1. Dinyatakan valid jika r hitung positif dan r hitung >r tabel


2. Dikatakan tidak valid jika r hitung negative dan r hitung <r tabel.

Uji validasi dan reliabilitas ini akan dilakukan uji kesioner mengenai Analisis
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap vaksin covid - 19 dan akan
di validitas di Desa Kotagajah Barat ,Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 30
responden.

F. Prosedur penelitian
1. Tahap penelitian
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan pembuatan proposal dan
mengurusi perizinan untuk penelitian di Desa Kotagajah Timur, Kecamatan
Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah

2. Tahap pelaksanaan
25

Ditahap pelaksanaan meliputi penyebaran kuesioner kemudian dilanjutkan


pengolahan dan analisis data.

3. Pembuatan laporan hasil penelitian

G. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan laporan


hasil penelitian yang dilakukan agar laporan dapat dianalisis sesuai dengan tujuan
yang diinginkan kemudian diambil kesimpulan sehingga menggambarkan hasil
penelitian.

Setelah data terkumpul, data akan dikelolah menggunakan Microsoft excel dan SPPS.
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pemeriksaan data (editing)


Hasil jawaban kesioner yang diisi oleh responden harus dilakukan proses
editing yaitu pemeriksaan jawaban yang diberikan responden.

2. Coding
Setelah kesioner diedit dan di periksa jawaban atau hasil yang diperoleh
selanjutnya akan dilakukan coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi angka atau bilangan kedalam computer.

3. Entry
Data yang telah di editing dan di coding selanjutnya dimasukan kedalam
program Microsoft excel untuk dianalisis.

4. Claning
Setelah data selesai dimasukan, dilakukan pengecekan kembali data yang
sudah ada di enty sehinga tidak terjadi kesalahan dan mendapatkan data yang
maksimal.
26

H. Analisis data
1. Analisis data
Analisa data yang dilakukan ada analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa
univariat dilakukan untuk menganalisis masing-masing variabel. Analisa
bivariat untuk mengetahui menghubungkan perilaku penggunaan Vaksin
COVID 19 dengan tingkat pengetahuan COVID 19 yang akan dianalisis
dengan menggunakan uji korelasi. Hasil yang diperoleh dari analisis chi-square
dengan menggunakan program SPSS yaitu dengan nilai ketetapan p value
(0,05) jika nilai hasil p value diatas 0,05 maka tidak terdapat hubungan
sedangkan jika p value di bawah 0,05 maka akan terdapat hubungan,
Karakteristik responden

Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.


Karakteristik responden digunakan untuk menganalisa jawaban kuesioner pada
setiap responden

2. Analisis univariat

Analisis ini merupakan tahapan awal yang berguna untuk


menjelaskan/menggambarkan karakterisktik dari setiap factor (independen dan
dependen) sesuai dengan jenis data. Untuk data numerik digunakan nilai mean,
simpangan baku, nilai tengah, nilai minimum-maksimum. Selain itu, untuk
nilai kategorik disajikan nilai proporsi atau persentase.

3. Analisis Bivariat

Analisa bivariate dilakukan dengan menganalisis dua variabel yaitu variabel


independen dan variabel dependen yang diduga mempunyai hubungan atau
kolerasi. Pada tahap ini pengujian hipotesus dilakukan uji Chi Square.

Adapun perincian pengambilan keputusan dengan pendekatan probablistik,


membandingkan nilai p-balue dengan nilai a, dengan ketentuan;

4. Penilaian kuesioner
27

Jawaban dari kuesioner pengetahuan dan perilaku dianalisis dengan


melakukan skoring pada kuesioner yang diberikan kepada responden dengan
menggunakan skala guttman

Tabel 3.1 skala guttman

Kinerja/ Skor
harapan
Ya

Kinerja/ Skor
harapan

Tidak

I. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Kotagajah Timur Kecamatan Kota gajah
Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai