Anda di halaman 1dari 22

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN OBAT HERBAL PADA

MASA PANDEMI COVID-19 OLEH MAHASISWA DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS TADULAKO

Kelompok 1

HIDJRA HEMUTO

NILAM APRILIA

NUR AMELIA SINO

PUTRI REZKY

PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2020/2021
A. LATAR BELAKANG
COVID-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan, memberi
dampak buruk bagi kesehatan yang disertai dengan gejala yang ringan maupun
yang berat, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan severe acute
respiratory syndrome (SARS) adalah gejala berat yang ditimbulkan. Pada tanggal
31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak
diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44
pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan kasus (WHO, 2020).
Data awal epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajang
dengan satu pasar isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya
infeksi seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok (Huang et
al., 2020).
Pada negara Indonesia kasus pertama diumumkan pada tanggal 2 Maret
2020 dan pertanggal 15 September 2020, terkonfirmasi kasus positif Covid-19
sejumlah 225.030 jiwa, sembuh 161.065 jiwa, meninggal 8.965 jiwa (Satuan
Tugas Penanganan Covid-19, 2020).provinsi sulawesi tengah kasus pertama
diumumkan pada kamis tanggal 26 maret 2020, pasien tersebut adalah pasien 01
yang diisolasi di RSUD UNDATA.(Kementrian Dinas Kesehatan,2020)
Dinas kesehatan kota palu melaporkan data perkembangan penanganan
covid-19 tanggal 12 september 2021 positif covid-19 (9127) jiwa, sembuh ( 8634
) jiwa, dan meninggal (220) jiwa. Kota palu merupakan indeks daerah ke 19
terkonfirmasi kasus covid-19 (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,
2021).Luas wilayah kota palu mencapai 395,06 kilometerpersegi, penduduk kota
palu 373.218 jiwa ( Badan Pusat Statistik kota palu 2020)
Penyebaran Coronavirus dapat terinfeksi dari penderita Covid-19. Penyakit
ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada
saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.
Pada saat orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet
tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka orang itu dapat terinfeksi Covid-19. Hal ini juga dapat terjadi jika
seseorang terinfeksi Covid-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari
penderita. Itulah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga
kurang lebih satu meter dari orang yang sakit (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Gejala klinis infeksi Covid-19 yang menimbulkan gejala ringan, sedang atau
berat. Gejala klinis utama yang muncul adala demam (suhu >380C), batuk dan
kesulitan bernapas. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan
tidak disertai dengan demam (Z. Wang et al., 2020, WHO, 2020)

Dampak dari penyebaran covid-19 tentu akan mempengaruhi

kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi, social dan pangan. Menurut

laporan dari Organization for Economic-Co-Operation and Development

(OECD), pandemi ini mempengaruhi penawaran dan permintaan. Dari sisi

penawaran, perusahaan mengurangi pasokan bahan baku dan melakukan

pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada beberapa karyawannya untuk

penyesuaian biaya operasional. Pada sisi permintaan, terjadi penurunan

permintaan bersama dengan penurunan kepercayaan konsumen pada produk

yang sudah pasti berimbas pada jumlah pemasukan (Hardilawati, 2008). Salah

satu dampak lain dari Covid-19 adalah penerapan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB). Pada akhir Maret 2020, pemerintah mengeluarkan kebijakan

hokum melalui PP no 21 tahun 2020 tentang PSBB dan Keputusan Peresiden

RI nomor 11 tahun 2020 tentang penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat

dengan tujuan mempertegas social distancing untuk mendisiplinkan

masyarakat dalam rangka percepatam penanganan covid-19(Fathoni, 2020).

Salah satu upaya pencegahan penyakit adalah melalui peningkatakn


daya tahan tubuh yaitu dengan meningkatkan efektivitas sistem imun tubuh
supaya sel- sel imun dapat terus melawan penyebab penyakit dan tubuh dapat
terhindar dari berbagai penyakit (Kumala et al ., 2004). Tumbuhan obat yang
bekerja pada system imunitas bukan hanya bekerja sebagai efektor yang
langsung menghadapi penyebab penyakitnya, melaikan bekerja melalui
pengaturan imunitas. Bahan- bahan yang bekerja demikian digolongkan sebagai
immunomodulator. Pemakaian tanamana sebagai immunomodulator dengan
maksud menekan atau mengurangi infeksi virus dan bakteri atau sebagai
perangsang pertumbuhan sel-sel pertahanan tubuh dalam system
imunitas(Block et al ., 2003).
Penggunaan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan telah lama
dilakukan jauh sebelum ada pelayanan kesehatan formal dengan menggunakan
obat-obatan modern. Menurut departemen kesehatan republik indonesia, obat
tradisional merupakan produk yang terbuat dari bahan alam yang jenis dan
sifat kandungannya sangat beragam dan turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman(departemen kesehatan RI, 2007)
Berdasarkan survei data mahasiswa DIII Keperawatan Universitas
Tadulako memiliki mahasiswa 167 orang. Hasil data wawancara mengisi
kuesioner bahwa dari 167 mahasiswa yang mengomsumsi obat herbal kunyit
110 mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik mengenai pengobatan obat
herbal kunyit (65,8 % responden ) dan 57 mahasiswa lainnya dapat dikatakan
cukup pengetahuannya (34,13% responden).
Beberapa hasil penelitian sudah membuktikan keefektifan berbagai jenis
imunostimulant alami dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan nafsu
makan. Salah satu bahan yang berpotensi sebagai immunostimulant alami
adalah kunyit. Hal ini dikarenakan kunyit mengandung senyawa kurkumin
yang dapat meningkatkan sistem ketahanan tubuh terhadap serangan
patogen. Selian itu kurkumin memiliki efek antioksidan yang lebih kuat
dibandingkan dengan vitamin E dan Vitamin C, sehingga penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan penggunaan herbal sebagai penngkat daya
tahan tubuh oleh mahasiswa DII Keperawatan Universitas Tadulako.

B. RUMUSAN MASALAH.
Bagaimana pengetahuan mahasiswa dii keperawatan tentang
pencegahan covid19 menggunakan obat herbal (kunyit)?

C. TUJUAN
Mengetahui gambaran penggunaan ramuan herbal sebagai peningkat daya
tahan tubuh oleh mahasiswa di keperawatan unversitas tadulako.
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Peneliti :
Mengetahi ramuan herbal yang dapat digunakan sebagai peningkat daya
tahan tubuh.

BAB II

A. Konsep Teori Pengetahuan


1. Difinisi pengeahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “ tahu “ dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebagai besar pengetahuan
diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012)

2. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut (Notoatmodjo,2012) membagi
menjadi 6 tingkat pengetahuan yang dicapai yakni :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai menginat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya dengan spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang diterima. Pengukuran bahwa orang yang bersangkutan

tahu yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar.orang yang telah


paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan dan dapat menyimpulkan.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. Aplikasi

yang dimaksud yaitu : penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya.

d. Analisa (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan suatu

ateri atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dala

satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu sama

lain. Pengukuran kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja, menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentul keseluruhan yang

baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru

dari informasinyang ada misalnya dapat menyusun, dapat

menggunakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap suatu

teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran

kemampuan mengevaluasi dapat digunakan sebagai kriteria yang sesuai

dengan sebab dan akibat Pengetahuan tentang kesehatan dapat diukur

berdasarkan jenis penelitiannya, kuantitatif atau kualitatif. Penelitian

kuantitatif mencari jawabn fenomena yang menyangkut berapa banyak,

berapa sering, berapa lama, dan sebagainya, maka biasanya

menggunakan metode wawancara dan angket kuesioner. Sedangkan

penelitian kualtatif bertujuan untuk menjawab bagaimana suatu

fenomena itu terjadi atau mengapa terjadi. Misalnya, mengapa di

komunitas ini sering terjadi kasus demam berdarah, maka biasanya

menggunakan metode wawancara mendalam atau diskusi kelompok

terfokus (Notoatmodjo, 2012).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan

seperangkat alat tes/kuesioner tentang obyek pengetahuan atau isi

materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Hasil

yang diperoleh digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan

kurang. Dikatakan baik jika nilai yang diperoleh diatas 80%, dikatakan

cukup jika nilai yang diperoleh antara 60-80% dan dik atakan kurang

jika nilai yang diperoleh dibawah 60% (Khomsan, 2000).

3. Faktor-faktor yeng mempengaruhi pengetahuan


Menurut Mubarak (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan sebagai berikut :

a. Usia

Usia adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam

penyelidikan epidemiologi angka kesakitan maupun

kematian hampir semua menunjukkan hubungan dengan

usia.

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

fikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik

b. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang kepadal orang lain agar dapat memehami suatu

hal. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

pula mereka menerima informasi. Sebaiknya, jika seseorang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan

menghambat perkembangan sikap seseorang tersebut dalam

menerima informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

c. Jenis kelamin

Pendekatan sosial jenis kelamin dan literature dari Gilgan


(1982) DALAM Center (2011), laki- laki dan perempuan

mengevaluasi dilema etis yang berbeda. Berdasarkan

pendekatan tersebut, pria lebih cenderung untuk melakukan

perilaku kurang etis sebab mereka akan fokus pada

kesuksesan secar kompetitif dan cenderung mengabaikan

aturan demi kesuksesan. Hal ini tidak berbanding lurus

dengan kemampuan kognitif seseorang. Perempuan lebih

berorientasi pada tugas dan kurang kompetitif. Beberapa,

literatur juga belum ada yang menjelaskann bahwa laki-laki

atau peremouan memiliki tingkat pengatahuan atau secara

kognitif yang berbeda. Realita yang ada perempuan memang

lebih rajin, tekun dan teliti ketika diberi tugas atau

mengerjakan sesuatu, tetapi hal ini tidak menjelaskan dan

menunjukkan bahwa dengan skap seperti itu maka perempuan

memiliki tingkat pengetahuan atau kogniif lebih baik.

d. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang

untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari.pekerjaan merupakan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan

yang sering berinteraksi dengan orang lain lebh baik banyak


pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada

interaksi dengan orang lain.

e. Sumber informasi

Sumber informasi adalah data-data yang diproses kedalam

suatu bentuk yang mempunyai arti sebagai sipenerima dan

mempunyai arti sebagai sipenerima dan mempunyai nilai

nyata dan terasa bagi keputusan saat itu. Informasi adalah apa

yang dipahami.adanya informasi baru mengenai suatu hal

memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengatahuan

terhadap hal tersebut (Erfandi,2009)

f. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder,

keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi

dibandingkan dengan jkeluarga dengan status ekonomi

rendah. Hal ini mempengaruhi kebutuhan akan informasi

(Novita dan Franciska,2011)

4. Pengukuran tingkat pengetahuan

Menurut Wawan (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat

dikategorikan menjadi yaitu :

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-

100% dengan benar


b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-

75% dengan benar

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab

<56%

Menggunakan rumus sebagai berikut :

Skor = nilai skor benar


Jumlah pertanyaan X 100
E. HERBAL

1. Definisi
Herbal adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan
sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang
berfungsi mengobati penyakit tertentu ataau jika tidak mengandung
zak aktif tertentu tai mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai
zat yang berfungsi mengobati

2. Tujuan penggunaan obat herbal


Penggunaan obat herbal / tradisional dapat bertujuan sebagai berikut :
a. Preventif ( pencegahan penyakit)
b. Promotif (peningkatan kesehatan)
c. Kuratif (penyembuhan penyakit)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

3. Ramuan Herbal

Herbal yang berasal dari herbal telah banyak digunakan untuk


keperluan pengobatan dan dianggap bergizi (Widowati, 2016). Akhir-
akhir ini, penggunaan jamu tradisional sebagai pilihan pengobatan
dan diet sehari-hari telah menjadi sorotan karena obat tradisional
terbukti lebih aman jika digunakan dengan dosis yang tepat dan
indikasi yang tepat (Marlinda, 2015).
Menurut Susanti (2014) obat tradisional adalah bahan atau bahan
yang merupakan tanaman, hewan, mineral, endapan dan campuran
herbal yang secara tradisional digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku. Obat
tradisional lebih disukai sebagai upaya preventif untuk menjaga
kesehatan.
Tumbuhan obat yang bekerja pada sistem imunitas bukan hanya
bekerja sebagai efektor yang langsung menghadapi penyebab
penyakitnya, melainkan bekerja melalui pengaturan imunitas. Bahan-
bahan yang bekerja demikian digolongkan sebagai imunomoduator.
Jadi apabila digolongkan sebagai imunomodulator, maka
imunomodulator tersebut tidak akan menghadapi secara langsung
mikroorganismenya, melainkan sistem imunitas akan didorong untuk
menghadapi melalui efektor sistem imunitas (Kumala et.al, 2004)
Kunyit (curcuma longa L)
curcuma longa L atau kunyit sudah sejak lam dikenal sebaagai salah
satu bahan yang digunakan untuk mengoati beberapa keluhan. Kunyit
memiliki kandungan kimia yaitu karbohidrat (69,4 %)kurkuminoid
( campuran kurkumin demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin )dan
minyak atsiri (5,8%)

Banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup di bumi ini degan adanya air
hujan. Terdapat tumbuhan yang tergolong tumbuhan tingkat rendah yaitu
tumbuhan yang tidak jelas bagian akar, batang dan daunnya. Dan
tumbuhan tingkat tinggi yaitu tumbuhan yang bisa dibedakan akar,
batang dan daunnya secara jelas. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat adalah bagian dau, batang, akar, rimpang, bunga, buah dan
bijinya (Savitri,2008)

Klasifikasi Kunyit
Defisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn. (Syamsuhidayat dan Hutapea,


1991).

Kunyit, Curcuma longa L. adalah tanaman tropis yang banyak

terdapat di benua Asia yang secara ekstensif dipakai sebagai zat

pewarna dan pengharum makanan. Kunyit dianggap sebagai salah satu

herba yang sangat bernilai kepada manusia. Habitat tanaman kunyit

yakni semak tinggi ±70 cm. berbatang semu, tegak, bulat,

membentuk rimpang, hijau pangkal runcing tepi rata, panjang 20-40

cm, lebar 8-12,5 cm, bertulang menyirip, dan berwarna hjau pucat.

Bunga mejemuk, berambut, bersisik, tangkai panjang 16-40 cm,

mahkota panjang ±3 cm, lebar ±1,5 cm, kuning, kelopak silindris,

bercangkap 3, tipis ungu, pangkal daun pelindung putih ungu. Berakar

serabut coklat muda (Depkes RI., 2002).

Kandungan Kunyit

Kandungan kimia yang terdapat di rimpang kunyit akan lebih

tinggi apabila berasal dari dataran rendah dibandingkan dengan kunyit


yang berasal dari dataran tinggi. Kandungan kimia yang penting dari

rimpang kunyit adalah kurkumin, minyak atsiri, resin, oleoresin, damar,

gom, lemak, protein, fosfor dan besi (Hayakawa et al ., 2011).

Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari artumeron,

α dan β- turmeron, tumerol, α- atlanton, β- kariofilen, linalol, dan

1,8 sineol. Minyak esensial dihasilkan dengan destilasi uap dari

rimpang kunyit yang mengandung α-Phellandrene (1%), sabinene

(0.6%), cineol (1%), borneol (0.5%), zingiberene (25%)dan

sesquiterpe (53%). Kurkumin (diferuloylmethane) (3-4%) merupakan

komponen aktif dari kunyit yang berperan untuk menghasilkan

warna kuning, dan terdiri dari kurkumin 1 (94%), kurkumin II (6%)

dan kurkumin III (0.3%) (Hayakawa et al ., 2011). Kunyit

mengandung senyawa kimia Curcumin yang merupakan senyawa

flavonoid tidak larut dalam air tetapi larut dalam ethanol,

dimethilsulfoxid dan aseton. Curcumin mempunyai titik didih 183°C

dan rumus molekul C21H20O6. Berat molekul 368,37 g/mol (Sethi et al

., 2009).

Terdapat 3 jenis senyawa kurkuin yaitu, kurkumin I

(kurkumin), kurkumin II (Demethoxykurkumin) dan kurkumin

II (bisdemethoxykurkumin) (Nahar and Sarker, 2007). Secara

spektrofotometri kurkumin mempunyai panjang absorbansi maximal


pada gelombang 430 nm yang mengikuti hukum Lambert-Beer pada

range konsentrasi 0,5 sampai 5 µg/mL larutan kurkumin 1% dalam

pelarut aseton pada panjang gelombang 415-420 nm memberikan

absorbansi 1650 (Sethi et al ., 2009).

Manfaat Kunyit

Kunyit adalah sejenis tumbuhan atau bahan rempah yang

dapat memberikan warna kuning cerah. Kunyit juga digunakan

sebagai bahan pewarna, obat-obatan dan perasa sejak 600 SM.

Kunyit dianggap sebagai salah satu herba yang sangat bernilai

kepada manusia. Dalam sejarah pengobatan, kunyit dianggap sebagai

bahan antibiotik yang terbaik, sementara pada masa yang sama kunyit

juga digunakan untuk memudahkan proses pencernaan dan

memperbaiki perjalanan makanan di usus. secara tradisional kunyit

telah digunakan sebagai pelawan penyakit yang berhubungan dengan

empedu maupun “hepato-biliary disorder”, batuk, diabetes dan

penyakit hepatik, reumatik, dan sinusitis (Lai and Roy, 2004).

Sedangkan di China, kunyit digunakan untuk pengobatan yang

berhubungan dengan penyakit perut dan penyakit kuning (Maheswari

et al ., 2006).

Immunostimulan dapat meningkatkan resistensi organisme

terhadap infeksi pathogen. Senaywa ini dapat merangsang system


imun dengan cara meningkatkan aktivitas sel fagosit (Yin et al .,

2006). Beberapa hasil penelitian sudah membuktikan keefektifan

berbagai jenis immunostimulant alami dalam meningkatkan system

kekebalan tubuh dan nafsu makan. Salah satu yang berpotensi sebagai

immunostimulan alami adalah kunyit (Riauwaty, 2007)

Kurkumin menunjukkan aktivitas antioksidan yang efektif


dalam sistem emulsi asam linolet. Efek dari berbagai konsentrasi (15-
45 g/mL) kurkumin pada penghambatan peroksidasi lipid emulsi asam
linoleat telditemukan efek yang sebesar 97.3%, 98.8%, dan 99.2%.
Antioksidan kurkumin lebih besar dari 45g/mL BHA (95.5%),
tocophero (84.6%) dan trolox (95.6%), tetapi efeknya mirip dengan
BHT (99.7%). Laporan bahwa kurkumin menunjukkan aktivitas
antioksidan yang kuat dalam studi lain adalah sebanding dengan vitamin
C dan vitamin E (Toda et al ., 1985).
Autooksidasi emulsi asam linoleat yang tanpa kurkumin menunjukkan

peningkatan kandungan peroksida secara cepat. Akibatnya ,hasil ini

menunjukkan bahwa kurkumin memiliki aktivitas antioksidan yang

efektif dan kuat. Kurkumin mempunyai sifat anti inflamasi dan

antioksidan yang telah terbukti dan mempunyai beberapa efek

(Reddy and Lokesh,1994). Kurkumin menghambat peroksidasi lipid

pada berbagai studi model hewan. Kurkumin adalah senyawa

antioksidan yang sangat larut dalam lemak. Jadi, didalam membran

sel, kurkumin akan bereaksi dengan radikal lipid dan menghasilkan

radikal fenoksil (Sreejayan and Rao, 1994).

Studi tentang sifat antibakteri pada ekstrak air pada rimpang

Curcuma longa L. menyatakan bahwa konsentrasi MIC (minimum


inhibitory concentration)dari 4 hingga 16 g/L dan MBC (minimun

bactericidal concentratoion) dari 16 hingga 32 g/L terhadap S.

epidermis ATCC 12228, Staph. Aureus ATC 10031 dan E. coli

ATCC 25922 (Ungphaiboon et al ., 2005).

Terdapat banyak studi tentang kurkumin yang memiliki

berbagai aktivitas antivirus terhadap virus yang berbeda. Kurkumin

menjunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus influenza PR8, H1N1,

dan H6N1. Hasilnya menunjukkan lebih dari 90% pengurangan virus

dalam kultur dengan menggunakan 30µM kurkumin (Chen et al .,

2010).

Obat-obatan herbal yang tersedia dan digunakan dalam penanganan

COVID-19bekerja pada protease utama (Mpro). Beberapa penelitian

menginvestigasi sejumlah besar komponen fenolik yang dimiliki

beberapa tanaman obat yang terdapat di alam secara melimpah seperti

Demethoxycurcumine terdapat dalam kunyit (Curcuma longa)

dan temulawak (Curcuma xanthorriza). Hasil docking analysis

menunjukkan bahwa potensi penghabatan beberapa komponen

tersebut diatas berdasarkan atas tingkat afinitasnya. Didapatkan

tingkat afinitas terbesar menuju terendah yakni kaemprferol,

quercetin, luteolin-7- glucosida, curcumin, catechin, zigerol,

gingerol, dan allicin. Sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa-


senaywa tersebut merupakan komponen tanaman obat yang paling

direkomendasikan sebagai penghambar potensial dari COVID-19

MPro yang perlu dilakukan penelitian selanjutnya (Ang et al ., 2020).

Penggunaan curcumin sebagai bahan alam yang digunakan


dalam terapi pendukung untuk menangani COVID-19 masih terdapat
perdebatan karena curcumin dapat meningkatkan kadar protein
angiotensin converting enzyme 2 (ACE-2) yang merupakan homolog
ACE (Khaerunnisa et al 2020). Sementara itu penelitian terbaru
mengkonfirmasi bahwa severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2(SARS-CoV-2) menggunakan reseptor yang digunakan
oleh SARS-CoV, yaitu reseptor ACE 2 untuk memasuki sel host.
Tingginya ekspresi ACE2 dapat meningkatkan resiko infeksi SARS-
CoV-2, sehingga penggunaan curcumin dikhawatirkan dapat
meningkatkan ekspresi ACE2 sehingga meningkatkan potensi terkena
infeksi COVID-19 (Pang et al ., 2015)

Kerangka teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari teori yang telah

dipaparkan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan
Tingkat pengetahuan: Faktor-faktor yabg
mempengaruhi pengetahuan :
a. tahu
a. Usia
b. memehami b. Pendidikan
c. aplikasi c. Jenis kelamin
d. Pekerjaan
d. analisa e. Sumber informasi
f. Ekonom
e. sintesis

f. evaluasi

(Mubarak,2012)
(Notoatmodjo,2012)

Herbal Tujuan penggunaan herbal:

1. Preventif (Pencegahan penyakit)


2. Promotif (peningkatan kesehatan)
3. Kuratif (penyembuhan penyakit)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pengetahuan mahasiswa
DIII keperawatan tentang
penggunaan herbal

Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah kerangka antara konsep konsep yang ingin


diamati atau diukur melalui penelitian.(setiadi,2013). Kerangka konsep
penelitian suatu hubungan atau kaitan antara konsep konsep atau variabel-
variabel yang akan diamati(ukur) melalui penelitian yang dimaksud
(Notoatmodjo,2018)

Pengetahuan herbal

Ket :

: Variabel bebas ( independen)

herbal : variabel terikat ( dependen)

: hubungan variabel yang diteliti


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey deskripsi kuantitatif yang
bertujuan untuk menggambar pengetahuan pencegahan COVID-19 mahasiswa
DIII keperawatan
B. Lokasi dan waktu penelitia
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawatuna kampus DIII keperawatan
Universitas Tadulako
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan november 2021-11-21
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditentukan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sigiyono,2018)
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa DIII keperawatan yang
jumlah 167 mahasiswa
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasitersebut, sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-
betul respresentativ (mewakili).(Ssugiyono,2018). Ukuran sampel
merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi.
Sampel dalam penelitian ini ada 100 mahasiswa
3. Teknik sampel
Teknik pengambilan sampel bertujuan memudahkan peneliti dalam
sampel yang akan diteliti. Teknik sampel merupakan teknik pengumpulan
sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam peneliti

Rumus :
n=N
1+ N (e)2

Ket :
N = Besar populasi
n = Besar Sampel
E = margin error 10%ss

Anda mungkin juga menyukai