Kelompok 6:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kas dan Rekening
Giro Bank Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Perbankan Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kas dan Rekening Giro pada Bank Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lulu Amalia Nusron, M.Ak selaku dosen
dari mata kuliah Akuntansi Perbankan Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok,
2
DAFTAR ISI
A. Kas......................................................................................................................................4
H. Contoh Kasus Perhitungan GWM, Jasa Giro, dan Sanksi Pelanggaran GWM.....19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
3
A. Kas
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun
valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Termasuk
dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih
dalam masa tenggang untuk penukarannya kepada Bank Indonesia. Berikut
perubahan posisi saldo kas di bank disebabkan oleh :
a. Penyetoran dan penarikan tunai oleh nasabah. Untuk transaksi ini nasabah
bisa melakukan penyetoran, pengambilan tabungan, penguangan cek,
penerimaan permohonan kiriman uang, penerimaan kiriman uang,
penerimaan pembukaan deposito, pembayaran deposito dan sebagainya
b. Penyetoran kepada atau penarikan dari rekening bank yang bersangkutan
di Bank Indonesia
c. Penggunaan untuk transaksi intern bank, misalnya untuk dana kas kecil,
pembayaran biaya-biaya operasional, biaya gai, dan sebagainya.
Contoh : tanggal 15 Mei 2017 Bank Mitra Niaga Semarang mengirimkan uang
tunai secara fisik ke Bank Mitra Niaga cabang Solo sebesar Rp 1.000.000.000,
maka pencatatan dalam jurnal cabang Semarang adalah :
Petty Cash adalah dana khusus yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Pengeluaran-pengeluaran yang
relatif kecil ini sebagian besar terjadi di internal bank dan perlu dibukukan
tersendiri dalam rekening dana kas kecil. Pencatatan petty cash terdapat dua
sistem yaitu :
4
Dalam sistem ini pembentukan dana kas kecil, bank akan mencatat debist
dana kas kecil dan selanjutnya pemakaian kas kecil tidak dijurnal, tetapi
hanya diarsip sehingga saldo dana kas kecil akan tetap bila arsip tersebut
diperhitungkan. Jadi yang berubah hanya komposisi kasnya karena
komposisi kasnya menjadi uang tunai dan arsip yang bernilai ditukarkan
pada saat pengisian kembali. Pada saat pengisian kembali, bank akan
mendebet biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan mengkredit rekening
kas.
b. Sistem dana berfluktuasi (Fluctuating System)
Saat pengisian kas kecil bank akan mendebet dana kas kecil dan
mengkredit rekening kas. Pada saat pemakaian kas kecil akan didebet
biaya-biaya/hutang bersangkutan yang dikeluarkan dan mengkredit
rekening dana kas kecil. Sedangkan pada saat pengisian kembali berarti
akan menambah dana kas kecil yang belum dipakai dengan cara mendebet
rekening dana kas kecil dan mengkredit rekening kas.
Contoh :
Tanggal Transaksi
1-12-2017 Dibentuk dana kas kecil sebesar Rp 200.000
5-12-2017 Dibayar biaya transport lokal Rp 25.000
10-12-2017 Dibayar biaya rapat (snack) Rp 30.000
15-12-2017 Dibayar biaya langganan majalah Rp 10.000
20-12-2017 Dibayar biaya transport local Rp 20.000
30-12-2017 Dibayar biaya langganan Koran Rp 60.000
30-12-2017 Dibayar biaya makan siang pegawai Rp 50.000
31-12-2017 Kas kecil diisi kembali Rp 195.00
5
30-12-2017 Dr. Biaya makan pegawai 50.000
31-12-2017 - Cr. Kas 195.000
6
Contoh Penyetoran Tunai
Tanggal 3 Desember 2017 Bank ABC menyetor uang tunai untuk Giro di
Bank Indonesia sebesar Rp 300.000.000
7
bilyet giro Bank Indonesia, atau sarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia.
Rekening giro valas adalah rekening giro dalam valuta asing yang
penarikannya dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan atau sarana
lainnya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia.
8
terkait dengan posisi Loon to Deposit Ratio suatu bank dengan perincian
sebagai berikut:
LDR bank yang berada di atas 90% akan dikenakan tambahan sebesar 0%,
LDR yang mencapai 75-90% akan dikenakan tambahan sebesar 1%,
LDR yang mencapai 60-75% dikenakan tambahan sebesar 2%,
LDR 50-60% akan dikenakan tambahan 3%,
LDR 40-50% dikenakan tambahan 4%, dan
LDR kurang dari 40% akan dikenakan tambahan 5%.
E. Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minimum
Formula perhitungan persentase GWM adalah sebagai berikut:
Jumlah harian saldo RekeningGiro Bank pada Bank Indonesia setiap hari dalam satumasa laporan
Rata rataharian jumlah DPK Bank dalam 1 ( satu ) masalaporan pada 2 ( dua ) masa laporan sebelumnya
Persentase GWM Bank dalam rupiah atau valuta asing tersebut didasarkan pada
DPK Bank sebagai berikut:
a. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan 7 adalah
sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa
laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 bulan sebelumnya
b. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggai 8 sampai dengan tanggal 15
adalah persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa
laporan sejak tanggal 24 sampai dengan akhir bulan sebelumnya
c. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23
adatah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam
masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 bulan yang sama
d. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggat
akhir bulan adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata
DPK dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan
yang sama.
Sebagai catatan bahwa informasi mengenai DPK diperoleh dari data DPK
yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia, sesuat dengan ketentuan Bank
Indonesia tentang Laporan Berkala Bank Umum. Sedangkan informasi mengenal
saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia diperoleh dari sistem akunting
Bank Indonesia, Hal ini berlaku untuk GWM dalam rupiah dan GWM dalam
valuta asing.
9
Jumlah DPK yang dimaksud dalam perhitungan Ini adalah terdiri dari
jumlah DPK dalam rupiah pada seluruh kantor Bank di Indonesia dan jumlah
DPK dalam valuta asing pada seluruh kantor Bank di Indonesia. Khusus untuk
DPK dalam rupiah meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan
bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri dari:
10
a. Giro
b. Simpanan berjangka
c. Kewajiban-kewajiban lainnya.
F. Jasa Giro Bank Indonesia
1. Persentase Jasa Giro
a. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/15/PBI/2004 tentang
Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah
dan Valuta Asing sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Bank Indonesia Namar 7/ 49/PB1/2005, Bank Indonesia memberikan jasa
giro sebesar 6,5% (enam setengah per seratus) per tahun terhadap bagian
saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang diperuntukkan untuk pemenuhan
kewajiban memelihara tambahan GWM dalam rupiah.
b. Persentase jasa giro tersebut dalam huruf a merupakan tingkat bunga
efektif tahunan (effective annual rate) yang ditentukan berdasarkan
periode Compounding harian selama 360 (tiga ratus enam puluh) hari,
dengan rumus sebagai berikut:
11
3) Tanggal 24 bagi jasa giro periode tanggal 16 sampai dengan tanggal 29
bulan yang sama
4) Tanggal 1 bulan berikutnya bagi jasa giro perlode tanggal 24 sampai
dengan tanggal akhir bulan sebelumnya,
b. Dalam hal tanggal-tanggal untuk pengkreditan jasa giro oleh Bank
Indonesia jatuh pada hari libur, maka pengkreditan saldo Rekening Giro
Bank dilakukan oleh Bank Indonesia pada hari kerja berikutnya.
c. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pengkreditan yang
terkait dengan pemberian jasa giro oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia
dapat langsung mengkredit atau mendebet rekening giro bank yang
bersangkutan.
Istilah pengkreditan oleh Bank indonesia sama dengan pendebetan oleh Bank
Umum. Sebaliknya pendebetan oleh Bank Indonesia merupakan pengkreditan
oleh bank umum, Secara jurnal adalah:
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari sebesar
Rp55.000.000.000.000,00 (lima Puluh lima triliun rupiah). LDR di atas 90%.
GWM harian yang wajib diperlihara untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai
dengan tanggal akhir bulan Januari adalah
12
a. 5% (lima per seratus) dari Rp55.000.000.000.000,00 (lima puluh lima triliun
rupiah) yaitu sebesar Rp2.750.000.000.000,00 (dua triliun tujuh ratus lima
puluh miliar rupiah), sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan
GWM poin 1 di atas, ditambah dengan
b. 3% (tiga per seratus) dari Rp55.000.000.000.000,00 (lima puluh lima triliun
rupiah) yaitu sebesar Rp1.650.000.000.000,00 (satu triliun enam ratus lima
puluh miliar rupiah), sebagaimana dirnaksud dalam kriteria pemenuhan
GWM pada poin 2.
Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank indonesia pada tanggal
24 Januari adalah sebesar Rp4.400.000.000.000,00 (empat triliun empat ratus
miliar rupiah) atau 8% dari DPK dalam rupiah. Bagi Bank A, jasa giro pada
tanggal 24 Januari hanya diberikan terhadap bagian saido Rekening Giro Rupiah
yang ditempatkan untuk pemenuhan ketentuan tambahan GWM, yaitu sebesar
Rp1.650.000.000.000,00 (satu triliun enam ratus lima puluh miliar rupiah)
dengan cara perhitungan sebagai berikut:
Bank A memiliki rata rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggai 15 bulan Januari sebesar Rp800.000.000.000,00
(delapan ratus miliar rupiah). LDR di atas 90%. GWM harian yang wajib
13
dipelihara untuk masa laporan sejak tac.nggal 24 sampai dengan tanggal akhir
bulan Januari adalah sebesar 5% (lima per seratus) dari Rp800 000.000.000,00
(delapan ratus miliar rupiah), yaitu sebesar Rp40.000.000.000,00 (empat putuh
miliar rupiah), Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada
tanggal 24 Januari adalah sebesar Rp80.000.000 000,00 (delapan puluh miliar
rupiah) atau 10% dari DPK dalam rupiah. Terhadap bagian saldo Rekening Giro
Rupiah Bank untuk pemenuhan GWM 5% yaitu Rp40.000.000.000,00 (empat
puluh miliar rupiah) dan saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang melebihi
pemenuhan GWM sebesar 5% yaitu Rp40 000 000 000,00 (empat puluh miliar
rupiah), tidak diberikan jasa giro.
Ingat bahwa bank yang memiliki DPK di bawah Rp1 000 000 000 000 adalah
tidak dikenakan tambahan GWM, sehingga Bank A tidak diberikan jasa Giro
untuk GWM tambahan.
Bank B memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari sebesar
Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). LDR di atas 90%. GWM harian
untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan Januari
adalah sebesar:
14
atau 8% dari DPK dalam rupiah. Bagi Bank B, jasa giro pada tanggal 24
Januari hanya diberikan terhadap bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank
yang ditempatkan Untuk pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2 (GWM tambahan), yaitu sebesar
Rp50.000.000.000,00 (lima putuh miliar rupiah) dengan cara perhitungan
sebagai berikut:
0,0175% x Rp50.000.000.000,00 = Rp8.750.000,00
Jurnalnya di Bank B adalah:
15
2% (tiga per seratus) dari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun
rupiah) yaitu sebesar Rp400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah)
sebagaimana dimaksud dalam kntenia pemenuhan GWM poin 2.
Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada tanggal 4 Januari
adalah sebesar Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar rupiah) atau
6% dari DPK dalam rupiah, sehingga terdapat kekurangan sebesar
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah). Untuk seluruh saldo Rekening
Giro Rupiah Bank, baik bagian yang diperuntukkan untuk pemenuhan GWN 5%
yaitu sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) maupun bagan
kewajiban tambahan pemeliharaan GWM yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2 yaitu sebesar
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah), tidak diberikan jasa giro.
16
rupiah dan Rekening Giro Rupiah Bank dimaksud bersaldo positif, Maka bank
dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 125% dari rata-rata suku bunga
jangka waktu 1 hari overnight dari JIBOR pada hari terjadinya pelanggaran,
terhadap kekurangan GWM dalam rupiah, untuk setiap hari pelanggaran. Jakarta
Interbank Offered Rate (JIBOR) adalah suku bunga antarbank untuk berbagai
jangka waktu yang ditawarkan oleh bank-bank tertentu dijakarta.
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai tanggal 15 bulan januari Rp 20.000.000.000.000. LDR diatas
90% GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 dengan akhir bulan
Januari sebesar:
Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada tanggal 24
januari adalah Rp 1.200.000.000.000 atau 6% dari DPK dalam rupiah, sehingga
terdapat kekurangan pemenuhan GWM sebesar Rp 200.000.000.000. Suku bunga
JIBOR tanggal 24 Januari sebesar 6%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar
atas pelanggaran GWM rupiah untuk Bank A tanggal 24 januari adalah :
Jurnal di Bank A :
17
Bank B memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari Rp 800.000.000.000. LDR
diatas 90%. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai tanggal
akhir bulan januari sebesar 5% dari Rp 800.000.000.000 yaitu Rp
40.000.000.000. Saldo Rekening Giro Rupiah Bank B pada Bank Indonesia pada
tanggal 24 Januari Rp 20.000.000.000 atau 2,5% dari DPK Bank, sehingga
terdapat kekurangan pemenuhan GWM Rp 20.000.000.000. Suku bunga JIBOR
tanggal 24 Januari sebesar 6%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas
pelanggaran GWM Rupiah untuk Bank B pada tanggal 24 Januari adalah :
KekuranganGWM x 125 % x suku bunga JIBOR x hari kerja
360 x 100
Jurnal di Bank B :
a. 125% dari rata-rata suku bunga jangka waktu 1 hari overnight dari JIBOR
pada hari terjadinya pelanggaran, terhadap GWM dalam rupiah yang wajib
dipelihara, ditambah dengan
b. 150% dari Suku bunga PUAB (Harga yang terbentuk dari kesepakatan pihak
yang meminjam dan meminjamkan dana) untuk jangka waktu 1 hari yang
tercatat di PIPU (Pusat Informasi Pasar Uang) terhadap saldo negative untuk
setiap hari pelanggaran
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai tanggal 15 bulan januari Rp 20.000.000.000.000. LDR diatas
90% GWM harian yang wajib dipelihara untuk masa laporan sejak tanggal 24
dengan akhir bulan Januari sebesar:
18
a. 5% dari Rp 20.000.000.000.000 yaitu Rp 1.000.000.000.000, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 1 maka ditambah dengan
b. 2% dari Rp 20.000.000.000.000 yaitu Rp 400.000.000.000, sebagaimana
dimaksud kriteria pemenuhan GWM poin 2.
Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada bank Indonesia pada tanggal 24
januari –Rp1.200.000.000.000, sehingga terdapat kekurangan pemenuhan GWM
yang wajib dipelihara Rp 1.400.000.000.000 dan saldo negative Rp
1.200.000.000.000. Suku bunga JIBOR tanggal 24 januari sebesar 7%.
Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas pelanggaran GWM rupiah untuk
Bank A pada tanggal 24 Januari adalah :
GWM rupiah yang wajib dipelihara x 125 % x suku bunga JIBOR x hari kerja
360 x 100
Ditambah dengan perkalian jumlah saldo negative rekening giro rupiah bank di
bank Indonesia dengan 150% dikali suku bunga PUAB untuk jangka waktu1 hari,
Rumus :
[ saldo negatif ] x 150 % x Suku Bunga PUAB 1 hari yang tercatat pada PIPU x hari
360 x 100
Contoh kasus :
19
Bank BCA memiliki rata-rata harian dana pihak ketiga (DPK) dalam rupiah
dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai tanggal 15 bulan Januari Rp
55.000.000.000.000 dan perhitungan besarnya LDR pada akhir masa laporan
minggu kedua adalah 80%.
20
2. Perhitungan Jasa Giro dan Catatan Jurnalnya
1) Perhitungan jasa giro untuk masing-masing tanggal 27,28,29, dan 30
Januari adalah :
0,0175% bagian saldo rekening giro rupiah bank yang merupakan
kewajiban pemeliharaan tambahan GWM yaitu : 0,0175% x Rp
2.200.000.000.000 = Rp 385.000.000. Saldo rekening giro rupiah pada
tanggal 27,28,29, dan 30 Januari tidak diberikan jasa giro karena tanggal-
tanggal tersebut jatuh pada hari bukan hari kerja.
2) Pengkreditan jasa giro oleh Bank Indonesia untuk masing-masing tanggal
27,28,29, dan 30 Januari dilakukan oleh bank Indonesia pada rekening
giro rupiah bank pada tanggal 2 februari, karena tanggal 1 februari jatuh
pada hari libur. Jasa giro yang dikreditkan ke rekening giro rupiah bank
pada tanggal 2 februari adalah :
4 x Rp 385.000.000 = Rp 1.540.000.000
Jasa giro merupakan biaya bagi bank Indonesia dan merupakan pendapatan
bunga bagi bank umum. Pendebetan oleh BI merupakan pengkreditan oleh
Bank Umum. Jurnal di bank BCA adalah :
Keterangan :
5% x Rp 55.000.000.000.000 = Rp 2.750.000.000.000
3% x Rp 55.000.000.000.000 = Rp 1.650.000.000.000
21
1% x Rp 55.000.000.000.000 = Rp 550.000.000.000 +
Kekurangan = Rp 385.000.000.000
Pendebetan rekening giro rupiah bank oleh bank Indonesia untuk sanksi atau
kekurangan GWM pada tanggal 26 Januari Rp 106.944.444 dilakukan pada
hari kerja berikutnya, yaitu pada tanggal 27 Januari. Dengan demikian Bank
ABC melakukan pengkreditan pada tanggal tersebut sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
22