Anda di halaman 1dari 22

Makalah Akuntansi Perbankan Indonesia

“Kas dan Rekening Giro Bank Indonesia”

Dosen Pengampu : Lulu Amalia Nusron M.Ak

Kelompok 6:

Maulina Agatha Noranita 18133100061

Fitria Dewi Fortuna 18133100064

Isnaini Nur Zulaika 18133100068

Erlita Qori Oktifiana 18133100132

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kas dan Rekening
Giro Bank Indonesia” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Perbankan Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kas dan Rekening Giro pada Bank Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lulu Amalia Nusron, M.Ak selaku dosen
dari mata kuliah Akuntansi Perbankan Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 12 April 2021

Kelompok,

2
DAFTAR ISI

A. Kas......................................................................................................................................4

B. Giro Bank Indonesia.........................................................................................................6

C. Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (Reserve Requirement)....................................7

D. Kriteria Pemenuhan Giro Wajib Minimum..................................................................8

E. Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minimum.............................9

F. Jasa Giro Bank Indonesia..............................................................................................11

G. Sanksi Pelanggaran Giro Wajib Minimum.................................................................16

H. Contoh Kasus Perhitungan GWM, Jasa Giro, dan Sanksi Pelanggaran GWM.....19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

3
A. Kas
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun
valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Termasuk
dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih
dalam masa tenggang untuk penukarannya kepada Bank Indonesia. Berikut
perubahan posisi saldo kas di bank disebabkan oleh :
a. Penyetoran dan penarikan tunai oleh nasabah. Untuk transaksi ini nasabah
bisa melakukan penyetoran, pengambilan tabungan, penguangan cek,
penerimaan permohonan kiriman uang, penerimaan kiriman uang,
penerimaan pembukaan deposito, pembayaran deposito dan sebagainya
b. Penyetoran kepada atau penarikan dari rekening bank yang bersangkutan
di Bank Indonesia
c. Penggunaan untuk transaksi intern bank, misalnya untuk dana kas kecil,
pembayaran biaya-biaya operasional, biaya gai, dan sebagainya.

Contoh : tanggal 15 Mei 2017 Bank Mitra Niaga Semarang mengirimkan uang
tunai secara fisik ke Bank Mitra Niaga cabang Solo sebesar Rp 1.000.000.000,
maka pencatatan dalam jurnal cabang Semarang adalah :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


15-5-2017 Dr. RAK Cabang Solo 1.000.000.000
- Cr. Kas 1.000.000.000

Jurnal di Cabang Solo adalah sebegai berikut :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


15-5-2017 Dr. Kas 1.000.000.000
- Cr. RAK Cabang 1.000.000.000
Semarang

Petty Cash adalah dana khusus yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Pengeluaran-pengeluaran yang
relatif kecil ini sebagian besar terjadi di internal bank dan perlu dibukukan
tersendiri dalam rekening dana kas kecil. Pencatatan petty cash terdapat dua
sistem yaitu :

a. Sistem dana tetap (Imperest Fund System)

4
Dalam sistem ini pembentukan dana kas kecil, bank akan mencatat debist
dana kas kecil dan selanjutnya pemakaian kas kecil tidak dijurnal, tetapi
hanya diarsip sehingga saldo dana kas kecil akan tetap bila arsip tersebut
diperhitungkan. Jadi yang berubah hanya komposisi kasnya karena
komposisi kasnya menjadi uang tunai dan arsip yang bernilai ditukarkan
pada saat pengisian kembali. Pada saat pengisian kembali, bank akan
mendebet biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan mengkredit rekening
kas.
b. Sistem dana berfluktuasi (Fluctuating System)
Saat pengisian kas kecil bank akan mendebet dana kas kecil dan
mengkredit rekening kas. Pada saat pemakaian kas kecil akan didebet
biaya-biaya/hutang bersangkutan yang dikeluarkan dan mengkredit
rekening dana kas kecil. Sedangkan pada saat pengisian kembali berarti
akan menambah dana kas kecil yang belum dipakai dengan cara mendebet
rekening dana kas kecil dan mengkredit rekening kas.

Contoh :

Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kas kecil adalah :

Tanggal Transaksi
1-12-2017 Dibentuk dana kas kecil sebesar Rp 200.000
5-12-2017 Dibayar biaya transport lokal Rp 25.000
10-12-2017 Dibayar biaya rapat (snack) Rp 30.000
15-12-2017 Dibayar biaya langganan majalah Rp 10.000
20-12-2017 Dibayar biaya transport local Rp 20.000
30-12-2017 Dibayar biaya langganan Koran Rp 60.000
30-12-2017 Dibayar biaya makan siang pegawai Rp 50.000
31-12-2017 Kas kecil diisi kembali Rp 195.00

Pencatatan transaksi tersebut dalam jurnal bila menggunakan Imperest Fund


System adalah :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1-12-2017 Dr. Dana Kas Keci 200.000
- Cr. Kas 200.000
5-12-2017 Dr. Biaya Transport 45.000
10-12-2017 Dr. Biaya Rapat 30.000
15-12-2017 Dr. Biaya Majalah 10.000
20-12-2017 Dr. Biaya Koran 60.000

5
30-12-2017 Dr. Biaya makan pegawai 50.000
31-12-2017 - Cr. Kas 195.000

Pencatatan bila bank menggunakan Fluctuating System :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1-12-2017 Dr. Dana Kas Keci 200.000
- Cr. Kas 200.000
5-12-2017 Dr. Biaya Transport 25.000
- Cr. Dana Kas Kecil 25.000
10-12-2017 Dr. Biaya Rapat 30.000
- Cr. Dana Kas Kecil 30.000
15-12-2017 Dr. Biaya Majalah 10.000
- Cr. Dana Kas Kecil 10.000
20-12-2017 Dr. Biaya Transport 20.000
- Cr. Dana Kas Kecil 20.000
30-12-2017 Dr. Biaya Koran 60.000
Dr. Biaya makan pegawai 50.000
- Cr. Dana Kas Kecil 110.000
31-12-2017 Dr. Dana Kas Keci 195.000
- Cr. Kas 195.000

B. Giro Bank Indonesia


Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik Bank Umum/ Komersial
dalam valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia. Dana pada giro
BI merupakan penyediaan likuiditas. Dengan Giro BI, bank dapat membiayai
transaksi antara cabang maupun antar bank melalui penyelesaian kliring dan
transfer. Disamping itu dapat digunakan untuk membayar penarikan deposito
yang relatif besar, pemberan kredit dan sebagainya. Mutasi Giro BI semakin
sering dilakukan semakin banyak transaksi antara bank atau antar cabang.
Namun demikain pada setiap hari saldo harus dapat memenuhi ketentuan BI
mengenai Giro Wajib Minimum (GWM).
Contoh Pengambilan Tunai
Tgl 1 Desember 2017 Bank ABC Semarang mengambil tunai dana di BI
Semarang sebesar Rp 500.000.000

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


1-12-2017 Dr. Kas 500.000.000
- Cr. Giro BI 500.000.000

6
Contoh Penyetoran Tunai
Tanggal 3 Desember 2017 Bank ABC menyetor uang tunai untuk Giro di
Bank Indonesia sebesar Rp 300.000.000

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


3-12-2017 Dr. Giro BI 300.000.000
- Cr. Kas 300.000.000

Contoh Penarikan Kliring


Tanggal 4 Desember 2017 Bank ABC menerima tagihan dari Bank Mitra
Niaga Semarang sebesar Rp 100.000.000 untuk beban Sdr. Kabul.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


4-12-2017 Dr. Giro Sdr. Kabul 100.000.000
- Cr. Giro BI 100.000.000

Contoh Penyetoran Kliring


Tanggal 5 Desember 2017 Bank ABC Menyerahkan warkat kliring ke BI dan
pada hari itu juga klirig kedua dinyatakan berhasil sebesar Rp 200.000.000
untuk keuntungan rekening giro Sdr Ali

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


5-12-2017 Dr. Giro BI 200.000.000
- Cr. Giro Ali 200.000.000

C. Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (Reserve Requirement)


Rekening Giro Bank Indonesia adalah rekening pihak eksternal tertentu di
Bank Indonesia yang merupakan sarana bagi penatausahaan transaksi dari
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat; Giro Bank Indonesia
juga dapat didefinisikan sebagai saldo rekening giro milik bank yang
bersangkutan yang berada di Bank Indonesia. Rekening ini tidak boleh dikurangi
dengan pinjaman dari Bank Indonesia dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas
pinjaman dari BI yang belum digunakan tapi sudah disetujui (dalam komitmen)
misalnya Kredit Likuiditas Bank Indonesia. Rekening ini dalam valuta rupiah
maupun valuta asing.
 Rekening giro rupiah adalah rekening Giro dalam mata uang rupiah yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek Bank Indonesia,

7
bilyet giro Bank Indonesia, atau sarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia.
 Rekening giro valas adalah rekening giro dalam valuta asing yang
penarikannya dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan atau sarana
lainnya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia.

Giro Wajib Minimum, atau yang disebut GWM adalah simpanan


minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro
pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
presentase tertentu dari dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga bank, untuk
selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban bank kepada penduduk dan bukan
penduduk dalam rupiah dan valuta asing.

D. Kriteria Pemenuhan Giro Wajib Minimum


1. GWM dalam rupiah ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam rupiah. GWM
dalam rupiah sebesar 5% wajib dipenuhi oleh seluruh bank tanpa
memperhatikan jumlah DPK dalam rupiah yang dimiliki.
2. Selain memenuhi kriteria 1, maka bagi:
a. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan
Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah), wajib memelihara
tambahan GWM dalam rupiah sebesar 1% dari DPK dalam rupiah.
b. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari
Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000.000.000,00 (lima puluh triliun rupiah), wajib memelihara
tambahan GWM dalam rupiah sebesar 2% dari DPK dalam rupiah.
c. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari
Rp50.000.000.000.000,00 (lima puluh triliun rupiah), wajib memelihara
tambahan GWM dalam rupiah sebesar 3% dari DPK dalam rupiah.
d. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah sampai dengan
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), tidak dikenakan kewajiban
tambahan GWM sebagaimana dimaksud poin a,b dan c
3. Bahwa pemenuhan GWM sebesar 5% ditambah persentase tertentu (pada
poin 2a, 2b, dan 2c) maka masih perlu ditambah persentase tambahan, GWM

8
terkait dengan posisi Loon to Deposit Ratio suatu bank dengan perincian
sebagai berikut:
LDR bank yang berada di atas 90% akan dikenakan tambahan sebesar 0%,
LDR yang mencapai 75-90% akan dikenakan tambahan sebesar 1%,
LDR yang mencapai 60-75% dikenakan tambahan sebesar 2%,
LDR 50-60% akan dikenakan tambahan 3%,
LDR 40-50% dikenakan tambahan 4%, dan
LDR kurang dari 40% akan dikenakan tambahan 5%.
E. Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minimum
Formula perhitungan persentase GWM adalah sebagai berikut:
Jumlah harian saldo RekeningGiro Bank pada Bank Indonesia setiap hari dalam satumasa laporan
Rata rataharian jumlah DPK Bank dalam 1 ( satu ) masalaporan pada 2 ( dua ) masa laporan sebelumnya
Persentase GWM Bank dalam rupiah atau valuta asing tersebut didasarkan pada
DPK Bank sebagai berikut:
a. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan 7 adalah
sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa
laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 bulan sebelumnya
b. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggai 8 sampai dengan tanggal 15
adalah persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa
laporan sejak tanggal 24 sampai dengan akhir bulan sebelumnya
c. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23
adatah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam
masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 bulan yang sama
d. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggat
akhir bulan adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata
DPK dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan
yang sama.

Sebagai catatan bahwa informasi mengenai DPK diperoleh dari data DPK
yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia, sesuat dengan ketentuan Bank
Indonesia tentang Laporan Berkala Bank Umum. Sedangkan informasi mengenal
saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia diperoleh dari sistem akunting
Bank Indonesia, Hal ini berlaku untuk GWM dalam rupiah dan GWM dalam
valuta asing.

9
Jumlah DPK yang dimaksud dalam perhitungan Ini adalah terdiri dari
jumlah DPK dalam rupiah pada seluruh kantor Bank di Indonesia dan jumlah
DPK dalam valuta asing pada seluruh kantor Bank di Indonesia. Khusus untuk
DPK dalam rupiah meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan
bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri dari:

a. Giro Nasabah, yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat


dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau surat
perintah pemindahbukuan yang lain. Dalam hal Giro ini bersaldo debit
(negatif) maka tidak diperhitungkan dalam pos ini namun harus dimasukkan
dalam rekening kredit yang diberikan. Namun apabila terjadi saldo kredit
(negatif) pada rekening kredit yang diberikan maka harus dimasukkan dalam
rekening Giro ini.
b. Simpanan berjangka, hal Ini bisa berupa deposito berjangka dan sertifikat
deposito, Dalam pos Ini termasuk deposito berjangka, deposito asuransi, dan
deposit on call dalam rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang disepakati antarbank
dengan pihak ketiga. Walaupun deposito telah jatuh tempo namun belum
ditarik oleh deposan maka tetap dimasukkan dalam komponen ini.
Sedangkan sertifikat deposito, yaitu simpanan berjangka yang penarikannya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai yang diperjanjikan tetapi
dapat diperjualbelikan,
c. Tabungan, yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik
dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu.
d. Kewajiban kewajiban lainnya. Kewajiban jangka pendek lainnya yaitu tema
kewajiban bank selain yang disebutkan di atas (angka 1 s/d 4) yang sampai
dengan 24 bulan dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayarkan.
Misalnya adalah utang PPh, rekening titipan yang lain, kewajiban pembelian
SBPU yang dijual dengan syarat repurchase agreement (repo)

Sedangkan DPK dalam valuta asing meliputi kewajiban dalam valuta


asing kepada Pihak ketiga, termasuk bank di indonesia, baik kepada penduduk
maupun bukan penduduk, yang terdiri dari:

10
a. Giro
b. Simpanan berjangka
c. Kewajiban-kewajiban lainnya.
F. Jasa Giro Bank Indonesia
1. Persentase Jasa Giro
a. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/15/PBI/2004 tentang
Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah
dan Valuta Asing sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Bank Indonesia Namar 7/ 49/PB1/2005, Bank Indonesia memberikan jasa
giro sebesar 6,5% (enam setengah per seratus) per tahun terhadap bagian
saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang diperuntukkan untuk pemenuhan
kewajiban memelihara tambahan GWM dalam rupiah.
b. Persentase jasa giro tersebut dalam huruf a merupakan tingkat bunga
efektif tahunan (effective annual rate) yang ditentukan berdasarkan
periode Compounding harian selama 360 (tiga ratus enam puluh) hari,
dengan rumus sebagai berikut:

Tingkat bunga efektif tahunan = (1+ ¿)) 360 hari – 1

Dengan demikian, jasa giro yang diberikan terhadap bagian saldo


Rekening Giro Rupiah Bank yang diperuntukkan untuk pemenuhan
kewajiban memelihat tambahan GWM dalam rupiah adalah sebesar
0,01755 per hari.

2. Perhitungan Jasa Giro


a. Jasa giro dihitung untuk setiap hari kerja berdasarkan saldo Rekening Giro
Rupiah Bank yang tercatat dan diperoleh dari sistem akunting Bank
Indonesia.
Pengkreditan jasa giro pada Rekening Giro Rupiah Bank oleh Bank
Indonesia, dilakukan sebagai berikut:
1) Tanggal 8 bagi jasa giro periode tanggal 1 sampai dengan tanggal 7
bulan yang sama
2) Tanggal 16 bagi jasa giro periode tanggal 8 sampai dengan tanggal 15
bulan yang sama

11
3) Tanggal 24 bagi jasa giro periode tanggal 16 sampai dengan tanggal 29
bulan yang sama
4) Tanggal 1 bulan berikutnya bagi jasa giro perlode tanggal 24 sampai
dengan tanggal akhir bulan sebelumnya,
b. Dalam hal tanggal-tanggal untuk pengkreditan jasa giro oleh Bank
Indonesia jatuh pada hari libur, maka pengkreditan saldo Rekening Giro
Bank dilakukan oleh Bank Indonesia pada hari kerja berikutnya.
c. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pengkreditan yang
terkait dengan pemberian jasa giro oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia
dapat langsung mengkredit atau mendebet rekening giro bank yang
bersangkutan.

Istilah pengkreditan oleh Bank indonesia sama dengan pendebetan oleh Bank
Umum. Sebaliknya pendebetan oleh Bank Indonesia merupakan pengkreditan
oleh bank umum, Secara jurnal adalah:

Jurnal pengkreditan Jasa Giro oleh atau di Bank Indonesia

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Biaya Jasa Giro Rp
- Cr. Giro Bank Umum Rp
Jurnal pendebetan di Bank Umum

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Giro Bank Indonesia Rp
- Cr. Pendapatan Bunga-Jasa Giro Rp

Contoh perhitungan Jasa Giro 1

Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari sebesar
Rp55.000.000.000.000,00 (lima Puluh lima triliun rupiah). LDR di atas 90%.
GWM harian yang wajib diperlihara untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai
dengan tanggal akhir bulan Januari adalah

12
a. 5% (lima per seratus) dari Rp55.000.000.000.000,00 (lima puluh lima triliun
rupiah) yaitu sebesar Rp2.750.000.000.000,00 (dua triliun tujuh ratus lima
puluh miliar rupiah), sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan
GWM poin 1 di atas, ditambah dengan
b. 3% (tiga per seratus) dari Rp55.000.000.000.000,00 (lima puluh lima triliun
rupiah) yaitu sebesar Rp1.650.000.000.000,00 (satu triliun enam ratus lima
puluh miliar rupiah), sebagaimana dirnaksud dalam kriteria pemenuhan
GWM pada poin 2.

Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank indonesia pada tanggal
24 Januari adalah sebesar Rp4.400.000.000.000,00 (empat triliun empat ratus
miliar rupiah) atau 8% dari DPK dalam rupiah. Bagi Bank A, jasa giro pada
tanggal 24 Januari hanya diberikan terhadap bagian saido Rekening Giro Rupiah
yang ditempatkan untuk pemenuhan ketentuan tambahan GWM, yaitu sebesar
Rp1.650.000.000.000,00 (satu triliun enam ratus lima puluh miliar rupiah)
dengan cara perhitungan sebagai berikut:

0,0175% x Rp1.650.000.000.000,00 = Rp288.750.000.000,00

Jurnal yang diperlukan di Bank A

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Giro Bank Indonesia Rp
- Cr. Pendapatan Bunga-Jasa Giro Rp
Bagian saldo Rekening Giro Rupiah yang ditempatkan untuk pemenuhan GWM
SI yaitu sebesar Rp2.750.000,000.000,00 (dua triliun tujuh ratus lima puluh
miliar rupiah) tidak diberikan jasa giro, Pemberian jasa giro tidak berlaku bagi:

a. Bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank untuk pemenuhan ketentuan


sebagaimana dimaksud kriteria pemenuhan GWM poin 1.
b. Bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang melebihi kewajiban GWM,
bagi bank sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2d.

Contoh perhitungan Jasa Giro 2

Bank A memiliki rata rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggai 15 bulan Januari sebesar Rp800.000.000.000,00
(delapan ratus miliar rupiah). LDR di atas 90%. GWM harian yang wajib

13
dipelihara untuk masa laporan sejak tac.nggal 24 sampai dengan tanggal akhir
bulan Januari adalah sebesar 5% (lima per seratus) dari Rp800 000.000.000,00
(delapan ratus miliar rupiah), yaitu sebesar Rp40.000.000.000,00 (empat putuh
miliar rupiah), Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada
tanggal 24 Januari adalah sebesar Rp80.000.000 000,00 (delapan puluh miliar
rupiah) atau 10% dari DPK dalam rupiah. Terhadap bagian saldo Rekening Giro
Rupiah Bank untuk pemenuhan GWM 5% yaitu Rp40.000.000.000,00 (empat
puluh miliar rupiah) dan saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang melebihi
pemenuhan GWM sebesar 5% yaitu Rp40 000 000 000,00 (empat puluh miliar
rupiah), tidak diberikan jasa giro.

Ingat bahwa bank yang memiliki DPK di bawah Rp1 000 000 000 000 adalah
tidak dikenakan tambahan GWM, sehingga Bank A tidak diberikan jasa Giro
untuk GWM tambahan.

c. Bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang melebihi kewajiban


tambahan GWM sebagairnana dimaksud kriteria pemenuhan GWM pain 2
huruf a, huruf b, atau huruf c.

Contoh perhitungan Jasa Giro 3

Bank B memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari sebesar
Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). LDR di atas 90%. GWM harian
untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan Januari
adalah sebesar:

 5% (lima per seratus) dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) yaitu


sebesar Rp250.000.000.000,00 (dua ratus lima puluh miliar rupiah),
sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 1 ditambah
dengan
 1% (satu per seratus) dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) yaitu
sebesar Rp50.000.000.000,00 (Lima puluh miliar rupiah), sebagaimana
dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2.
 Saldo Rekening Giro Rupiah Bank B pada Bank Indonesia pada tanggal 24
Januari adalah sebesar Rp400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah)

14
atau 8% dari DPK dalam rupiah. Bagi Bank B, jasa giro pada tanggal 24
Januari hanya diberikan terhadap bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank
yang ditempatkan Untuk pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2 (GWM tambahan), yaitu sebesar
Rp50.000.000.000,00 (lima putuh miliar rupiah) dengan cara perhitungan
sebagai berikut:
0,0175% x Rp50.000.000.000,00 = Rp8.750.000,00
Jurnalnya di Bank B adalah:

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Giro Bank Indonesia Rp
- Cr. Pendapatan Bunga-Jasa Giro Rp
Sementara itu, terhadap bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang
ditempatkan untuk pemenuhan GWM 5% yaitu sebesar Rp250.000.000.000,00
(dua ratus lima puluh miliar rupiah) dan sisa saldo Rekening Giro Rupiah Bank
yang melebihi pemenuhan GWM yaitu sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) atau 2% dari DPK dalam rupiah, tidak diberikan jasa giro.

d. Bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang merupakan kewajiban


tamta perneliharaan GWM dalam rupiah yang tidak memenuhi ketentuan
Sebayang, dimaksud dalam Kriteria pemenuhan GWM poin 2 huruf 3,
huruf b, atau huruf c,
Contoh perhitungan Jasa Giro 4
Bank A memiliki rata rata harian DPK dalam ruptah dalam masa laporan tanggal
8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh
triliun rupiah). LDR di atas 90%. GWM harian yang wajib dipelihara untuk masa
laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan Januari adalah
sebesar:
 5% (lima per seratus) dari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun
rupiah) yaitu sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah)
sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 1, ditambah
dengan

15
 2% (tiga per seratus) dari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun
rupiah) yaitu sebesar Rp400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah)
sebagaimana dimaksud dalam kntenia pemenuhan GWM poin 2.

Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada tanggal 4 Januari
adalah sebesar Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar rupiah) atau
6% dari DPK dalam rupiah, sehingga terdapat kekurangan sebesar
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah). Untuk seluruh saldo Rekening
Giro Rupiah Bank, baik bagian yang diperuntukkan untuk pemenuhan GWN 5%
yaitu sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) maupun bagan
kewajiban tambahan pemeliharaan GWM yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2 yaitu sebesar
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah), tidak diberikan jasa giro.

G. Sanksi Pelanggaran Giro Wajib Minimum


Yang perlu diperhatikan :
1. Pendebetan Rekening Giro Bank, sebagai akibat pembebanan sanksi
pelanggaran GWM, dilakukan pada hari kerja berikutnya setelah tanggal
terjadinya GWM.
2. Dalam hal tanggal-tanggal untuk pendebetan Rekening Giro Bank jatuh pada
hari libur, maka pendebetan saldo Rekening Giro Bank dilakukan oleh Bank
Indonesia pada hari kerja berikutnya.
3. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pendebetan yang terkait
dengan pengenaan sanksi pelanggaran GWM oleh Bank Indonesia, Bank
Indonesia dapat langsung mendebet atau mengkredit Rekening Giro Bank
yang bersangkutan.

Jurnal pembayaran sanksi di Bank Umum :

Dr. Biaya Lainnya- Penalty Pelanggaran Rp


Cr. Giro Bank Indonesia Rp
Pelanggaran GWM bisa terjadi baik pada kondisi-kondisi saldo giro BI positif
(bersaldo debet) maupun bersaldo negative (kredit) bagi bank umum. Bank
dinyatakan melanggar GWM apabila saldo harian Rekening Giro Bank pada
Bank Indonesia lebih kecil dari saldo harian Rekening Giro Bank yang wajib
dipelihara untuk pemenuhan GWM. Dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam

16
rupiah dan Rekening Giro Rupiah Bank dimaksud bersaldo positif, Maka bank
dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 125% dari rata-rata suku bunga
jangka waktu 1 hari overnight dari JIBOR pada hari terjadinya pelanggaran,
terhadap kekurangan GWM dalam rupiah, untuk setiap hari pelanggaran. Jakarta
Interbank Offered Rate (JIBOR) adalah suku bunga antarbank untuk berbagai
jangka waktu yang ditawarkan oleh bank-bank tertentu dijakarta.

Contoh 1 perhitungan sanksi :

Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai tanggal 15 bulan januari Rp 20.000.000.000.000. LDR diatas
90% GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 dengan akhir bulan
Januari sebesar:

a. 5% dari Rp 20.000.000.000.000 yaitu Rp 1.000.000.000.000, sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 1 maka ditambah dengan
b. 2% dari Rp 20.000.000.000.000 yaitu Rp 400.000.000.000, sebagaimana
dimaksud kriteria pemenuhan GWM poin 2.

Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada tanggal 24
januari adalah Rp 1.200.000.000.000 atau 6% dari DPK dalam rupiah, sehingga
terdapat kekurangan pemenuhan GWM sebesar Rp 200.000.000.000. Suku bunga
JIBOR tanggal 24 Januari sebesar 6%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar
atas pelanggaran GWM rupiah untuk Bank A tanggal 24 januari adalah :

KekuranganGWM x 125 % x suku bunga JIBOR x hari kerja


360 x 100

Rp 200.000 .000 .000 x 1 , 25 x 6 x 1


=Rp 41.666 .667
360 x 100

Jurnal di Bank A :

Dr. Biaya Lainnya- Penalty Rp 41.666.667


Cr. Giro Bank Indonesia Rp 41.666.667

Contoh 2 Perhitungan Sanksi :

17
Bank B memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari Rp 800.000.000.000. LDR
diatas 90%. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai tanggal
akhir bulan januari sebesar 5% dari Rp 800.000.000.000 yaitu Rp
40.000.000.000. Saldo Rekening Giro Rupiah Bank B pada Bank Indonesia pada
tanggal 24 Januari Rp 20.000.000.000 atau 2,5% dari DPK Bank, sehingga
terdapat kekurangan pemenuhan GWM Rp 20.000.000.000. Suku bunga JIBOR
tanggal 24 Januari sebesar 6%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas
pelanggaran GWM Rupiah untuk Bank B pada tanggal 24 Januari adalah :
KekuranganGWM x 125 % x suku bunga JIBOR x hari kerja
360 x 100

Rp 200.000 .000 .000 x 1 , 25 x 6 x 1


=Rp 41.666 .667
360 x 100

Jurnal di Bank B :

Dr. Biaya Lainnya- Penalty Rp 41.666.667


Cr. Giro Bank Indonesia Rp 41.666.667
Dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam rupiah dan Rekening Giro Rupiah
Bank dimaksud bersaldo negative, maka bank dikenakan sanksi kewajiaban
membayar sebesar :

a. 125% dari rata-rata suku bunga jangka waktu 1 hari overnight dari JIBOR
pada hari terjadinya pelanggaran, terhadap GWM dalam rupiah yang wajib
dipelihara, ditambah dengan
b. 150% dari Suku bunga PUAB (Harga yang terbentuk dari kesepakatan pihak
yang meminjam dan meminjamkan dana) untuk jangka waktu 1 hari yang
tercatat di PIPU (Pusat Informasi Pasar Uang) terhadap saldo negative untuk
setiap hari pelanggaran

Contoh perhitungan sanksi :

Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak
tanggal 8 sampai tanggal 15 bulan januari Rp 20.000.000.000.000. LDR diatas
90% GWM harian yang wajib dipelihara untuk masa laporan sejak tanggal 24
dengan akhir bulan Januari sebesar:

18
a. 5% dari Rp 20.000.000.000.000 yaitu Rp 1.000.000.000.000, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 1 maka ditambah dengan
b. 2% dari Rp 20.000.000.000.000 yaitu Rp 400.000.000.000, sebagaimana
dimaksud kriteria pemenuhan GWM poin 2.

Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada bank Indonesia pada tanggal 24
januari –Rp1.200.000.000.000, sehingga terdapat kekurangan pemenuhan GWM
yang wajib dipelihara Rp 1.400.000.000.000 dan saldo negative Rp
1.200.000.000.000. Suku bunga JIBOR tanggal 24 januari sebesar 7%.
Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas pelanggaran GWM rupiah untuk
Bank A pada tanggal 24 Januari adalah :

GWM rupiah yang wajib dipelihara x 125 % x suku bunga JIBOR x hari kerja
360 x 100

Rp 1.400 .000 .000 .000 x 1 ,25 x 6 x 1


=Rp 291.666.667
360 x 100

Ditambah dengan perkalian jumlah saldo negative rekening giro rupiah bank di
bank Indonesia dengan 150% dikali suku bunga PUAB untuk jangka waktu1 hari,
Rumus :

[ saldo negatif ] x 150 % x Suku Bunga PUAB 1 hari yang tercatat pada PIPU x hari
360 x 100

Rp 1.200 .000 .000 .000 x 1 ,5 x 7 x 1


=Rp350.000 .000
360 x 100

Dengan demikian jumlah penalty pelanggaran adalah Rp 291.666.667 + Rp


350.000.000 = Rp 641.666.667

Jurnal di Bank A adalah :

Dr. Biaya Lainnya- Penalty Rp 641.666.667


Cr. Giro Bank Indonesia Rp 641.666.667

H. Contoh Kasus Perhitungan GWM, Jasa Giro, dan Sanksi Pelanggaran


GWM

Contoh kasus :

19
Bank BCA memiliki rata-rata harian dana pihak ketiga (DPK) dalam rupiah
dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai tanggal 15 bulan Januari Rp
55.000.000.000.000 dan perhitungan besarnya LDR pada akhir masa laporan
minggu kedua adalah 80%.

Saldo rekening giro rupiah bank A di bank Indonesia pada :

 Tanggal 24 Januari sebesar Rp 4.950.000.000.000 atau 9% dari DPK dalam


rupiah
 Tanggal 25 Januari sebesar Rp 4.950.000.000.000 atau 9% dari DPK dalam
rupiah
 Tanggal 26 Januari sebesar Rp 4.565.000.000.000 atau 8,3% dari DPK dalam
rupiah
 Tanggal 27 Januari sebesar Rp 5.555.000.000.000 atau 10,1% dari DPK
dalam rupiah
 Tanggal 28 Janauari sebesar Rp 7.051.000.000.000 atau 12,82% dari DPK
dalam rupiah
 Tanggal 29 Janauari sebesar Rp 6.050.000.000.000 atau 11% dari DPK
dalam rupiah
 Tanggal 30 Janauari sebesar Rp 4.950.000.000.000 atau 9% dari DPK dalam
rupiah
 Tanggal 31 Janauari sebesar Rp 4.950.000.000.000 atau 9% dari DPK dalam
rupiah
1. Perhitungan GWM
GWM harian yang wajib dipelihara untuk masa laporan sejak tanggal 24
sampai tanggal akhir bulan Januari adalah :
a. 5% dari Rp 55.000.000.000.000 yaitu sebesar Rp 2.750.000.000.000,
sebagaimana dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM point 1
b. 3% dari Rp 55.000.000.000.000 yaitu sebesar Rp 1.650.000.000.000, yang
merupakan tambahan GWM berdasarkan DPK sebagaimana dimaksud
kriteria pemenuhan GWM dalam poin 2c ditambah dengan
c. 1% dari Rp 55.000.000.000.000 yaitu sebesar Rp 550.000.000.000, yang
merupakan tambahan GWM berdasarkan LDR sebagaimana dimaksud
dalam kriteria pemenuhan GWM pada poin 3

20
2. Perhitungan Jasa Giro dan Catatan Jurnalnya
1) Perhitungan jasa giro untuk masing-masing tanggal 27,28,29, dan 30
Januari adalah :
0,0175% bagian saldo rekening giro rupiah bank yang merupakan
kewajiban pemeliharaan tambahan GWM yaitu : 0,0175% x Rp
2.200.000.000.000 = Rp 385.000.000. Saldo rekening giro rupiah pada
tanggal 27,28,29, dan 30 Januari tidak diberikan jasa giro karena tanggal-
tanggal tersebut jatuh pada hari bukan hari kerja.
2) Pengkreditan jasa giro oleh Bank Indonesia untuk masing-masing tanggal
27,28,29, dan 30 Januari dilakukan oleh bank Indonesia pada rekening
giro rupiah bank pada tanggal 2 februari, karena tanggal 1 februari jatuh
pada hari libur. Jasa giro yang dikreditkan ke rekening giro rupiah bank
pada tanggal 2 februari adalah :
4 x Rp 385.000.000 = Rp 1.540.000.000

Jasa giro merupakan biaya bagi bank Indonesia dan merupakan pendapatan
bunga bagi bank umum. Pendebetan oleh BI merupakan pengkreditan oleh
Bank Umum. Jurnal di bank BCA adalah :

Dr. Giro Bank Indonesia Rp


Cr. Pendapatan Bunga-Jasa Giro Rp

3. Perhitungan Sanksi Pelanggaran GWM dan Catatan Jurnalnya


Sanksi terhadap kekurangan pemenuhan GWM pada tanggal 26 Januari,
dihitung :
Rp 385.000 .000 .000 x 1 , 25 x 8 x 1 hari
=Rp106.944 .444
360 x 100

Keterangan :

Bahwa saldo giro BI pada tanggal 26 Januari Rp 4.565.000.000.000 yang


setara dengan 8,3% dari DPK dalam valuta rupiah. Dengan demikian
perhitungannya adalah :

5% x Rp 55.000.000.000.000 = Rp 2.750.000.000.000

3% x Rp 55.000.000.000.000 = Rp 1.650.000.000.000

21
1% x Rp 55.000.000.000.000 = Rp 550.000.000.000 +

Jumlah GWM seharusnya = Rp 4.950.000.000.000

Saldo Giro BI per 26 Januari = Rp 4.565.000.000.000 –

Kekurangan = Rp 385.000.000.000

Pendebetan rekening giro rupiah bank oleh bank Indonesia untuk sanksi atau
kekurangan GWM pada tanggal 26 Januari Rp 106.944.444 dilakukan pada
hari kerja berikutnya, yaitu pada tanggal 27 Januari. Dengan demikian Bank
ABC melakukan pengkreditan pada tanggal tersebut sebagai berikut :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Biaya Lainnya-Penalty Pelanggaran
GWM
Cr. Giro Bank Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Taswan.2008.Akuntansi Perbankan Edisi III.Yogyakarta: UPP STIM YKPN

22

Anda mungkin juga menyukai