Akuntansi Keuangan
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis pembentukan kas kecil
4.11 Melakukan pencatatan Kas Kecil
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11 Menganalisis pembentukan kas kecil
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.11.1 Menjelaskan pengertian kas kecil
3.11.2 Menjelaskan tujuan pembentukan dana kas kecil
3.11.3 Menjelaskan mutasi dana kas kecil
3.11.4 Mengidentifikasi metode pencatatan dana kas kecil
3.11.5 Menjelaskan pemeriksaan fisik kas kecil
3.11.6 Menjelaskan selisih kas kecil
4.11 Melakukan pencatatan Kas Kecil
Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.11.1 Menentukan metode pencatatan kas kecil
4.11.2 Membuat lembar kerja kas kecil (petty cash book)
4.11.3 Mencatat transaksi kas kecil
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian dana kas kecil dengan benar
2. Menjelaskan tujuan pembentukan dana kas kecil dengan benar
3. Menjelaskan Sistem pencatatan kas kecil
4. Menjelaskan prosedur pembentukan, pencatatan mutasi, dan pengisian dana kas kecil
5. Mengidentifikasi pemeriksaan fisik kas kecil dan penanganan selisih kas kecil
6. Membuat lembar kerja dan mencatat transaksi pengeluaran kas kecil
E. Uraian Materi
Ilustrasi :
PT. A menentukan jumlah dana kas kecil yang dipegang oleh kasir perusahaan adalah sebesar
Rp5.000.000,00. Pejabat berwenang kemudian menyiapkan cek sesuai dengan jumlah yang
ditentukan, yang kemudian cek dicairkan oleh kasir perusahaan. Dana kas kecil dibentuk pada
tanggal 15 November 2017 dan diisi kembali setiap 2 minggu. Setiap pengeluaran harus disertai
dengan bukti-bukti dan diotorisasi oleh pejabat berwenang dan dijadikan satu dengan kuitansi
pengeluaran kas kecil. Transaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Dari ilustasi diatas dapat kita lihat bahwa nilai dana kas kecil akan selalu tetap sebesar
Rp5.000.000,-. Setiap periode pengisian staff pemegang kas kecil harus membuat jurnal
pengisian kembali tujuannya adalah beban yang dikeluarkan diakui sesuai dengan periode
dana kas kecil. Pengakuan beban juga untuk menentukan jumlah dana kas kecil yang akan
dilaporkan di laporan posisi keuangan perusahaan.
Apabila pada saat pengisian tidak diisi kembali maka perusahaan harus membuat jurnal
penyesuaian untuk mengakui beban sejak pengisian sebelumnya sampai dengan akhir
periode tersebut.
Ilustrasi :
Transaksi pengeluaran kas kecil PT. A pada bulan Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Desember 1: Pembayaran biaya komunikasi, listrik dan PDAM bulan desember
Rp2.000.000,00
Jurnal pengisian kembali pada tgl 15 Desember 2018 adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1/12/2017 Beban komunikasi, Rp2.000.000,00
listrik dan PDAM
Pada tanggal 31 desember 2017, PT. A. Tidak melakukan pengisian kembali dana kas kecil.
Apabila transaksi diatas diposting ke buku besar, maka dana kas kecil akan menjadi
Rp5.000.000,00 - Rp2.250.000,00 = Rp2.750.000,00.. Beban tersebut ditutup ke ikhtisar
laba rugi, yang kemudian pada awal tahun dibuat kembali jurnal pembaliknya. Jurnal
pembaliknya adalah sebagai berikut :
Beban Rp2.000.000,00
komunikasi,
listrik dan
PDAM
Langganan Rp250.000,00
koran
Setelah jurnal pembalik diposting ke buku besar maka saldo dana kas kecil akan kembali
menjadi Rp5.000.000,00
Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Januari 2018 dana kas kecil membayar pembelian alat tulis kantor sebesar
Rp1.000.000,00. Dengan adanya transaksi tersebut, maka PT. A harus menambahkan beban
alat tulis kantor kedalam beban pengeluaran dana kas kecil pada bulan Desember 2017.
Saldo kas kecil hanya dapat diketahui pada saat pengisian kembali.
Tidak ada penambahan di tengah periode, sehingga memungkinkan terjadi kekurangan
dana sebelum periode pengisian. Oleh karena itu, pemegang kas harus dapat
memperkirakan pengeluaran yang terkait dengan kas kecil.
Prosedur Kas Kecil pada Sistem Dana Tetap :
Pembentukan kas kecil, langkah-langkahnya :
1. Penunjukan karyawan pemegang kas kecil
4. Jika jumlah dana telah ditetapkan, selanjutnya kasir perusahaan menarik uang tunai dari
cek untuk diserahkan pada pemegang kas kecil.
Pembayaran melalui kas kecil, meliputi :
1. Pemegang kas kecil berwenang untuk melakukan pengeluaran dengan menggunakan
uang dalam kas kecil, selama tidak bertentangan dengan kebijakan manajemen.
2. Biasanya manajemen membuat kebijakan tentang izin dan larangan batas maksimal
pengeluaran untuk tiap transaksi keuangan.
4. Bukti petty cash voucher harus ditandatangani oleh pemegang kas kecil dan penerima
uang kas kecil.
5. Bila ada bukti pendukung lain, seperti kwitansi penerimaan/pembayaran, faktur, dan
sebagainya, maka bukti pendukung tersebut harus dilampirkan pada bukti pengeluaran
kas kecil.
6. Jumlah rupiah dari semua bukti pengeluaran ditambah jumlah saldo uang kas kecil harus
selalu sama dengan jumlah dana kas kecil yang ditetapkan perusahaan.
Pengisian kembali kas kecil jika dana menipis, meliputi :
1. Pemegang kas kecil mengajukan permintaan dan menyiapkan daftar pengeluaran yang
dilampiri bukti-bukti pengeluaran kas kecil.
2. Permintaan tersebut diajukan kepada bendahara atau kasir perusahaan yang akan mengecek
kevalidan kas kecil yang telah dilakukan.
3. Apabila telah sesuai dengan ketentuan, bendahara atau kasir akan memberi persetujuan pada
formulir permintaan pengisian kembali dan menarik uang tunai menggunakan cek sebesar
jumlah kas kecil yang telah digunakan, sehingga jumlah dana kas kecil akan kembali seperti
saldo awalnya.
b. Sistem Dana Tidak Tetap (Fluctuation Fund Method)
Sistem ini menghendaki bahwa jumlah kas kecil tidak ditetapkan tetapi sesuai dengan kebutuhan.
Misal, pada waktu membuat kebijakan pertama kali perusahaan menetapkan jumlah kas kecil sebesar
Rp. 1.000.000, kemudian digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kemudian diisi kembali. Nah, pada
saat pengisian, kalau menggunakan sistem dana tetap, maka jumlah amount harus sama dengan saldo
awal sedangkan pada system fluktuasi, jumlah pengisianya tidak harus sama dengan jumlah
sebelumnyayaitu bisa kurang ataupun lebih.
Kelebihan pada Sistem Dana Fluktuasi:
-Pengeluaran kas kecil yang terjadi langsung dibukukan oleh kasir kas kecil, sehingga saldo kas
kecil dapat langsung diketahui sewaktu-waktu.
-Jika terjadi kekurangan dana di tengah periode, bisa dilakukan penambahan dana kas kecil.
-Dapat meringankan beban pekerjaan akuntan karena penjurnalan langsung dilakukan oleh kasir
kas kecil saat terjadi transaksi kas kecil.
Kelemahan pada Sistem Dana Fluktuasi:
-Pengelolaan dana kas kecil yang kurang efisien atau terjadi pemborosan karena kurangnya
sikap hati-hati kasir kas kecil dalam pengelolaan dananya.
Sebagai contoh, saat menetapkan kebijakan kas kecil pada awal, perusahaan memberikan dana
sebesar 1.000.000 kemudian kas tersebut dipergunakan untuk pengeluaran perusahaan hingga
pada akhir periode.
Saat awal periode selanjutnya, kas kecil kemudian diisi lagi dengan jumlah yang tetap atau
berbeda dengan jumlah pertama kali. Berbeda disini artinya dapat menjadi kurang dari
sebelumnya ataupun lebih dari saldo yang telah ditetapkan diawal.
Besarnya kas kecil disesuaikan dengan keadaan perusahaan apakah perusahaan tersebut
membutuhkan tambahan dana kas kecil ataukah pengurangan ataukah tidak diperlukan
perubahan apapun.
Didalam sistem ini, tiap terjadi perubahan jumlah uang kas kecil haruslah segera dibukukan,
baik itu merupakan sebuah penambahan ataupun pengurangan.
Maka, buku pengeluaran kas kecil ini mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan juga menjadi
sebuah dasar guna proses pemostingan ke buku besar.
Di sistem dana tetap, kebijakan penentuan saldo awal kas kecil selalu tetap untuk setiap periode
yang ada, berbeda dengan sistem fluktuasi, penentuan jumlah saldo awal tentu akan berbeda
atau mungkin juga tetap sama tergantung dengan banyaknya kebutuhan operasional perusahaan
tersebut.
Pada saat terjadi transaksi pengeluaran kas kecil, sistem dana tetap tidak akan melakukan
pencatatan pada jurnal.
Yang dibutuhkan adalah membuat bukti transaksi untuk bukti pengeluaran pada kas kecil.
Sedangkan pada sistem fluktuasi setiap terjadi transaksi selalu dilakukan pembukuan dengan
ayat jurnal seperti:
Biaya Rp. xxx
Kas Kecil Rp. Xxx
#3 Pengisian kembali
Di sistem dana tetap pengisian ulang dana kas kecil haruslah sama dengan kebijakan awal yang
sudah ditetapkan perusahaan. Berbeda dengan sistem dana fluktasi, banyaknya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Saat melakukan pengisian kembali tersebut sistem dana tetap kemudian akan membukuan setiap
pengeluaran yang telah dilakukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Biaya-biaya Rp. yyy
Kas Rp. yyy
Dan sedangkan pada sistem fluktuasi akan dituliskan pada jurnal sebagai berikut:
Kas kecil Rp. zzz
Kas Rp. zzz
Pada dua sistem pencatatan kas kecil yang telah dituliskan diatas dapat ditentukan oleh
perusasahaan sesuai dengan kebutuhan serta kebijakan yang terkait.
Pada sebuah perusahaan PT. Angin Ribut yang menyediakan dana kas kecil terdapat transaksi-
transaksi pada bulan Desember 2017 sebagai berikut:
4 Desember 2017 : Diserahkan selembar cek sebesar Rp. 2.000.000,00 untuk membentuk
kas kecil.
7 Desember 2017 : Dibeli tunai alat-alat tulis untuk kantor Rp. 96.000,00
19 Desember 2017 : Dibayar uang makan untuk para karyawan yang lembur Rp. 150.000,00
Pencatatan transaksi dana kas kecil dengan menggunakan metode imprest (dana
tetap):
Saat pembentukan dana kas kecil
Setelah pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp. 591.000 maka jumlah
keseluruhan saldo kas kecil akan menjadi Rp. 2.000.000 seperti saldo disaat
awal pembentukan dana kas kecil.
Pada metode fluktuasi, transaksi-transaksi diatas akan dicatat kedalam buku kas
kecil seperti berikut ini;
Saat pembentukan dana kas kecil
Saat terjadi transaksi langsung dicatat pada buku dana kas kecil
Pembelian alat tulis kantor
Pedoman penskoran
Nilai =
∑ skor perole h an x 100
skor maksimal
Rentang nilai
1) 90 – 100 Predikat SB (Sangat baik)
2) 75 – 89 Predikat B (Baik)
3) 60 – 79 Predikat C (Cukup)
4) < 59 Predikat K (Kurang
G. Daftar Pustaka
https://centrausaha.com/pencatatan-kas-kecil-sistem-dana-tetap/
https://akuntansiz.blogspot.com/2018/01/sistem-akuntansi-pencatatan-kas-kecil.html
https://dosenakuntansi.com/sistem-pencatatan-kas-kecil
Solichatun,S.Pd.M.Akun, CAAT dkk.2018. Akuntansi Keuangan untuk SMK. Jakarta :
penerbit Erlangga