Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanda Ramadhayani

NIM : 227009011

Pernikahan adat Jawa

Temu Manten

1. Pengertian
Temu artinya bertemu, manten artinya pengantin. Jadi upacara temu manten adalah
upacara temu antara pengantin putra dengan pengantin putri. Upacara temu manten
merupakan upacara puncak dalam perkawinan adat masyarakat Jawa. Dalam upacara
temu manten pengantin putra dan pengantin putri duduk bersanding yang disaksikan
oleh keluarga kedua belah pihak pengantin, dan para tamu undangan.

2. Waktu dan tempat


Acara adat temu manten ini dilaksanakan disalah satu daerah sumatera utara, yaitu
kota Kisaran. Acara tersebut dilksanakan pada hari sabtu tanggal 5 Juli 2022 pukul
14.00 Wib.

3. Susunan atau tahapan acara Temu Manten


Dalam pelaksanaan adat tersebut, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dan
setiap tahapan memiliki maknanya masing-masing. Tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Balangan suruh atau gantal
Balangan suruh atau gantal ini adalah proses pelemparan daun sirih yang diisi
bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau hitam yang diikat dengan
benang lawe. Cara melemparnya dilakukan dengan arah berlawanan dan berjarak
sekitar 2 meter. Makna Balangan suruh ini adalah melambangkan kedua pengantin
saling melempar kasih sayang.

b. Panggih
Panggih artinya bertemu. Kedua pengantin bertemu dan bersalaman kemudian
pemimpin adat membacakan doa.
c. Ngidak Tigan
Ngidak tigan adalah proses dimana pengantin pria memecahkan telur yang telah
disiapkan di bokor yang memiliki makna bahwa pengantin pria siap menurunkan
keturunan.

d. Wijik Sekar Setaman (membasuh kaki pengantin pria)


Proses wijikan dikenal dengan sebutan ranupada. Ranu bermakna air, dan pada
berarti kaki. Ritual ini dikerjakan mempelai wanita yang membasuhkan air pada
kaki mempelai pria sebanyak tiga kali. Pembasuhan kaki mencerminkan wujud
bakti istri kepada suami, dan menghilangkan halangan menuju rumah tangga
bahagia.

e. Sindur Binayang (menuntun menuju pelaminan)


Proses Sindur Binayang merupakan proses dimana pengantin menuju pelaminan
dengan digendong oleh ayah pengantin wanita sedangkan ibu mendampingi di
belakang pengantin dimaknai bahwa kedua orang tua sebagai contoh atau teladan
bagi kedua pengantin.

f. Kacar-kucur atau tompo koyo


Pada prosesi ini, pengantin pria menumpahkan uang recehan logam yang
bercampur dengan bahan kacar-kucur yang lainnya di atas pangkuan pengantin
putri, diatas pangkuan pengantin putri dialaskan sindur. Juru rias atau Mc
mengucapkan kata-kata: "Kacar-kucur wong liyo dadi sedulur (orang lain jadi
saudara), kacang kawak dele kawak, wong liyo dadi sanak (orang lain menjadi
keluarga ). Sindur yang berisi kacar-kucur tadi diserahkan kepada ibu pengantin
putri supaya disimpan. Hal ini sebagai perlambang bahwa seorang suami
berkewajiban menyerahkan hasil jerih payahnya atau memberikan nafkah kepada
istrinya.

g. Dhahar Klimah (suap-suapan)


Pada prosesi dhahar kalimah, mempelai pria menyuapkan nasi kuning ke
mempelai wanita. Kemudian, mempelai pria memberikan segelas air putih kepada
mempelai wanita. Makna dhahar klimah ini adalah menggambarkan kerukunan
suami istri akan mendatangkan kebahagiaan dalam keluarga.

h. Sungkeman
Sungkeman dilakukan untuk meminta doa dan memohon maaf atas kesalahan
yang pernah dilakukan, kedua mempelai sembah sungkem kepada kedua pasang
orang tua. Jika kakek dan nenek ikut hadir, urutan sembah sungkem diawali dari
nenek dan kakek, barulah kedua orang tua.

4. Media yang digunakan dalam acara Temu manten


- Air tawar
- Beraneka macam bunga
- Daun sirih
- Bokor (baskom yang terbuat dari kuningan)
- Telur ayam kampung
- Kain sindhur

Anda mungkin juga menyukai