Anda di halaman 1dari 3

URUTAN UPACARA PENGANTEN ADAT JAWA

PRA-NIKAH PANGGIH KROBONGAN

URUTAN/TAHAPAN ANA ING UPACARA PENGANTEN ADAT JAWA

1. Pra-nikah

pasang
madik nontoni lamaran peningset
tarub

ijab midodareni siraman nyantri


2. Upacara Panggih
Upacara Panggih yang disebut juga upacara dhaup atau temu, merupakan puncak acara bagi tradisi perkawinan adat Jawa. Panggih adalah
prosesi pertemuan secara adat Jawa antara mempelai pria dan mempelai wanita setelah ijab qabul.

A. Pasrah Sanggan. Sanggan merupakan simbolisasi atau saranan untuk menebus pengantin putri, sehingga biasanya disebut sanggan tebusan
pengantin putri. Wujud dari sanggan sendiri berupa : satu tangkep atau dua sisir pisang raja matang pohon, sirih ayu, kembang telon (mawar,
melati, kenanga), serta benang lawe. Seluruhnya ditata dalam satu wadah khusus berupa keranjang anyaman. Pembawa sanggan berada di
depan dari rombongan keluarga mempelai pria.
B. Kembar Mayang. Kembar mayang adalah sepasang hiasan dekoratif berupa buet yang terbuat dari janur kuning dan beberapa jenis
dedauanan serta bunga mayang/pinang atau bunga puda (seperti pandan). besar dan tingginya lurang lebih setengah sampai satu badan
manusia. Pembawa kembar mayang adalah domas yang menjadi pengiring prngantin. Posisi pengantin pria dan wanita berada di belakang si
pembawa kembar mayang.
C. Balangan Gantal. Pengantin pria melempar gantal ‘gondhang tutur’ dengan sasaran dada pengantin wanita. Sedangkan pengantin wanita
melempar gantal ‘gondhang kasih’ yang dituju lutut pengantin pria. Tata cara prosesi balangan ganthal ini ialah pengantin pria mengambil
jantung hati atau cinta kekasihnya. Sebaliknya wanita menunjukkan baktinya kepada guru laki atau sang suami. Prosesi ini juga berarti suatu
peristiwa yang sekilas namun tidak dapat diulangi lagi.
D. Ranupada (membasuh kaki). ranu berarti air dan pada berarti kaki. Pada proses ini, kedua kaki pengantin pria masuk nampan berisi dengan
bunga mawar, melati dan kenanga. Kemudian kaki tersebut dibasuh oleh pengantin wanita sebagai simbol wujud bakti istri kepada suami,
E. Wiji dadi (ngidak tigan).  Dengan kaki telanjang pengantin pria menginjak sebutir telur ayam mentah yang diletakkan di atas nampan sampai
bagian merah dan putihnya hancur dan menjadi satu. Prosesi menginjak telur ini bermakna bahwa yang dijodohkan bisa mempunyai
keturunan. Tigan atau telur melambangkan manunggalnya pria dan wanita seperti pecahnya telur berupa putih dan merah. Putih juga
menggambarkan pria dan merah menggambarkan wanita, dan disebut ‘ngidak widji dadi’.
F. Sinduran/Disingepi sindur. Pundak kedua pengantin ditutup dengan kain sindur oleh ibu pengantin perempuan, berjalan perlahan menuju
‘krobongan’ diikuti bapak dari belakang. Kain sindur yang berwarna putih dan merah melambangkan asal-usul manusia. Namun ada
pelaksanaan ‘disingepi sindur’ dimana ibu berjalan di belakang pengantin dan bapak di depannya. Dengan cara itu disebut ‘nggendong anak’,
yang artinya kehidupan rumah tangga anak ditanggung orang tuanya. Maksudnya kedua orangtua memberikan ‘panjurung donga pangestu’
kepada kedua anaknya.

3. Upacara Krobongan

Ingkang dipunwastani upacara adat krobongan tumraping penganten, inggih menika upacara ingkang katindakaken sabibaripun panggih
(dhaup). Dene tata caranipun inggih menika kados ing ngandhap punika:

A. Timbangan
Ingkang nindakaken timbangan inggih punika ramanipun penganten putri kanthi cara mangku penganten kekalih kiwa tengen.  Minangka
pasemon bilih rama ibunipun penganten putri anggenipun ngrengkuh dhumateng penganten kekalih boten emban cindhe emban siladan
kados putra piyambak.
B. Kacar-kucur
Penganten kakung maringi rejeki kanthi wujud arta receh, beras kawak, kacang kawak, dhele kawak  linambaran klasa bangka dhumateng
penganten putri. Pralambang tanggel jawab dhumateng kulawarga, tansah tekun pados sandhang pangan.
C. Dulangan
Katindakaken kanthi ngepel sekul pethak lajeng kadulangaken cekap kaping sepisan.  Piring wadhah sekul lan lawuh lajeng katangkepaken,
ingkang dipunwastani gambuhan.  Tegesipun sageda tansah manunggal lan jumbuh kang ginayuh.  Sabibaripun dulangan, dipunlajengaken
ngunjuk rujak degan ingkang kapendhet saking klapa ingkang wala (nembe uwoh sepisan).
D. Sungkeman
Ingkang dipunsungkemi penganten kekalih inggih punika rama ibunipun penganten kakung putri, ugi eyangipun ingkang taksih sugeng

Anda mungkin juga menyukai