Anda di halaman 1dari 3

Nama : SUCIHATI AGUSTINA

NIM : 3232005412
Dosen : Dra. Hj. Mardhiah, MM
Mata Kuliah : Etika Bisnis
Dberikan pada : 26 September 2023

ETIKA BISNIS
Kata “Etika” sebagai praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh
dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Dapat
dikatakan juga, etika sebagai praksis adalah apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidaknya
dengan nilai-nilai moral yang berlaku. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam
etika sebagai refleksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika refleksi menyoroti dan menilai baik
buruknya prilaku seseorang.

Etika bisnis dapat dijalankan pada tiga taraf, diantaranya taraf makri, meso dan mikro.
Tiga taraf ini berkaitan dengan tiga kemungkinan yang berbeda untuk menjalankan kegiatan
ekonomi dan bisnis. Pada taraf makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari
sistem ekonomi sebagai keseluruhan. Jadi, di sini masalah-masalah etika disoroti pada skala
besar. Misalnya masalah keadilan, masalah keadilan sosial dalam suatu masyarakat, terutama
berkaitan dengan kaum buruh, masalah hutang negara dan lain sebagainya.

Pada taraf meso (menengah), etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di bidang
organisasi. Organisasi di sini terutama berarti perusahaan, tapi bisa juga serikat buruh,
lembaga konsumen, perhimpunan profesi, dan lain-lain. Pada taraf mikro yang difokuskan
ialah individu dalam hubungan dengan ekonomi bisnis. Di sini mempelajari tanggung jawab
etis dari karyawan dan majikan, bawahan dan manajer, produsen dan konsumen, pemasok
dan investor.

George Enderle memperlihatkan bahwa etika bisnis di semua negara tidak


memberikan perhatian yang sama kepada staf-staf, etika bisnis di Daratan Eropa terutama
menaruh perhatian untuk masalah taraf makro dan mikro. Di Jepang perhatian etika bisnis
terutama terfokuskan pada masalah taraf meso. Sedangkan Amerika Utara etika bisnis
terutama menyibukkan diri dengan masalah etis pada taraf mikro dan baru kemudian masalah
taraf meso.

Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli

Secara garis besar, etika bisnis membahas tentang teori dan praktik berkaitan dengan
moralitas di dunia bisnis. Pemahaman tersebut yang mendasari definisi etika bisnis menurut
para ahli. Berikut ini pengertian etika bisnis menurut para ahli di bidang ini, sebagaimana
dikutip dari catatan Sumarsid dan Winarso dalam buku Pengantar Bisnis (2020) dan
sejumlah sumber lain
1. Manuel G. Velasquez Velasquez berpendapat bahwa etika bisnis merupakan studi
standar moral dan bagaimana standar tersebut diterapkan dalam kebijakan, institusi,
dan perilaku bisnis

2. Lutz Preuss Menurut Preuss, etika bisnis merupakan sebuah konsep yang
menjelaskan peran sesungguhnya dari bisnis di tengah masyarakat

3. Clarence C. Walton. Walton berargumen bahwa etika bisnis merupakan serangkaian


kriteria yang menilai tindakan manusia berdasarkan beberapa hal. Di antaranya
adalah ekspektasi masyarakat, persaingan yang adil, tanggung jawab sosial,
hubungan masyarakat, iklan, dan sebagainya

4. Irham Fahmi, berpendapat bahwa etika bisnis merupakan aturan-aturan yang


menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak. Aturan-aturan
tersebut bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis. Apabila suatu bisnis
melanggar aturan-aturan tersebut, maka sangsi akan diterima

5. Kees Bertens merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam kajian etika di
Indonesia. Menurut Bertens, etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang
moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis

6. Thomas W. Zimmerer, memandang etika bisnis sebagai suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
membuat keputusan dan memecahkan persoalan

7. Charles Hill dan Gareth Jones Hill berpendapat bahwa etika bisnis merupakan
suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan
pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks

8. Richard T. De George. De George merupakan filsuf asal Amerika Serikat dan tokoh
ternama dalam bidang etika bisnis. Menurut De George, etika bisnis mencakup empat
hal, yaitu:

 Etika bisnis menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan/tindakan yang


diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak
 Etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga
dapat berlaku pada organisasi atau perusahaan bisnis. Selain itu, etika bisnis
juga menyoroti tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh perusahaan
 Etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi secara umum dan khusus.
Beberapa contoh dari sistem ekonomi secara khusus adalah masalah keadilan
sosial, hak milik, dan persaingan
 Etika bisnis menyentuh bidang sangat makro, seperti pengelolaan perusahaan
multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain sebagainya.
Prinsip Etika Bisnis

Setelah mengetahui definisi teori etika bisnis menurut para ahli, selanjutnya Anda perlu tahu
beberapa prinsipnya. Bisnis yang beretika ini sebenarnya perlu dipandang dari tiga sudut
pandang seperti yang dirumuskan oleh Bertens (2013: 25):
 Dari sudut pandang ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang menghasilkan
keuntungan tanpa merugikan orang lain.
 Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak melanggar
aturan-aturan hukum.
 Dari sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang sesuai dengan ukuran-
ukuran moralitas.

Sementara itu, menurut Sonny Keraf (1998), ada lima prinsip etika bisnis yang bisa
dijadikan suatu pedoman perilaku dalam menjalankan praktik tersebut:
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.
Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan
melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang
diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
2. Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang
dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga
menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan
perjanjian yang telah disepakati.
3. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil,
yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek
ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
4. Prinsip saling untung
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu
ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan
bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
5. Prinsip integritas moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran
bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.

Anda mungkin juga menyukai