SENTRAL
Disusun Oleh:
Kelompok 4
M. Maulana 2120603084
2023
A. Sejarah Berdirinya Bank Sentral
Bank sentral, dalam pengertian umum adalah sebuah lembaga yang diserahi
peranannya itu, bank sentral umumnya diberi monopoli untuk mengeluarkan uang
dan wewenang prerogatif untuk mengatur jumlah uang beredar. Di samping itu,
bank sentral juga diberi fungsi dan wewenang untuk membina dan mengawasi
Dalam menjalankan fungsinya itu, bank sentral mempunyai peranan khusus dalam
sistem moneter sebagai sumber peminjaman bagi bank-bank (the bankers' bank)
dan sumber terakhir bagi bank-bank untuk mendapatkan pinjaman ketika bank
resort). Dalam fungsinya ini, bank sentral sekaligus juga berperan dalam
Di banyak negara suatu bank secara gradual menduduki posisi sentral di antara
lembaga keuangan yang ada dan akhimya menjadi bank sentral, karena diberi
tugas khusus dan utama dalam menerbitkan uang kertas bank dan benindak
sebagai agen dan bankir pemerintah. Pada mulanya bank-bank itu tidak disebut
sebagai "bank sentral," melainkan sebagai "bank sirkulasi" (bank of issue) atau
"bank nasional." Hal ini menyangkut penunjukan negara terhadap sesuatu bank
uang kertas yang dikeluarkannya terhadap emas atau perak atau keduanya.
Dalam perkembangan selanjutnya bank sirkulasi itu menjalankan fungsi-
fungsi lain serta diberi kewajiban atau kekuasaan tertentu sehingga akhirnya
bertindak dan disebut sebagai "bank sentral" dalam pengertian yang kurang lebih
telah menjadi baku. Dilihat dari segi tahun kelahirannya maka Riksbank dari
Swedia adalah bank tertua yang berkembang menjadi bank sirkulasi. Tapi Bank of
England adalah bank sirkulasi pertama yang berkembang menjadi bank sentral
dalam pengertian yang kita pahami sekarang yaitu yang memuat dasar-dasar "seni
perbanksentralan" (the art of central banking), sebagai konsep yang diakui resmi
Bank Sentral tertua adalah Bank of England. Bank ini berdiri sejak tahun 1694
sebagai bank swasta biasa tetapi baru berkembang dan secara formal bertindak
sebagai bank sirkulasi (bank of issue) dan the bankers' bank pada tahun 1773 atau
pemerintah dengan imbalan hak menerbitkan uang kertas bank melalui undang-
bertindak sebagai lender of the last resort, ketika berhasil mengatasi berbagai
krisis keuangan pada tahun 1847, 1857 dan 1866 dengan pem berian kredit kepada
bank-bank lainnya melalui penerbitan uang kertas bank dan surat-surat berharga
yang dijamin dengan cadangan emas Sukses yang telah dicapai oleh Bank of
1
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 1 dan 2
England tersebut tidak hanya memberikan prestise dan status sebagai Bank
banking) dibagian- bagian lain di dunia. 2Hingga tahun 1946, ketika nasionalisasi,
Bank of England masih berbentuk perseroan terbatas dan masih menjalan- kan
Proses serupa juga terjadi pada Riksbank dari Swedia yang didirikan pada
tahun 1656 sebagai bank swasta. Tapi hanya 12 tahun kemudian Riksbank
mengalami reorganisasi menjadi bank negara pada tahun 1668 dan lebih dari
menjadi bank sentral. Melalui undang-undang Riksbank diberi hak monopoli oleh
pemerintah untuk menerbitkan uang kertas bank pada tahun 1809. Monopoli itu
hilang atau berkurang ketika bank-bank lain diberi juga kekuasaan untuk
menerbitkan uang kertas bank sejak tahun 1830 dan baru pada tahun 1897 hak
Bank. Bank ini didirikan pada tanggal 25 Maret 1814 dengan Surat Keputusan
Raja No. 5 Tahun 1814 menggantikan Bank of Amsterdam yang karena satu dan
lain sebab, kehilangan kepercayaan dari masyarakat Kebutuhan akan adanya suatu
2
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 4
3
Hawtrey, R.G., "Modern Banking in United Kingdom", dalam Seligman, Edwin R.A. (eds.),
Encyclopaedia of the Social Sciences, vol. 1-2, The Macmillan Company, N.Y. 1968, hal. 433-
435.
De Nederlandsche Bank diberi hak monopoli untuk menerbitkan uang kertas bank
Bank adalah sebuah bank swasta, tetapi Presiden dan Sekretaris Bank ditunjuk
oleh pemerintah, sedangkan para Direktumya dipilih oleh pemegang saham. Bank
inilah yang kemudian diserahi tugas sebagai bank sentral untuk Hindia Belanda
atas nama pemerintah Belanda. Tetapi fungsi Bank Sirkulasi untuk Hindia
National Bank of Austria didirikan pada tahun 1817 guna me- mulihkan
situasi moneter yang menjadi kacau akibat merosotnya nilai uang pemerintah
yang telah diterbitkan terlalu besar. Guna mengatasi depresiasi mata uang
kertas ini berlangsung hingga ta hun 1847, namun dengan pecahnya perang dan
gejolak sosial di negeri itu, pemerintah kembali mengeluarkan uang kertas dan
dari tahun 1847-1878. Guna mengatasi proses depresiasi yang telah menjadi
gawat itu, dibentuklah Bank of Austria-Hungary pada tahun 1878 guna menarik
uang kertas pemerintah dan menggantikannya dengan uang kertas bank atas dasar
Kopenhagen yang kini dikenal sebagai National Bank of Denmark adalah sebuah
bank dengan modal swasta yang didirikan pada tahun 1817, menggantikan
Riksbank, sebuah bank pemerintah yang didirikan pada tahun 1813. National
Bank of Denmark juga diberi tugas menggantikan uang kertas pemerintah yang
mengalami kemerosotan nilai akibat terlalu banyak diterbitkan. Atas dasar itu
maka National Bank of Denmark diberi hak monopoli untuk menerbitkan uang
kertas bank agar mampu men- ciptakan dan memelihara stabilitas moneter.
Pengalaman yang serupa dengan alasan yang sedikit berbeda terjadi di Jepang.
Bank of Japan yang didirikan pada tahun 1882 diberi tugas untuk memulihkan
kekacauan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah uang kertas yang
diterbitkan oleh berbagai bank di negeri itu. Guna mengatasi hal itu Bank of Japan
diberi hak monopoli dalam pe nerbitan uang kertas bank menggantikan yang lama
dalam jangka waktu tertentu. Bank of Japan adalah sebuah joint-stock company
pemerintah.4
(lebih sering disebut dengan singkatan Fed), bank sentral di Amerika Serikat baru
dibentuk pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1913. Sebenarnya sebelum Federal
Reserve System, telah ada lembaga yang dalam beberapa hal menyerupai bank
sentral, yaitu First Bank of the United States (1792-1812) dan Second Bank of the
4
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 4-7
pia- gam terhadap Second Bank, perkembangan perbanksentralan di Amerika
yang terjadi menjelang dan di awal abad ke-20 ketika para penyimpan atau
Pada tahun 1907 terjadi agitasi maupun diskusi yang akhimya menghasilkan
kesepakatan dan konsep tentang perlunya sebuah bank sentral. Federal Reserve
System yang lahir dari situasi itu adalah sebuah sistem yang cukup rumit, terdiri
dari jaringan 12 bank regional plus badan koordinasi sentral yang berdomisili di
Federal Reserve System memiliki kekuasaan yang sangat besar Kekuasaan itu
dijalankan oleh Dewan Gubernur dan rapat pleno yang dilakukan secara bulanan
yang dihadiri oleh 12 Presiden Federal Reserve System-regional dan diketuai oleh
Dewan Gubernur Federal Reserve System terdiri dari 7 orang anggota yang
diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat dan dikukuhkan oleh Senat untuk
Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan kesan bahwa Presiden Amerika Serikat
tersebut dipilih untuk masa 14 tahun sedangkan Presiden Amerika Serikat hanya 4
tahun, maka Dewan Gubernur memiliki kebebasan relatif. Lagi pula Federal
Reserve System dibentuk oleh Kongres dan bukannya Presiden Amerika Serikat,
sehingga Federal Reserve System memiliki kedudukan yang cukup kuat. Selain
itu, sebagai sistem yang pada mulanya dibentuk berdasarkan aspirasi bank-bank
komersial, maka Federal Reserve System sebenamya harus juga bertang gung
jawab kepada sekitar 5.000 hingga 6.000 bank-bank komersial yang menjadi
Dari kilasan sejarah itu dapat ditarik kesimpulan bahwa secara komparatif,
pengertian perbanksentralan itu relatif baru dan konsep tersebut belum digunakan
secara luas dalam pengertian pra abad ke-20. Istilah "sentral" di sini menunjuk
pada pengertian bahwa bank tersebut mengemban misi khusus yang bersifat
dan memberi efek terhadap struktur perbankan pada umumnya. Salah satu cirinya
adalah bertindak sebagai bankir bagi bank-bank (the bankers" bank) yang
Memang, para ahli berbeda pendapat mengenai ciri khusus yang memberikan
predikat suatu bank sebagai bank sentral. Dalam masa di antara dua perang dunia,
para ekonom berbeda pendapat mengenai hal ini. Bagi R.G. Hawtrey (The Art of
Central Banking, 1932), ciri khas sebuah bank sentral adalah peranannya sebagai
sumber pinjaman terakhir bagi bank-bank (lender of the last resort). Hak untuk
5
Ritter, Lawrence S. & Silber, William L., Principle of Money, Banking and Financial Market,
Fourth, Revised Edision, Basic Books, Inc., N.Y., 1983. Hlm 174-175
6
Willis, H. Parker, "Central Banking", dalam Seligman, Edwin, R.A. (eds.), Encyclopaedia of the
Social Sciences, vol. 3-4, The Macmillan Company, N.Y., 1968. Hlm 302
menerbitkan uang kertas bahwa ciri bank sudah tentu bermanfaat dan mendukung
fungsinya sebagai sumber pinjaman terakhir bagi bank-bank itu. Berbeda dengan
khusus itu terletak pada peranan suatu bank sebagai pencetak dan pengedar uang
kertas dengan hak monopoli dari pemerintah (the bank of Issue) Dari sinilah
Ahli lain, A.W. Shaw (Theory and Principle of Central Banking, 1930)
menilai bahwa fungsi sejati bank sentral adalah mengontrol perkembangan kredit.
dengan modal sendiri atau orang lain. Dengan hak mencetak uang kertas bank,
utama yang dija- lankan oleh bank sentral sebenarnya adalah menyelenggarakan
kliring antarbank. Di sinilah bank sentral memiliki posisi sentral antara bank
Mengambil kesimpulan dari semua pandangan itu Kisch dan Elkin menarik
pengertian yang lebih esensial bahwa fungsi hakiki dari bank sentral adalah
merumuskan bahwa bank sentral adalah "bank di suatu negeri yang diberi
berkembang ekonominya dan telah memiliki tradisi perbankan yang cukup lama
pada akhimya memiliki hak dan peranan sebagai bank yang mendapat monopoli
penuh atau parsial untuk menerbitkan uang kertas bank, menjadi agen fiskal bagi
surat-surat berharga, dan bertindak sebagai sumber terakhir pinjaman bagi bank-
Atas dasar kebutuhan dan alasan dibentuknya bank sentral seperti diuraikan di
atas maka selama abad ke-19, di berbagai negent, negara memberikan hak kepada
salah satu bank yang ada dan telah membuk nkan dirinya sebagai bank yang sehat
dan kuat untuk menerbitkan dang kertas bank atau membentuk bank baru dengan
kekuasaan khumas dan privilise yang diperlukan bagi beroperasinys sebuah bank
sirkulasi, disertai kontrol dan pengawasan pada tingkat yang berbeda-beda oleh
negara Pada umumnya, sebelum abad ke-20, bank semacam ini belum dikenal di
setiap negara yang belum memiliki bank sentral, membentuk bank semacam ini,
tidak hanya atas dasar keperluan negeri yang bersangkutan untuk memulihkan dan
7
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 15-16
8
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 8
yang pertama menjalankan anjuran konferensi di atas adalah Afrika Selatan
dengan berdirinya South African Reserve Bank pada tahun 1921 Dari tahun ke
tahun sejak konferensi hingga berakhimya Perang Dunia II, telah berdin bank-
bank sentral di Afrika, Eropa Timur dan Amerika Selatan Pada tahun 1928,
berdiri di Asia, Central Bank of China dan National Bank of Iran. Reserve Bank
of India dibentuk pada tahun 1935 dan pada tahun 1942, Bank of Thailand.
Sesudah Perang Dunia II, telah berdiri di Asia, State Bank of Pakistan (1948),
Di Indonesia, baru berdiri Bank Indonesia pada pertengahan tahun 1953. Tapi
perlu dicatat bahwa berdasar Surat Kuasa Pemerintah tanggal 16 September 1945
membentuk bank sirkulasi bagi Indonesia. Karena untuk mendirikan bank tersebut
tanggal 5 Juli 1946 yang membentuk dan menetapkan Bank Negara Indonesia
sebagai bank sirkulasi dan bank sentral milik negara, tetapi baru dibentuk
Javasche Bank, sebuah bank swasta milik Belanda, sebagai bank sentral bagi
Indonesia dan memberi tugas kepada Bank Negara Indones sebagai bank
pembangunan Adanya dua bank tersebut menarik pes hatian, karena De Javasche
Bank yang pada zaman Hindia Belanda berfungsi sebagai bank sirkulasi telah
ditetapkan sebagai bank sentral Sedangkan Bank Negara Indonesia yang semula
dimaksudkan sebag bank sirkulasi dan bank sentral, atas keputusan KMB
yang ban merdeka pada waktu itu, yaitu di satu pihak sebuah bank sirkulasi dan
bank sentral yang bertugas menjaga dan memelihara stabilitas moneter dan di lain
pihak bank yang ditugaskan untuk membiaya pembangunan sebagai bank milik
Negara. 9
Bank Indonesia yang dibentuk pada tahun 1953 adalah hasil nasionalisasi
Javasche Bank yang telah dijalankannya sejak tahun 1828 Dengan demikian, di
Indonesia telah dikenal sebuah bank sirkulasi sejak belahan pertama abad ke-19.
Sebagai bank sirkulasi, De Javasche Bank adalah bank yang tertua di negara-
dunia, mengingat bahwa bank bank sirkulasi di Eropa Barat, selain Riksbank dari
Swedia dan Bank of England, baru dibentuk dan mendapat tugas sebagai bank
sirkulasi pada awal abad ke-19. Sebagai telah disinggung di muka, De Javasche
Bank dibentuk sebagai bank swasta yang diberi tugas sebagai bank sirkulasi bagi
9
Sadhily, Hassan, Ensiklopedi Indonesia, Penerbit Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, tak
Bertahun, hlm 394-395
Hindia Belanda mengikuti pembentukan dan peranan De Nederlandsche Bank
yang didirikan pada tahun 1814 sebagai bank sirkulasi dan kemudian bank sentral
untuk kerajaan Belanda. Guna memahami lebih baik peranan Bank Indonesia
asal usul dan perkembangan De Javasche Bank, karena Bank Indonesia sudah
tentu harus mengambil pengalaman yang kaya dari bank yang tertua di Asia dan
adalah hasil evolusi jangka panjang yang berkembang secara gradual dan
mewarisi tradisi perbankan yang telah terbentuk cukup lama sehingga membentuk
Dalam kasus Indonesia, apa yang dikatakan oleh Ali Wardhana itu tidak
sepenuhnya berlaku. Hal itu akan nampak nanti apabila kita mengamati bahwa
corak kegiatan yang dijalankan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan peranan
yang secara kongkret dilakukan itu di sana pihak kurang sesuai dengan yang
menjadi dasar formal pendirian dan operasinya yang memuat konsep bank sentral
modern, yaitu Undang Undang No. 11 Tahun 1953, khususnya pasal 7, dan di lain
pihak masih terus melanjutkan fungsi dan peranan kongkret De Javasche Bank De
10
Wardhana, Ali, Monetary Problems of an Under-developed Economy; With Special Reference
to Indonesia, Ph.D Thesis, University of California, Berkeley, 1964, hlm 3
Indonesia yang berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 1953 memang
mengemban tugas utama dalam menjaga dan memelihara stabilitas moneter. Tapi
temyata Bank Indonesia memang harus mengalami "proses evolusi dan harus
mengalami penyesuaian diri secara periodik" menuju kepada pelaksanaan the art
of central banking atau the science of central banking. Penyesuaian diri itu
Javasche Bank dalam sejarahnya dari tahun 1828 hingga 1953 selama tak kurang
tahun 1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan meme- lihara kestabilan
Rupiah. Mata uang Rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang
ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah luas seperti salah
satunya adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan masyarakat luas. Oleh
karena itu tugas Bank Indo nesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan
sangatlah penting Adapun maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan oleh
11
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 13-14
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukir dengan
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat
Dengan stabilnya nilai mata uang Rupiah, maka akan sangat manfaat yang
Agar kestabilan nilai Rupiah dapat tercapai dan terpelihara, maka Bank
Dalam pelaksanaan tugas di atas pihak lain dilarang melakukan segala bentuk
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka men- capai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah seperti yang telah diung kapkan di atas.
Berikut ini akan diuraikan garis-garis besar dari masing- masing tugas Bank
Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1999.
12
Kasmir, SE., MM. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada). hlm 170
1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Indonesia berwenang:
termasuk, tetapi tidak terbatas pada: Operasi pasar terbuka di pasar uang,
telah ditetapkan.
berwenang:
laporan kegiatannya.
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d. Mengatur sistem kliring antar bank baik dalam mata uang Rupiah maupun
Asing
f. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang
sah.
kehati-hatian.
Bank Indonesia dapat kelang- sungan usaha bank yang bersangkutan dan
adala berikut:
Bank Indonesia:
Multilateral adalah negara maka Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan
13
Kasmir, SE., MM. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada). hlm 171-174
Fungsi pertama dari bank sentral adalah menetapkan dan melaksanakan
terbuka di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang Rupiah maupun
valuta asing.
14
Dalam rangka melaksanakan fungsinya di bidang moneter yaitu
kebijakan moneter, nilai tukar, serta memelihara dan mengelola dvisa nasional.
Kestabilan nilai suatu mata uang selalu dikaitkan dengan harga barang
dan jasa serta dengan nilai mata uang lain.Dalam rangka pelaksanaan
14
GatotSupramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis,PT Rineka
Cipta, Jakarta, 2009, hal 20.
Tata cara pelaksanaan intervensi valuta asing dalam rangka stabilitas
rupiah.
minimum.
laporan kegiatannya.
time gross settlement (RTGS), dan sistem transfer dana dalam USD
di Indonesia.
pembayaran di Indonesia.
Fungsi bank sentral yang terakhir adalah memiliki wewenang bank sentral
yang berkaitan dengan tugas mengatur dan mengawasi bank non sentral yang
meliputi:
15
Thamrin Abdula dan Francis tantri, Ibid, hal 92
a. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
b. Menetapkan peraturan.
perbankan.
memastikan kebutuhan uang tunai masyarakat dengan jumlah yang cukup dan
layak edar. Sebagai bagian dari siklus keuangan Bank Indonesia secara rutin
menarik uang yang sudah tidak layak edar dari masyarakat dan menggantikannya
dengan uang baru yang layak edar, sehingga uang yang beredar di masyarakat
16
Juhro Solikin M. (2020). Pengantar Kebanksentralan Teori dan Kebijakan. (Depok:Rajawali
Pers). hlm 211
E. Wewenang Bank Sentral
Wewenang bank sentral adalah berbagai tugas dan tanggung jawab yang
dimiliki oleh bank sentral suatu negara. Berikut adalah beberapa wewenang umum
untuk mengatur nilai tukar mata uang nasional terhadap mata uang asing.
Ini bisa dalam bentuk sistem nilai tukar tetap atau sistem nilai tukar yang
mengambang.
pembayaran elektronik.
pada hukum dan peraturan setempat serta mandat bank sentral. Bank sentral
biasanya didirikan dengan tujuan utama untuk mencapai stabilitas ekonomi dan
17
Patimbano, N. C. A. (2016). Tugas Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Di Indonesia Menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009. Lex
Administratum, 4(4).
F. Studi Kasus
Latar Belakang:
bertanggung jawab atas pengendalian moneter dan menjaga stabilitas nilai rupiah.
Salah satu tugas utama BI adalah menjaga tingkat inflasi tetap dalam batas yang
dapat diterima. Studi kasus ini akan membahas peran BI dalam mengendalikan
inflasi.
Pada tahun 2020, Indonesia, seperti banyak negara lain, mengalami tekanan
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dalam upaya untuk
meredam deflasi.
inflasi. Mereka bekerja sama dengan lembaga keuangan dan otoritas lainnya untuk
valuta asing. Ini dapat digunakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan
Kebijakan Makroprudensial:
yang mungkin timbul dari sektor keuangan yang tidak stabil, yang dapat
inflasi dalam batas yang dapat diterima dan mengendalikan tekanan inflasi akibat
pandemi. Ini membantu menjaga stabilitas ekonomi negara, yang merupakan salah
18
Tinjauan Kebijakan Moneter September 2020 Bank Indonesia.
KESIMPULAN
sendiri, tetapi umumnya berkaitan dengan evolusi peran bank tersebut dalam
moneter. Bank Sentral tertua adalah Bank of England yang berkembang menjadi
menjalankan fungsi lender of the last resort, dan mengatur sistem perkreditan
yang sehat.
Javasche Bank dan Bank Negara Indonesia berperan dalam sistem perbankan
bank-bank di Indonesia.
pengawasan dan regulasi terhadap sistem keuangan dan perbankan. Bank sentral
juga memiliki tugas penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional dan
kesejahteraan masyarakat.
berhasil menjaga inflasi dalam batas yang dapat diterima dan mengendalikan
tekanan inflansi akibat pandemic. Ini membantu menjaga stabilitas ekonomi
Negara, yang merupakan salah satu tujuan utama dari bank sentral.
DAFTAR PUSTAKA
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 1
dan 2
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 4
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 4-7
Ritter, Lawrence S. & Silber, William L., Principle of Money, Banking and
Financial Market, Fourth, Revised Edision, Basic Books, Inc., N.Y., 1983.
Hlm 174-175
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 15-
16
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 8
Sadhily, Hassan, Ensiklopedi Indonesia, Penerbit Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta,
tak
Bertahun, hlm 394-395
DeKock, M.H., Central Banking, Stapless Press Limited, London, 1954. Hlm 13-
14
Kasmir, SE., MM. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada). hlm 170
Kasmir, SE., MM. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada). hlm 171-174
GatotSupramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang
Yuridis,PT Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal 20.