Anda di halaman 1dari 6

Meraih Kesuksesan Dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja

 Apa yang dimaksud dengan kompetisi dalam kebaikan etos kerja ? Kompetisi dalam kebaikan
artinya adalah berlomba-lomba untuk senantiasa melakukan kebaikan.
 Mengapa perilaku taat berkompetisi dalam kebaikan dan etos yang baik itu perlu dilakukan?
Alasan mengapa umat Islam harus berkompetisi dalam kebaikan yaitu guna menjadikan umat
Islam senantiasa berubah ke arah yang lebih baik sehingga mampu melewati kehidupan di dunia
dengan di mudah dan mendapat kehidupan yang lebih baik yang ketahui tentang kompetisi
dalam kebaikan adalah berlomba-lomba dalam kebaikan atau dalam bahasa Arab disebut
fastasbiqul khairat merupakan Islam .
 Mengapa manusia perlu berkompetisi di dalam kehidupan terutama dalam hal kebaikan?
Berkompetisi dalam kebaikan penting sebab kebaikan tidak bisa di tunda- tunda dan seharusnya
disegerakan karena ajal manusia tidak bisa di tebak, bisa datang kapan saja.

Siapakah di antara kalian yang ingin sukses? Tentu semua orang ingin sukses, termasuk kalian. Namun
perlu diketahui bahwa untuk meraih kesuksesan tersebut bukanlah perkara mudah. Kalian harus mampu
mengatasi semua hambatan, tantangan, dan rintangan dengan ketekunan dan kerja keras. Di samping
itu, doa dari orang tua dan guru juga sangat dibutuhkan agar AllahSwt. yang Maha Pemberi Rezeki
memberi jalan kemudahan dan keberkahan. Perlu kalian ketahui bahwa Allah Swt. menciptakan
kehidupan dan kematian untuk menguji siapakah yang terbaik amalnya. Manusia akan hidup di akhirat
selama-lamanya, sedangkan dunia hanya tempat singgah sementara.

Seseorang dikatakan sukses apabila memperoleh kebahagiaan di akhirat dan di dunia sekaligus. Namun,
kita meyakini bahwa kesuksesan sejati adalah suksesnya hidup di akhirat. Untuk meraih kesuksesan
tersebut, kalian harus menggunakan petunjuk ajaran Islam. Kesuksesan hidup di akhirat dan di dunia
akan diperoleh dengan selalu beramal saleh dalam kehidupan sehari-hari.

Bangsa Indonesia harus sejajar atau bahkan lebih tinggi dibanding bangsa-bangsa lain di dunia.
Ciptakanlah suasana berlomba dalam kebaikan di mana saja kalian berada, terutama di lingkungan
sekolah. Allah Swt. telah memerintahkan hamba-Nya untuk berkompetisi dalamkebaikan dan etos kerja,
sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Maidah/5: 48 dan Q.S. at-Taubah/9: 105 dan hadis terkait. Mari
kita pelajari dan simak baik-baik agar dapat memahami pesan-pesan mulia yang terkandung di dalamnya
untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara singkat, alasan mengapa umat islam harus berkompetisi dalam kebaikan yaitu guna menjadikan
umat Islam senantiasa berubah ke arah yang lebih baik sehingga mampu melewati kehidupan di dunia
dengan mudah dan mendapat kehidupan akhirat yang jauh lebih baik. Seperti yang dituliskan pada surah
al-Baqarah ayat 148.
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Manusia merupakan makhluk sempurna yang telah diciptakan oleh Allah SWT, salah satu sifat
mendasar yang dimiliki manusia ialah tidak pernah puas. Sikap tidak pernah puas ini akan memiliki
makna yang positif apabila digunakan dalam jalan kebaikan. Seruan dari Allah SWT, kepada umat Islam
guna berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan, tidak lain dan tidak bukan guna menjadikan umat Islam
semakin lebih baik di setiap waktunya.

Dalam kompetisi, tentu kita ingin selalu unggul, salah satu cara agar dapat selalu unggul ialah
menambah kemampuan kita. Bahkan ketika kita dalam posisi tertinggal, kita akan selalu mencari cara
agar kemampuan kita mampu melebihi pesaing kita. Itulah alasan, mengapa Allah SWT mewajibkan kita
untuk berkompetisi dalam hal kebaikan.

Menterjemahkan AyatQ.S. al-Maidah/5: 48

"Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad)dengan membawa kebenaran,
yang membenarkan kitab-kitab yang di turunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami
berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan.Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.”

 Contoh berlomba lomba dalam hal kebaikan yaitu :

1. Berlomba Membantu Sesama Saudara

Salah satu berkompetisi dalam melakukan kebaikan yaitu membantu sesama saudara. Hal tersebut
dilakukan apabila sesama saudara akan haus dari pertolongan manusia. Dan sesama manusia harus
saling membantu supaya jika mendapatkan kesusahan akan dibantu juga dengan orang lain.

2. Berlomba Menghafal Al-Qur’an


Apabila ada seorang Muslim untuk melakukan kebaikan seperti berlomba menghafalkan al qur’an,
pahala yang di dapat akan terus mengalir. Berlomba dalam menghafalkan al-qur’an banyak berbagai
macam tantangan maupun ujian. Oleh karena itu umat muslim harus sabar dalam menjalaninya.

3. Istiqomah Berpuasa
Dalam melakukan lomba kebaikan salah satunya yaitu berlomba untuk berpuasa. Karena dalam hal
berpuasa bisa menahan emosi diri dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Orang yang lomba
untuk berpuasa maka ketika berdoa diterima oleh Allah SWT.

4. Berlomba Dalam Bersedekah


Ada pula dalam berlomba-lomba untuk kebaikan dengan melakukan bersedekah. Sifat yang timbul
karena peduli terhadap orang lain menjadikan orang untuk selalu bersedekah. Dalam bersedekah tidak
akan mempersempit rezeki, melainkan akan memperluas harta.

5. Berlomba Untuk Berakhlak Mulia

Salah satu untuk berkompetisi dalam berbuat kebaikan yaitu berakhlak mulia terhadap orang lain.
Berakhlak mulia merupakan sifat terpuji yang ditanamkan dalam diri manusia. Dalam berakhlak mulia
akan membawa hal dan dampak yang positif.

Abdullah bin Idris al-Audi al-Kufi (wafat tahun 192 H), seorangulama hadis yang amat terkenal. Selain
khusyuk, ia sangat tekunpada bidang hadis. Pada setiap hadis yang ia riwayatkan, dipastikanmemiliki
hujjah. Pada masa khalifah Harun ar-Rasyid, ia pernahditawari untuk menjadi qadli (hakim), tetapi ia
menolak karena sifat wara’. Ketika maut hendak menjemput Abdullah bin Idris, puterinya menangis.
“Janganlah engkau menangis wahai puteriku, aku sudahmengkhatamkan Al-Qur’an di rumah ini
sebanyak empat ribu kali,” kata Abdullah bin Idris dengan suara lirih.Peristiwa serupa juga terjadi pada
Abu Bakar bin Iyasy al-Asadi al-Kufi al-Khayyath (wafat pada tahun 193 H), ulama senior Kuffah yang ahli
di bidang qira’ah dan hadis. Ia telah menulis lebih dari sembilan puluh karya. Pada saat terakhir
kehidupan Abu Bakar binIyasy, adiknya menangis.

“Jangan menangis, lihatlah mushala pribadi di rumah ini. Di situ aku telah mengkhatamkan Al-Qur’an
sebanyakdelapan belas ribu kali”

Demikian terdengar dari lisan Abu Bakar bin Iyasy.


Allah Swt. telah memerintahkan hamba-Nya untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja,
sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Maidah/5: 48dan Q.S. at-Taubah/9: 105 dan hadis terkait. Mari
kita pelajari dan simak baik-baik agar dapat memahami pesan-pesan mulia yang terkandung di dalamnya
untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut tafsir al-Misbah, Q.S. al-Maidah/5: 48 mengandung pesan-pesan mulia sebagai berikut:

 1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dengan haq (kebenaran), yakni haq dalam
kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya turun (Jibril a.s.)
 2. Kitab Al-Qur’an berfungsi membenarkan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Dalam hal ini Al-Qur’an adalah muhaimin terhadap kitab-kitab
terdahulu karena ia menjadi saksi atas kebenaran kandungan kitab-kitab terdahulu.
 3. Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi pengawas, pemelihara, penjaga kitab-kitab terdahulu dan
menjadi tolok ukur kebenaran terhadapnya, sertamenjadi saksi untuk keabsahannya. Dalam
kedudukannya sebagai pemelihara, Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahi
yang bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagi umat manusia
sepanjang masa.
 4. Allah Swt. memerintahkan agar menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Hendaklah
orang beriman memutuskan perkara berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh
bertentangan dengannya. Bahkan dalam Q.S. al-Maidah/5: 3 dinyatakan bahwa agama Islam
telah sempurna, nikmat yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada kaum muslimin sudah
sempurna, dan Allah Swt. telah meridai Islam sebagai jalan kehidupan semua manusia. Maka
tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan sebagian ajarannya untuk berpindah pada ajaran lain.
 5. Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi.
Allah Swt. juga mengkaruniakan jalan terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam
menjalankan aturan beragama.
 6. Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi Muhammad Saw. sebagai penyempurna syariat para
nabi terdahulu serta membatalkan syariat sebelumnya. Seandainya Allah Swt. menghendaki,
niscaya umat Nabi Musa as., Nabi Isa a.s., dan umat Nabi Muhammad Saw. akan dijadikan satu
umat saja. Tetapi hal ini tidak dikehendaki oleh Allah Swt.
 7. Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguh-sungguh dalam berbuat
kebaikan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia.
Allah Swt. telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji siapakah di antara hamba-
Nya yang taat dan durhaka.
Bagi yang taat akan memperoleh pahala, sedangkan siksa bagi seseorang yang durhaka.
Sesungguhnya semua manusia akan kembali kepada Allah Swt. dan akan diberitahukan apa yang
telah diperselisihkan. Hal yang diperselisihkan ini adalah tentang kehidupan akhirat. Orang-
orang kafir tidak percaya adanya akhirat. Karenanya mereka akan diberitahu dan mendapatkan
balasan atas perbuatan mereka, yakni dimasukkan ke dalam api neraka. Sedangkan bagi orang
mukmin yang beramal shalih, akan mendapatkan balasan surga. “Umat Islam diperintahkan
untuk berlomba-lomba dengan sungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari
perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia”. Perintah untuk berlomba
dalam kebaikan (fastabiqul khairat) juga terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya
terdapat dalam Q.S. al-Baqarah/2:148

Adapun manfaat dari berbuat kebaikan adalah sebagai berikut :

1). Memperoleh rida dan pahala allah swt.

Allah swt akan memberikan pahala kepada kalian jika melakukan pekerjaan dengan ikhlas.kesuksesan
tertinggi bukan lah sukses duniawi.tetapi kesuksesan tertinggi adalah rida dari allah swt.

2). Menjadi manusia yang bermanfaat.

Manusia terbaik adalah manusia yang mampu menebar manfaat kemaslahatan sebesar-besarnya
kepada masyarakat.nilai sebuah kebaikan akan berlipat ganda jika mampu memberikan manfaat yang
besar untuk masyarakat luas.

3). Mempercepat penyelesaian pekerjaan.

Keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan ini disasari oleh motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan ini
didasari oleh motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya.jika menunda suatu pekerjaan.maka
pekerjaan yang lain ikut terbengkalai. Di samping itu, ada kompelitor yang memicu peningkatan kinerja.

4). Termotivasi untuk menjadi baik.

Saat kalian berkompentasi dengan pihak lainnya akan tumbuh keinginan untuk menjadi yang paling
unggul tentunya hal ini membutuh kan persiapan yang matang meskipun hasil akhirnya belum tentu
sebagai pemenang tetapi sudah berhasil menunjukkan kemampuan terbaik yang dimiliki merupakan
prestasi tersendiri yang patut diapresiasi.

5). Menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.

Keinginan untuk menjadi yang terbaik harus diikuti dengan sikap disiplin dan tanggung jawab. Keduanya
merupakan modal utama meraih kesuksesan dalam sebuah kompetisi.

6). Mempererat hubungan antara sesama

Pesaing bukan musuh yang harus dikalahkan tetapi merupakan rekan kerja dalam berkompetisi secara
sehat. Pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama akan mempererat tali persaudraan di antara
sesama.peran serta dan keterlibatan masing-masing individu dalam satu kelompok akan semakin
memperkuat jalinan hubungan kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai