Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Materi PAI SMA Kelas 10 Bab 1 | Kurikulum Merdeka |

Kompetisi dalam Kebaikan (Surat Al-Maidah Ayat 48) | Bacaan


Surat Al-Maidah Ayat 48 | Terjemahan Surat Al-Maidah Ayat
48 | Asbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 48 | Tafsir Surat Al-
Maidah Aya 48 | Menerapkan Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan |
Manfaat Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan |
DAFTAR ISI :
1. Bacaan Surat Al-Maidah Ayat 48
2. Arti Perkata (Mufrodat) Surat Al Maidah Ayat 48
3. Terjemahan Surat Al-Maidah Ayat 48
4. Asbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 48
5. Tafsir Surat Al-Maidah Aya 48
6. Menerapkan Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan
7. Manfaat Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan

Bacaan Surat Al-Maidah Ayat 48


‫َو َاْن َز ْلَن آ ِاَلْي َك اْلِك ٰت َب ِباْلَح ِّق ُم َص ِّد ًقا ِّلَم ا َب ْي َن َي َد ْيِه ِمَن اْلِك ٰت ِب َو ُمَهْيِم ًن ا َع َلْيِه َفاْح ُك ْم َب ْي َن ُهْم ِبَم آ َاْن َز َل ُهّٰللا َو اَل َت َّت ِبْع‬
‫َاْه َو ۤا َء ُه ْم َع َّما َج ۤا َءَك ِمَن اْلَح ِّۗق ِلُك ٍّل َج َع ْلَن ا ِم ْنُك ْم ِش ْر َع ًة َّو ِم ْن َه اًج اۗ َو َلْو َش ۤا َء ُهّٰللا َلَج َع َلُك ْم ُاَّم ًة َّو اِحَد ًة َّو ٰل ِكْن‬
‫ِّلَي ْب ُلَو ُك ْم ِفْي َم آ ٰا ٰت ىُك ْم َفاْس َت ِبُقوا اْلَخ ْي ٰر ِۗت ِاَلى ِهّٰللا َم ْر ِج ُع ُك ْم َج ِمْيًعا َفُيَن ِّب ُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم ِفْيِه َت ْخ َت ِلُفْو َۙن‬
Ads by

Ads by
wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-
kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā
tattabi’ ahwā`ahum ‘ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja’alnā mingkum
syir’ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja’alakum ummataw
wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi
marji’ukum jamī’an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn

Arti Perkata (Mufrodat) Surat Al Maidah Ayat 48


peraturan ‫ِش ۡر َع ٗة‬ dengan kebenaran ‫ِبٱۡل َح ِّق‬

dan jalan yang terang ‫َوِم ۡن َهاٗج ۚا‬ yang membenarkan ‫ُمَص ِّد ٗق ا‬

Dia hendak menguji kamu ‫ِّلَيۡب ُلَو ُك ۡم‬ dua tangan/sebelumnya ‫َيَد ۡي ِه‬

Dia berikan kepadamu ‫َء اَتٰى ُك ۖۡم‬ dan yang menjaga ‫َوُم َهۡي ِم ًنا‬
maka berlomba-lombalah ‫َفٱۡس َتِبُقوْا‬ maka putuskanlah ‫َفٱۡح ُك م‬

kebajikan ‫ٱۡل َخ ۡي َٰر ِۚت‬ menurunkan ‫َأنَز َل‬

tempat kembalimu ‫َم ۡر ِج ُع ُك ۡم‬ hawa nafsu mereka ‫َأۡه َو آَء ُهۡم‬

lalu Dia memberitahukan padamu ‫َفُيَنِّبُئُك م‬ telah datang kepadamu ‫َج آَء َك‬

kalian adalah ‫ُك نُتۡم‬ bagi tiap-tiap ummat ‫ِلُك ّٖل‬

kamu perselisihkan ‫َتۡخ َتِلُفوَن‬ Kami telah menjadikan ‫َجَع ۡل َنا‬

Terjemahan Surat Al-Maidah Ayat 48


“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad)
dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah dating kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah/5: 48)

Asbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 48


Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya Surat Al-
Maidah Ayat 48. Surat al-Maidah termasuk golongan surat Madaniyah,
yakni surat yang turun setelah hijrahnya Nabi. Menurut riwayat Imam
Ahmad, surat ini turun saat Nabi Saw. sedang menunggang unta.
Bagian paha unta tersebut hampir saja patah karena sangat beratnya
wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw.
Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Surat Al-Maidah Ayat 48 ini turun
berkenaan dengan peristiwa ahli kitab yang meminta keputusan kepada
Rasulullah Saw. atas persoalan yang sedang mereka hadapi. Pada
awalnya, Nabi Saw. Diberi dua pilihan, yakni memutuskan persoalan
mereka atau mencari solusi di dalam kitab mereka masing-masing.
Namun, Allah Swt menurunkan ayat ini sebagai petunjuk bagi Nabi Saw
atas pertanyaan ahli kitab tersebut.

Tafsir Surat Al-Maidah Aya 48


Menurut tafsir al-Misbah, Surat Al-Maidah Ayat 48 mengandung pesan-
pesan mulia sebagai berikut:

1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dengan haq (kebenaran),


yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang
mengantarnya turun (Jibril a.s.).
2. Kitab Al-Qur’an berfungsi membenarkan kitab-kitab sebelumnya,
yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang
diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan
kepada Nabi Isa a.s. Dalam hal ini Al-Qur’an adalah muhaimin
terhadap kitab-kitab terdahulu karena ia menjadi saksi atas
kebenaran kandungan kitab-kitab terdahulu.
3. Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi pengawas, pemelihara, penjaga
kitab- kitab terdahulu dan menjadi tolok ukur kebenaran
terhadapnya, serta menjadi saksi untuk keabsahannya. Dalam
kedudukannya sebagaipemelihara, Al-Qur’an memelihara dan
mengukuhkan prinsip ajaran Ilahiyang bersifat universal (kully) dan
mengandung kemaslahatan abadi bagiumat manusia sepanjang
masa.
4. Allah Swt memerintahkan agar menjadikan Al-Qur’an sebagai
pedomanhidup. Hendaklah orang beriman memutuskan perkara
berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan
dengannya. Bahkan dalam Surat Al-Maidah Ayat 3 dinyatakan
bahwa agama Islam telah sempurna, nikmat yang diturunkan oleh
Allah Swt. kepada kaum muslimin sudah sempurna, dan Allah Swt.
telah meridai Islam sebagai jalan kehidupan semua manusia.
Maka tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan sebagian
ajarannya untuk berpindah pada ajaran lain.
5. Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya
menujukebahagiaan abadi. Allah Swt. juga mengkaruniakan jalan
terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam menjalankan
aturan beragama.
6. Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi Muhammad Saw.
Sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta
membatalkan syariat sebelumnya. Seandainya Allah Swt
menghendaki, niscaya umat Nabi Musa as, Nabi Isa as dan umat
Nabi Muhammad Saw akan dijadikan satu umat saja. Tetapi hal ini
tidak dikehendaki oleh Allah Swt.
7. Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguh-
sungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari perdebatan
yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia. Allah Swt.
telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji siapakah
di antara hamba-Nya yang taat dan durhaka. Bagi yang taat akan
memperoleh pahala,

Menerapkan Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan


1. Mengawali dengan basmalah
2. Melakukan dengan penuh semangat
3. Menjaga konsistensi
4. Mempelajari ilmu yang terkait
5. Membiasakan bekerja sama
6. Mengamati, meniru, dan memodifikasi

Manfaat Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan


1. Memperoleh rida dan pahala dari Allah Swt. Allah Swt. akan
memberikan pahala kepada kalian jika melakukan pekerjaan
dengan ikhlas. Kesuksesan tertinggi bukanlah sukses duniawi,
tetapi kesuksesan tertinggi adalah rida dari Allah Swt.
2. Menjadi manusia yang bermanfaat Manusia terbaik adalah
manusia yang mampu menebar manfaat dan kemaslahatan
sebesar-besarnya kepada masyarakat. Nilai sebuah kebaikan
akan berlipat ganda jika mampu memberikan manfaat yang besar
untuk masyarakat luas.
3. Mempercepat penyelesaian pekerjaan Keinginan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini didasari oleh motivasi untuk
menyelesaikan pekerjaan lainnya. Jika menunda suatu pekerjaan,
maka pekerjaan yang lain ikut terbengkalai. Di samping itu, ada
kompetitor yang memicu peningkatan kinerja.
4. Termotivasi untuk menjadi lebih baik Saat kalian berkompetisi
dengan pihak lain, akan tumbuh keinginan untuk menjadi yang
paling unggul. Tentunya hal ini membutuhkan persiapan yang
matang. Meskipun hasil akhirnya belum tentu sebagai pemenang,
tetapi sudah berhasil menunjukkan kemampuan terbaik yang
dimiliki merupakan prestasi tersendiri yang patut diapresiasi.
5. Menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggungjawab Keinginan
untuk menjadi yang terbaik harus diikuti dengan sikap disiplin dan
tanggungjawab. Keduanya merupakan modal utama meraih
kesuksesan dalam sebuah kompetisi.
6. Mempererat hubungan antar sesame Pesaing bukan musuh yang
harus dikalahkan tetapi merupakan rekan kerja dalam berkompetisi
secara sehat. Pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama
akan mempererat tali persaudaraan di antara sesama. Peran serta
dan keterlibatan masing-masing individu dalam satu kelompok
akan semakin memperkuat jalinan hubungan kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai