Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sapriana

NIM : 22.C2.0104
Semester :1
Mata Kuliah : Hukum Epidemi
dan Kesehatan Lingkungan

Produk regulasi dibidang wabah: UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
- Pasal 5 ayat (1) menjabarkan upaya penanggulangan wabah, yang meliputi:
Upaya penanggulangan wabah meliputi:
a. penyelidikan epidemiologis;
b. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan
karantina;
c. pencegahan dan pengebalan;
d. pemusnahan penyebab penyakit;
e. penanganan jenazah akibat wabah;
f. penyuluhan kepada masyarakat;
g. upaya penanggulangan lainnya.
Ayat (2) mengatakan bahwa upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Dan ayat (3)
mengatakan bahwa pelaksanaan ketentuan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Undang-undang ini dibuat tahun 1984. Covid-19 merebak pada awal tahun 2020, dan
sampai sekarang pengaturan mengenai limbah masker yang digunakan baik oleh tenaga
medis, pasien isoman dan masyarakat awam pun belum jelas. Hal ini menjadi judul tesis
seorang biarawati Katolik lulusan Magister Hukum Kesehatan UGM tahun 2022.
- Pasal 6 ayat (1) mengatakan bahwa upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Dan
ayat (2) mengatakan bahwa tata cara dan syarat-syarat peran serta masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah yang
ada kurang efektif, sehingga pengaturan peran aktif masyarakat saat wabah covid-19 diatur
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang
Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina, dan Isolasi dalam Rangka
Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), itupun
hanya orang-orang tertentu saja yang diberi kewenangan oleh KMK tersebut.
- Pasal 9 ayat (1) mengatakan bahwa kepada para petugas tertentu yang melaksanakan upaya
penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dapat diberikan
penghargaan atas risiko yang ditanggung dalam melaksanakan tugasnya.
Saat wabah covid-19, para petugas yang berjaga digarda terdepan diberikan insentif yang
tidak sedikit sebagai penghargaan atas risiko yang ditanggung dalam pelaksanaan
tugasnya.
- Pasal 10 mengatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk melaksanakan upaya
penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).
Saat wabah covid-19, pemerintah mengatur dan menyelenggarakan vaksinasi massal,
menyediakan tempat isolasi mandiri, dan lain-lain.
- Pasal 11 dan 12 yang mana mengatakan bahwa barang siapa dan kepala wilayah / daerah
yang mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita wabah wajib melapor dan
wajib segera ditindaklanjuti.
Pada kenyataannya, saat wabah covid-19, yang terjadi adalah pengucilan penderita
sehingga banyak orang tidak melapor saat memiliki atau mengetahui adanya gejala covid-
19.
- Pasal 14 ayat (1) yang mengatakan bahwa barang siapa dengan sengaja menghalangi
pelaksanaan penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 1 tahun dan/atau denda setinggi-tingginya
Rp 1.000.000,-.
Saat wabah covid-19, muncul berbagai kasus yang menyita perhatian publik, salah satunya
adalah kasus Habib Rizieq yang diduga positif covid-19 namun hasil labnya terkesan
ditutupi oleh RS. Direktur RS dan pihak lab sempat dipanggil untuk mengikuti persidangan
terkait pelaksanaan pasal ini.
- Lembaga yang terkait dengan UU Wabah ini adalah:
a. Negara (contoh: pada Pasal 10 dikatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk
melaksanakan upaya penanggulangan wabah yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
b. Perangkat desa / kecamatan / unit kesehatan (contoh: Pasal 11, barangsiapa yang tahu
ada penderita / tersangka penderita penyakit yang dimaksud dalam Pasal 3, wajib
melaporkan kepada perangkat desa / kecamatan / kepala unit kesehatan; kemudian
mereka segera melaporkan kepada atasan langsung dan instansi lain yang
bersangkutan)
- Hubungan pusat atau daerah
Dalam UU Wabah ini, tergambar jelas hubungan antara pusat dan daerah. Pada Pasal 10
dikatakan bahwa pusat bertanggung jawab untuk melaksanakan upaya penanggulangan
wabah seperti pada Pasal 5 ayat (1). Kemudian pada Pasal 11 dikatakan bahwa secara
bertingkat diwajibkan adanya pelaporan jika diketahui ada penderita / tersangka penderita
penyakit terkait Pasal 3. Pasal 12 mengatakan bahwa kepala daerah setempat yang
mengetahui adanya tersangka wabah diwilayahnya / tersangka penderita penyakit menular
yang dapat menimbulkan wabah wajib segera melakukan tindakan-tindakan
penanggulangan seperlunya.

Anda mungkin juga menyukai