Anda di halaman 1dari 8

KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERAMAH RELIGIUS SISWA

KELAS XI MADRASAH ALIYAH SWASTA BOU

THE SKILL OF WRITING MANUSCRIPTS FOR SERMONS OF


ELEVENTH-GRADE STUDENTS AT MADRASAH ALIYAH
SWASTA BOU

Sarwindah1, Agustan2
Universitas Tadulako
sarwindahdarwis@gmail.co
m
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks ceramah religius
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif. Sumber data pada penelitian ini yaitu siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Swasta Bou. Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik tes, yaitu
menulis teks ceramah religius. Hasil dari menulis teks ceramah religius tersebut kemudian dianalisis
dengan memperhatikan aspek yang dinilai dalam menulis teks ceramah religius.. Berdasarkan hasil
penelitian, jumlah nilai keseluruhan yang diperoleh siswa menulis teks ceramah religius adalah 1225.
Jumlah nilai keseluruhan siswa 1225 dibagi dengan jumlah siswa 15 orang dan memperoleh hasil
akhir 81,66 dalam kategori baik. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan juga presentase ketuntasan
belajar siswa yaitu 80 % dalam kategori tuntas, hasil tersebut didapatkan dari hasil jumlah siswa yang
tuntas 12 orang dibagi jumlah siswa keseluruhan 15 orang dan dikalikan 100. Dari hasil tersebut dapat
dinyatakan bahwa siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou mampu menulis teks ceramah religius.
Kata kunci: Kemampuan siswa, ceramah religius.
Abstrak: This research aims to characterize the skill of writing manuscripts for sermons of elevent-
grade students at Madrasah Aliyah Swasta Bou. the researcher employed quantitative descriptive
research that took eleventh-grade students from Madrasah Aliyah Swasta Bou as the sample. The data
were collected using a test, namely a sermon manuscript. The sermon manuscripts written by the
students were evaluated by focusing on the criteria for evaluating sermon manuscripts. According to
the research findings, the overall score is 1225, divided by the number of the student (15) to yield the
final result of 81.66. in addition, the proportion of student learning mastery is met. Eighty percent
(80%) is the result of dividing the number of students (15) by the number (12) who met learning
masteri criteria. This data suggest that eleventh-year student at Madrasah Aliyah Private Bou can
compose sermons manuscripts.
Keyword: Writing ability, sermon manuscript.

PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang memiliki peran penting dalam segala
aspek kehidupan manusia, salah satunya yaitu dalam aspek pendidikan. Pendidikan
merupakan ruang atau wadah bagi setiap individu atau kelompok orang untuk
memperoleh pengetahuan dan berproses di dalamnya. Setiap proses dalam dunia
pendidikan sangatlah penting untuk dilalui agar terbentuk generasi yang ideal yang
mampu memberikan pencerahan bagi perkembangan pendidikan sekaligus mampu
menciptakan inovasi dalam dunia pendidikan agar lebih maju dan berkembang.
Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia diarahkan sebagai bahasa
pengantar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sebagai bahasa pengantar, bahasa
Indonesia
tidak hanya digunakan di lingkungan sekolah, namun bahasa Indonesia secara umum
digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk ebrinteraksi satu sama lain dalam
menjalankan perannya sebagai makhluk sosial dalam masyarakat. Belajar bahasa
yaitu belajar berkomunikasi. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia. Pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat membantu peserta
didik untuk berpartisipasi kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut,
dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada
dalam dirinya.
Kemampuan menulis sangat penting untuk pengembangan dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi apa pun. Hasil penulisan dalam bentuk apa pun harus
dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Seseorang dikatakan mempunyai
keterampilan menulis dengan baik, apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya
secara tertulis yaitu penuangan gagasan atau informasi secara efektif serta dapat
dipahami oleh pembaca apa yang menjadi tujuan penulis. Oleh karena itu,
keterampilan menulis perlu terus diperhatikan agar peserta didik mampu
berkomunikasi lewat tulisan dengan benar. Selain itu, pembelajaran bahasa berbasis
teks akan optimal jika ditopang oleh kemampuan menulis peserta didik yang
memadai.
Menulis pada hakekatnya suatu kegiatan yang dapat dengan dilakukan oleh
setiap orang (terutama bagi yang telah bebas B3: Buta huruf, Buta aksara, dan Buta
pengetahuan dasar). Namun kenyataannya, banyak orang yang mengaku tidak bisa
atau tidak pandai menulis, meskipun dia adalah seorang sarjana (Jelis, 2007).
Menulis memerlukan latihan secara terus-menerus sehingga bisa terampil menulis.
Oleh sebab itu, menulis juga dikategorikan sebagai salah satu keterampilan
berbahasa. Seperti yang diungkapkan Tarigan (2013:3) bahwa menulis merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, menulis merupakan
suatu kegiatan yang produktif dan ekspreksif.
Teks ceramah adalah proses pengungkapan pikiran atau gagasan dalam
bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak yang berisi tentang suatu hal,
pengetahuan, pemahaman dan sebagainya yang terdiri atas tiga bagian, yaitu
pembukaan, isi dan peutup. Dalam menulis teks ceramah seseorang harus
memperhatikan pemilihan gagasan dan penggunaan (Sari. 2019:61). Ceramah tidak
jauh beda dengan pidato. Bentuk pembicaraan disampaikan dimuka umum atau
dihadapan banyak orang. Hanya ada sedikit perbedaan, kalau pidato jarang diakhiri
dengan Tanya jawab tetatpi kalau ceramah biasanya pendengar diberikan waktu
khusus untuk bertanya jawab Syamsudin (2005:49), untuk mempermudah siswa
menulis teks ceramah siswa bisa menggunakan urutan- urutan tertentu. Seperti yang
diungkapkan Surono (1987:91) bahwa dalam menyampaikan uraian ada urutan
tertentu yang dapat digunakan yaitu: urutan berdasarkan waktu terjadinya peristiwa,
tempat terjadinya peristiwa, klasifikasi, sebab-akibat dan berdasarkan penyelesaian
masalah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan teks ceramah adalah proses
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata- kata yang ditujukan kepada orang banyak,
berisi tentang hal, pengetahuan dan sebagainya yang terdiri atas tiga bagian: yaitu
pembukaan, isi dan penutup. Dalam menulis teks ceramah seseorang harus
memperhatikan pemilihan gagasan dan penggunaan bahasa.
Ceramah agama atau sering kita sebut dengan dakwah merupakan ajakan atau
seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang
progresivitas, sebuah proses terus menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih
baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Menurut (Shibab Quraish, 1998),
dakwah didefinisikan sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha
mengubah situasi menjadi situasi yang lebih baik (dari yang awalnya berperilaku
buruk sampai kepada arah yang lebih baik). Baik kepada pribadi maupun kepada
masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara
lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa
ceramah agama yaitu metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan agama secara lisan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Guru Bahasa Indonesia di
Madrasah Aliyah Swasta Bou, bahwa pembelajaran di kelas XI Madrasah Aliyah
Swasta Bou perserta didik kurang aktif pada proses pembelajaran sehingga hasil yang
diperoleh kurang maksimal. Sehubungan dengan fakta-fakta tersebut peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang “Kemampuan Menulis Teks Ceramah Religius Siswa
Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou” karena di sekolah tersebut belum ada yang
pernah melakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis teks ceramah dengan
penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan mengenai Kemampuan Menulis Teks
Ceramah Religius Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou. Kegiatan ini
diharapkan mampu memberikan jawaban tentang tingkat kemampuan siswa dalam
menerapkan indikator menulis teks ceramah religius yang baik sehingga cermah
yang ditulis menjadi ceramah yang baik.
Tinjauan penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi yang diambil
oleh peneliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, peneliti tentang
“kemampuan menulis teks ceramah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou”.
Namun penelitian tentang pengajaran ceramah pernah dilakukan oleh Masri (2015).
Dengan judul skripsi “kemampuan berceramah siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Muhammadiyah Palu”, jurusan bahasa dan seni, fakultas keguruan dan ilmu
pendidikakn universitas Tadulako. Skripsi tersebut membahas tentang kemampuan
berceramah siswa.
Melihat hasil akhir dari penelitian yang dilakukan oleh Masri (2015), dapat
dikemukakan bahwa persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Masri (2015) sama-sama membahas ceramah. Perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Masri (2015) adalah sumber
data. Sumber data pada penelitian Masri (2015) adalah “kemampuan berceramah
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muhammadiyah Palu”. Sedangkan sumber data
pada penelitian ini yaitu “kemampuan menulis teks ceramah religius siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Swasta Bou”, dan belum pernah ada yang melakukan penelitian
menulis teks ceramah religius di sekolah tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menulis teks
ceramah religius siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou dengan menggunakan
tolak ukur sebagai berikut: Kemampuan menulis judul yang relevan dengan isi;
komposisi pokok dalam menulis teks ceramah religius.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian deskriptif, yakni yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. Dalam
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan
keterangan mengenai apa yang diketahui. Pada umumnya penelitian kuantitatif dapat
dilaksanakan juga sebagai
penelitian deskriptif. (Arikunto, 2006:11). Untuk itu peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif, yaitu metode yang berusaha menyajikan, memperlihatkan, dan
menggambarkan apa adanya tentang data yang ada di lapangan. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik tes. Data penelitian ini diperoleh
dengan pemberian tes, tes dibagikan berdasarkan jumlah sampel yang telah
ditentukan.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2012:148). Dalam penelitian
ini bentuk instrument yang digunakan adalah instrumen tes hasil karya siswa menulis
teks ceramah religius. Data kemampuan menulis teks ceramah Religius siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Swasta Bou diolah dengan teknik statistik deskriptif. Data ini
diperoleh melalui evaluasi yang berupa tes kemampuan menulis teks ceramah
religius
HASIL
Hasil penelitian ini mendeskripsikan kemampuan menulis teks ceramah
religius siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui kemampuan menulis teks ceramah religius siswa
kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou. Adapun aspek indikator penilaian yaitu a)
kemampuan menyusun salam pembuka, b) kemampuan menyusun isi ceramah dan c)
kemampuan menyusun salam penutup.
Tabel 1. Hasil kemampuan siswa menulis teks Ceramah Religius

Aspek Penilaian KKM

No. Nama Pembuka Isi Penutup Skor Nilai T TT


Siswa Nilai

1. Arbiansyah 4 4 3 11 90 √

2. Asna 4 3 3 10 85 √

3. Bunga Citra 4 4 4 12 95 √
Lestari

4. Frida 4 2 3 9 80 √

5. Haikal 2 3 2 7 65 √
Ramadhan

6. Ivan Risky 3 4 3 10 85 √

7. Moh. 4 3 3 10 85 √
Fauzan

8. Moh. 4 3 3 10 85 √
Fikram
9. Nina 3 4 3 10 85 √
Riskina

10. Pandi A 4 3 3 10 85 √

11. Rendi 2 3 2 7 65 √

12. Riko 4 4 4 12 95 √
Saputra

14. Safwan 3 2 2 7 65 √

14. Yukina 4 3 2 9 80 √

15. Yusrif 3 3 3 9 80 √

Jumlah 1.225 12 3

Keterangan:
T = Tuntas TT = Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel di atas hasil kemampuan menulis teks ceramah religius


siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou diperoleh gambaran bahwa perolehan
nilai siswa bervariasi. Maka peneliti menguraikan hasil yang diperoleh siswa sebagai
berikut. Terdapat 3 siswa yang dinyatakan tidak tuntas dengan perolehan nilai 65
sedangkan 12 siswa dinyatakan tuntas dengan perolehan nilai diatas 70 sesuai dengan
KKM Madrasah Aliyah Swasta Bou. Nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah 65.
Berdasarkan data tersebut, maka peneliti menghitung ketuntasan secara
klasikal dengan menggunakan rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
% 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 = X 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
12
% 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 = X 100 = 80%
1
5
Berdasarkan hasil analisis data, tingkat ketuntasan secara klasikal adalah 80%
Berdasarkan data pada tabel 1 peneliti menghitung nilai rata-rata kemampuan
menulis teks cermah religius siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou dengan
rumus:
𝐹𝑋
𝑀=∑
𝑁
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
F = Frekuensi
X = Nilai yang diperoleh
siswa N = Jumlah siswa
∑ = Sigma (jumlah dari hasil perkalian
[FX]) Dengan interval penilaian:
91-100 = Sangat Baik
81-90 = Baik
70-80 = Cukup Baik
50-69 = Kurang
≥49 = Sangat Kurang

𝐹𝑋
𝑀=∑
𝑁
1225
𝑀= = 81,66
15
Berdasarkan tabel 1 hasil kemampuan menulis teks ceramah religius siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Swasta Bou yaitu jumlah nilai keseluruhan yang diperoleh siswa
adalah 1225. Jumlah nilai keseluruhan siswa 1225 dibagi dengan jumlah siswa 15
orang dan memperoleh hasil akhir 81,66 dalam kategori baik.
PEMBAHASAN
Teks ceramah adalah proses pengungkapan pikiran atau gagasan dalam
bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak yang berisi tentang suatu hal,
pengetahuan, pemahaman dan sebagainya yang terdiri atas tiga bagian, yaitu
pembukaan, isi dan peutup. Dalam menulis teks ceramah seseorang harus
memperhatikan pemilihan gagasan dan penggunaan (Sari. 2019:61). Ceramah agama
atau sering kita sebut dengan dakwah merupakan ajakan atau seruan kepada yang
baik dan yang lebih baik. Dakwah menngandung ide tentang progresivitas, sebuah
proses terus menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam
mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Menurut (Shibab Quraish. 1998), dakwah
didefinisikan sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah
situasi menjadi situasi yang lebih baik (dari yang awalnya berperilaku buruk sampai
kepada arah yang lebih baik).
Pembelajaran menulis teks ceramah dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah. Dengan pembelajaran tersebut, siswa dapat memperoleh
pengetahuan bagaimana cara menulis teks ceramah dengan baik dan benar.
Kemampuan menulis teks ceramah religius siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta
Bou telah diketahui, kemampuan tersebut tidak saja dilihat dari hasil belajar siswa
menulis teks ceramah religius tetapi juga dilihat dari setiap aspek indikator menulis
teks ceramah religius. Dari data itulah yang nanti dijadikan sebagai acuan dalam
meningkatkan kemampuan siswa menulis teks ceramah religius.
Dari penggabungan hasil nilai rata-rata kemampuan menulis teks ceramah
religius pada aspek ketepatan pembuka, ketepatan isi, dan ketepatan penutup.
Diperoleh nilai rata-rata keseluruhan Kemampuan Menulis Teks Ceramah Religius
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou yaitu 81,66 dalam kategori baik dan
presentase ketuntasan belajar siswa sejumlah 80% dalam kategori tuntas. Hal ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan Kemampuan Menulis Teks Ceramah
Religius Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou dalam kategori baik.
Berdasarkan dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
ini sudah mencapai hasil yang diharapkan. Sesuai dengan teori (Dalman, 2015:3)
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa
tulis dengan tujuannya, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur serta
menyampaikan pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain melalui bahasa
tertulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur
yaitu penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan, saluran atau media dan pembaca.
Sejalan dengan pendapat di atas, bahwa menulis adalah mengungkapkan ide
atau gagasan dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu
membutuhkan skema yang luas sehingga penulis mampu menuangkan ide, gagasan,
pendapatnya dengan mudah dan lancer. Skema itu sendiri adalah pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skema seseorang maka semakin mudah
ia menulis.
1. Kemampuan siswa menulis pembuka ceramah religius
Salah satu aspek penilaian adalah menyusun salam pembuka, pembuka
merupakan bagian awal yang berisi salam pembuka, ucapan syukur, dan ucapan
penghoramatan serta pengantar bagian yang berisi paragraf yang mengarah ke
topik. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan siswa Kelas XI Madrasah
Aliyah Swasta Bou mencapai kualifikasi baik. Meskipun demikian masih
ditemukan kekurangan dalam segi penulisan yang baik dan benar dan
kelengkapan salam pembuka
2. Kemampuan siswa menulis isi ceramah religius
Salah satu aspek penilaian adalah penyusunan isi ceramah, bagian ini
merupakan bagian inti yang berisi paparan dari penceramah, pandangan umum
penceramah, ilutrasi dari materi yang disampaikan oleh penceramah. Isi pada
sebuah teks merupakan inti dari teks wacana itu sendiri. Begitupun dengan teks
ceramah, isi tulisan atau teks ceramah hakikatnya merupakan penyampaian
informasi tentang suatu hal pengetahuan, nasihat dan sebagainya dengan hasil
gagasannya yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata kepada para penerima
informasi (Sari, dkk. 2019). Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan siswa
Madrasah Aliyah Swasta Bou mencapai kualifikasi baik. Meskipun demikian
masih ditemukan kekurangan dalam segi penyusunan kata dan kejelasan isi
ceramah.
3. Kemampuan siswa menulis penutup ceramah religius
Salah satu aspek penilaian adalah penyusunan penutup ceramah.
Simpulan, ucapan permintaan maaf, dan salam penutup (Sari, Siddik,
Mulawarman & Mulawarman, 2019:6). Berdasarkan hasil penelitian,
kemampuan siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou mencapai kualifikasi
cukup. karena ditemukan kekurangan dalam segi penyusunan kata dan
kelengkapan struktur ceramah.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis data kemampuan menulis teks
ceramah religius siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou, dengan jumlah siswa 15
orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 5 perempuan, terdapat 12 orang siswa yang
tuntas dengan perolehan nilai di atas 70 dan 3 orang siswa yang tidak tuntas dengan
perolehan nilai 65, diperoleh kemampuan siswa menulis teks ceramah religius yakni
skor secara
keseluruhan 1225 dan mendapat nilai rata-rata 81,66 dalam kategori Baik, sedangkan
presentase ketuntasan klasikal mencapai 80% dalam kategori Tuntas. Jadi dapat
disimpulkan kemampuan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Bou mencapai nilai
ketuntasan dan dinyatakan mampu menulis teks ceramah religius.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. (2015). Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers (2014). Menulis
Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Masri. (2015). Kemampuan Berceramah Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah
Muhammadiyah Palu. Palu: Universitas Tadulako.
Sari. (2019:61). Pengembangan pembelajaran menulis teks ceramah dengan model
Problem Based Learning dipadukan media gambar pada siswa kelas XI SMA.
Sari, dkk. (2019) Pengembangan pembelajaran menulis teks ceramah dengan model
Problem Based Learning dipadukan media gambar pada siswa kelas XI SMA.
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya.
Sari, L., K., Siddik, M., Mulawarman, U., & Mulawarman, U. (2019:6).
Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah Dengan Model Problem
Based Learning Dipadukan Media Gambar.
Jelis, S., Karim, A., & Yunidar. (2007). Peningkatan Kemampuan Menulis
Pengumuman Siswa Kelas IV SDK Mekar Sari Buranga Melalui Metode
Latihan. Jurnal Kreatif Tadulako, 1-13.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.
Surono. (1987). Pemandu Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga
Serangkai.
Syamsudin. (2005:49). Pengembangan Pembelajaran Menulis Teks Ceramah
Dengan Model Based Learning Dipadukan Media Gambar Pada Siswa Kelas
XI SMA. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya.
Tarigan, H. G. (2013). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Shibab Quraish. (1998). Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mirzani.

Anda mungkin juga menyukai