Anda di halaman 1dari 3

Mata yang Dibutakan

Pada sekitar abad 20-an,hiduplah seorang peternak miskin tapi


berhati baik yang bernama Kaza,ia selalu berkerja keras walaupun
ternaknya tidak membuahkan hasil yang tidak terlalu memuaskan dan
ia pun sama sekali tidak pernah mengeluh tentang Nasib yang
sungguh pahit yang sedang ia alami,karena tekad dan semangatnya
sudah bulat.
Hidup sang peternak miskin berubah drastis setelah ia menginjak usia
30 tahun,saat itu keadaan lingkungan Kaza mulai berubah total dari
lingkungan yang subur dengan alam menjadi sesuatu yang ia kenal
dengan istilah “Modern”,hidup Kaza tidak luput dari kepahitan nasib
yang semakin menjadi-jadi,ia mendapat perlakuan kasar dari tetangga
sendiri,satu persatu ternak Kaza mati karena akibat dari lingkungan
yang tidak kondusif,dan lama kelamaan,Kaza sudah tidak bisa
menahan rasa pahit yang ia alami lagi.
Tekad dan semangat Kaza sudah hancur bagaikan bubur setelah
peternakan satu-satunya yang ia miliki roboh dan membunuh seluruh
ternak hewannya,Kaza sudah putus asa dengan nasib hidupnya yang
ia alami,satu-satunya hal yang ada di dalam benak pikirannya
adalah...
“Aku sudah tidak tahan lagi dengan nasib hidupku!akan kulakukan
segala cara agar bisa keluar nasib sial yang diberi tuhan ini!” ia
melakukan segala cara agar bisa menggengam harta sebanyakpun,ia
merampok,membegal,dan bahkan membunuh sesama manusia agar
bisa mendapatkan harta,tapi sayangnya tidak membuahkan hasil
sedikitpun,yang hanya ia dapatkan ialah buronan atas kepalanya.
Dan akhirnya dengan cara terakhir yang bisa ia pikirkan,ia akhirnya
memutuskan untuk mendatangi seorang dukun,tapi tentunya tidak
tanpa rintangan,ia harus berhati-hati karena ia diburu oleh aparat
kepolisian, dan ia juga harus menghindari diri dari kerumunan
masyarakat.
Setelah melewati beberapa gang sempit dan memasuki hutan,ia
akhirnya bertemu seorang dukun yang bernama Kajaar,dan tidak
berselang lama setelah mereka berbincang-bincang, Kajaar
memberikan arahan agar mempersembahkan tumbal seorang manusia
dan sesajen setiap bulan purnama,dan hanya dengan itu kekayaan
yang berlimpah akan datang dengan sendirinya kepadanya.
Tekadnya yang sudah bulat mengalahkan akal logika seorang manusia
biasa,dan mulailah ia mencari korban pertamanya,ia memulai mencari
dari tempat-tempat yang sunyi dan gelap sampai tempat-tempat yang
ramai dan terang,dan setelah tidak lama mencari,ia bertemu dengan
seorang pemabuk yang sedang terbaring pingsan karena mabuk di
pinggir jalanan.
Dan langsung saja Kaza menyeret badan sang pemabuk tersebut yang
masih dalam keadaan pingsan,dan bagaikan jelmaan kegelapan itu
sendiri,dan tanpa ragu-ragu sedikit pun ia langsung menggorok leher
sang pemabuk tersebut,tapi belum sampai pisau tersebut menyentuh
kulit lehernya,pemabuk tersebut siuman dan memberikan perlawanan
yang cukup sengit bagi Kaza.
Pertarungan antara Kaza dan pemabuk tersebut diakhiri dengan
kemenangan Kaza dengan tergoroknya leher pemabuk tersebut,dan
diboponglah jasadnya yang sudah tidak bernyawa lagi ke tempat
bertapanya Kajaar dan ia melakukan hal-hal yang sepatutnya Kaza
tidak akan pernah mau melihat,andaikan Kaza tidak memiliki mata,ia
akan sangat mensyukurinya.
Dan selesailah ritual tersebut,Kaza akhirnya disuruh untuk pulang dan
langsung mengistirahatkan diri oleh Kajaar,Kaza hanya mengikuti
saja apa yang diperintahkan oleh Kajaar,dan akhirnya Kaza pulang
dan menjumpai peternakannya yang sudah hancur bagaikan keping-
keping yang sudah tidak bisa dikenali lagi.
Kaza akhirnya duduk disebelah apa yang dulu ia sebut sebagai
peternakannya dan tertidur karena sudah Lelah dengan apa yang ia
alami,ia berharap pada suatu hari nanti, ia akan bebas dari
keterpurukan ini.
Dan di dalam mimpinya,ia bertemu dengan seorang kakek tua yang
berpakaian mirip seperti seorang dukun,Kakek tua tersebut bertanya
kepada Kaza yang sedang kebingungan “Apa yang kau inginkan
dariku?”tanya sang kakek tua kepada Kaza, “saya ingin keluar dari
nasib hidup saya yang sudah kacau balau.
Dan setelah mimpi tersebut,hidup Kaza berubah drastis
seketika,kekayaan melimpah,kedudukan yang tinggi,dan lain
sebagainya,tetapi walaupun begitu,hidup Kaza tidak pernah tenang ,ia
akan selalu haus akan darah dan harta.
Sampai saat Kaza ingin menghembuskan nafas terakhirnya,sebelum ia
mati,ia melihat sesosok kakek tua yang bertemu dengannya di dalam
mimpinya dan sudah menunggu lama agar dijadikan sebagai budak
yang akan selalu disiksanya tanpa henti.

-Tamat-

Anda mungkin juga menyukai