Anda di halaman 1dari 3

Tari Topeng Banjar

Tari Topeng Tradisional di Kalimantan Selatan sudah tumbuh dan berkembang sejak Kerajaan
Negara Dipa yaitu abad XI. Pada saat itu jenis kesenian ini tidak hanya berupa tari lepas tapi juga
berupa teater, yang di Kalimantan Selatan 7 disebut teater Topeng Dalang. Tari topeng itu sendiri
biasanya merupakan pemenuhan kebutuhan hiburan dikalangan istana atau keraton. Pergelaran
upacara dalam bentuk teater Topeng diadakan pada waktu - waktu tertentu, terutama sesudah
"Gawi Mangatam Tanaik", yaitu selesai panen dan padi sudah bersih masuk kindai. Orang yang
punya hajat mengundang kelompok penopengan untuk menggelarkan kesenian teater tari topeng
sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh, juga untuk menjaga keselamatan
kampung agar terhindar dari segala bahaya roh jahat untuk keluarga ataupun untuk kampung
mereka.

 Sejarah Tari Topeng


Topeng Banjar, sendiri merupakan warisan dari Datu Taruna, pelatih karawitan di Kerajaan Dipa
sampai masa Kerajaan Daha pada abad ke-14 silam. Saat terjadi pergolakan kerajaan, Datu
Taruna mengasingkan diri ke daerah yang saat ini dinamakan Barikin. Disinilah, secara turun-
temurun, generasi ke generasi, Tradisi topeng Banjar ini terus diperjuangkan untuk dilestarikan.

 Titik Situs Tari Topeng


Di Kalimantan Selatan terdapat lima titik situs seni Topeng, yakni: (1) di Desa Barikin,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah; (2) di Pantai Hambawang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah ; (3)
di Rantau, Kabupaten Tapin; (4) di Kabupaten Barito Kuala dan (5) di daerah Kampung Melayu,
Sungai Mesa, Banjarmasin (sudah tidak aktif); dan (5) di Desa Banyiur Luar, Banjarmasin.

Pertunjukan topeng biasanya dilaksanakan dalam upacara Manopeng/Manuping, yakni upacara


ritual pembersihan peralatan warisan seperti wayang, tombak, keris, topeng dan sebagainya.
Tujuan diadakannya pertunjukan tari Topeng adalah: (1) untuk pemberian makan kepada roh-roh
yang dipercaya terdapat pada topeng; (2) sebagai ritual pengobatan penyakit gaib yang diderita
juriyat panopengan; (3) berdo’a untuk memohon keselamatan, terlepas dari bencana dan lain
sebagainya

Beragam karakter Topeng Banjar berdasarkan tingkat fungsi dan perannya yang terdapat di
Kalimantan Selatan.

Tari Topeng Banjar bersumber dari wayang kulit dan wayang orang (Wayang Gung), yang masih
hidup sampai sekarang.Walaupun menggunakan bentuk gerak dan pakem ceritera yang berbeda,
dimana tari topeng dengan pakem ceritera Panji dan wayang gung dengan pekem ceritera
Ramayana (Maman, 2012:14-15). Namun sama-sama memiliki gerak khas 14 dengan esensi nilai
kearifan lokal urang Banjar.

 Ritual Tari Topeng


Ada ritual panjang sebelum Manopeng dilaksanakan. Dari Mawajik, Malabuh, menyiapkan
wadai 41, Mangiyau hingga Manopeng. Pelaksanaan Manopeng selalu digelar hari Senin di
malam hari dan biasanya hingga pagi dini hari.

Wadai 41 adalah aneka makanan dan minuman, rata-rata didominasi bahan yang bersumber dari
empat bahan pokok, beras ketan, kelapa, gula aren merah, telur. Letaknya pun tak boleh
sembarangan, mereka harus dipisah-pisah. Setiap sesaji ini memiliki makna yang mendalam.

 Properti dan Pola Lantai Tari Topeng


Properti untuk Tari Topeng Banjar yang pertama adalah Topeng, busana tari topeng yang
meliputi selendang, baju lengan pendek dengan warna mencolok, celana, dan ikat pinggang,
ronce bunga

Pola lantai yang muncul dari Tari Topeng Banjar ada dua, yaitu bentuk tanda plus (+) dan
lingkaran.

Tari Topeng Banjar adalah asimilasi budaya yang ada di Kalimantan Selatan, takni antara budaya
animism dari suku Dayak, budaya Hinduisme dan Budhaisme dari Jawa dan Sriwijaya, serta
budaya Islam dari Melayu.

Anda mungkin juga menyukai