Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BL. LIMBANGAN
Jl. Raya Limbangan Tengah No. 119 kecamatan Bl. Limbangan Kabupaten Garut
(Kode Pos : 44186) Telp. ( 0262 ) 2830514 E-mail limbangandtp@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBENTUKAN POSYANDU REMAJA
NOMOR: /KAK/PKM/VI/2021

A. PENDAHULUAN
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu isu yang diperhatikan oleh dunia secara global dengan Sustainable
Development Goals (SGDs) yang disepakati oleh dunia internasional dengan menargetkan Angka Kematian Ibu (AKI) 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Sementara itu, berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, AKI di Indonesia masih mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup sehingga masih perlu bekerja keras untuk
mencapai target RPJMN 2024 yaitu AKI sebesar 183 per 100.000 kelahiran hidup.
Upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) merupakan tugas besar yang masih sulit dicapai di Indonesia sampai saat ini
(Bela, 2018). Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan,
infeksi, gangguan metabolik, dan lain lain (Kemenkes RI, 2019). Sekitar 25-50% kematian ibu disebabkan masalah yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas (WHO, 2018).
Remaja adalah orang yang berumur 10–19 tahun (WHO) yang terbagi atas remaja awal 10–14 tahun, Remaja tengah 15–16
tahun dan remaja akhir 17–19 tahun. remaja merupakan aset dan potensi bangsa dimasa depan. Masa remaja terjadi perubahan
pertumbuhan dan perkembangan sangat drastis yang diikuti oleh perubahan emosi, intelektual dan cara berfikir, remaja
menghadapi situasi dimana mereka bukan lagi seorang anak namun belum lagi dewasa. Secara biologis mereka sudah bisa

PPN-4.5.1.EP-b.1| 1
menjadi seorang ayah atau ibu tetapi belum siap menyandang tanggung jawab sebagai orang tua. Berdasarkan data Proyeksi
Penduduk Indonesia 2000-2025, proporsi penduduk remaja berusia 10-19 tahun pada tahun 2010 adalah sekitar 18,3% dari total
penduduk atau sekitar 43 juta jiwa, (Kemenkes, 2014)
Pengetahuan, sikap dan perilaku reproduksi mereka saat ini akan berpengaruh terhadap bentuk keluarga mereka kelak.
Remaja sebagai calon PUS diharapkan dapat memiliki kesiapan sebelum memasuki kehidupan berkeluarga, hasil SDKI tahun
2012 menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Hanya (35,3%) remaja perempuan
dan (31,2%) remaja laki-laki umur 15-19 tahun mengetahui bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan
seksual, sebanyak (41,2%) perempuan dan (55,3%) laki-laki umur 15-19 tahun mengetahui bahwa cara penularan HIV-AIDS
dapat dikurangi jika berhubungan seks hanya dengan seseorang yang tidak memiliki pasangan lain. (46%) perempuan dan (60,8
%) laki-laki umur 15-19 tahun mengetahui bahwa penularan HIV-AIDS dapat dikurangi dengan menggunakan kondom. Hanya
(9,9%) perempuan dan (10,6%) laki-laki umur 15-19 tahun memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV-AIDS, (Kemenkes,
2014). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015 dapat terlihat gambaran faktor risiko
kesehatan pada pelajar SMP dan SMA usia 12-18 tahun secara nasional. Sebanyak (41,8%) laki-laki dan (4,1%) perempuan
mengaku pernah merokok, (32,82%) di antara merokok pertama kali pada umur ≤ 13 tahun. Data yang sama juga menunjukkan
(14,4%) laki-laki dan (5,6%) perempuan pernah mengkonsumsi alkohol, lalu juga didapatkan (2,6%) laki-laki pernah
mengkonsumsi narkoba, (Kemenkes, 2018).
Tingginya angka kejadian AIDS di kelompok usia 20-29 tahun mengindikasikan bahwa terkena HIV pertama kali adalah
pada remaja.usia 12 -18 tahun dan Angka Partisipasi Murni Tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sekitar 23% adalah usia
Sekolah Menengah Pertama dan 41% usia Sekolah Menengah Atas tidak bersekolah, artinya mereka tidak mendapat pembinaan
kesehatan seperti anak-anak yang bersekolah, (Kemenkes, 2018).
Di Jawa Barat berdasarkan Profil Dinkes Jawa Barat Tahun 2016 di dapatkan bahwa angka partisipasi murni pada Tahun
2015 adalah SD (97,68%) , SMP (79,55%), SMU (56,73%), Kasus HIV Aids pada usia 5-14 tahun 100 orang atau dan 88 di usia 15-

PPN-4.5.1.EP-b.1| 2
19 tahun atau sebesar (2,5%) dan 16,78% pada usia 20-24 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari anak-anak ke masa
dewasa, kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan maasa depan mereka selanjutnya.
Peraturan Pemerintah Tahun 2014 No 61 pasal 8 ayat (1) berbunyi, setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan ibu. Untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta dapat mengurangi
angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Ayat (2) pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan sedini
mungkin dimulai masa remaja sesuai dengan perkembangan mental dan emosi
Perlu kita pahami bersama bahwa kondisi kesehatan ibu hamil pada umumnya dipengaruhi perilaku dan status kesehatan
sejak dari remaja akibat kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi , perilaku hidup bersih dan sehat serta pola konsumsi
makan. Berbagai upaya yang dilakukan diantaranya, kelas ibu hamil, kelas ibu balita, posyandu, penyuluhan di setiap SMP dan
SMA namun , penurunan belum memberikan dampak secara signifikan.
Penyebab kematian ibu diantaranya adalah disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, perilaku
hidup sehat, serta pola konsumsi makan. Disamping itu pemeriksaan kehamilan tidak teratur, KEK, anemia.dan beberapa
penyakit menular seperti TBC
Berdasarkan hasil pendataan dan evaulasi kinerja tri wulan pertama Desa Neglasari didapatkan ibu hamil dengan usia < 18
tahun sebanyak 3 orang, kasus remaja dengan Kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak 3 orang, 3 ibu hamil KEK, dan ibu
hamil dengan anemia sebanyak 18 orang. Kondisi remaja dengan pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang serta kondisi
organ reproduksi yang belum matang sudah dipastikan akan menimbulkan komplikasi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi
ibu dan bayi.
Dari pertimbangan diatas sehingga kami termotivasi bahwa remaja yang ada perlu diberikan pengetahuan kesehatan
reproduksi tumbuh kembang remaja serta pola konsumsi makanan dan pendidikan keteramilan hidup sehat sehingga pada saat
berumah tangga remaja tersebut dapat menerapkan dalam kehidupan sehari hari melalui pemberian pengetahuan serta

PPN-4.5.1.EP-b.1| 3
bimbingan yang kami kemas dalam b entuk Kelas Remaja melalui POSYANDU REMAJA yang di beri nama “GEMA RINDU”
Gerakan Remaja Perintis Posyandu.
Desa Neglasari adalah salah satu desa dengan data penduduk remaja tertinggi di wilayah Kerja Puskesmas BL Limbangan
serta aktif disetiap kegiatan. Melalui terobosan Gerakan Remaja Perintis Posyandu atau yang disingkat “GEMA RINDU” Desa
Neglasari berupaya mengurangi permasalahan kesehatan pada remaja serta dalam rangka menurunkan AKI dan AKB pada
umumnya. Posyandu Remaja ini adalah Posyandu remaja yang pertama kali dibentuk diwilayah Puskesmas BL. Limbangan
dimana nanti harapan kedepan dapat menjadi contoh atau role model pada desa lainnya khususnya desa- desa wilayah kerja
Puskesmas BL. Limbangan di Kecamatan Limbangan - Garut.

B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan latar belakang dari pendirian Posyandu Remaja adalah “ Masih Rendahnya
Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Desa Neglasari Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut ?“

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menurunkan AKI dan AKB di Desa Neglasari Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi melalui Posyandu Remaja di Desa Neglasari Kecamatan
Limbangan Kabupaten Garut
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

PPN-4.5.1.EP-b.1| 4
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melalui 6 tahapan mulai dari pedekatan internal dengan lintas program,
pendekatan eksternal dengan Lintas sektor, melakukan SMD, MMD, pelatihan kader dan Lounching Posyandu Remaja dan terakhir
evaluasi serta monitoring kegiatan

Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan Posyandu remaja Tahun 2023


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Deteksi dini faktor a. Meja 1 : Meliputi kegiatan
risiko penyakit tidak registrasi dan pemberian nomor
menular (PTM ) urut
diPosyandu/Posbindu b. Meja 2 : Meliputi kegiatan
wawancara yaitu menelusuri
faktor resiko perilaku
c. Meja 3 : Meliputi kegiatan
pengukuran BB, TB, LP, dan IMT

PPN-4.5.1.EP-b.1| 5
d. Meja 4 : Meliputi pemeriksaan
tekanan darah dan gula darah
e. Meja 5 : Meliputi identifikasi
faktor-faktor penyakit tidak
menular, melakukan konseling
dan tindak lanjut lainnya

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Cara pelaksanaan kegiatan deteksi dini faktor risiko penyakit tidakmenular (PTM) di Posyandu/Posbindu adalah sebagai
berikut :
1. Menyusun perencanaan dan anggaran intervensi deteksi dini faktor risiko
penyakit tidak menular (PTM) di Posyandu/Posbindu
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan intervensi deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) di Posyandu/Posbindu
dengan lintas programdan lintas sektor
3. Melaksanakan kegiatan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) di Posyandu/Posbindu indu PTM
4. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM)
diPosyandu/Posbindu
5. Membuat laporan hasil pemantauan dan evaluasi Sasaran Sasaran kegiatan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) di Posyandu/Posbindu yaitu masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usianya ≥ 15-59 tahun yang memiliki atau

PPN-4.5.1.EP-b.1| 6
tidak memiliki faktor resiko. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan
Desember.

F. SASARAN
Adapun sasaran pelaksanaan kegiatan Remaja Desa Neglasari Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut.
G. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan
Desember.

PELAKSANAAN
Nama
No
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des
v
Deteksi Dini
Penyakit tidak
Menular Di √ √ √ √ √ √ √
Posyandu/Pos
bindu

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada akhir bulan

PPN-4.5.1.EP-b.1| 7
I. INDIKATOR KEBERHASILAN
Evaluasi disusun dalam bentuk laporan yang digunakan untuk melihat pelaksanaan dan hasil dari kegiatan deteksi dini faktor
risiko penyakit tidak menular PTM) di Posyandu/Posbindu.

Garut , 20 Mei 2023


Pejabat Teknis UKM Pengelola Program,

H. Us Us Solihin, SKM Hardy Rafsanzany Amd.Kep


NIP. 19690803 199003 1 00

Menyetujui,
Kepala UPT Puskesmas Bl. Limbangan,

dr. Firman Mardiana Herlambang


NIP. 19830318 201412 1 001

PPN-4.5.1.EP-b.1| 8

Anda mungkin juga menyukai