Anda di halaman 1dari 5

Perkenalan para pemain

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting


secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan
secara bebas dari masyarakat dewasa.
Pemilihan adalah proses formal pengambilan keputusan kelompok di mana anggota
masyarakat yang memenuhi persyaratan, memilih seseorang untuk memegang jabatan
administrasi publik.
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila
dan UUD NRI 1945.
LUBER yang dimaksud UUD 1945 pasal 22E, merujuk pada singkatan dari Langsung, Umum,
Bebas, dan Rahasia. Sedangkan jujur dan adil, maksudnya adalah Jujur dan Adil.
Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di Desa dalam rangka memilih
Kepala Desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Drama
Di sebuah Desa tepatnya Desa (…) akan diadakan pemilihan Kepala Desa yang terdiri dari tiga
calon yaitu Prof. DR. Akbar, H. Yulia dan Bapak Ligar SH. Dari tiga calon tersebut dua
diantaranya melakukan money politik, yaitu Ibu Yulia dan Bapak Ligar. Money politik ini
pula sudah menjadi suatu hal yang lumrah dan menjadi adat turun temurun di negeri ini.
Memberi uang dengan dalih untuk mendapat jabatan, menjadikan jabatan yang diembannya
suatu peluang untuk mengembalikan uang yang telah dikeluarkan di awal.
Putri : Dari mana Bu ?
Naila : Habis dari warung
Putri : Yu mampir dulu ?

Next (Ibu-Ibu ngobrol)


Eliza : Eh, tadi katanya bakal ada pemilihan kepala desa ya?
Dila : Iya, tapi saya juga kurang tahu
Marsha : Emang kapan sih ?
Naila : Nanti tanggal 20, katanya
Putri : Lah, calonnya siapa?
Naila : Katanya si Pak Ligar, Pak Akbar, dan Bu Yulia
Eliza : Kira-kira pada ngasih uang berapa ya ? biasanya sih ada, lumayanlah buat beli skincare
Marsha : Aku ora dikei duit ora pak milih saya
Putri : La Pak enggo opo milih, ora dikei duit kok
Dila : Nek aku tah inut sampean oh, nggo tuku iki skincare
Naila : Karo nggo tuku jajan seng akeh
Marsha, Eliza, Dila, Putri : Kalo kitamah buat sopping

Next (Menempelkan Brosur)


Saatnya para calon kandidat mengkampanyekan bila nanti menjabat sebagai kepala desa.
Meyakinkan para warga untuk memilih dirinya menjadi kepala desa yang baru.
• Setiap calon membuat dan memaparkan visi dan misi

Next (Di rumah)


Fauziah : Baru dateng ? gimana udah denger calon yang lain ngasih uang berapa ke warga ?
Salwa : Sejauh ini belum ada imformasi Bu!
Fauziah : Yaudah deh ini, saya kasih kamu uang segini. Saya percayakan sama kamu !
pokoknya saya gak mau tau saya harus terpilih dalam pemilihan kali ini.
Salwa : Baik bu, saya akan menjamin Ibu bakal menang pada pemilihan kali ini.
Fauziah : Oke, terima kasih sudah bersedia menjadi tangan kanan saya
Salwa : Iya baik, terima kasih Bu

Money Politik Paslon 2


Salwa : Assalamualaikum,,,
Anisa : Waalaikummussala,,, Ada keperluan apa ya ?
Salwa : Jadi begini Bu ada kepentingan yang ingin saya bicarakan, saya minta tolong, terima
sedikit pemberian dari Bu Yulia
Anisa : Loh untuk apa ini ?
Salwa : Yah Ibu, seperti tidak tahu maksud saya saja, ini kan cara yang biasa dipakai pejabat-
pejabat besar supaya menang dipemilu.
Anisa : Negara ini adalah negara demokrasi, dengan anda melakukan seperti ini, anda
melanggar salah satu prinsip demokrasi. Yaitu jaminan HAM dan Pemilu yang jujur dan adil.
Salwa : Ayolah Bu, saya mohon sekali lagi
Anisa : Saya minta maaf, tapi saya tidak bisa menerima pemberian dari Bu Yulia. Tapi saya
tetap dipihak Bu Yulia. Dan insyaalah 50% warga saya bakal memilih Bu Yulia. Sekali lagi
saya minta maaf saya ada keperluan.
Salwa : Ya udah Bu terima kasih

Money Politik Paslon 3


Putri : Eh Bu (…) aku ada kabar nih
Eliza : Apaan ?
Putri : Tadi paslon No.2 ngasih aku uang tapi Cuma Rp.50.000 doang
Eliza : Aduh, aku harus lebih besar nih !
Putri : Itu ide bagus, Bu
Eliza : Makasih ya infonya

Next Money Politik Paslon 3


Naila : Gimana aman gak ?
Eliza : Aman pak, uang kita lebih besar

Money Politik adalah sebuah upaya mempengaruhi pilihan pemilih atau penyelenggara pemilu
dengan imbalan materi atau yang lainnya. Money politik adalah salah satu bentuk suap yang
sering dipakai para calon untuk memenangkan pemilu. Money politik juga melanggar HAM,
karena memanipulasi pilihan hati nurani demi menggalang materi. Sehingga, hal tersebut dapat
mencederai proses politik yang demokrasi. (Scene membagi-bagikan uang ke setiap warga)

Next (Ibu-Ibu ngobrol)


Putri : Eh Ibu-Ibu, kalian udah pada dapat uang dari Paslon berapa aja?
Dila : Baru Paslon nomer 2 dan nomer 3
Marsha : emangnya dapat uang berapa dari masing-masing Paslon?
Dila : Dari Paslon 2 dapat 50.000, dari Paslon 3 dapat 100.000, tapi dari Paslon 1 tidak dapat
apa-apa
Eliza : Kira-kira dari Paslon 1 ngasih berapa ya?
Putri : Biasanya yang terakhir ngasihnya lebih banyak !
Dila : Kira-kira kalian mau nyoblos Paslon berapa ?
Eliza, Putri : Tentu saja yang ngasih uangnya paling banyak ! hahaha…
Salwa : Astagfirullah,,, Ibu-Ibu jangan seperti itu, masih muda kok sudah terpengaruh money
politik! Bagaimana nanti nasib desa ini ke depannya ? orang yang membagi-bagikan uang juga
belum tentu baik kepemimpinannya.
Marsha : Iya, orang yang melakukan money politik belum tentu bagus kinerjanya, belum
terpilih saja sudah melakukan hal yang curang, gimana nanti kalo sudah terpilih.
Dila : Di lihat-lihat pak Akbar juga orang yang bijak, dan cocok jadi pemimpin. Lagi pula kan
Pak Akbar uangnya udah digunakan untuk hal-hal kepentingan desa kita yang bermanfaat. Jadi,
kita tidak bisa menilai orang dari uangnya saja.
Salwa : Nah, kalian lebih baik pikir-pikir dulu sebelum memilih, supaya kalian tidak menyesal
nantinya. Lagi pula kita juga pernah bersekolah, dan mempelajari tentang demokrasi kan ! jadi
kita harus menerapkan teori tersebut di kehidupan masyarakat saat ini.
A,B,C : Oh iya,,,

Next
Do’a paslon 1
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kupasrahkan
semuanya kepadamu ya Allah, hanya engkaulah tempat meminta dan engkaulah tempat untuk
menyembah. Aku meminta kepadamu semoga diberi kelancaran dalam pemilihan sebagai
kepala desa. Semoga warga-warga dapat percaya, dan bisa mengamanahkan ini pada hamba.
Aamiin

Next (Persiapan Pemilihan Kepala Desa)


Eliza : Eh ibu!
Fauziah : Gimana nih persiapannya buat pemilihan besok?
Putri : Iya Bu, untuk persiapan saat ini udah 80%
Dila : Bakal jarang ketemu lagi nih Bu!
Marsha : Iya nih udah gak bisa kerja sambil jalan-jalan lagi
Fauziah : Ah, itumah gampang nanti kita koling-koling
Eliza, Putri, Dila, Marsha : Iyah Bu beres !

Next (Pelaksanaan pemilu)


Pengumuman hasil pungut suara
Dila : Assalamualaikum,,,
Audience : Waalaikumussalam,,,
Dila : Tidak terasa masa jabatan saya telah berakhir, disini saya memohon maaf apabila ketika
saya menjabat, terdapat kekurangan. Hasil perhitungan suara akan di sampaikan oleh Ibu (…)
Salwa : Terimakasih Ibu (…) atas kepercayaannya untuk menyerahkan acara ini kepada saya.
Baiklah langsung saja, sesuai laporan yang kami terima dari panitia yang terpilih menjadi
kepala Desa (…) adalah Prof. DR. Akbar (tepuk tangan) selamat kepada Bapak Prof. DR.
Akbar atas tanggung jawab yang segera di embannya ini. Semoga dapat memimpin, membina,
dan memajukan Desa (…). Silahkan untuk Prof. DR. Akbar, bisa memberikan sedikit
sambutan.
Anisa : Assalamualaikum,,,
Audience : Waalaikumussalam,,,
Anisa : Sebelumnya saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT, Berkat rahmatnya, saya
dapat terpilih menjadi kepala desa. Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada warga
yang mempercayakan jabatan ini kepada saya. Semoga saya dapat menjalankan amanah ini
dengan sepenuhnya dan semaksimal mungkin. Sekian sambutan saya, wassalamualaikum,,,
Audience : Waalaikumussalam,,,

Kesimpulan
Kita sebagai masyarakat memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemilihan yang bijak,
dengan menilai integritas, visi, dan dedikasi calon pemimpin. Jangan mau dibodohi oleh money
politik, karena pemimpin yang berlimpah harta belum tentu memiliki kejujuran yang
diperlukan untuk memimpin dengan baik. Pemimpin yang jujur dan tulus adalah fondasi utama
dalam mewujudkan desa yang maju, adil, dan sejahtera. Dengan cara ini, kita dapat bersama-
sama menciptakan perubahan positif dalam desa kita, menjauhkan diri dari pengaruh negatif
money politik, dan memastikan bahwa pemimpin yang kita pilih benar-benar mewakili aspirasi
dan kepentingan masyarakat.

Penutup

Anda mungkin juga menyukai