1. Asas Kelembagaan : berfungsi sebagai lembaga peradilan khusus yang
memiliki tugas dan wewenang untuk menilai dan mengadili tindakan-tindakan administrasi negara. 2. Asas Kewenangan Eksklusif : PTUN memiliki kewenangan eksklusif dalam menangani sengketa administrasi negara, yang berarti hanya PTUN yang dapat memeriksa dan mengadili tindakan-tindakan administrasi tersebut. 3. Asas Spesialisasi : Hakim-hakim PTUN memiliki keahlian khusus dalam hukum administrasi dan tata usaha negara, sehingga mereka dapat memberikan putusan yang berkualitas dalam kasus-kasus semacam ini. 4. Asas Penyelesaian Sengketa Administrasi : PTUN bertujuan untuk menyelesaikan sengketa administrasi negara dengan memberikan keputusan yang mengikat, sehingga dapat menghindari konflik yang lebih besar. 5. Asas Peradilan Administratif : PTUN memutuskan sengketa administrasi berdasarkan hukum administrasi negara dan tidak hanya berfokus pada aspek- aspek hukum pidana atau perdata. 6. Asas Proses Persidangan Formal : PTUN mengikuti prosedur persidangan formal dengan tahapan-tahapan tertentu, seperti pemeriksaan bukti, pendengaran saksi, dan pembacaan putusan. 7. Asas Tidak Memihak (Impartialitas) : Hakim-hakim PTUN diharapkan untuk menjalankan tugas mereka secara objektif dan tidak memihak kepada pemerintah atau pihak yang bersengketa. 8. Asas Independensi : PTUN harus menjalankan fungsi mereka secara independen tanpa tekanan dari pihak manapun. 9. Asas Perlindungan Hukum (Prinsip Hukum dan Keadilan) : PTUN harus memastikan bahwa tindakan administrasi negara didasarkan pada hukum yang berlaku dan prinsip-prinsip keadilan. 10. Asas praduga rechtmatig : Setiap tindakan pemerintahan selalu dianggap rechtmatig sampai ada pembatalan (Pasal 67 ayat (1) dan ayat (4) huruf a UUPTUN) 11. Asas pengadilan : Sebagai upaya terakhir untuk mendapatkan keadilan (Pasal 48 UUPTUN). 12. Asas obyektivitas (Pasal 78, 79 UUPTUN).