Anda di halaman 1dari 104

PEMERIKSAAN

KESEHATAN KOPERASI

Juknis Deputi Bidang Perkoperasian No. 15 Tahun 2021


tentang Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
(Aspek dan Indikator Pengukuran)
DATA PRIBADI
Nama : YUDHI NOVIANTO, S.Sos
Tempat / Tgl. Lahir : Kediri, 15 Juli 1977
No. HP : 081 334 237 647

RIWAYAT PEKERJAAN
2010 – 2016 : Bidang Koperasi dan PMKM,
Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri.
2017 – sekarang : Bidang Kelembagaan dan Pengawasan,
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kediri.
2020 – sekarang : Fasilitator Perkoperasian
Substansi KJK.026.01577.FS.2020
Methodologi FIT.444.02992.2020
PENILAIAN KESEHATAN (LAMA) PEMERIKSAAN KESEHATAN KOPERASI (BARU)
PEDOMAN TEKNIS:
PEDOMAN TEKNIS:

PERDEP No. 06/Per/Dep.6/IV/2016 Juknis Deputi Bidang Perkoperasian


No. 15 Tahun 2021 tentang Pedoman
tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.

PERDEP No. 07 /Per/Dep.6/IV/2016


tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
dan Pembiayaan Syariah dan Unit
Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah Koperasi.
RUANG LINGKUP PENILAIAN (lama)
BOBOT NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI Konvensional Syariah

1 Permodalan 15 10
2 Kualitas Aktiva Produktif 25 20
3 Manajemen 15 15
4 Efisiensi 10 10
5 Likuiditas 15 15
6 Kemandirian dan pertumbuhan 10 10
7 Jatidiri koperasi 10 10
8 Prinsip syariah 10
100 100
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (baru)
01 02 03 04
Tata Kelola Profil Risiko Kinerja Keuangan Permodalan

1. Prinsip Koperasi 1. Evaluasi Kinerja 1. Kecukupan


1. Risiko Inheren
Keuangan Permodalan
2. Kelembagaan 2. Kualitas Penerapan
3. Manajemen Manajemen Risiko 2. Manajemen 2. Kecukupan
(KPMR) Keuangan Pengelolaan
(Koperasi Syariah Ditambah
Prinsip Kepatuhan Syariah)
Permodalan
3. Kesinambungan
Keuangan

5
1. PRINSIP KOPERASI
A. TATA KELOLA 2. KELEMBAGAAN
30% 3. MANAJEMEN
Koperasi Syariah ditambah Prinsip kepatuhan
Syariah

1. RISIKO INHEREN
B. PROFIL RISIKO
15% 2. KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO (KPMR)
PEMERIKSAAN
KESEHATAN 1. EVALUASI KINERJA KEUANGAN
KOPERASI C. KINERJA KEUANGAN
2. MANAJEMEN KEUANGAN
40%
3. KESINAMBUNGAN KEUANGAN

1. KECUKUPAN PERMODALAN
D. PERMODALAN
15% 2. KECUKUPAN PENGELOLAAN
PERMODALAN
Hasil Pengawasan Koperasi

Hasil Pengawasan Koperasi terdiri :


a. Laporan Hasil Pemeriksaan
01 Kesehatan Koperasi (berisi skor
tingkat kesehatan koperasi).
Tingkat Kesehatan Koperasi :
b. Sanksi Administratif apabila
ditemukan Pelanggaran
02 a.
b.
sehat;
cukup sehat;
c. dalam pengawasan; atau
d. dalam pengawasan khusus.

Koperasi dengan tingkat


03 kesehatan sehat atau cukup sehat Koperasi dengan tingkat
diberikan Sertifikat Kesehatan. kesehatan dalam pengawasan
04 atau dalam pengawasan khusus
ditindaklanjuti dengan Sanksi
Administratif.
SANKSI ADMINISTRATIF
SESUAI PASAL 24 PERMENKOP NOMOR 9 TAHUN 2020 TENTANG
PENGAWASAN KOPERASI, MAKA SANKSI ADMINISTRATIF DIKATEGORIKAN
SEBAGAI BERIKUT :

a. Sanksi Ringan, berupa Surat Teguran


b. Sanksi Sedang, berupa Penurunan Tingkat Kesehatan Koperasi,
Pembatasan Kegiatan Usaha Koperasi, atau Pembekuan Izin Usaha
Koperasi; dan
c. Sanksi Berat, berupa Pencabutan Izin Usaha Koperasi atau Pembubaran
Koperasi.
Juknis no 15 tahun 2021

TATA KELOLA

Prinsip Koperasi Kelembagaan Manajemen Prinsip


Kepatuhan
Syariah

7 Variabel 5 Variabel 5 Variabel 4 Variabel

28 Indikator 30 Indikator 19 Indikator 29 Indikator

*Khusus Koperasi Syariah


Juknis no 15 tahun 2021

PROFIL RISIKO

Risiko Inheren Kualitas Penerapan Manajemen Risiko


(KPMR)

5 Variabel 6 Variabel

34 Indikator 72 Indikator
Juknis no 15 tahun 2021

KINERJA KEUANGAN

Evaluasi Kinerja Manajemen Keuangan Kesinambungan Keuangan


Keuangan

2 Variabel 2 Variabel 2 Variabel

8 Indikator 11 Indikator 10 Indikator


Juknis no 15 tahun 2021

PERMODALAN

Kecukupan Permodalan Kecukupan Pengelolaan Permodalan

2 Variabel 3 Variabel
Juknis no 15 tahun 2021

A. TATA KELOLA
I. PRINSIP
KOPERASI
(1). Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

(2). Pengelolaan dilakukan secara demokratis


(3). Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara
adil
sebanding besarnya jasa usaha masing2
anggota
(4). Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap
modal
(5). Kemandirian

(6). Pengembangan koperasi

(7). Kerjasama koperasi


I. PRINSIP Juknis no 15 tahun 2021
KOPERASI
a. Kepatuhan Koperasi untuk menerima anggota atau pengunduran anggota secara
sukarela (tidak ada paksaan)

b. Kepatuhan koperasi untuk menerima/pengunduran anggota secara terbuka (bagi


1. Keanggotaan emua etnis, suku agama dan lain-lain)
bersifat
terbuka c. Jumlah tambahan anggota baru yg lebih besar daripada jmlah anggota yng keluar

d. Dokumen pendukung terkait dengan penerimaan dan pengunduran anggota valid.

a. Kepatuhan Koperasi dalam pengambilan keputusan kebijakan koperasi dlm RAT


dilakukan secara demokratis one man one vote.
2. Pengelolaan b. Kepatuhan koperasi dalam pengelolaan koperasi dlm RAT dilakukan secara
dilakukan demokratis One man one vote.
secara
Demokratis c. Semua anggota berhak dipilih dan memilih untuk menjadi pengurus koperasi;

d. Semua anggota berhak dipilih dan memilih untuk menjadi pengawas koperasi;

e. Keterlibatan anggota dalam menetapkan peraturan.


I. PRINSIP Juknis no 15 tahun 2021
KOPERASI
a. Bagian SHU untuk anggota dibagi proprosional dengan besarnya jasa usaha
3. Pembagian SHU b. Bagian SHU untuk anggota dibagi proprosional dengan besarnya modal anggota
dilakukan secara
adil c. Bagian SHU untuk anggota dibagi tidak dibagi sama rata

a. Simpanan sukarela diberikan balas jasa (bunga) wajar


4. Pemberian
balas jasa yang b. Simpanan berjangka dierikan balas jasa (bunga) wajar
terbatas terhadap c. Modal penyertaan diberikan balas jasa (bunga) yang wajar
modal
d. Koperasi mempunyai ketentuan/peraturan khusus terkait dengan balas jasa
a. Pengelolaan koperasi dilakukan atas dasar pada kemampuan dan kekuatan
internal koperas (mandiri)

5. Kemandirian b. Pengelolaan koperasi dilakukan atas dasar tidak tergantung oleh pihak
eksternal.

c. Untuk mengetahui ukuran ini lihat neraca koperasi bandingkan jumlah besaran
item tersebut
I. PRINSIP Juknis no 15 tahun 2021
KOPERASI
a. Bagian SHU untuk pendidikan perkoperasian untuk pengurus

6. Pengembangan b. Bagian SHU untuk pendidikan untuk pengawas


Koperasi
c. Bagian SHU untuk pendidikan pengelola

d. Bagian SHU untuk pendidikan bagi anggota

a. Ada kerjasama yang dilakukan koperasi dalam bidang usaha

b. Ada kerjasama yang dilakukan koperasi yang dilakukan koperasi dalam bidang
permodalan
7. Kerjasama
koperasi c. Ada kerjasama yang dilakukan koperasi dalam bidang organisasi dan
pengembangan SDM

d. Kepatuhan yang dilakuakan telah memberikan kontribusi bagi kemajuan koperasi


dan anggota
Juknis no 15 tahun 2021

II. KELEMBAGAAN
1. Legalitas Badan Hukum Koperasi

2. Izin Usaha Simpan Pinjam

3. Anggaran Dasar

4. Keanggotaan

5. Kelengkapan Organisasi
Juknis no 15 tahun 2021
II. KELEMBAGAAN
a. Keabsahan dokumen badan hukum
1. Legalitas
Badan Hukum b. Kesesuaian jenis usaha dengan dokumen badan hukum
Koperasi
c. Kesesuaian lokasi koperasi dengan dokumen badan hukum

a. Mengukur keabsahan dokumen isin usaha simpan pinjam


2. Izin
Usaha
b. Mengukur keabsahan dokumen kantor cabang
Simpan
Pinjam
c. Ketersediaan papan nama
Juknis no 15 tahun 2021
II. KELEMBAGAAN
a. daftar nama pendiri;
b. nama dan tempat kedudukan;
c. jenis koperasi;
d. maksud dan tujuan;
e. jangka waktu berdirinya;
f. keanggotaan;
g. jumlah setoran simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai
modal awal;
3. Anggaran h. permodalan;
Dasar i. rapat anggota;
j. pengurus;
k. pengawas;
l. pengelolaan dan pengendalian;
m. bidang usaha;
n. pembagian sisa hasil usaha;
o. ketentuan mengenai pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya
status badan hukum
p. sanksi.
q. persus
Juknis no 15 tahun 2021
II. KELEMBAGAAN
a. Ketersediaan buku daftar anggota,

b. tidak terjadi penurunan anggota yang melebihi 9 orang,


4. Keanggotaan
c. tingkat keaktifan anggota baik dari aspek simpanan maupun pinjaman,

d. partisipasi dalam rapat anggota

a. Pelaksanaan Rapat anggota,


5. Kelengkapan
Organisasi b. ketersediaan pengurus,

c. Ketersediaan pengawas dan pengelola


Juknis no 15 tahun 2021

III.
MANAJEMEN
1. Manajemen Umum

2. Manajemen Kelembagaan

3. Manajemen Permodalan

4. Manajemen Aset

5. Manajemen Likuiditas
III. Juknis no 15 tahun 2021
MANAJEMEN
a. Ketersedian visi, misi dan tujuan koperasi;
1. Manajemen
b. ketersedian rencana kerja baik jangka panjang dan jangka pendek;
Umum
c. pengukuran dan evaluasi atas rencana kerja

a. Ketersedian struktur organisasi;


2. Manajemen b. Ketersdiaan uraian tugas;
Kelembagaan c. Ketersediaan SOM dan SOP;
d. Sistem pengamanan dokumen

a. pertumbuhan modal sendiri;


3. Manajemen b. pertumbuhan simpanan anggota;
Permodalan c. peningkatan cadangan;
d. investasi bersumber dari modal sendiri.
III. Juknis no 15 tahun 2021
MANAJEMEN

a. Pembiayaan yang diberikan dengan dukungan agunan;


4. Manajemen b. kolektibilitas pembayaran;
Aset c. tingkat pengembalian pembiayaan macet masih dapat tertagih;
d. menjaga prinsip kehati-hatian dalam memberikan pinjman

a. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pengendalian likuiditas;


5. Manajemen b. Ketersediaan fasilitas pembiyaan dari lembaga keuangan lain;
Likuiditas c. peraturan khusus terkait standar likuiditas;
d. Sistem informasi yang mendukung pemantauan likuiditas koperasi
IV. PRINSIP SYARIAH (utk Kop Juknis no 15 tahun 2021
Syariah)
1. Manajemen Memiliki DPS, Pertemuan Kelompok, Frekuensi rapat DPS,
Pengawas Kesesuaian kegiatan operasional, menyampaikan laporan
Syariah pengawasan kepada DSN dan sertifikasi salah satu DPS dari
DSN MUI
Akad dilaksanakan sesuai syariah, penempatan dana pada LKS,
2. Manajemen
Komposisi modal penyertaan dan pembiayaan, pembagian
Pengelolaan
nisbah, penanganan pembiayaan bermasalah, tingkat
Aset Syariah
pembiayaan konsumtif, dan invesasi jangka panjang

Sertifikasi pengelola, uji pemahaman pengurus dan pengawas,


3. Manajemen
dana pembinaan untuk kompetensi pengelola dan pendidikan
SDM Syariah
untuk para anggota

4. Sosial dan pengumpulan ZIS, pemahaman anggota, penyiapan dana qordul


Kebajikan hasan, kesejahteraan anggota dan program kerja dalam rangka
(Maslahat) memajukan usaha anggotanya
Juknis no 15 tahun 2021

B. PROFIL RISIKO

I. RISIKO INHEREN

II. KUALITAS
PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO (KPMR)
Risiko Yang Dihadapi

Risiko Keuangan Risiko Operasional


Risiko yang muncul akibat Lembaga adalah risiko yang muncul
keuangan Simpan pinjam tidak terkait kegagalan dari sumber
dapat mengelola dan mengontrol daya manusia, proses dan
Kredit, Likuiditas, Portfolio Investasi sistem di dalam operasional
serta kecukupan modalnya. harian.

Risiko Strategi Risiko Legal


risiko yang diakibatkan oleh risiko yang muncul terkait
ketidaktepatan KSP/USP koperasi
ketidakpatuhan terhadap peraturan
dalam mengambil keputusan dan/atau
melaksanakan suatu keputusan
dan ketentuan regulasi internal
strategic serta kegagalan dalam maupun eksternal serta
mengantisipasi perubahan lingkungan permasalahan hukum baik hukum
bisnis. positif maupun privat
Mendeteksi Risiko yang Muncul cu
1. Risiko Keuangan 1.
l
Risiko kredit muncul bilamana pinjaman yang di berikan kepada Anggota / Cln
a. Risiko Kredit Anggota tidak Kembali tepat waktu atau cenderung Macet. Risiko Ini diukur dengan
b. Risiko Likuiditas menggunakan rasio Perbandingan Pinjaman bermasalah terhadap Total Pinjaman
c. Risiko Kecukupan yang diberikan atau biasa disebut NPL. Rasio Ideal adalah <5%
Modal 2. Risiko Likuiditas muncul apabila Koperasi tidak mampu melakukan pembayaran
d. Risiko Portofolio hutang jangka pendek dengan menggunakan Aset Lancar atau Kas dan Bank. Risiko
Investasi ini diukur dengan rasio : Kas dan Bank disbanding Hutang Lancar. Nilai ideal untuk
rasio ini adalah antara 10-15% Semakin rendah maka risiko akan terjadi dan
2. Risiko Operasional sebaliknya semakin tinggi maka akan terjadi over likuid yang artinya ada kas
a. Risiko SDM menganggur.
b. Risiko Proses dan 3. Risiko Kecukupan Modal manakala Modal Sendiri Koperasi ( Simpanan Pokok,
Sistem Simpanan Wajib, Hibah & Cadangan) sangat kecil dan tidak mampu mendorong
peningkatan Laba atau tidak sebanding dengan Hutang Koperasi, Risiko ini diukur
3. Risiko Legal & dengan menggunakan Rasio Kecukupan Modal Sendiri (CAR) dengan nilai ideal
Kepatuhan >8% dengan Rumus : Modal Sendiri Tertimbang dibanding ATMR
4. Risiko Portfolio Investasi akan muncul apabila Koperasi salah dalam pengambilan
4. Risiko Strategi keputusan Investasi yang disebabkan karena Pemakaian dana yang bersumber dasi
simpanan Anggota digunakan dalam investasi jangka Panjang atau tersimpan dalam
bentuk Kas dan bank.
Mendeteksi Risiko yang Muncul cu
1. Risiko Keuangan
1. Risiko SDM muncul pada saat
l
Pengelola dan Karyawan
a. Risiko Kredit
b. Risiko Likuiditas Koperasi tidak mampu melaksanakan tugas sesuai dengan
c. Risiko Kecukupan fungsinya karena keterbatasan Kompetensi dan manajemen
Modal
d. Risiko Portfolio
Pengendalian tugas, system Reward & Punishment dan
Investasi jenjang karir yang jelas. Kompetensi disetiap jabatan
menjadi sangat penting.
2. Risiko Operasional 2. Risiko Proses dan Sistem muncul pada saat Koperasi tidak
a. Risiko SDM
b. Risiko Proses dan mempunyai system yang baik dalam pengelolaan Usaha dan
Sistem Organisasinya, lemahnya system pengolahan data, system
Otorisasi dan finance worning system yang buruk dimana
3. Risiko Legal &
Kepatuhan
system tidak bisa memberikan pesan dan apabila terdapat
ketidakberesan keuangan yang ada. Termasuk early warning
4. Risiko Strategi system.
Mendeteksi Risiko yang Muncul cu
1. Risiko Keuangan l aspek legal baik
Risiko Legal muncul manakala koperasi melakukan pelanggaran
a. Risiko Kredit hukum public maupun hukum privat seperti :
b. Risiko Likuiditas Pelanggran Hukum Publik diantaranya :
c. Risiko Kecukupan 1. Pelanggaran atas pelayan kepada Non Anggota,
Modal 2. Pelanggaran Perijinan
d. Risiko Portfolio 3. Pelanggaran pemakaian dana simpanan Anggota untuk investasi di sektor riil
Investasi secara langsung.
4. Pelanggaran Unit Simpan Pinjam yang tidak dikelola secara terpisah dari unit
2. Risiko Operasional
lainnya.
a. Risiko SDM
b. Risiko Proses dan
5. Pelanggaran atas tidak menyampaikan laporan secara berkala kepada Pemerintah.
Sistem 6. Pelangaran ketentuan Perpajakan.
7. Pelanggaran atas ketentuan penyusunan Laporan Keuangan dan Audit atas Laporan
3. Risiko Legal & Keuangan
Kepatuhan
Pelanggaran Hukum Privat diantaranya :
4. Risiko Strategi 1. Pelanggran atas Anggaran Dasar dan ART
2. Pelanggaran terhadap Peraturan khusus Koperasi yang telah dibuat dan disepakati
3. Pelanggaran lainnya
Mendeteksi Risiko yang Muncul cu
1. Risiko Keuangan l aspek legal baik
Risiko Legal muncul manakala koperasi melakukan pelanggaran
a. Risiko Kredit hukum public maupun hukum privat seperti :
b. Risiko Likuiditas Pelanggran Hukum Publik diantaranya :
c. Risiko Kecukupan 1. Pelanggaran atas pelayan kepada Non Anggota,
Modal 2. Pelanggaran Perijinan
d. Risiko Portfolio 3. Pelanggaran pemakaian dana simpanan Anggota untuk investasi di sektor riil
Investasi secara langsung.
4. Pelanggaran Unit Simpan Pinjam yang tidak dikelola secara terpisah dari unit
2. Risiko Operasional
lainnya.
a. Risiko SDM
b. Risiko Proses dan
5. Pelanggaran atas tidak menyampaikan laporan secara berkala kepada Pemerintah.
Sistem 6. Pelangaran ketentuan Perpajakan.
7. Pelanggaran atas ketentuan penyusunan Laporan Keuangan dan Audit atas Laporan
3. Risiko Legal & Keuangan
Kepatuhan
Pelanggaran Hukum Privat diantaranya :
4. Risiko Strategi 1. Pelanggran atas Anggaran Dasar dan ART
2. Pelanggaran terhadap Peraturan khusus Koperasi yang telah dibuat dan disepakati
3. Pelanggaran lainnya
Mendeteksi Risiko yang Muncu
1. Risiko Keuangan
Faktor Internal penyebab timbulnya Risiko lStrategi :
1. Sumber data sebagai dasar penetapan strategi tidak Akurat
a. Risiko Kredit
 Laporan keuangan, Laporan Kolektibilitas, Laporan Realisasi Anggaran
b. Risiko Likuiditas
2. Ketidaktepatan dalam Pemilihan Metode
c. Risiko Kecukupan
Terkadang KSPPS dalam menetapkan Strategi tidak menggunakan metode yang tepat,
Modal
seperti proses analisis SWOT atau metode2 lainnya.
d. Risiko Portfolio
3. SDM yang tidak Mendukung
Investasi
4. Ketersediaan perangkat Sistem yang kurang memadai
 Kegiatan usaha yang masuh dikelola dengan pemosesan data secara manual atau
2. Risiko Operasional
system yang tidak mampu memberikan informasi data secara cepat, tepat dan
a. Risiko SDM
akurat.
b. Risiko Proses dan
5. Kegagalan dalam pengawasan
Sistem
Faktor Ekternal penyebab timbulnya Risiko Strategi :
3. Risiko Legal &
Faktor yang disebabkan karena adanya perubahan lingkungan Ekternal yang secara
Kepatuhan langsung / tidak langsung berpengaruh dengan pencapaian strategi seperti :
1. Perubahan kondisi Ekonomi Regional maupun Global
4. Risiko Strategi
2. Perubahan tingkat pesaing ( Pesaing semakin kuat dan berbenah)
3. Perubahan Kebutuhan Masyarakat / Pola Konsumsi
4. Perubahan Teknologi
MENDETEKSI USAHA SIMPAN PINJAM BERMASALAH

Kenali Ciri Ciri Berikut ini :

Menggunakan system pemasaran produk


investasi dengan model seperti Multi Level 04
Marketing, atau Bonus Pemasaran yang tinggi

Rapat Anggota dihadiri hanya oleh para


karyawan dan Sebagian kecil Anggota 03

Haus Likuiditas, dengan ciri menawarkan


simpanan dengan Bunga Tinggi 02

Mempunyai Pertumbuhan Usaha yang


01
sangat Pesat diluar Kewajaran
Juknis no 15 tahun 2021

I. RISIKO INHEREN

1.Risiko Pinjaman/ pembiayaan

2. Risiko Operasional

3. Risiko Kepatuhan

4. Risiko Likuiditas
5. Risiko Reputasi (KUK III &
IV)
6. Risiko Strategik (KUK III
& IV)
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN
a. Aset produktif terhadap total
aset
- Aset produktif adalah penyediaan dana dalam mata uang rupiah untuk
memperoleh penghasilan dalam bentuk pembiayaan, SBI dan penempatan pada bank
lain
- Total Aset adalah jumlah aset pada laporan posisi keuangan koperasi
- Semakin tinggi semakin besar kemungkinan koperasi mengalami gagal pihak
lawan (bank/nonbank) dalam memenuhi kewajiban
- Rasio optimal adalah dibawan 95%
1. Risiko
Pinjaman/ b. Piutang pinjaman yang diberikan thd total aset
Pembiayaan produktif
- Piutang pinjaman adalah seluruh pinjaman yang diberikan baik kepada anggota
maupun nonanggota
- Total aset produktif adalah penyediaan dana koperasi dalam mata uang rupiah
untuk memperoleh penghasilan dalam bentuk pembiayaan dan penempatan pada
koperasi dan bank lain.
- Makin tinggi rasio ini makin tinggi kemungkinan kopersi gagal bayar thd
pihak lain.
- Rasio optimal adalah dibawah 75%
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN
a. Skala usaha dan struktur
organisasi
- Skala usaha koperasi didukung dengan kapasitas sumber daya yang cukup dan
memadai
- Struktur organisasi terpenuhi lengkap sesuai ketentuan tata kelola koperasi
- Terdapat peran aktiff dari pihak yang terdapat pada struktur organisasi
koperasi
- Pihak yang tercntum dalam struktur organisasi memberikan kontribusi positif
atas uraian tugas yang diberikan.
2. Risiko b. Keberagaman produk dan/atau
Operasional jasa
- Koperasi memiliki produk/jasa yang beragam selain kegiatan usaha utama
- Layanan produk/jasa selain yang utama didukung dengan kemampuan dan keahlian
internal koperasi.
- Layanan produk/jasa selain yang utama masih sesuai dengan pelayanan utama
koperasi
- Ragam layanan produk/jasa dilaksanakan secara langsung dengan dukungan
sumber daya koperasi.
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN

a. Jenis, signifikansi, dan frekuensi pelanggaran yang


dilakukan
- Tidak terdapat pelanggaran yang dilakukan koperasi selama periode
pemeriksaan
- Koperasi tidak dalam hukuman sanksi
- Koperasi tidak proses hukum karena pelanggaran kepatuhan koperasi
- Koperasi tidak dalam proses hukum karena pelanggaran kepatuhan koperasi yang
berakibat kepada tindakan pidana.
3. Risiko
Kepatuhan b. signifikansi tindak lanjut atas temuan pelanggaran

- Ada evaluasi atas temuan pelanggaran sebelumnya


- Temuan pelanggaran ditindaklanjui untuk perbaikan
- Tidak terdapat pelanggaran berulang dan pelanggaran sebelumnya
- Terdapat penurunan frekuensi pelanggaran
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN

4. Risiko Likuiditas

Merupakan penilaian
terhadap kemampuan a. Aset likuid terhadap total aset, semakin rendah
atau komitmen prosentasenya semakin tinggi resikonya, sehat jika
pendanaan yang dapat nilai diatas 15%
dihunakan jika b. Aset likuid terhadap kewajiban lancar, semakin
dibutuhkan sewaktu rendah prosentasenya semakin tinggi resikonya,
waktu, Ada 3 sehat jika nilai diatas 21%
indikator. c. Penilaian terhadap seberapa luas dan besar koperasi
memiliki pendanaan yang dapat digunakan jika
dibutuhkan. Ada 5 subindikator
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN
a. Kredibilitas Koperasi
- Tidak terdapat pemberitaan negatif mengenai institusi atau organisasi koperasi

- Tidak terdapat pemberitaan negatif mengenai personil pengurus, pengawas , pengelola dan
atau anggota

- Terdapat media pengaduan keluhan anggota anggota atau pemangku kepentingan


koperasi yang terkelola dengan baik

- Pengaduan anggota diadministrasikan dengan terbit dan informatif (ada, lengkap, rutin)

5. Risiko Reputasi - Pengaduan anggota/pemangku kepentingan ditindaklanjuti dengan baik.


(KUK III & IV)
b. Parameter transparansi informasi keuangan
- Penyampaian informasi keuangan koperasi secara lengkap, akurat, kini, dan utuh kepada
seluruh pihak yang berkepentingan sesuai ketentuan yang berlaku.

- Informasi keuangan disampaikan dalam rapat anggota

- Medai penyampaian inormasi keuangan koperasi cukup luas jangkauan sebaran


informasinya.
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN

a. Penyusunan rencana strategis


- Penyusunan strategi (rencana dan model bisnis) koperasi telah mempertimbangkan seluruh
faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis koperasi baik secara internal maupun faktor
eksternal secara komprehensif

- Tingkat kecepatan respon koperasi terhadap faktor eksternal tergolong tinggi

- Dilakukan perubahan rencana bisnis jika dibutuhkan secara tepat waktu


6. Risiko Strategik
(KUK III & IV)
b. Pencapaian target bisnis

- Penilaian terhadap realisasi rencana bisnis dibandingkan dengan target yang ditetapkan,

- Penilaian terhadap tingkat keberhasilan penerapan keputusan strategis yang ditetapkan


koperasi
Juknis no 15 tahun 2021

1. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Pinjaman

2. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Operasional


II. Penilaian dan
Penetapan Tingkat 3. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan
Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko 4. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas
(KPMR)
5. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Reputasi (KUK III
& IV)
6. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Strategik (KUK
III & IV)
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

1. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Pinjaman

a) Pengawas telah memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen risiko


Pinjaman yang disusun oleh pengurus dan melakukan evaluasi secara berkala

b) Pengawas melakukan evaluasi terhadap pertanggung jawaban pengurus atas


a. Pengawasan oleh kebijakan manajemen risiko Pinjaman secara berkala dan memastikan
pengurus dan tindaklanjut hasil evaluasi pada rapat anggota
pengawas
koperasi c) Pengurus telah menyusun kebijakan manajemen risiko Pinjaman secara konsisten,
dan melakukn pengkinian secara berkala.

d) Pengurus memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang diperlukan


dalam ranagka mitigasi risiko Pinjaman
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit dan fungsi
Manajemen Risiko kredit
b. Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko kredit dan penetapan limit risiko kredit yang
Prosedur dan
ditetapkan oleh pengurus
Limit Risiko
c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka penerapan
Manajemen Risiko kedit
a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung pengurus dalam
pengambilan keputusan terkait risiko kredit.

c. Proses dan b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko kredit telah dilaksanakan
sistem informasi
manajemen c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi informasi terkait
Risiko mitigasi risiko kredit

d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko kredit,


menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan tindaklanjut atas temuan.
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

2. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Operasional

a) Pengawas telah memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen risiko


operasional yang disusun oleh pengurus dan melakukan evaluasi secara berkala

b) Pengawas melakukan evaluasi terhadap pertanggung jawaban pengurus atas


a. Pengawasan kebijakan manajemen risiko operasional secara berkala dan memastikan
oleh tindaklanjut hasil evaluasi pada rapat anggota
pengurus dan
pengawas c) Pengurus telah menyusun kebijakan manajemen risiko operasional secara
koperasi konsisten, dan melakukn pengkinian secara berkala

d) Pengurus memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang diperlukan


dalam rangka mitigasi risiko operasional
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit dan
fungsi Manajemen Risiko operasional
b. Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko operasional dan penetapan limit risiko
Prosedur dan kredit yang ditetapkan oleh pengurus
Limit Risiko
c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka penerapan
Manajemen Risiko operasional
a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung
pengurus dalam pengambilan keputusan terkait risiko operasional.

c. Proses dan b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko operasional telah dilaksanakan
sistem
informasi c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi informasi
manajemen terkait mitigasi risiko operasional
Risiko
d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko
operasional, menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan
tindaklanjut atas temuan pemeriksaan
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

3. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko kepatuhan

a) Pengawas telah memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen risiko


kepatuhan yang disusun oleh pengurus dan melakukan evaluasi secara berkala

b) Pengawas melakukan evaluasi terhadap pertanggung jawaban pengurus atas


a. Pengawasan kebijakan manajemen risiko kepatuhan secara berkala dan memastikan
oleh tindaklanjut hasil evaluasi pada rapat anggota
pengurus dan c) Pengurus telah menyusun kebijakan manajemen risiko kepatuhan secara
pengawas konsisten, dan melakukn pengkinian secara berkala
koperasi
d) Pengurus memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka mitigasi risiko kepatuhan.
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit dan fungsi
Manajemen Risiko kepatuhan
b. Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko kepatuhan dan penetapan limit risiko
Prosedur dan kredit yang ditetapkan oleh pengurus
Limit Risiko
c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka penerapan
Manajemen Risiko operasional
a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung pengurus
dalam pengambilan keputusan terkait risiko kepatuhan

c. Proses dan b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko kepatuhan telah dilaksanakan
sistem
informasi c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi informasi terkait
manajemen mitigasi risiko kepatuhan
Risiko
d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko
kepatuhan menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan tindaklanjut
atas temuan pemeriksaan
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

4. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko likuiditas

a) Pengawas telah memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen risiko


likuditas yang disusun oleh pengurus dan melakukan evaluasi secara berkala

b) Pengawas melakukan evaluasi terhadap pertanggung jawaban pengurus atas


a. Pengawasan kebijakan manajemen risiko likuditas secara berkala dan memastikan
oleh tindaklanjut hasil evaluasi pada rapat anggota
pengurus dan
pengawas c) Pengurus telah menyusun kebijakan manajemen risiko likuiditas secara konsisten,
koperasi dan melakukn pengkinian secara berkala

d) Pengurus memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang diperlukan


dalam rangka mitigasi risiko likuiditas.
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit


b. dan fungsi Manajemen Risiko likuiditas
Kebijakan, b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko likuiditas dan penetapan limit
Prosedur risiko kredit yang ditetapkan oleh pengurus
dan Limit
Risiko c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka
penerapan Manajemen Risiko likuiditas

a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung


pengurus dalam pengambilan keputusan terkait risiko likuiditas

c. Proses b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko likuiditas telah dilaksanakan


dan sistem
informasi c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi
manajemen informasi terkait mitigasi risiko likuiditas
Risiko
d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko
likuiditas menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan
tindaklanjut atas temuan pemeriksaan
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

5. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Reputasi


(KUK III & IV

a) Pengawas telah memberikan persetujuan terhadap kebijakan


manajemen risiko reputasi yang disusun oleh pengurus dan melakukan
evaluasi secara berkala

a. Pengawasan b) Pengawas melakukan evaluasi terhadap pertanggung jawaban


oleh pengurus atas kebijakan manajemen risiko reputasi secara berkala dan
pengurus memastikan tindaklanjut hasil evaluasi pada rapat anggota
dan
pengawas c) Pengurus telah menyusun kebijakan manajemen risiko reputasi secara
koperasi konsisten, dan melakukn pengkinian secara berkala

d) Pengurus memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang


diperlukan dalam rangka mitigasi risiko reputasi.
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit


b. dan fungsi Manajemen Risiko reputasi
Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko reputasi dan penetapan limit
Prosedur risiko kredit yang ditetapkan oleh pengurus
dan Limit
Risiko c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka
penerapan Manajemen Risiko reputasi

a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung


pengurus dalam pengambilan keputusan terkait risiko reputasi

c. Proses b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko reputasi telah dilaksanakan


dan sistem
informasi c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi
manajemen informasi terkait mitigasi risiko reputasi
Risiko
d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen
risiko reputasi menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan
tindaklanjut atas temuan pemeriksaan
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

6. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Strategik (KUK III & IV)

a) Pengawas telah memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen risiko


Strategik yang disusun oleh pengurus dan melakukan evaluasi secara berkala

b) Pengawas melakukan evaluasi terhadap pertanggung jawaban pengurus atas


a. Pengawasan kebijakan manajemen risiko strategik secara berkala dan memastikan tindaklanjut
oleh hasil evaluasi pada rapat anggota
pengurus dan c) Pengurus telah menyusun kebijakan manajemen risiko strategik secara konsisten,
pengawas dan melakukn pengkinian secara berkala
koperasi
d) Pengurus memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka mitigasi risiko strategik.
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)

a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit


b. dan fungsi Manajemen Risiko strategik
Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko strategik dan penetapan limit
Prosedur risiko kredit yang ditetapkan oleh pengurus
dan Limit
Risiko c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka
penerapan Manajemen Risiko strategik
a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung
pengurus dalam pengambilan keputusan terkait risiko strategik

c. Proses b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko strategik telah dilaksanakan


dan sistem
informasi c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi
manajemen informasi terkait mitigasi risiko strategik
Risiko
d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen
risiko strategik menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan
tindaklanjut atas temuan pemeriksaan
KATA KUNCI

1. Membaca Laporan Keuangan


2. Memahami Kinerja Keuangan & Permodalan
3. Menghitung Skor
4. Membaca Tabel Skor
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi

Kinerja Keuangan

Evaluasi Kinerja Manajemen Kesinambungan


Keuangan Keuangan Keuangan

1. Rentabilitas &
Kemandirian 1. Kualitas Aset 1. Pertumbuhan
2. Efisiensi 2. Likuiditas 2. Aspek Jatidiri

54
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi

Kinerja Keuangan dan


Permodalan
Metode Penilaian :
Kuantitatif
Metode Penilaian masing-
masing Komponen

Kinerja Keuangan :
1. Evaluasi Kinerja Keuangan
2. Manajemen Keuangan
3. Kesinambungan Keuangan

55
Menghitung Rasio &
Mendapatkan Skor Cara mendapatkan nilai kredit atau skor masing-masing komponen,
mengacu Lampiran C.1 Juknis Deputi Bidang Perkoperasian No. 15 Tahun
2021 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Koperasi

Mendapatkan nilai kredit atau skor :


• Hitung persentase masing-masing komponen
• Setelah didapatkan persentase, dilihat pada table nilai kredit dan skor
masing-masing komponen

Modal Sendiri Lihat pada Tabel Nilai


------------------- x 100% = …. % Kredit pada Lampiran
C.1
Total Aset
56
Rentabilitas & Kemandirian Efisiensi
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

a. SHU Setelah pajak (EAT) Terhadap Total Aset


%
1. Rentabilitas & Rentabilitas Aset
a. SHU Setelah Pajak
Kemandirian (Return on Asset)
----------------------------- x 100%
Terhadap Total Aset

a. Rentabilitas Aset (Return on


Asset)
Rasio (%) Nilai Kategori Skor
b. Rentabilitas Ekuitas (Return
on Equity)
X≥ 7 1 Sehat 4
c. Kemandirian Operasional 5< X < 7 2 Cukup Sehat 3
d. SHU Bersih terhadap Total 3< X < 5 3 Kurang Sehat 2
Pendapatan (NPM) (Khusus
KUK 3 dan 4)
< 3 4 Tidak Sehat 1

 Merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU Bersih (setelah pajak) dari total aset yang dimiliki.
 Strategi pencapaiannya adalah dengan meningkatkan pendapatan koperasi, misalnya dengan menyediakan skim pembiayaan yang lebih
58
beragam, membuka jaringan pelayanan
 Efisiensi pengelolaan koperasi
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

b. SHU Setelah pajak (EAT) Terhadap Total


%
1. Rentabilitas & Rentabilitas
Modal Sendiri
Kemandirian b. Ekuitas (Return on SHU Setelah Pajak
Equity) ---------------------------- x 100%
Modal Sendiri
a. Rentabilitas Aset (Return on
Asset)
Rasio (%) Nilai Kategori Skor
b. Rentabilitas Ekuitas (Return
on Equity)
X ≥ 10 1 Sehat 4
c. Kemandirian Operasional 7.5 < X <10 2 Cukup Sehat 3
d. SHU Bersih terhadap Total 5 < X < 7.5 3 Kurang Sehat 2
Pendapatan (NPM) (Khusus
KUK 3 dan 4)
<5 4 Tidak Sehat 1

 Merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU Bersih dibandingkan dengan Total modal sendirinya.
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Meningkatkan pendapatan koperasi, misalnya dengan menyediakan skim pinjaman yang lebih beragam, membuka jaringan pelayanan, dll
 59
Melakukan efisiensi usaha
 Meningkatkan jumlah ekuitas (simpanan pokok, wajib , dll)
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

c. Partisipasi Netto Terhadap beban Usaha +


%
1. Rentabilitas & Kemandirian
Beban Perkoperasian
Kemandirian c. Operasional Partisipasi Netto
-------------------------------------------------- x 100%
Beban Usaha + Beban Perkoperasian
a. Rentabilitas Aset (Return on
Asset)
Rasio (%) Nilai Kategori Skor
b. Rentabilitas Ekuitas (Return
on Equity) ≥ 120 1 Sehat 4

c. Kemandirian Operasional 110 < X < 120 2 Cukup Sehat 3


100 < X < 110 3 Kurang Sehat 2
d. SHU Bersih terhadap Total
Pendapatan (NPM) (Khusus < 100 4 Tidak Sehat 1
KUK 3 dan 4)
 Merupakan ukuran kemandirian operasional koperasi
 Semakin besar rasio ini menunjukan captive marketnya besar dan semakin mandiri (menunjukan loyalitas anggota sebagai pengguna jasa
koperasi)
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 60
Meningkatkan partisipasi netto angota, misalnya dengan menyediakan skim pembiayaan yang lebih beragam, membuka jaringan pelayanan,
 Melakukan efisiensi usaha, Pembinaan anggota dengan pendidikan perkoperasian.
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

d. SHU Bersih Terhadap Total pendapatan


%
1. Rentabilitas & SHU Bersih SHU Bersih
Kemandirian d. terhadap Total ----------------------- x 100%
Pendapatan (NPM) Total pendapatan

a. Rentabilitas Aset (Return on


Asset)
Rasio (%) Nilai Kategori Skor
b. Rentabilitas Ekuitas (Return
on Equity) ≥15 1 Sehat 4

c. Kemandirian Operasional 10 < X < 15 2 Cukup Sehat 3


5 < X < 10 3 Kurang Sehat 2
d. SHU Bersih terhadap Total
Pendapatan (NPM) (Khusus <5 4 Tidak Sehat 1
KUK 3 dan 4)
 Merupakan ukuran perbandingan antara SHU Bersih dengan Total pendapatannya.
 Semakin besar rasio ini menunjukan hasil yang baik dalam menghasilkan SHU bersih
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Meningkatkan partisipasi netto angota, misalnya dengan menyediakan skim pembiayaan yang lebih beragam, membuka jaringan pelayanan,
 61
Melakukan efisiensi usaha
 Pembinaan anggota dengan pendidikan perkoperaian
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

a. Biaya Operasioal Terhadap Pendapatan


Biaya Operasional %
Operasional
2. Efisiensi terhadap
a. Pendapatan Biaya Operasioal
Operasional ---------------------------------- x 100%
Pendapatan Operasional
a. Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional

b. Biaya Usaha terhadap SHU Rasio (%) Nilai Kategori Skor


Kotor
0 < X < 80 1 Sehat 4
c. Biaya Gaji Karyawan 80 < X < 90 2 Cukup Sehat 3
terhadap Total Pendapatan
(Khusus KUK 3 dan 4) 90 < X < 100 3 Kurang Sehat 2
a. Biaya Operasional terhadap > 100 4 Tidak Sehat 1
Total Piutang (Khusus KUK 3
 dan
Merupakan
4) ukuran efisiensi pengelolaan koperasi .
 Standarnya dikatakan sehat bila capaiannya di bawah 80 %, artinya biaya operasional besarnya adalah 80 % dibandingkan dengan pendapatan
operasionalnya
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 62
Meningkatkan pendapatan operasional
 Melakukan efisiensi operasinal
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

b. Biaya Usaha Terhadap SHU Kotor


%
2. Efisiensi Biaya Usaha Biaya Usaha
b. terhadap SHU ------------------------ x 100%
Kotor SHU Kotor
a. Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional

b. Biaya Usaha terhadap SHU Rasio (%) Nilai Kategori Skor


Kotor
0 < X < 40 1 Sehat 4
c. Biaya Gaji Karyawan
terhadap Total Pendapatan 40 < X < 60 2 Cukup Sehat 3
(Khusus KUK 3 dan 4)
60 < X < 80 3 Kurang Sehat 2
a. Biaya Operasional terhadap 4
> 80 Tidak Sehat 1
Total Piutang (Khusus KUK 3
dan 4)
 Nilai rasio yang kecil (tapi logis) menunjukan capaian yang berhasil
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Meningkatkan pendapatan operasional
 63
Menghimpun sumber permodalan murah (simpanan pokok, wajib)
 Melakukan efisiensi operasinal
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

c. Biaya Gaji Karyawan terhadap Total


%
Pendapatan
2. Efisiensi Biaya Gaji
c. Karyawan Biaya Gaji
terhadap Total ------------------------- x 100%
Pendapatan Total Pendapatan
a. Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional

b. Biaya Usaha terhadap SHU Rasio (%) Nilai Kategori Skor


Kotor
<5 1 Sehat 4
c. Biaya Gaji Karyawan
terhadap Total Pendapatan 5 < x < 10 2 Cukup Sehat 3
(Khusus KUK 3 dan 4)
10 < x < 15 3 Kurang Sehat 2
a. Biaya Operasional terhadap ≥ 15 4 Tidak Sehat 1
Total Piutang (Khusus KUK 3
dan 4)

 Nilai rasio yang kecil (tapi logis) menunjukan capaian yang berhasil
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 64
Meningkatkan pendapatan operasional
 Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

d. Biaya Operasional terhadap Total Piutang


%
2. Efisiensi Biaya Operasional Biaya Operasional
d. terhadap Total --------------------------- x 100%
Piutang (Khusus Total Piutang
KUK 3 dan 4)
a. Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional

b. Biaya Usaha terhadap SHU Rasio (%) Nilai Kategori Skor


Kotor
< 60 1 Sehat 4
d. Biaya Operasional 60 < x < 80 2 Cukup Sehat 3
terhadap Total Piutang
(Khusus KUK 3 dan 4) 80 < x < 100 3 Kurang Sehat 2
≥ 100 4 Tidak Sehat 1

 Nilai rasio yang kecil (tapi logis) menunjukan capaian yang berhasil
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Meningkatkan volume pinjaman produktif (beragam skim pembiayaan), menabah jumlah anggota
 65
Melakukan efisiensi operasional, meningkatkan modal kerja
 Menjalin kerjasama dengan koperasi lain untuk perguliran
Kualitas Aset Likuiditas
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

a. Pinjaman pd Anggota Terhadap Total Piutang


%
1. Kualitas Aset Pinjaman pada Pinjaman pd Anggota
a. Anggota terhadap ------------------------------ x 100%
Total Piutang Total Piutang
a. Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Piutang
b. Pinjaman Bermasalah
Terhadap Total Piutang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. PPAP terhadap PPAPWD
(Khusus KUK 3 dan 4) > 75 1 Sehat 4
d. Cadangan Risiko Terhadap
Pinjaman Bermasalah 50 < X < 75 2 Cukup Sehat 3
e. Aset Tetap terhadap total
asset (Khusus KUK 3 dan 4) 25 < X < 50 3 Kurang Sehat 2
f. Piutang tak tertagih terhadap 4
< 25 Tidak Sehat 1
Total piutang (Khusus KUK 3
dan 4)

 Hasilnya menunjukan ukuran besarnya piutang/pembiayaan yang diberikan kepada anggota dibandingkan dengan total piutangyang ada.
 Strategi pencapaiannya antara lain :
67
 Meningkatkan volume pinjaman produktif (beragam skim pembiayaan) anggota, menabah jumlah anggota
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

b. Pinjaman Bermasalah Terhadap Total Piutang


%
1. Kualitas Aset Pinjaman Pinjaman Bermasalah
b. Bermasalah --------------------------------- x 100%
Terhadap Total Total Piutang
Piutang
a. Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Piutang
b. Pinjaman Bermasalah
Terhadap Total Piutang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. PPAP terhadap PPAPWD
(Khusus KUK 3 dan 4) <5 1 Sehat 4
d. Cadangan Risiko Terhadap
Pinjaman Bermasalah 5 < X < 10 2 Cukup Sehat 3
e. Aset Tetap terhadap total
asset (Khusus KUK 3 dan 4) 10 < X < 15 3 Kurang Sehat 2
f. Piutang tak tertagih terhadap 4
> 15 Tidak Sehat 1
Total piutang (Khusus KUK 3
dan 4)
 Hasilnya menunjukan ukuran besarnya % pinjaman bermasalah dibandingkan dengan total piutang yang ada.
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Menerapkan manajemen risiko
 68
Menguatkan SOP penguliran (standar analis kredit, scoring 5 C, pengikatan agunan, dll)
 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah secara efektif
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

c. PPAP terhadap PPAPWD


%
1. Kualitas Aset PPAP terhadap PPAP
c. PPAPWD --------------------- x 100%
PPAPWD
a. Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Piutang
b. Pinjaman Bermasalah
Rasio (%) Nilai Kategori Skor
Terhadap Total Piutang
c. PPAP terhadap PPAPWD
> 90 1 Sehat 4
(Khusus KUK 3 dan 4)
d. Cadangan Risiko Terhadap 60 < X < 90 2 Cukup Sehat 3
Pinjaman Bermasalah
e. Aset Tetap terhadap total 30 < X < 60 3 Kurang Sehat 2
asset (Khusus KUK 3 dan 4)
f. Piutang tak tertagih terhadap < 30 4 Tidak Sehat 1
Total piutang (Khusus KUK 3
 dan
Hasilnya
4) menunjukan ukuran besarnya % PPAP dibandingkan PPAP Wajib Dibentuk (seharusnya menurut regulasi).
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Pembiayaan didukung dengan agunan yang memadai
 Meningkatkan nilai Alokasi SHU untuk PPAP/Cadangan Risiko
 69
Menguatkan SOP penguliran (standar analis kredit, 5 C, agunan, dll)
 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah secara efektif
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

d. Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman


%
Bermasalah
1. Kualitas Aset Cadangan Risiko
d. Terhadap Cadangan Risiko
Pinjaman -------------------------------- x 100%
Bermasalah Pinjaman Bermasalah
a. Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Piutang
b. Pinjaman Bermasalah
Terhadap Total Piutang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. PPAP terhadap PPAPWD
(Khusus KUK 3 dan 4) > 75 1 Sehat 4
d. Cadangan Risiko Terhadap 50 < X < 75 2 Cukup Sehat 3
Pinjaman Bermasalah
e. Aset Tetap terhadap total 25 < X < 50 3 Kurang Sehat 2
asset (Khusus KUK 3 dan 4)
f. Piutang tak tertagih terhadap < 25 4 Tidak Sehat 1
Total piutang (Khusus KUK 3
 dan
Hasilnya
4) menunjukan ukuran besarnya PPAP/Cadangan Risiko dibandingkan Piutang/Pembiayaan Bermasalah (NPL)
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Pembiayaan didukung dengan agunan yang memadai
 Meningkatkan nilai Alokasi SHU untuk PPAP / Cadangan Risiko
 70
Menguatkan SOP penguliran (standar analis kredit, 5 C, agunan, dll)
 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah secara efektif
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

e. Aset Tetap terhadap Total Asset


%
1. Kualitas Aset Aset Tetap Aset Tetap
e. terhadap Total --------------------- x 100%
Asset Total Asset
a. Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Piutang
b. Pinjaman Bermasalah
Terhadap Total Piutang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. PPAP terhadap PPAPWD
(Khusus KUK 3 dan 4) < 15 1 Sehat 4
d. Cadangan Risiko Terhadap
Pinjaman Bermasalah 15 < X < 30 2 Cukup Sehat 3
e. Aset Tetap terhadap total
asset (Khusus KUK 3 dan 4) 30 < X < 45 3 Kurang Sehat 2
f. Piutang tak tertagih terhadap > 45 4 Tidak Sehat 1
Total piutang (Khusus KUK 3
dan 4)
 Hasilnya menunjukan ukuran % besarnya Aset Tetap dibandingkan dengan Total Aset yang ada..
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Bila tidak sangat penting, diupayakan sewa
 71
Optimalisasi penggunaan aset tetap yang ada
 Menguatkan SOP pengamanan aset
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio

f. Piutang Tak Tertagih Terhadap Total Piutang


%
1. Kualitas Aset Piutang Tak Piutang Tak Tertagih
f. Tertagih Terhadap ------------------------------- x 100%
Total Piutang Total Piutang
a. Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Piutang
b. Pinjaman Bermasalah
Terhadap Total Piutang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. PPAP terhadap PPAPWD
(Khusus KUK 3 dan 4) < 5 1 Sehat 4
d. Cadangan Risiko Terhadap
5 < X < 10 2 Cukup Sehat 3
Pinjaman Bermasalah
f. Piutang tak tertagih 10 < X < 15 3 Kurang Sehat 2
terhadap Total piutang
(Khusus KUK 3 dan 4) > 15 4 Tidak Sehat 1
 Hasilnya menunjukan ukuran % besarnya Piutang tak tertagih (PPAP yang ada) dibandingkan dengan Total Pinjaman.
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Pembiayaan didukung dengan agunan yang memadai
 Meningkatkan nilai Alokasi SHU untuk PPAP / Cadangan Risiko
 72
Menguatkan persus ttg pemberian pinjaman (standar analis kredit, 5 C, agunan, dll)
 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah secara efektif
Kinerja Keuangan
II. Manajemen Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Keuangan
a. Kas dan Bank terhadap Kewajiban
Kas dan Bank %
Lancar/Jangka Pendek
terhadap
2. Aspek a. Kewajiban Kas dan Bank
Likuiditas Lancar/Jangka ----------------------------- x 100%
Pendek Kewajiban Lancar
a. Kas dan Bank terhadap
Kewajiban Lancar/Jangka
Pendek Rasio (%) Nilai Kategori Skor
b. Piutang terhadap dana yang
diterima > 20 1 Sehat 4
c. Aset Lancar terhadap
Kewajiban Jangka Pendek 15 < X < 20 2 Cukup Sehat 3
d. Kas & Bank terhadap Total
10 < X < 15 3 Kurang Sehat 2
Aset (Khusus KUK 3 dan 4)
e. Investasi Jangka Panjang < 10 4 Tidak Sehat 1
terhadap Total Aset (Khusus
KUK 3 dan 4)
 Hasilnya menunjukan ukuran % besarnya Kas /Bank dibandingkan dengan Kewajiban Lancar.
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Kenali kebiasaan pengguna jasa (penyimpan) koperasi kita
 Bisa jadi rasionya dibawah 10 % tapi koperasi tetep sehat, karena jumlah tersebut sudah cukup dan representatif
 73
Jangan sampai koperasi mengalami idle aset produktif
 Perkuat SOP tentang penghimpunan dana
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

b. Piutang Terhadap Dana Yang Diterima


%
2. Likuiditas Piutang Terhadap Piutang
b. Dana Yang ---------------------------- x 100%
Diterima Dana Yang Diterima
a. Kas dan Bank terhadap
Kewajiban Lancar/Jangka
Pendek
b. Piutang terhadap dana yang
diterima Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. Aset Lancar terhadap
Kewajiban Jangka Pendek > 90 1 Sehat 4
d. Kas & Bank terhadap Total 75 < X < 90 2 Cukup Sehat 3
Aset (Khusus KUK 3 dan 4)
e. Investasi Jangka Panjang 60 < X < 75 3 Kurang Sehat 2
terhadap Total Aset (Khusus
KUK 3 dan 4) < 60 4 Tidak Sehat 1

 Hasilnya menunjukan ukuran % besarnya Piutang dibandingkan dengan Dana yang diterima.
 Semakin besar alokasi Dana yang diterima (total pasiva – utang pajak – utang biaya) untuk Piutang menunjukan kinerja yang baik.
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 74
Meningkatkan volume piutang, misalnya dengan menyediakan skim pembiayaan yang lebih beragam, membuka jaringan pelayanan
 Memperkuat modal kerja
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

c. Aset Lancar terhadap Kewajiban Jangka


%
2. Likuiditas Aset Lancar
Pendek
c. terhadap Aset Lancar
Kewajiban Jangka --------------------------------------- x 100%
a. Kas dan Bank terhadap Pendek Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Lancar/Jangka
Pendek
b. Piutang terhadap dana yang
diterima Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. Aset Lancar terhadap
Kewajiban Jangka Pendek > 125 1 Sehat 4
d. Kas & Bank terhadap Total
100 < X < 125 2 Cukup Sehat 3
Aset (Khusus KUK 3 dan 4)
e. Investasi Jangka Panjang 75 < X < 100 3 Kurang Sehat 2
terhadap Total Aset (Khusus
KUK 3 dan 4) < 75 4 Tidak Sehat 1
 Hasilnya menunjukan ukuran % besarnya aset lancar dibandingkan dengan Kewajiban lancar..
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Kenali kebiasaan pengguna jasa (penyimpan) koperasi kita
 75
Jangan sampai koperasi mengalami idle aset lancar
 Perkuat SOP tentang penghimpunan dana (kewajiban lancar)
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Keuangan No
Aspek yang
dinilai
Komponen Rasio

d. Kas & Bank terhadap Total Aset


%
2. Likuiditas Kas & Bank Kas & Bank
d. terhadap Total --------------------- x 100%
Aset Total Aset
a. Kas dan Bank terhadap
Kewajiban Lancar/Jangka
Pendek
b. Piutang terhadap dana yang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
diterima
c. Aset Lancar terhadap < 10 1 Sehat 4
Kewajiban Jangka Pendek
d. Kas & Bank terhadap Total 10 < X ≤ 15 2 Cukup Sehat 3
Aset (Khusus KUK 3 dan 4) 15 < X ≤ 20 3 Kurang Sehat 2
e. Investasi Jangka Panjang
terhadap Total Aset (Khusus > 20 4 Tidak Sehat 1
KUK 3 dan 4)
 Hasilnya menunjukan ukuran % Kas dan Bank dibandingkan dengan Total Aset..
 Strategi pencapaiannya antara lain :
 Kenali kebiasaan pengguna jasa (penyimpan) koperasi kita
 Jangan sampai koperasi mengalami idle cash
 76
Pembandingnya adalah total aset, sangat memungkinkan terjadi bias dalam menentukan jumlah kas aman karena di ukur dari total aset,
bukan aset lancar, sehingga harus hati2 dalam menentukannya
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

e. Investasi Jangka Panjang terhadap Total Aset


%
2. Likuiditas Investasi Jangka Investasi Jangka Panjang
e. Panjang terhadap ------------------------------------- x 100%
Total Aset Total Aset
a. Kas dan Bank terhadap
Kewajiban Lancar/Jangka
Pendek
b. Piutang terhadap dana yang
diterima Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. Aset Lancar terhadap
Kewajiban Jangka Pendek ≤5 1 Sehat 4
d. Kas & Bank terhadap Total
Aset (Khusus KUK 3 dan 4)
5 < X ≤ 10 2 Cukup Sehat 3
e. Investasi Jangka Panjang 10 < X ≤ 15 3 Kurang Sehat 2
terhadap Total Aset (Khusus
KUK 3 dan 4) > 15 4 Tidak Sehat 1

Rasio ini membandingkan antara nilai investasi jangka panjang dibandingkan dengan total aset. Investasi jangka panjang sebaiknya optimal tidak
terlalu
77 besar, karena lebih utama dana di distribusikan sebagai piutang. Kategori sehat (baik) rasio investasi jangka panjang terhadap total aset
sebanyak-banyaknya adalah sebesar 5% (< 5)
Pertumbuhan Aspek Jati Diri
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

a. Aset Tahun Berjalan terhadap Aset Tahun Lalu


%
1. Pertumbuhan
Aset Tahun Berjalan
a. Pertumbuhan Aset ----------------------------- x 100%
Aset Tahun Lalu
a. Pertumbuhan Aset

b. Pertumbuhan Dana diterima

c. Pertumbuhan Ekuitas Rasio (%) Nilai Kategori Skor

d. Pertumbuhan Hasil Usaha ≥ 10 1 Sehat 4


Bersih
7 ≤ X < 10 2 Cukup Sehat 3
e. Pertumbuhan Piutang dan 4≤ X < 7 3 Kurang Sehat 2
Pembiayaan (Khusus KUK 3
dan 4) <4 4 Tidak Sehat 1

Rasio Pertumbuhan aset menunjukkan perbandingan antara aset periode berjalan dengan periode sebelumnya. Pertumbuhan aset yang positif
menunjukkan
79 kemampuan yang baik dalam mengelola sumber daya keuangan koperasi. Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan aset sekurang-
kurangnya adalah sebesar 10%. (> 10)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Keuangan
b. Dana Diterima Tahun Berjalan terhadap Dana
%
Diterima Tahun Lalu
Pertumbuhan
1. Pertumbuhan b. Dana Diterima Dana Diterima Tahun Berjalan
------------------------------------------- x 100%
Diterima Tahun Lalu
a. Pertumbuhan Aset

b. Pertumbuhan Dana diterima Skor


Rasio (%) Nilai Kategori
c. Pertumbuhan Ekuitas
≥ 10 1 Sehat 4
d. Pertumbuhan Hasil Usaha 7 ≤ X < 10 2 Cukup Sehat 3
Bersih
4≤ X < 7 3 Kurang Sehat 2
e. Pertumbuhan Piutang dan
<4 4 Tidak Sehat 1
Pembiayaan (Khusus KUK 3
dan 4)

Rasio Pertumbuhan Dana yang Diterima menunjukkan kepercayaan anggota maupun calon anggota terhadap koperasi. Semakin bertambahnya
nilai dana yang diterima dari tahun sebelumnya menggambarkan ketersedian dana yang lebih besar untuk dapat disalurkan dalam bentuk
pinjaman dan pembiayaan. Rasio ini membandingkan nilai dana yang diterima tahun berjalan dengan dana yang diterima tahun sebelumnya. Jika
nilai80pertumbuhan dana yang diterima negatif menunjukkan bahwa terjadi penurunan terhadap ketersediaan dana yang diterima tersebut.
Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan dana diterima sekurang-kurangnya sebesar 10% (> 10)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

1. Pertumbuhan c. Modal Sendiri Tahun Berjalan terhadap Modal


%
Sendiri Tahun Lalu
Pertumbuhan
c. Ekuitas Modal Sendiri Tahun Berjalan
a. Pertumbuhan Aset ------------------------------------------ x 100%
Modal Sendiri Tahun Lalu
b. Pertumbuhan Dana diterima

c. Pertumbuhan Ekuitas Skor


Rasio (%) Nilai Kategori
d. Pertumbuhan Hasil Usaha
≥ 10 1 Sehat 4
Bersih
7 ≤ X < 10 2 Cukup Sehat 3
e. Pertumbuhan Piutang dan
Pembiayaan (Khusus KUK 3 4≤ X < 7 3 Kurang Sehat 2
dan 4) <4 4 Tidak Sehat 1

Rasio Pertumbuhan Ekuitas mengukur perubahan dari ekuitas tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin
81Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan ekuitas sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% (> 10)
baik.
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

1. Pertumbuhan d. Hasil Usaha Bersih Tahun Berjalan terhadap


%
Hasil Usaha Bersih Tahun Lalu
Pertumbuhan
d. Hasil Usaha Hasil Usaha Bersih Tahun Berjalan
Bersih -------------------------------------------------- x 100%
a. Pertumbuhan Aset
Hasil Usaha Bersih Tahun Lalu
b. Pertumbuhan Dana diterima

c. Pertumbuhan Ekuitas Skor


Rasio (%) Nilai Kategori
d. Pertumbuhan Hasil Usaha
≥5 1 Sehat 4
Bersih
3≤ X <5 2 Cukup Sehat 3
e. Pertumbuhan Piutang dan
Pembiayaan (Khusus KUK 3 1≤ X < 3 3 Kurang Sehat 2
dan 4) <1 4 Tidak Sehat 1

Rasio Pertumbuhan Hasil Usaha Bersih merupakan rasio yang membandingkan antara hasil usaha bersih tahun tertentu dengan hasil usaha bersih
tahun
82 sebelumnya. Nilai yang tumbuh secara positif pada setiap tahunnya menunjukkan kondisi yang baik. Namun sebaliknya kondisi yang negatif
menunjukkan kondisi yang kurang baik. Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan hasil usaha bersih sekurang-kurangnya adalah sebesar 5%. (> 5)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

1. Pertumbuhan e. Piutang dan pembiayaan tahun berjalan


%
Piutang dan pembiayaan tahun lalu
Pertumbuhan
e. Piutang dan Piutang dan pembiayaan tahun berjalan
Pembiayaan ---------------------------------------------------- x 100%
a. Pertumbuhan Aset
Piutang dan pembiayaan tahun lalu
b. Pertumbuhan Dana diterima

c. Pertumbuhan Ekuitas Skor


Rasio (%) Nilai Kategori
d. Pertumbuhan Hasil Usaha
≥10 1 Sehat 4
Bersih
7 ≤ X < 10 2 Cukup Sehat 3
e. Pertumbuhan Piutang dan
Pembiayaan (Khusus KUK 3 4≤ X < 7 3 Kurang Sehat 2
dan 4) <4 4 Tidak Sehat 1

Rasio Pertumbuhan Pinjaman yang diberikan menunjukkan perbandingan antara pinjaman yang diberikan tahun berjalan dengan pinjaman yang
diberikan pada tahun sebelumnya. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin baik sebab menunjukkan potensi pinjaman yang tersalurkan semakin
83 selama nilainya tumbuh posistif. Namun jika nilai ini tumbuh dengan nilai negatif menunjukkan kondisi yang kurang baik. Kategori sehat
besar
(baik) rasio pertumbuhan pembiayaan sekurang-kurangnya adalah sebesar 10%. (> 10)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

2. Aspek Jati Diri a. Pendapatan Utama terhadap Total


%
Pendapatan
Pendapatan
a. Utama terhadap Pendapatan Utama
Total Pendapatan ----------------------------- x 100%
a. Pendapatan Utama terhadap
Total Pendapatan Total Pendapatan
b. SHU Bersih terhadap
Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib Skor
Rasio (%) Nilai Kategori
c. Partisipasi Simpanan
Anggota
≥ 85 1 Sehat 4
d. Tingkat Pelayanan Anggota
(Khusus KUK 3 dan 4) 60 < X < 85 2 Cukup Sehat 3
e. Biaya Pembinaan terhadap
SHU Kotor (Khusus KUK 3 35 < X < 60 3 Kurang Sehat 2
dan 4) 0 < X < 35 4 Tidak Sehat 1

Rasio Pendapatan Utama terhadap total pendapatan merupakan rasio yang membandingkan antara pendapatan operasional utama dengan total
pendapatan.
84 Semakin tinggi nilai ini semakin baik sebab sumber utama pendapatan adalah dari pinjaman yang diberikan kepada anggota.
Kategori ehat (baik) rasio pendapatan utama terhadap total pendapatan sekurang-kurangnya adalah sebesar 85% (> 85)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

2. Aspek Jati Diri SHU Bersih


b. SHU Bersih terhadap Simpanan Pokok dan
%
Simpanan Wajib
Terhadap
b. Simpanan Pokok SHU Bersih
dan Simpanan ------------------------------------------------- x 100%
a. Pendapatan Utama terhadap
Wajib Simpanan Pokok + Simpanan Wajib
Total Pendapatan
b. SHU Bersih terhadap
Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib Skor
Rasio (%) Nilai Kategori
c. Partisipasi Simpanan
Anggota
≥ 30 1 Sehat 4
d. Tingkat Pelayanan Anggota
(Khusus KUK 3 dan 4) 20 < X < 30 2 Cukup Sehat 3
e. Biaya Pembinaan terhadap
SHU Kotor (Khusus KUK 3 10 < X < 20 3 Kurang Sehat 2
dan 4) 0 < X < 10 4 Tidak Sehat 1

Members Share Capital Effect menunjukkan perbandingan SHU Bersih dengan simpanan pokok dan simpanan wajib. Rasio ini menunjukan
kontribusi
85 modal yang berasal dari anggota terhadap keuntungan. Selain itu, rasio ini menunjukan seberapa jauh tanggungan akhir yang dipikul
oleh anggota ketika terjadi risiko. Kategori sehat (baik) rasio members share capital effect sekurang-kurangnya adalah sebesar 30% (> 30)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

2. Aspek Jati Diri Partisipasi


c. Simpanan Anggota yg Masuk terhadap Total
%
Simpanan yg Masuk
Simpanan
c. Anggota Simpanan Anggota yg Masuk terhadap
a. Pendapatan Utama terhadap -------------------------------------------------- x 100%
Total Pendapatan Total Simpanan yg Masuk
b. SHU Bersih terhadap
Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib Skor
Rasio (%) Nilai Kategori
c. Partisipasi Simpanan
Anggota 1
> 75 Sehat 4
d. Tingkat Pelayanan Anggota
(Khusus KUK 3 dan 4) 50 < X < 75 2 Cukup Sehat 3
e. Biaya Pembinaan terhadap
SHU Kotor (Khusus KUK 3 25 < X < 50 3 Kurang Sehat 2
dan 4) 0 < X < 25 4 Tidak Sehat 1

Rasio partisipasi simpanan anggota menunjukkan tingkat keaktifan anggota dalam hal simpanan. Kategori sehat (baik) rasio partisipasi simpanan
86 sekurang-kuranganya adalah sebesar 75% (> 75) dan menjadi cukup sehat (cukup baik) apabila sekurang-kurangnya 50% ( > 50)
anggota
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

2. Aspek Jati Diri Tingkat Pelayanan


d. Dana yang disalurkan kepada anggota
%
terhadap Dana yang dihimpun dari anggota
Anggota
d. Dana yang disalurkan kepada anggota
a. Pendapatan Utama terhadap -------------------------------------------------- x 100%
Total Pendapatan Dana yang dihimpun dari anggota
b. SHU Bersih terhadap
Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib Skor
Rasio (%) Nilai Kategori
c. Partisipasi Simpanan
Anggota
≥ 100 1 Sehat 4
d. Tingkat Pelayanan Anggota
(Khusus KUK 3 dan 4) 75 < X < 100 2 Cukup Sehat 3
e. Biaya Pembinaan terhadap
SHU Kotor (Khusus KUK 3 50 < X < 75 3 Kurang Sehat 2
dan 4) 0 < X < 50 4 Tidak Sehat 1

Rasio pelayanan anggota adalah perbandingkan antara dana yang disalurkan kepada anggota dibandingkan dengan dana yang dihimpun dari
anggota.
87 Kategori sehat(baik) sekurang-kurangnya adalah sebesar 100%. (> 100) dan menjadi cukup sehat (cukup baik) apabila sekurang-
kurangnya 75% ( > 75)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai

2. Aspek Jati Diri Biaya Pembinaan


e. Biaya Perkoperasian terhadap SHU Kotor
%
terhadap SHU Biaya Perkoperasian
e. Kotor ------------------------------- x 100%
a. Pendapatan Utama terhadap SHU Kotor
Total Pendapatan
b. SHU Bersih terhadap
Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib Skor
Rasio (%) Nilai Kategori
c. Partisipasi Simpanan
Anggota
≥5 1 Sehat 4
d. Tingkat Pelayanan Anggota
(Khusus KUK 3 dan 4) 3<X<5 2 Cukup Sehat 3
e. Biaya Pembinaan terhadap
SHU Kotor (Khusus KUK 3 1<X<3 3 Kurang Sehat 2
dan 4) 0<X< 1 4 Tidak Sehat 1

Rasio biaya pembinaan, pendidikan dan pelatihan pengurus, pengawas dan anggota koperasi terhadap SHU kotor merupakan rasio yang
membandingkan antara biaya pembinaan, pendidikan dan pelatihan pengurus, pengawas dan anggota koperasi dengan SHU kotor. Rasio ini
88
mengukur upaya dalam meningkatkan kapasitas koperasi untuk pembinaan, pendidikan dan pelatihan penting dilakukan agar kompetensi dan
kemampuan sumber daya manusia pengurus dan pengelola dapat memenuhi standar pelayanan. Kategori sehat (baik) rasio biaya pembinaan
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi

Permodalan

Kecukupan Permodalan Kecukupan Pengelolaan Permodalan

1. Modal Pinjaman Anggota tehadap Total Aset


1. Ekuitas Terhadap Total
Aset 2. Kewajiban Jangka Panjang terhadap
Ekuitas
2. Kecukupan Modal
3. Kewajiban Jangka Panjang terhadap
Ekuitas
89
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi

Kinerja Keuangan dan


Permodalan
Metode Penilaian :
Kuantitatif
Metode Penilaian masing-
masing Komponen

Permodalan :
1. Kecukupan Permodalan
2. Kecukupan Pengelolaan Permodalan

90
Ekuitas Terhadap Total Aset Kecukupan Modal
Permodalan

Aspek yang Pendekat


Bobot
Komponen an
No dinilai Penilaian
Penilaian
1. Kecukupan c. Modal Sendiri terhadap Total Aset
1,00 Kuantitatif
Permodalan Ekuitas terhadap Modal Sendiri
a. Total Aset --------------------- x 100%
Total Aset

a. Ekuitas terhadap Total Aset


b. Kecukupan Modal
Rasio (%) Nilai Kategori Skor

> 30 1 Sehat 4
20 < X < 30 2 Cukup Sehat 3
10 < X < 20 3 Kurang Sehat 2
0 < X < 10 4 Tidak Sehat 1

Rasio yang menunjukkan perbandingan antara ekuitas dengan total aset. Penilaian rasio ekuitas terhadap total aset dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan ekuitas dalam mendukung pendanaan terhadap total aset. Rasio ekuitas terhadap total aset menunjukkan kemampuan sumber
dana internal yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, modal penyetaraan, modal/sumbangan/donasi, cadangan umum, cadangan
92 risiko, dan hasil usaha belum dibagi terhadap total aset yang dimiliki KSP dan USP Koperasi pada tahun tertentu. Kategori sehat adalah
tujuan
lebih besar sama dengan 30%, cukup sehat adalah diantara 20% sd 30%.
Permodalan
Aspek yang Pendekat
Bobot
Komponen an
No dinilai Penilaian
Penilaian
c. Modal Tertimbang terhadap ATMR
1,00 Kuantitatif
1. Kecukupan Kecukupan Modal Modal Tertimbang
Permodalan b. ------------------------- x 100%
ATMR

a. Ekuitas terhadap Total Aset


b. Kecukupan Modal Skor
Rasio (%) Nilai Kategori

≥8 1 Sehat 4
6≤ x<8 2 Cukup Sehat 3
4≤ x<6 3 Kurang Sehat 2
<4 4 Tidak Sehat 1

Rasio kecukupan modal yaitu perbandingan antara modal tertimbang dengan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) dikalikan dengan 100%.
Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko. ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aset KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko. Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aset yang ada dalam neraca dengan
93 risiko masing-masing komponen aset. Kategori sehat rasio kecukupan modal adalah lebih besar sama dengan 8%, cukup sehat antara 6% sd
bobot
8%
PERHITUNGAN MODAL TERTIMBANG MENURUT RISIKO
Bobot
Modal/Aktiva
Komponen Modal / Aktiva Nilai (Rp) Pengakuan
Tertimbang
Risiko (%)
(1) (2) (3) (2) X (3)
KOMPONEN MODAL SENDIRI
 Simpanan pokok 100%
 Simpanan wajib 100%
 Modal Penyetaraan 100%
 Modal sumbangan/hibah 100%
 Cadangan umum 100%
 Cadangan tujuan risiko (penyisihan
piutang tak tertagih) 50%
Jumlah SHU belum dibagi 50%
JUMLAH MODAL TERTIMBANG
PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO
Bobot Pengakuan Modal/Aktiva
KOMPONEN ATMR Nilai (Rp)
Risiko (%) Tertimbang
Kas 0%
Bank 0%
Deposito (Simpanan berjangka) 20%
Simpanan Sukarela pada Koperasi Lain 0%
Simpanan Berjangka pada Koperasi Lain 20%
Surat Berharga 50%
Piutang Pinjaman Anggota 100%
Piutang Pinjaman Non Anggota / Calon Anggota 100%
Piutang Pinjaman pada Koperasi Lain 100%
Penyisihan Piutang tak tertagih 0%
Beban Dibayar Dimuka 0%
Pendapatan Akan Diterima 50%
Aktiva lancar lainnya 0%
JUMLAH ASET LANCAR
Penyertaan Pada Koperasi Sekundair / Lainnya 100%
Investasi Saham / Obligasi Jangka Panjang 100%
Investasi Jangka Panjang Lain 100%
Jumlah Penyertaan
Aktiva Tetap
Harta Tetap 100%
(Akml Penyusutan H. tetap) 0%
Nilai Netto Harta Tetap
Aktiva Lain-lain 100%
Total Asset ATMR
Modal Pinjaman Anggota tehadap Total Aset
Kewajiban Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Permodalan

Aspek yang Pendekat


Bobot
Komponen an
No dinilai Penilaian
Penilaian
2. Kecukupan
Pengelolaan c. Modal Pinjaman Anggota terhadap Total Aset
1,00 Kuantitatif
Permodalan a.
Modal Pinjaman Modal Pinjaman Anggota
Anggota terhadap ----------------------------------- x 100%
Total Aset Total Aset
a. Modal Pinjaman Anggota
terhadap Total Aset
b. Kewajiban Jangka Panjang
terhadap Ekuitas Rasio (%) Nilai Kategori Skor
c. Modal Lembaga terhadap
Total Aset (khusus KUK 3 dan > 30 1 Sehat 4
4)
20 < X < 30 2 Cukup Sehat 3
10 < X < 20 3 Kurang Sehat 2
0 < X < 10 4 Tidak Sehat 1
Rasio Modal Pinjaman Anggota terhadap total aset merupakan perbandingan antara simpanan atau tabungan sukarela, simpanan berjangka milik
anggota yang dihimpun oleh KSP dan USP Koperasi dengan total aset. Rasio ini menunjukkan kemampuan KSP dan USP Koperasi dalam
menghimpun dana luar yang bersumber dari anggota untuk disalurkan kembali kepada anggota. Semakin baik rasio ini menunjukkan tingkat
97
keaktifan anggota Koperasi dalam menyimpan dana kepada Koperasi. Kategori sehat rasio modal pinjaman anggota terhadap total aset adalah
lebih besar sama dengan 30%, cukup sehat antara 20 sd 30%
Permodalan

Aspek yang Pendekat


Bobot
Komponen an
No dinilai Penilaian
Penilaian
2. Kecukupan c. Kewajiban Jangka Panjang terhadap Ekuitas
1,00 Kuantitatif
Pengelolaan Kewajiban Jangka Kewajiban Jangka Panjang
Permodalan b. Panjang terhadap ----------------------------------- x 100%
Ekuitas Ekuitas

a. Modal Pinjaman Anggota


terhadap Total Aset
b. Kewajiban Jangka Panjang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
terhadap Ekuitas
c. Modal Lembaga terhadap x < 100 1 Sehat 4
Total Aset (khusus KUK 3 dan
4) 100 < X < 125 2 Cukup Sehat 3
125 < X < 150 3 Kurang Sehat 2
>150 4 Tidak Sehat 1

Rasio Kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri (ekuitas). Rasio ini merupakan persentase sumber modal pinjaman non anggota/modal luar koperasi dalam jangka panjang terhadap
modal sendiri KSPPS dan USPPS Koperasi. KSP dan USP Koperasi yang mempunyai kewajiban jangka panjang lebih tinggi dibandingkan ekuitas
98
memiliki potensi risiko yang tinggi jika terjadi kegagalan pembayaran atau pinjaman yang bermasalah dari pinjaman yang disalurkan. Kategori
sehat adalah lebih kecil sama dengan 100%, cukup sehat antara 100% sd 125%
Permodalan

Aspek yang Pendekat


Bobot
Komponen an
No dinilai Penilaian
Penilaian
2. Kecukupan c. Modal Lembaga terhadap Total Aset
1,00 Kuantitatif
Pengelolaan Modal Lembaga Modal Lembaga
Permodalan c. terhadap Total --------------------------- x 100%
Aset Total Aset

a. Modal Pinjaman Anggota


terhadap Total Aset
b. Kewajiban Jangka Panjang Rasio (%) Nilai Kategori Skor
terhadap Ekuitas
c. Modal Lembaga terhadap ≥ 10 1 Sehat 4
Total Aset (khusus KUK 3 dan
4) 7 < X < 10 2 Cukup Sehat 3
4<X<7 3 Kurang Sehat 2
0<X<4 4 Tidak Sehat 1

Rasio Modal lembaga terhadap total aset merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara modal lembaga dengan total aset. Modal
lembaga
99 terdiri dari cadangan umum, cadangan risiko dan hibah. Semakin tinggi rasio ini maka memberikan dampak positif bagi permodalan.
Kategori sehat adalah lebih besar sama dengan 10%, cukup sehat yaitu antara 7% sd 10%
PENETAPAN PREDIKAT KESEHATAN KSP/USP

KRITERIA BOBOT KRITERIA NILAI

TATA KELOLA 30 % SEHAT 80 ≤ X ≤ 100

PROFIL RESIKO 15 %
CUKUP SEHAT 66 ≤ X < 80
KINERJA KEUANGAN 40 %
DALAM PENGAWASAN 51 ≤ X < 66
PERMODALAN 15 %
DALAM PENGAWASAN
< 51
100 % KHUSUS
Membuat Analisis Hasil Perhitungan Penkes

Buat analisis
untuk
Bandingkan mencapai/
dengan table mendekati skor
skor  Lihat optimal
Teliti Skor
rendah skor optimal
dan skor
diperoleh

10
2
ANALISIS DAN REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN (CONTOH)

No Kondisi Negatip / Identifikasi Penyebab Identifikasi Akibat Rekomendasi


Kelemahan
1. NPL tinggi sebesar 22,11% 1. disebabkan karena 1. Uang Masuk dari Angsuran 1. mengidentifikasi penyebab
kondisi Tidak Sehat analisis pinjaman tidak Pokok dan pendapatan terjadinya pinjaman
dilakukan sehingga jasa menurun, bermasalah
pemberian pinjaman atas 2. perputaran kembali tidak 2. melakukan penyelesaian
dasar kasihan dapat dilakukan sehingga pinjaman bermasalah untuk
2. tidak ada jaminan yang potensi pendapatan masing-masing penyebab
cukup kembali hilang kredit macet
3. tidak ada instrumen 3. Likwiditas semakin berkurang 3. membuat peraturan khusus
denda yang mendorong tentang analisis pinjaman
anggota untuk taat 4. melakukan pembelajaran
mengangsur mandiri tentang proses analisis
4. hilangnya mata pencarian pinjaman melalui diskusi di
internal koperasi/diskusi-
diskusi di forum koperasi, studi
banding di koperasi sekitar
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai