1.pemeriksaan Kesehatan Koperasi Yudhi N BLITAR 24 OKTOBER 2023
1.pemeriksaan Kesehatan Koperasi Yudhi N BLITAR 24 OKTOBER 2023
KESEHATAN KOPERASI
RIWAYAT PEKERJAAN
2010 – 2016 : Bidang Koperasi dan PMKM,
Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri.
2017 – sekarang : Bidang Kelembagaan dan Pengawasan,
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kediri.
2020 – sekarang : Fasilitator Perkoperasian
Substansi KJK.026.01577.FS.2020
Methodologi FIT.444.02992.2020
PENILAIAN KESEHATAN (LAMA) PEMERIKSAAN KESEHATAN KOPERASI (BARU)
PEDOMAN TEKNIS:
PEDOMAN TEKNIS:
1 Permodalan 15 10
2 Kualitas Aktiva Produktif 25 20
3 Manajemen 15 15
4 Efisiensi 10 10
5 Likuiditas 15 15
6 Kemandirian dan pertumbuhan 10 10
7 Jatidiri koperasi 10 10
8 Prinsip syariah 10
100 100
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (baru)
01 02 03 04
Tata Kelola Profil Risiko Kinerja Keuangan Permodalan
5
1. PRINSIP KOPERASI
A. TATA KELOLA 2. KELEMBAGAAN
30% 3. MANAJEMEN
Koperasi Syariah ditambah Prinsip kepatuhan
Syariah
1. RISIKO INHEREN
B. PROFIL RISIKO
15% 2. KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO (KPMR)
PEMERIKSAAN
KESEHATAN 1. EVALUASI KINERJA KEUANGAN
KOPERASI C. KINERJA KEUANGAN
2. MANAJEMEN KEUANGAN
40%
3. KESINAMBUNGAN KEUANGAN
1. KECUKUPAN PERMODALAN
D. PERMODALAN
15% 2. KECUKUPAN PENGELOLAAN
PERMODALAN
Hasil Pengawasan Koperasi
TATA KELOLA
PROFIL RISIKO
5 Variabel 6 Variabel
34 Indikator 72 Indikator
Juknis no 15 tahun 2021
KINERJA KEUANGAN
PERMODALAN
2 Variabel 3 Variabel
Juknis no 15 tahun 2021
A. TATA KELOLA
I. PRINSIP
KOPERASI
(1). Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
d. Semua anggota berhak dipilih dan memilih untuk menjadi pengawas koperasi;
5. Kemandirian b. Pengelolaan koperasi dilakukan atas dasar tidak tergantung oleh pihak
eksternal.
c. Untuk mengetahui ukuran ini lihat neraca koperasi bandingkan jumlah besaran
item tersebut
I. PRINSIP Juknis no 15 tahun 2021
KOPERASI
a. Bagian SHU untuk pendidikan perkoperasian untuk pengurus
b. Ada kerjasama yang dilakukan koperasi yang dilakukan koperasi dalam bidang
permodalan
7. Kerjasama
koperasi c. Ada kerjasama yang dilakukan koperasi dalam bidang organisasi dan
pengembangan SDM
II. KELEMBAGAAN
1. Legalitas Badan Hukum Koperasi
3. Anggaran Dasar
4. Keanggotaan
5. Kelengkapan Organisasi
Juknis no 15 tahun 2021
II. KELEMBAGAAN
a. Keabsahan dokumen badan hukum
1. Legalitas
Badan Hukum b. Kesesuaian jenis usaha dengan dokumen badan hukum
Koperasi
c. Kesesuaian lokasi koperasi dengan dokumen badan hukum
III.
MANAJEMEN
1. Manajemen Umum
2. Manajemen Kelembagaan
3. Manajemen Permodalan
4. Manajemen Aset
5. Manajemen Likuiditas
III. Juknis no 15 tahun 2021
MANAJEMEN
a. Ketersedian visi, misi dan tujuan koperasi;
1. Manajemen
b. ketersedian rencana kerja baik jangka panjang dan jangka pendek;
Umum
c. pengukuran dan evaluasi atas rencana kerja
B. PROFIL RISIKO
I. RISIKO INHEREN
II. KUALITAS
PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO (KPMR)
Risiko Yang Dihadapi
I. RISIKO INHEREN
2. Risiko Operasional
3. Risiko Kepatuhan
4. Risiko Likuiditas
5. Risiko Reputasi (KUK III &
IV)
6. Risiko Strategik (KUK III
& IV)
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN
a. Aset produktif terhadap total
aset
- Aset produktif adalah penyediaan dana dalam mata uang rupiah untuk
memperoleh penghasilan dalam bentuk pembiayaan, SBI dan penempatan pada bank
lain
- Total Aset adalah jumlah aset pada laporan posisi keuangan koperasi
- Semakin tinggi semakin besar kemungkinan koperasi mengalami gagal pihak
lawan (bank/nonbank) dalam memenuhi kewajiban
- Rasio optimal adalah dibawan 95%
1. Risiko
Pinjaman/ b. Piutang pinjaman yang diberikan thd total aset
Pembiayaan produktif
- Piutang pinjaman adalah seluruh pinjaman yang diberikan baik kepada anggota
maupun nonanggota
- Total aset produktif adalah penyediaan dana koperasi dalam mata uang rupiah
untuk memperoleh penghasilan dalam bentuk pembiayaan dan penempatan pada
koperasi dan bank lain.
- Makin tinggi rasio ini makin tinggi kemungkinan kopersi gagal bayar thd
pihak lain.
- Rasio optimal adalah dibawah 75%
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN
a. Skala usaha dan struktur
organisasi
- Skala usaha koperasi didukung dengan kapasitas sumber daya yang cukup dan
memadai
- Struktur organisasi terpenuhi lengkap sesuai ketentuan tata kelola koperasi
- Terdapat peran aktiff dari pihak yang terdapat pada struktur organisasi
koperasi
- Pihak yang tercntum dalam struktur organisasi memberikan kontribusi positif
atas uraian tugas yang diberikan.
2. Risiko b. Keberagaman produk dan/atau
Operasional jasa
- Koperasi memiliki produk/jasa yang beragam selain kegiatan usaha utama
- Layanan produk/jasa selain yang utama didukung dengan kemampuan dan keahlian
internal koperasi.
- Layanan produk/jasa selain yang utama masih sesuai dengan pelayanan utama
koperasi
- Ragam layanan produk/jasa dilaksanakan secara langsung dengan dukungan
sumber daya koperasi.
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN
4. Risiko Likuiditas
Merupakan penilaian
terhadap kemampuan a. Aset likuid terhadap total aset, semakin rendah
atau komitmen prosentasenya semakin tinggi resikonya, sehat jika
pendanaan yang dapat nilai diatas 15%
dihunakan jika b. Aset likuid terhadap kewajiban lancar, semakin
dibutuhkan sewaktu rendah prosentasenya semakin tinggi resikonya,
waktu, Ada 3 sehat jika nilai diatas 21%
indikator. c. Penilaian terhadap seberapa luas dan besar koperasi
memiliki pendanaan yang dapat digunakan jika
dibutuhkan. Ada 5 subindikator
Juknis no 15 tahun 2021
I. RISIKO INHEREN
a. Kredibilitas Koperasi
- Tidak terdapat pemberitaan negatif mengenai institusi atau organisasi koperasi
- Tidak terdapat pemberitaan negatif mengenai personil pengurus, pengawas , pengelola dan
atau anggota
- Pengaduan anggota diadministrasikan dengan terbit dan informatif (ada, lengkap, rutin)
- Penilaian terhadap realisasi rencana bisnis dibandingkan dengan target yang ditetapkan,
a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit dan fungsi
Manajemen Risiko kredit
b. Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko kredit dan penetapan limit risiko kredit yang
Prosedur dan
ditetapkan oleh pengurus
Limit Risiko
c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka penerapan
Manajemen Risiko kedit
a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung pengurus dalam
pengambilan keputusan terkait risiko kredit.
c. Proses dan b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko kredit telah dilaksanakan
sistem informasi
manajemen c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi informasi terkait
Risiko mitigasi risiko kredit
a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit dan
fungsi Manajemen Risiko operasional
b. Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko operasional dan penetapan limit risiko
Prosedur dan kredit yang ditetapkan oleh pengurus
Limit Risiko
c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka penerapan
Manajemen Risiko operasional
a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung
pengurus dalam pengambilan keputusan terkait risiko operasional.
c. Proses dan b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko operasional telah dilaksanakan
sistem
informasi c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi informasi
manajemen terkait mitigasi risiko operasional
Risiko
d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko
operasional, menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan
tindaklanjut atas temuan pemeriksaan
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)
a) Koperasi telah memiliki kecukupan organisasi yang menangani fungsi kredit dan fungsi
Manajemen Risiko kepatuhan
b. Kebijakan,
b) Koperasi memiliki prosedur manajemen risiko kepatuhan dan penetapan limit risiko
Prosedur dan kredit yang ditetapkan oleh pengurus
Limit Risiko
c) Pengurus telah menerapkan kebijakan pengelolaan SDM dalam rangka penerapan
Manajemen Risiko operasional
a) Koperasi telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang mendukung pengurus
dalam pengambilan keputusan terkait risiko kepatuhan
c. Proses dan b) Sistem pengendalian internal terhadap risiko kepatuhan telah dilaksanakan
sistem
informasi c) Koperasi memiliki kebijakan dan prosedur penyelenggaraan teknologi informasi terkait
manajemen mitigasi risiko kepatuhan
Risiko
d) Melaksanakan audit secara berkala terhadap penerapan manajemen risiko
kepatuhan menyampaikan laporan hasil audit internal, dan memastikan tindaklanjut
atas temuan pemeriksaan
Juknis no 15 tahun 2021
II. PENILAIAN DAN PENETAPAN TINGKAT KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR)
Kinerja Keuangan
1. Rentabilitas &
Kemandirian 1. Kualitas Aset 1. Pertumbuhan
2. Efisiensi 2. Likuiditas 2. Aspek Jatidiri
54
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
Kinerja Keuangan :
1. Evaluasi Kinerja Keuangan
2. Manajemen Keuangan
3. Kesinambungan Keuangan
55
Menghitung Rasio &
Mendapatkan Skor Cara mendapatkan nilai kredit atau skor masing-masing komponen,
mengacu Lampiran C.1 Juknis Deputi Bidang Perkoperasian No. 15 Tahun
2021 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
Merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU Bersih (setelah pajak) dari total aset yang dimiliki.
Strategi pencapaiannya adalah dengan meningkatkan pendapatan koperasi, misalnya dengan menyediakan skim pembiayaan yang lebih
58
beragam, membuka jaringan pelayanan
Efisiensi pengelolaan koperasi
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio
Merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU Bersih dibandingkan dengan Total modal sendirinya.
Strategi pencapaiannya antara lain :
Meningkatkan pendapatan koperasi, misalnya dengan menyediakan skim pinjaman yang lebih beragam, membuka jaringan pelayanan, dll
59
Melakukan efisiensi usaha
Meningkatkan jumlah ekuitas (simpanan pokok, wajib , dll)
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio
Nilai rasio yang kecil (tapi logis) menunjukan capaian yang berhasil
Strategi pencapaiannya antara lain :
64
Meningkatkan pendapatan operasional
Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat
Kinerja Keuangan
I. Evaluasi Kinerja
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio
Nilai rasio yang kecil (tapi logis) menunjukan capaian yang berhasil
Strategi pencapaiannya antara lain :
Meningkatkan volume pinjaman produktif (beragam skim pembiayaan), menabah jumlah anggota
65
Melakukan efisiensi operasional, meningkatkan modal kerja
Menjalin kerjasama dengan koperasi lain untuk perguliran
Kualitas Aset Likuiditas
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio
Hasilnya menunjukan ukuran besarnya piutang/pembiayaan yang diberikan kepada anggota dibandingkan dengan total piutangyang ada.
Strategi pencapaiannya antara lain :
67
Meningkatkan volume pinjaman produktif (beragam skim pembiayaan) anggota, menabah jumlah anggota
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Aspek yang
Keuangan No dinilai
Komponen Rasio
Hasilnya menunjukan ukuran % besarnya Piutang dibandingkan dengan Dana yang diterima.
Semakin besar alokasi Dana yang diterima (total pasiva – utang pajak – utang biaya) untuk Piutang menunjukan kinerja yang baik.
Strategi pencapaiannya antara lain :
74
Meningkatkan volume piutang, misalnya dengan menyediakan skim pembiayaan yang lebih beragam, membuka jaringan pelayanan
Memperkuat modal kerja
Kinerja Keuangan
II. Manajemen
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio ini membandingkan antara nilai investasi jangka panjang dibandingkan dengan total aset. Investasi jangka panjang sebaiknya optimal tidak
terlalu
77 besar, karena lebih utama dana di distribusikan sebagai piutang. Kategori sehat (baik) rasio investasi jangka panjang terhadap total aset
sebanyak-banyaknya adalah sebesar 5% (< 5)
Pertumbuhan Aspek Jati Diri
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio Pertumbuhan aset menunjukkan perbandingan antara aset periode berjalan dengan periode sebelumnya. Pertumbuhan aset yang positif
menunjukkan
79 kemampuan yang baik dalam mengelola sumber daya keuangan koperasi. Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan aset sekurang-
kurangnya adalah sebesar 10%. (> 10)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Keuangan
b. Dana Diterima Tahun Berjalan terhadap Dana
%
Diterima Tahun Lalu
Pertumbuhan
1. Pertumbuhan b. Dana Diterima Dana Diterima Tahun Berjalan
------------------------------------------- x 100%
Diterima Tahun Lalu
a. Pertumbuhan Aset
Rasio Pertumbuhan Dana yang Diterima menunjukkan kepercayaan anggota maupun calon anggota terhadap koperasi. Semakin bertambahnya
nilai dana yang diterima dari tahun sebelumnya menggambarkan ketersedian dana yang lebih besar untuk dapat disalurkan dalam bentuk
pinjaman dan pembiayaan. Rasio ini membandingkan nilai dana yang diterima tahun berjalan dengan dana yang diterima tahun sebelumnya. Jika
nilai80pertumbuhan dana yang diterima negatif menunjukkan bahwa terjadi penurunan terhadap ketersediaan dana yang diterima tersebut.
Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan dana diterima sekurang-kurangnya sebesar 10% (> 10)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio Pertumbuhan Ekuitas mengukur perubahan dari ekuitas tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin
81Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan ekuitas sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% (> 10)
baik.
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio Pertumbuhan Hasil Usaha Bersih merupakan rasio yang membandingkan antara hasil usaha bersih tahun tertentu dengan hasil usaha bersih
tahun
82 sebelumnya. Nilai yang tumbuh secara positif pada setiap tahunnya menunjukkan kondisi yang baik. Namun sebaliknya kondisi yang negatif
menunjukkan kondisi yang kurang baik. Kategori sehat (baik) rasio pertumbuhan hasil usaha bersih sekurang-kurangnya adalah sebesar 5%. (> 5)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio Pertumbuhan Pinjaman yang diberikan menunjukkan perbandingan antara pinjaman yang diberikan tahun berjalan dengan pinjaman yang
diberikan pada tahun sebelumnya. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin baik sebab menunjukkan potensi pinjaman yang tersalurkan semakin
83 selama nilainya tumbuh posistif. Namun jika nilai ini tumbuh dengan nilai negatif menunjukkan kondisi yang kurang baik. Kategori sehat
besar
(baik) rasio pertumbuhan pembiayaan sekurang-kurangnya adalah sebesar 10%. (> 10)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio Pendapatan Utama terhadap total pendapatan merupakan rasio yang membandingkan antara pendapatan operasional utama dengan total
pendapatan.
84 Semakin tinggi nilai ini semakin baik sebab sumber utama pendapatan adalah dari pinjaman yang diberikan kepada anggota.
Kategori ehat (baik) rasio pendapatan utama terhadap total pendapatan sekurang-kurangnya adalah sebesar 85% (> 85)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Members Share Capital Effect menunjukkan perbandingan SHU Bersih dengan simpanan pokok dan simpanan wajib. Rasio ini menunjukan
kontribusi
85 modal yang berasal dari anggota terhadap keuntungan. Selain itu, rasio ini menunjukan seberapa jauh tanggungan akhir yang dipikul
oleh anggota ketika terjadi risiko. Kategori sehat (baik) rasio members share capital effect sekurang-kurangnya adalah sebesar 30% (> 30)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio partisipasi simpanan anggota menunjukkan tingkat keaktifan anggota dalam hal simpanan. Kategori sehat (baik) rasio partisipasi simpanan
86 sekurang-kuranganya adalah sebesar 75% (> 75) dan menjadi cukup sehat (cukup baik) apabila sekurang-kurangnya 50% ( > 50)
anggota
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio pelayanan anggota adalah perbandingkan antara dana yang disalurkan kepada anggota dibandingkan dengan dana yang dihimpun dari
anggota.
87 Kategori sehat(baik) sekurang-kurangnya adalah sebesar 100%. (> 100) dan menjadi cukup sehat (cukup baik) apabila sekurang-
kurangnya 75% ( > 75)
Kinerja Keuangan
III. Kesinambungan
Keuangan Aspek yang
Komponen Rasio
No dinilai
Rasio biaya pembinaan, pendidikan dan pelatihan pengurus, pengawas dan anggota koperasi terhadap SHU kotor merupakan rasio yang
membandingkan antara biaya pembinaan, pendidikan dan pelatihan pengurus, pengawas dan anggota koperasi dengan SHU kotor. Rasio ini
88
mengukur upaya dalam meningkatkan kapasitas koperasi untuk pembinaan, pendidikan dan pelatihan penting dilakukan agar kompetensi dan
kemampuan sumber daya manusia pengurus dan pengelola dapat memenuhi standar pelayanan. Kategori sehat (baik) rasio biaya pembinaan
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
Permodalan
Permodalan :
1. Kecukupan Permodalan
2. Kecukupan Pengelolaan Permodalan
90
Ekuitas Terhadap Total Aset Kecukupan Modal
Permodalan
> 30 1 Sehat 4
20 < X < 30 2 Cukup Sehat 3
10 < X < 20 3 Kurang Sehat 2
0 < X < 10 4 Tidak Sehat 1
Rasio yang menunjukkan perbandingan antara ekuitas dengan total aset. Penilaian rasio ekuitas terhadap total aset dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan ekuitas dalam mendukung pendanaan terhadap total aset. Rasio ekuitas terhadap total aset menunjukkan kemampuan sumber
dana internal yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, modal penyetaraan, modal/sumbangan/donasi, cadangan umum, cadangan
92 risiko, dan hasil usaha belum dibagi terhadap total aset yang dimiliki KSP dan USP Koperasi pada tahun tertentu. Kategori sehat adalah
tujuan
lebih besar sama dengan 30%, cukup sehat adalah diantara 20% sd 30%.
Permodalan
Aspek yang Pendekat
Bobot
Komponen an
No dinilai Penilaian
Penilaian
c. Modal Tertimbang terhadap ATMR
1,00 Kuantitatif
1. Kecukupan Kecukupan Modal Modal Tertimbang
Permodalan b. ------------------------- x 100%
ATMR
≥8 1 Sehat 4
6≤ x<8 2 Cukup Sehat 3
4≤ x<6 3 Kurang Sehat 2
<4 4 Tidak Sehat 1
Rasio kecukupan modal yaitu perbandingan antara modal tertimbang dengan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) dikalikan dengan 100%.
Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko. ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aset KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko. Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aset yang ada dalam neraca dengan
93 risiko masing-masing komponen aset. Kategori sehat rasio kecukupan modal adalah lebih besar sama dengan 8%, cukup sehat antara 6% sd
bobot
8%
PERHITUNGAN MODAL TERTIMBANG MENURUT RISIKO
Bobot
Modal/Aktiva
Komponen Modal / Aktiva Nilai (Rp) Pengakuan
Tertimbang
Risiko (%)
(1) (2) (3) (2) X (3)
KOMPONEN MODAL SENDIRI
Simpanan pokok 100%
Simpanan wajib 100%
Modal Penyetaraan 100%
Modal sumbangan/hibah 100%
Cadangan umum 100%
Cadangan tujuan risiko (penyisihan
piutang tak tertagih) 50%
Jumlah SHU belum dibagi 50%
JUMLAH MODAL TERTIMBANG
PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO
Bobot Pengakuan Modal/Aktiva
KOMPONEN ATMR Nilai (Rp)
Risiko (%) Tertimbang
Kas 0%
Bank 0%
Deposito (Simpanan berjangka) 20%
Simpanan Sukarela pada Koperasi Lain 0%
Simpanan Berjangka pada Koperasi Lain 20%
Surat Berharga 50%
Piutang Pinjaman Anggota 100%
Piutang Pinjaman Non Anggota / Calon Anggota 100%
Piutang Pinjaman pada Koperasi Lain 100%
Penyisihan Piutang tak tertagih 0%
Beban Dibayar Dimuka 0%
Pendapatan Akan Diterima 50%
Aktiva lancar lainnya 0%
JUMLAH ASET LANCAR
Penyertaan Pada Koperasi Sekundair / Lainnya 100%
Investasi Saham / Obligasi Jangka Panjang 100%
Investasi Jangka Panjang Lain 100%
Jumlah Penyertaan
Aktiva Tetap
Harta Tetap 100%
(Akml Penyusutan H. tetap) 0%
Nilai Netto Harta Tetap
Aktiva Lain-lain 100%
Total Asset ATMR
Modal Pinjaman Anggota tehadap Total Aset
Kewajiban Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Permodalan
Rasio Kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri (ekuitas). Rasio ini merupakan persentase sumber modal pinjaman non anggota/modal luar koperasi dalam jangka panjang terhadap
modal sendiri KSPPS dan USPPS Koperasi. KSP dan USP Koperasi yang mempunyai kewajiban jangka panjang lebih tinggi dibandingkan ekuitas
98
memiliki potensi risiko yang tinggi jika terjadi kegagalan pembayaran atau pinjaman yang bermasalah dari pinjaman yang disalurkan. Kategori
sehat adalah lebih kecil sama dengan 100%, cukup sehat antara 100% sd 125%
Permodalan
Rasio Modal lembaga terhadap total aset merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara modal lembaga dengan total aset. Modal
lembaga
99 terdiri dari cadangan umum, cadangan risiko dan hibah. Semakin tinggi rasio ini maka memberikan dampak positif bagi permodalan.
Kategori sehat adalah lebih besar sama dengan 10%, cukup sehat yaitu antara 7% sd 10%
PENETAPAN PREDIKAT KESEHATAN KSP/USP
PROFIL RESIKO 15 %
CUKUP SEHAT 66 ≤ X < 80
KINERJA KEUANGAN 40 %
DALAM PENGAWASAN 51 ≤ X < 66
PERMODALAN 15 %
DALAM PENGAWASAN
< 51
100 % KHUSUS
Membuat Analisis Hasil Perhitungan Penkes
Buat analisis
untuk
Bandingkan mencapai/
dengan table mendekati skor
skor Lihat optimal
Teliti Skor
rendah skor optimal
dan skor
diperoleh
10
2
ANALISIS DAN REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN (CONTOH)