Anda di halaman 1dari 24

RINGKASAN PIMPINAN

PENGELOLAAN PROGRAM
DAN LAPORAN KEUANGAN
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
TAHUN 2018
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
DAN LAPORAN KEUANGAN
PENGELOLAAN PROGRAM
RINGKASAN PIMPINAN

RINGKASAN LAPORAN
PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
2014 2018 2019 (Akhir Tahun)
1. Mulai beroperasi 1. Kesinambungan Operasi
2. 121,6 juta peserta 2. 257,5 juta peserta (95% populasi
208,05 Juta
(49% populasi) menurut RPJMN 2014 – 2019)
3. Manfaat medis standar dan 3. Manfaat medis standar dan manfaat
manfaat non-medis sesuai kelas non-medis sesuai standar
rawat 4. Kontrak fasilitas kesehatan cukup
4. Kontrak fasilitas kesehatan 23.298 FKTP 5. Peraturan direvisi secara rutin
5. Menyusun aturan teknis
2.455 FKRTL 6. Indeks kepuasan peserta 85%
6. Indeks kepuasan peserta 75% 79,7 % 7. Indeks kepuasan fasilitas
7. Indeks kepuasan fasilitas kesehatan 80%
kesehatan 65% 75,8 % 8. BPJS dikelola secara terbuka,
8. BPJS dikelola secara terbuka, Predikat GG efisien, dan akuntabel
efisien, dan akuntabel ”Sangat Baik”
WTM ke-5x
DAFTAR ISI

03 DAFTAR ISI
04 DAFTAR SINGKATAN

07 I. PENDAHULUAN

08 II. TIGA FOKUS UTAMA TAHUN 2018

08 FOKUS PERTAMA
08 MENJAGA KESINAMBUNGAN PROGRAM JKN-KIS
14 FOKUS KEDUA
14 KEPUASAN PESERTA
16 FOKUS KETIGA
16 EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM PENGELOLAAN
PROGRAM

17 III. MENUJU CAKUPAN SEMESTA

18 IV. PENGHARGAAN

19 V. HAL YANG PERLU DUKUNGAN


PEMERINTAH DAN INSTITUSI LAIN
DAFTAR SINGKATAN

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


BBM : Bahan Bakar Minyak
BNI : Bank Negara Indonesia
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BPTSP : Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
BRI : Bank Rakyat Indonesia
BU : Badan Usaha
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
DJS : Dana Jaminan Sosial
DJSN : Dewan Jaminan Sosial Nasional
e-Dabu : Elektronik Data Badan Usaha
Faskes : Fasilitas Kesehatan
FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GG Good Governance
ICCA : Indonesia Corsec dan Corpcomm Award
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
JKN-KIS : Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
KIS : Kartu Indonesia Sehat
KK : Kartu Keluarga
NIK : Nomor Induk Kependudukan
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PBPU : Peserta Bukan Penerima Upah
PPU : Pekerja Penerima Upah
PPU BU : Peserta Penerima Upah Badan Usaha
PRB : Program Rujuk Balik
PRIA : Public Relations Indonesia Awards
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RS : Rumah Sakit
SDGs : Sustainable Development Goals
SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional
UHC : Universal Health Coverage
Vedika : Verifikasi Digital Klaim
WTM Wajar Tanpa Modifikasian

04 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
5
TAHUN
MASA IMPLEMENTASI
1 Januari 2014 - 31 Desember 2018
WTM : Hasil audit KAP sebagaimana
perintah UU SJSN dan UU BPJS. BPJS

5
Kesehatan di tahun 2018 mendapatkan
TAHUN BERTURUT-TURUT
Berhasil Memperoleh Opini
Wajar Tanpa Modifikasian atau yang lebih dikenal sebagai Wajar
dari Akuntan Publik Tanpa Pengecualian (WTP).

27
OPINI WTM
KE-
Sejak Periode PT ASKES

Aspek komitmen penerapan tata kelola


yang baik mendapat predikat sangat baik

Aspek Dewan Pengawas mendapat


predikat sangat baik

Aspek Direksi mendapat


predikat sangat baik

2
Aspek pengungkapan dan

,7
keterbukaan informasi
mendapat predikat baik al
ktu

5
a
or al

8
Sk i m
a ks alui
r m
m el
o
i sk elah
r t
GG: Hasil assessment BPKP terhadap
Da 0 se en*
Good Governance BPJS Kesehatan 10 esm
di tahun 2018 mencapai predikat as
tertinggi yaitu Sangat Baik dengan
skor 85,72.

A T
G
N IK
*)Sumber :
Hasil Pengukuran (Asesmen) Tata Kelola yang Baik
Tahun 2018 oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
A
S BA
Pembangunan (BPKP)

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 05
06 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
“Kita semuanya tahu sehat itu segalanya, sehat itu segalanya.
Saya sering mengatakan kesehatan itu veto, kesehatan itu
pengali nol. Walaupun hebat sehebat apapun, jabatannya
setinggi apapun kalau sakit ya berarti terkena veto, tidak bisa
berbuat. Kalau pas sehat kita sering lupa tapi begitu sakit
baru ingat ini (kesehatan). Walaupun pintar, nilainya 10, kalau
sakit nilainya 10 x 0 ya sama dengan 0, tidak bisa apa-apa“.

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Kongres Perhimpunan


Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) XIV, 17 Oktober 2018, di Jakarta
Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.

I. PENDAHULUAN
Sehat itu segalanya....kesehatan itu veto..!” Sepenggal Pemerintah Indonesia sendiri memiliki komitmen yang
kalimat Presiden Jokowi pada saat Pembukaan Kongres sama dalam melaksanakan SDGs. Sesuai Peraturan
PERSI di Jakarta Oktober 2018 lalu, menyadarkan kita Presiden Nomor 59 Tahun 2017, pemerintah mendukung
bahwa tanpa sehat, siapa pun kita sama dengan UHC melalui program UHC komprehensif yaitu Jaminan
terkena veto. Ketika veto, maka pengalinya adalah Kesehatan Nasional (JKN). Sejalan dengan hal tersebut,
nol, dan ketika nol itu artinya kita tidak bisa berbuat sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan
apa-apa. Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,
disebutkan bahwa salah satu sasaran pokok RPJMN
Begitu pentingnya sehat, sehingga WHO mendefinisikan 2015-2019 adalah meningkatnya cakupan pelayanan
sehat sebagai “Health is a state of complete physical, kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat
mental and social well-being and not merely the absence (KIS) dan pengelolaan SJSN Kesehatan.
of diseases or infirmity”.Sehat adalah kondisi fisik, mental
dan sosial yang lengkap, bukan sekadar tidak ada penyakit Selama 5 tahun (2014-2018), program JKN-KIS yang
atau pun kelemahan, namun dalam kondisi yang baik digawangi oleh BPJS Kesehatan secara nyata telah
dan siap digunakan. Untuk mendukung hal ini, WHO memberikan dampak signifikan terhadap pemberian
kemudian mengkampanyekan gerakan tagar #HealthforAll. kesempatan jaminan pelayanan kesehatan dan
Gerakan ini mengandung makna bahwa semua orang peningkatan taraf kesehatan bagi seluruh masyarakat
dapat mengakses layanan kesehatan kapan pun dan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan cakupan peserta
dimanapun saat dibutuhkan, tanpa kendala finansial. yang meningkat dari semula 133.423.653 jiwa atau
52,91% terhadap jumlah penduduk Indonesia di tahun
Untuk bisa mewujudkan #HealthforAll, cakupan 2014, menjadi 208.054.199 jiwa atau 78,46% terhadap
kesehatan semesta atau Universal Health Coverage jumlah penduduk Indonesia di akhir tahun 2018. Jumlah
(UHC) perlu diwujudkan. Tercapainya UHC merupakan pemanfaatan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat
salah satu target dari tujuan ketiga pembangunan Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals Lanjutan (FKRTL) juga meningkat tajam dari semula
(SDGs) yang dicanangkan pada tahun 2015. 92,3 juta pemanfaatan di tahun 2014, menjadi 233,9

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 07
juta di akhir tahun 2018. Demikian pula dengan faskes pendapatan tidak dapat menutup pengeluaran, dan
kerja sama mengalami peningkatan signifikan, yaitu diperparah dengan tingginya klaim untuk penyakit
semula 18.437 FKTP dan 1.681 FKRTL di tahun 2014, kronis. Disampaikan pula bahwa “23% peserta mandiri
menjadi 23.298 FKTP atau mengalami pertumbuhan banyak yang mendaftar ketika sakit, sementara sekitar
sebesar 26,37% dan 2.455 FKRTL atau mengalami 28% peserta yang tidak sakit di tahun 2015 (justru)
pertumbuhan sebesar 46,04% di akhir tahun 2018. berhenti membayar.”

Dampak lain yang dirasakan adalah terkait dengan Untuk menghadapi tantangan tersebut serta demi
angka harapan hidup yang meningkat dari 48 menjadi menjaga keberlangsungan program JKN-KIS, dukungan
69 tahun, kematian bayi menurun dari 76 kematian seluruh stakeholder tentu sangat dibutuhkan. BPJS
per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23 kematian per Kesehatan sendiri telah mempersiapkan langkah
1.000 kelahiran hidup. Hal ini belum termasuk dampak strategis melalui penetapan fokus utama yang menjadi
ekonomi, yaitu dalam hal penciptaan lapangan kerja landasan dalam menyusun arah dan kebijakan yang
baru, kontribusi terhadap peredaran uang di dalam dijalankan BPJS Kesehatan sepanjang tahun 2018.
negeri, memacu pertumbuhan industri dan lain-lain.

Kontribusi lain dampak JKN-KIS adalah terkait dengan


meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
II. TIGA FOKUS UTAMA
Indonesia dari tahun ke tahun. Selama periode 2010- TAHUN 2018
2018, nilai IPM Indonesia telah meningkat 4,86 poin,
yaitu dari 66,53 tahun 2010 menjadi 71,39 pada tahun Penetapan Fokus Utama BPJS Kesehatan di tahun 2018
2018. Angka ini meningkat sebesar 0,58 poin atau yaitu: 1) Menjaga Kesinambungan Program JKN-KIS; 2)
tumbuh sebesar 0,82 persen dibandingkan tahun 2017. Meningkatkan Kepuasan Peserta; dan 3) Efektif dan Efisien
Bila dilihat berdasarkan target APBN, yang menargetkan dalam Pengelolaan Program, merupakan cara BPJS Kesehatan
IPM sebesar 70,1 poin, hal ini membuktikan bahwa IPM dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang sudah
Indonesia sudah melampaui target. Selama periode terjadi dan akan terjadi dengan begitu cepat. Sebagaimana
tersebut, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,89% McKinsey Global Institute nyatakan bahwa perubahan
per tahun dan meningkat dari level “sedang” menjadi Revolusi Industri 4.0 yang saat ini sedang terjadi akan
“tinggi” mulai tahun 2016. Nilai IPM sendiri ditentukan menyebabkan 3.000 kali perubahan yang lebih cepat dari
oleh 3 komponen utama yaitu dimensi kesehatan, revolusi industri yang pertama. Ini artinya, selain mengatasi
dimensi pendidikan dan dimensi standar hidup layak. permasalahan yang ada saat ini, BPJS Kesehatan juga
Khusus untuk dimensi kesehatan terjadi peningkatan harus mampu merencanakan, melakukan perubahan
dari 70,90 di tahun 2016 menjadi 71,06 di tahun 2017. dalam proses layanan, dan mengantisipasi tantangan
Bayi yang lahir pada tahun 2018 memiliki harapan untuk perubahan revolusi industri dalam pemberian jaminan
dapat hidup hingga 71,20 tahun, lebih lama 0,14 tahun pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia,
dibandingkan dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya. serta dalam rangka menjaga keberlangsungan program
JKN-KIS untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Di balik berbagai kesuksesan di atas, bukan berarti tantangan Berikut adalah overview terhadap bagaimana BPJS
yang dihadapi dalam menyelenggarakan JKN-KIS menjadi Kesehatan menjalankan fokus strategisnya di tahun 2018.
lebih ringan. Tercatat dalam sebuah riset yang dilakukan
oleh Universitas Indonesia mengenai Universal Health
Coverage yang kemudian dipublikasikan The Lancet Paper FOKUS PERTAMA
pada Desember 2018 lalu, disampaikan bahwa terdapat
kelompok menengah yang hilang atau middle missing MENJAGA KESINAMBUNGAN
pada kepesertaan JKN-KIS yakni hanya 52% orang yang PROGRAM JKN-KIS
terdaftar pada usia 20-35 tahun. Padahal, di usia inilah Pada tahun 2018, manajemen BPJS Kesehatan menetapkan
biasanya mereka tidak akan sakit dalam waktu dekat. “Menjaga Kesinambungan Program JKN-KIS” sebagai
fokus pertama dalam mengelola program JKN-KIS. Fokus
Dalam riset tersebut juga dituliskan bahwa kendala tersebut ditetapkan agar kondisi likuiditas Dana Jaminan
lain yang ditemukan adalah rendahnya iuran sehingga Sosial (DJS) program JKN-KIS dapat terjaga dengan baik.

08 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
Permasalahan yang dihadapi terkait likuiditas DJS di Berbagai upaya tersebut telah membuahkan hasil.
sepanjang tahun 2018, masih disebabkan oleh besaran Selama tahun 2018, capaian BPJS Kesehatan dalam
iuran JKN yang belum sesuai angka keekonomian sebagai menjalankan fokus Menjaga Kesinambungan Program
akar persoalan utama, berimplikasi pada rasio biaya JKN-KIS, khususnya dalam rangka meningkatkan
manfaat yang melebihi angka pendapatan (rata-rata efektivitas perluasan peserta adalah sebagai berikut:
rasio klaim sebesar 115,03%), masih lemahnya 1. Selama tahun 2018 cakupan kepesertaan terus
kepatuhan pembayaran iuran khususnya di segmen mengalami peningkatan, capaian rekrutmen
PBPU, pendaftaran peserta dari Badan Usaha, serta peserta mencapai 20,07 juta jiwa atau mengalami
kesesuaian data gaji. pertumbuhan sebesar 10,68%. Kinerja
operasional BPJS Kesehatan, khususnya dalam
Upaya-upaya yang telah dilakukan terkait fokus Menjaga rekrutmen peserta mengalami pertumbuhan
Kesinambungan Program JKN-KIS diantaranya: yang sangat pesat s.d. 31 Desember 2017
A. Upaya peningkatan rekrutmen peserta potensial sebanyak 187,98 juta jiwa menjadi 208,05 juta
khususnya segmen PPU BU serta integrasi Jaminan jiwa per 31 Desember 2018. Pertumbuhan
Kesehatan Daerah (Jamkesda). peserta tertinggi diraih pada segmen peserta
B. Peningkatan kolektibilitas iuran dan piutang iuran Jamkesda yaitu sebesar 47,12% dengan jumlah
tidak tertagih. sebanyak 9,57 juta jiwa yang tersebar di seluruh
C. Mengoptimalkan kendali biaya dan kendali mutu. Kabupaten/Kota di Indonesia. Selanjutnya dari
D. Penerapan law enforcement (bagi fasilitas segmen peserta PBPU sebesar 22,45% dengan
kesehatan, peserta JKN-KIS dan Badan Usaha jumlah peserta sebanyak 5,70 juta jiwa, dan
yang melanggar). segmen peserta PPU BU sebesar 15,52% atau
jumlah peserta sebanyak 4,38 juta jiwa.
Upaya-upaya yang dilakukan tersebut diuraikan lebih
Grafik 1
lanjut sebagai berikut: Pertumbuhan Kepesertaan JKN-KIS per Segmen
Tahun 2018
A. Upaya Peningkatan Rekrutmen Peserta (Dalam Juta Jiwa)

Potensial 47,12%
Beberapa upaya yang dilakukan terkait peningkatan
rekrutmen peserta potensial diantaranya:
712.048

712.048
699.526
92
92

1. Pemasaran berbasis kepatuhan dalam rangka 22,45%


rekrutmen PPU BU dengan cara mendorong 15,52%
Pemda untuk menerbitkan regulasi kewajiban 3,37%
menjadi peserta JKN-KIS, bekerja sama dengan
33

31

2,62%
28

30

-0,30%
25

Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP)


20
17
17

dalam mensinergikan penyelenggaraan Program


5
5

Jaminan Sosial guna mendukung kemudahan


berusaha dengan BPJS Ketenagakerjaan, serta PBI APBN PPU P PPU BU PBPU BP JAMKESDA
pengembangan aplikasi e-Dabu. 2017 2018 Pertumbuhan (% yoy)

2. Pelaksanaan program canvassing, yaitu menyisir Total Jumlah Peserta:


seluruh Badan Usaha (BU) yang belum terdaftar, 2017 ► 187,98 juta jiwa
untuk memetakan BU berdasarkan wilayah/ 2018 ► 208,05 juta jiwa
area terkecil (Kelurahan, Kecamatan) agar
mendapatkan data potensi peserta, kemudian 2. Proporsi peserta Penerima Bantuan Iuran
dikunjungi dan diedukasi untuk mendaftar. (PBI) APBN mengalami penurunan per
3. Integrasi Jamkesda ke program JKN-KIS dalam 31 Desember 2014 dari sebesar 64,76%
rangka mencapai Universal Health Coverage menjadi 44,27% per 31 Desember 2018.
(UHC), sebagai upaya untuk meningkatkan Hal tersebut menunjukkan upaya maksimal
peran Pemerintah Daerah dalam kesinambungan dari duta BPJS Kesehatan dalam merekrut
progam JKN-KIS. peserta non PBI APBN (PPU P, PPU BU, BP,

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 09
PBPU, Jamkesda) untuk mendapatkan Proporsi pendapatan iuran peserta segmen
pendapatan iuran yang tidak hanya bersumber non PBI APBN per 31 Desember 2018 sebesar
dari APBN. Proporsi peserta non PBI APBN 68,90%. Perkembangan proporsi pendapatan
per 31 Desember 2018 mendominasi jumlah iuran segmen non PBI APBN (PPU P, PPU
peserta hingga mencapai 55,73%. BU, PBPU, BP, dan Jamkesda) mengalami
kenaikan cukup signifikan sebesar 17,85%
Grafik 2 dari tahun 2014, jika terhadap tahun
Perkembangan Proporsi Kepesertaan JKN-KIS
sebelumnya mengalami kenaikan proporsi
sebesar 3,06%. Sedangkan proporsi
pendapatan iuran peserta segmen PBI APBN
per 31 Desember 2018 sebesar 31,10%.
3.768.829

3.768.829

3.768.829

3.768.829

3.768.829
64,76%

56,02%

52,98%

49,14%

44,27%

Grafik 4
Perkembangan Proporsi Pendapatan Iuran
Tahun 2017-2018
55,73%
50,86%
47,02%
43,98%
35,24%

48,95%

37,74%

36,81%

34,16%

31,10%
3.768.829

3.768.829

3.768.829

3.768.829

3.768.829
2014 2015 2016 2017 2018

Non PBI APBN PBI APBN

68,90%
65,84%
63,19%
62,26%
51,05%

3. Seiring dengan pertumbuhan jumlah peserta


yang sangat signifikan, tentunya mempengaruhi
peningkatan pendapatan iuran. Berdasarkan
Laporan Keuangan per 31 Desember 2018 2014 2015 2016 2017 2018
(Audited), total pendapatan iuran mencapai
Non PBI APBN PBI APBN
Rp81,98 triliun mengalami kenaikan 10,41%
dari tahun sebelumnya sebesar Rp74,25 triliun.
Tiga segmen peserta dengan pertumbuhan Hal tersebut merupakan bukti kerja keras dan
pendapatan iuran tertinggi adalah segmen kerja cerdas duta BPJS Kesehatan dalam
PBPU sebesar 33,51%, Jamkesda sebesar mewujudkan keberlangsungan finansial melalui
30,68%, dan PPU BU sebesar 14,05%. peningkatan pendapatan iuran dari peserta
potensial khususnya PPU BU dan Jamkesda.
Grafik 3
Pertumbuhan Pendapatan Iuran per Segmen Peserta B. Peningkatan Kolektibilitas Iuran dan Piutang
Tahun 2017-2018
Iuran Tidak Tertagih
(Dalam Triliun Rupiah)
Beberapa upaya yang dilakukan terkait peningkatan
kolektibilitas iuran dan piutang iuran tidak tertagih
33,51%
30,68%
diantaranya:
712.048

712.048
25,49

699.526

1. Meningkatkan kepastian dan kemudahan


25,36

24,51

pembayaran iuran melalui perluasan jenis


21,49

dan jumlah channel pembayaran.


14,50

14,05%
2. Mengoptimalkan penagihan iuran kepada
13,82

31

peserta dan pemberi kerja melalui berbagai


30

4,90
20

3,31%
8,97

0,51% cara, seperti penagihan melalui surat,


6,72

6,80
5,21
1,71
1,65

telekolekting, sms blast.


PBI APBN PPU P PPU BU PBPU BP JAMKESDA
3. Mengoptimalkan rekonsiliasi iuran dengan
2017 2018 Pertumbuhan (% yoy)
Total Pendapatan Iuran:
2017 --> Rp74,25 triliun
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
2018 --> Rp81,98 triliun

10 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
PBI APBN Non PBI APBN

4. Membina peran aktif Kader JKN-KIS melalui Grafik 5


Grafik 5. Kolektibilitas IuranIuran
Kolektibilitas Bulan Januari
Tahun s.d. Desember 2018
2014-2018
kemitraan pihak ketiga dengan pola kerja
sama dan pertanggungjawaban yang jelas.
97,33% 97,60% 99,80% 100,21% 100,08%
5. Melakukan sosialisasi untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk membayar
iuran secara rutin.
6. Intensifikasi penagihan tunggakan iuran
menyasar para peserta PBPU yang
menunggak 4-12 bulan. Melalui mekanisme
yang telah ditetapkan, mitra BPJS Kesehatan
akan memberikan benefit bagi peserta PBPU
yang melunasi tunggakan iurannya seketika
itu juga.
7. Memperkuat pengawasan kepatuhan peserta
2014 2015 2016 2017 2018
dan pemberi kerja dalam membayar iuran,
melalui pengembangan kebijakan kepatuhan
dan pengawasan, kemitraan dengan Lembaga Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan
Pengawasan dan Kepatuhan, serta pemerintah khususnya Kementerian Keuangan
pengembangan Aplikasi Pengawasan dan Republik Indonesia yang senantiasa merealisasikan
Pemeriksaan Kepatuhan. iuran tepat waktu terutama peserta Penerima
8. Mengoptimalkan fungsi Kader JKN-KIS dalam Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta Penerima Upah
mengedukasi peserta, khususnya peserta (PPU) PNS, TNI/POLRI/PNS Kemhan/Polri, Pejabat
segmen Pekerja Bukan Penerima Upah Negara, Penerima Pensiun, Veteran, serta Perintis
(PBPU) mengenai pentingnya membayar Kemerdekaan.
iuran secara tepat waktu, agar status jaminan
pelayanan kesehatan selalu aktif dan terhindar C. Mengoptimalkan Kendali Biaya dan Mutu
dari risiko denda. Pelayanan Kesehatan
9. Mengembangkan Program Menabung Sehat Beberapa upaya yang dilakukan terkait kendali
bersama Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank biaya dan mutu pelayanan kesehatan diantaranya:
BRI, untuk memfasilitasi pembayaran 1. Implementasi Kapitasi Berbasis Komitmen
tunggakan iuran peserta PBPU melalui Pelayanan (KBK)
mekanisme angsuran bekerja sama dengan Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
Koperasi Nusantara. kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama, saat ini telah diterapkan pembayaran
Upaya-upaya tersebut telah membuahkan capaian yang Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
sangat baik. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember Pelayanan (KBK) yang telah dilaksanakan sejak
2018, total penerimaan iuran sebesar Rp82,04 triliun dari tahun 2016 pada Puskesmas di 33 ibu kota
total pendapatan iuran sebesar Rp81,98 triliun, sehingga Provinsi dengan jumlah 995 Puskesmas.
kolektibilitas iuran (rasio penerimaan iuran terhadap Penerapan pembayaran Kapitasi Berbasis
pendapatan iuran) mencapai 100,08%. Kolektibilitas iuran Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK)
dapat melampaui 100% karena terdapat penerimaan iuran sudah mulai dilakukan sesuai dengan Peraturan
yang dicatat pada pelaporan tahun 2018 dari hasil upaya- Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian
upaya kolekting yang dilakukan pada tahun 2018 atas Kesehatan dan Direktur Utama BPJS
tagihan tahun sebelumnya. Kesehatan Nomor HK.02.05/III/SK/089/2016
dan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi
Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan
pada FKTP.

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 11
Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan risiko klinis, termasuk mengurangi pembiayaan
Komitmen Pelayanan ini merupakan metode untuk obat yang secara klinis tidak berdampak
pembayaran yang sudah diterapkan di banyak siknifikan pada perbaikan kondisi peserta
negara yang berbasis social insurance. Sistem (Amy A et al., 2014).
pembayaran ini terbukti dapat meningkatkan
performa dari FKTP dalam memberikan Jumlah peserta PRB terdaftar per Desember
pelayanan kesehatan kepada peserta 2018 telah mencapai 1.027.597 jiwa mengalami
program. Kualitas pelayanan kesehatan yang pertumbuhan sebesar 21,45% dari bulan
diberikan oleh FKTP sangatlah penting, Januari 2018. Berikut grafik perkembangan
mengingat FKTP merupakan ujung tombak jumlah peserta PRB sepanjang tahun 2018:
dalam memberikan pelayanan kesehatan,
sekaligus sebagai gatekeeper pelayanan Grafik 6
Perkembangan Jumlah Peserta PRB
kesehatan. Bila kualitas FKTP tidak
Bulan Januari s.d. Desember 2018
ditingkatkan, angka rujukan akan terus
meningkat, sehingga bisa terjadi penumpukan (Jiwa)

pasien di rumah sakit.

1.027.597
1.010.339
1.007.391

880.419
863.086
978.826

842.280
922.269

921.517
908.966
897.520
882.473

819.246
855.491727.993
2. Perbaikan Sistem Rujukan dan Rujuk Balik

795.287
846.076699.526

840.728

777.181
763.256
755.311
742.171
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan
712.048

sistem rujukan berjenjang dan mengoptimalkan


kompetensi masing-masing tenaga medis
di semua tingkat pelayanan serta untuk
meningkatkan koordinasi antara pelayanan
primer dengan pelayanan rujukan, maka
dilaksanakanlah Program Rujuk Balik (PRB)
berbasis Medication Therapy Management
(MTM). Program PRB berbasis MTM ini
dilaksanakan untuk memaksimalkan terapi Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 Mei-18 Jun-18 Jul-18 Agus-18 Sep-18 Okt-18 Nop-18 Des-18

obat pada pasien-pasien polifarmasi yang


saat ini sudah dalam kondisi kronis stabil
dan terjadi pada perawatan di banyak rumah 3. Perbaikan Manajemen Klaim Faskes
sakit. Perbaikan manajemen klaim faskes
diantaranya dengan mengoptimalkan kualitas
MTM pertama kali diterapkan secara nasional layanan di rumah sakit melalui implementasi
pada tahun 2006 untuk peserta program Verifikasi Digital Klaim (Vedika). Mulai 1 Mei
Medicare Part D di Amerika Serikat, walaupun 2018, BPJS Kesehatan menerapkan
sebenarnya konsep serupa secara sporadis implementasi Vedika bagi fasilitas kesehatan
telah mulai diperkenalkan sejak tahun 90-an rujukan tingkat lanjutan (FKRTL).
(Amy A et al., 2014).Tujuan utama dari penerapan
MTM pada peserta Medicare Part D adalah Perkembangan teknologi informasi nyatanya
untuk meningkatkan kualitas dan keamanan lebih memudahkan berbagai hal, termasuk
terapi obat bagi peserta yang tergolong multi dalam proses verifikasi klaim tagihan
morbiditas (memiliki lebih dari satu penyakit pelayanan kesehatan Program JKN-KIS.
kronis maupun komplikasinya) mendapatkan Salah satu sasaran strategis organisasi adalah
polifarmasi, serta memiliki unit cost obat terwujudnya layanan Jaminan Kesehatan
> $4.000/setahun. MTM diharapkan dapat Nasional yang berkualitas dan berkeadilan
berdampak pada penurunan biaya resep obat, yang diukur dengan indikator tingkat kepuasan
meningkatkan kepatuhan peserta terhadap fasilitas kesehatan.
regimen/rencana pengobatan dan mengurangi

12 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
Untuk mencapai target kepuasan faskes, salah Lain bagi Pemberi Kerja Selain
satu upaya yang dilakukan adalah mempercepat Penyelenggara Negara dalam
proses verifikasi, sehingga rumah sakit Penyelenggaraan Program Jaminan
mendapatkan kepastian waktu pembayaran Kesehatan Nasional.
klaim lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan d. Peraturan Direksi BPJS Kesehatan
dengan proses klaim konvensional. Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman
Integrasi antar Fungsi untuk Penegakan
Tujuan dari implementasi vedika ini adalah Kepatuhan dalam Perluasan kepesertaan
meningkatkan kepuasan peserta melalui dan Peningkatan Kolektibilitas Iuran
peningkatan pelayanan di fasilitas kesehatan, bagi Peserta Pekerja Penerima Upah
meningkatkan kepuasan fasilitas kesehatan Badan Usaha Swasta.
terhadap proses administrasi klaim BPJS e. Surat Edaran Nomor 46 Tahun 2015
Kesehatan dan simplifikasi proses klaim Direktur Hukum, Komunikasi dan HAL
pelayanan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Tindak
Tingkat Lanjutan (FKRTL). Selain itu juga Lanjut atas Nota Kesepakatan Bersama
sentralisasi data dan peningkatan akurasi antara BPJS Kesehatan dengan
data pelayanan serta digitalisasi proses Kejaksaan RI.
penjaminan pelayanan di Fasilitas Kesehatan. f. Surat Edaran Direktur Kepatuhan, Hukum
dan HAL Nomor 12 Tahun 2018 tentang
D. Penerapan Law Enforcement Strategi Pengawasan dan Pemeriksaan
Beberapa upaya yang dilakukan terkait penerapan Kepatuhan.
Law Enforcement diantaranya: g. Surat Edaran Direktur Kepatuhan, Hukum
1. Pengembangan kebijakan dan kepatuhan dan HAL Nomor 34 Tahun 2018 tentang
pengawasan yang ditujukan untuk Petunjuk Integrasi antar Fungsi.
mengembangkan kebijakan yang sudah ada
dan menyediakan payung hukum peraturan 2. Kemitraan dengan Lembaga Pengawasan
dan kebijakan terkait operasional Pengawasan dan penegakan hukum untuk mendukung
dan Pemeriksaan BPJS Kesehatan. penguatan fungsi koordinasi di tingkat pusat,
kebijakan atau pedoman terintegrasi antar
Adapun kebijakan yang telah ditetapkan lembaga pengawasan untuk meningkatkan
diantaranya: kepatuhan peserta dan pemberi kerja.
a. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 3Tahun Kemitraan yang dilakukan diantaranya dengan
2014 tentang Tata Cara dan Mekanisme Jaksa Agung dan BPJS Ketenagakerjaan.
Kerja Pengawasan dan Pemeriksaan 3. Pengembangan Aplikasi Pengawasan dan
Kepatuhan dalam Penyelenggaraan Pemeriksaan Kepatuhan (wasrik). Program
Program Jaminan Kesehatan. ini ditujukan dalam rangka mendukung fungsi
b. Peraturan Direksi Nomor 12 Tahun 2016 pengawasan dan pemeriksaan kepatuhan.
tentang Petunjuk Teknis Pengawasan
dan Pemeriksaan Kepatuhan. Sepanjang tahun 2018, telah dilakukan pemeriksaan
c. Peraturan Direksi BPJS Kesehatan terhadap 14.636 Badan Usaha. Dari jumlah tersebut,
Nomor 15 Tahun 2017 tentang Tata Cara 12.406 Badan Usaha dinyatakan patuh (84,76% dari
Pengenaan Sanksi Administratif Kepada total pemeriksaan), 1.609 Badan Usaha dinyatakan
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara tidak patuh (10,99% dari total pemeriksaan), dan
Negara dan Setiap Orang Selain Pemberi sisanya 621 Badan Usaha masih dalam proses
Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan pemeriksaan (4,24% dari total pemeriksaan).
Iuran serta Upaya Penegakan Hukum

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 13
FOKUS KEDUA
yang siap memberikan informasi kesehatan
yang dibutuhkan. Inovasi baru di Care Center
KEPUASAN PESERTA ini adalah disediakannya fungsi penanganan
Fokus kedua yang ditetapkan Manajemen dalam keluhan yang tersentralisasi di BPJS
pengelolaan JKN-KIS pada tahun 2018 adalah Kesehatan Care Center 1500 400, sehingga
meningkatkan Kepuasan Peserta. Meskipun kepuasan meniadakan hotline service di telepon
peserta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, seluler PIC masing-masing Kantor Cabang.
namun masih cukup banyak keluhan yang disampaikan 2. Mengembangkan aplikasi Mobile JKN yang
peserta. Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam bisa di-download melalui Android/iOS
meningkatan kepuasan peserta antara lain: sehingga peserta dapat menyelesaikan
A. Upaya perbaikan sistem pelayanan online untuk seluruh permasalahannya melalui gadget,
seluruh peserta. yaitu untuk proses pendaftaran, pemilihan
B. Perluasan, peningkatan jumlah dan kualitas faskes, naik/turun kelas rawat, pengajuan
fasilitas kesehatan (tingkat pertama dan lanjutan). keluhan, dan lain-lain.
C. Kemudahan penanganan pengaduan pelanggan 3. Mendorong faskes mengembangkan sistem
dan akses informasi. antrian. BPJS Kesehatan juga telah bekerja
sama dengan faskes untuk mendorong
Upaya yang dilakukan BPJS Kesehatan untuk mereka mengembangkan sistem antrian
mempertahankan capaian tingkat kepuasan peserta online yang secara transparan, termasuk
lebih lanjut diuraikan sebagai berikut: menampilkan informasi terkait ketersediaan
ruang rawat di rumah sakit.
A. Upaya Perbaikan Sistem Pelayanan Online
untuk Seluruh Peserta B. Perluasan, Peningkatan Jumlah dan Kualitas
Beberapa upaya yang dilakukan terkait perbaikan Fasilitas Kesehatan (Tingkat Pertama dan Lanjutan)
Sistem Pelayanan Online diantaranya: Upaya perluasan dan peningkatan kualitas fasilitas
1. Mengoptimalkan fungsi Care Center 1500 400. kesehatan (tingkat pertama dan lanjutan),
Dalam hal penanganan pengaduan, Layanan khususnya optimalisasi peran FKTP sebagai lini
care center semakin ditingkatkan. Saat ini, pelayanan tingkat pertama. Sebagai bentuk
layanan care center sudah memuat fitur komitmen peningkatan pelayanan kesehatan
pelayanan peserta melalui fungsi pemberian kepada peserta, BPJS Kesehatan berusaha
informasi, penanganan pengaduan meningkatkan jumlah fasilitas kesehatan, baik
tersentralisasi, dan pengelolaan media FKTP maupun FKRTL dengan rincian sebagai
sosial. Dikembangkan juga fungsi berikut:
pendaftaran, melakukan perbaikan atau 1. Pertumbuhan peserta sepanjang tahun 2018
perubahan data kepesertaan untuk nama, mencapai 10,68%. Seiring dengan
tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, pertumbuhan tersebut, BPJS Kesehatan
nomor KK, NIK, alamat, email, nomor selalu berupaya memberikan pelayanan
telepon, kelas rawat dan fasilitas kesehatan prima bagi peserta melalui perluasan jaringan
tingkat pertama. Selain itu, di BPJS fasilitas kesehatan baik tingkat pertama
Kesehatan Care Center 1500 400 ini, juga maupun tingkat lanjutan. Berikut grafik
disediakan layanan tanya dokter melalui perkembangan jumlah Fasilitas Kesehatan
metode teleconsulting. Melalui teleconsulting Tingkat Pertama yang telah bekerja sama
ini peserta JKN-KIS dapat melakukan dengan BPJS Kesehatan s.d. Desember
konsultasi kesehatan kepada Dokter Umum 2018.

14 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
Grafik 7
Perkembangan Jumlah dan Komposisi FKTP tahun 2018

Puskesmas

23.298
RS D Pratama

23.037
0,12%

22.896
42,63%

22.634
Dokter Praktek

22.467
Perorangan

22.367
22.252
22.069
21.893
21.843
21.786

21.786

Klinik Pratama
23,50%
Praktek Dokter Gigi

5,26%
Klinik TNI Klinik Polri
3%
2,8 2,4
1%
23,24%

i ri er
ar et ril tus

er
r
ni

De er
ua ei li
be
nu ar us b

mb
br Ap Ju Ju

b
M to
em

m
Ja Fe M Ag Ok

se
ve
pt

No
Se

Faskes tingkat pertama yang bekerja sama Puskesmas,diikuti oleh Dokter Praktik
sampai dengan 31 Desember 2018 telah Perorangan sebesar 23,50% atau sebanyak
mencapai 23.298 FKTP, mengalami kenaikan 5.475, dan Klinik Pratama sebesar 23,24%
sebanyak 1.535 FKTP dibandingkan akhir tahun atau sebanyak 5.415 Klinik Pratama.
2017 (21.763 FKTP). Terdapat beberapa program
untuk menjaga kemitraan antara BPJS 2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
Kesehatan dengan FKTP, antara lain pelaksanaan (FKRTL) yang bekerja sama sampai dengan
Walk Through Audit (WTA) Pelayanan Primer 31 Desember 2018 telah mencapai 2.455
dan Pertemuan Koordinasi Pelayanan Primer. FKRTL, mengalami pertumbuhan sebesar
8,25% dari Tahun 2017 (2.268 FKRTL). Berikut
Komposisi FKTP terbesar adalah Puskesmas grafik perkembangan jumlah FKRTL yang
yaitu sebesar 42,63% atau sebanyak 9.933 telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan:

Grafik 8
Perkembangan Jumlah dan Komposisi FKRTL tahun 2018

Swasta
2.455

23,50%
62,57%
2.446
2.432
2.419
2.409
2.393
2.377

Pemerintahan
2.367

Daerah
2.353
2.336
2.314

Pemerintah Pusat
2.292

8,02%
29,41%
i i et s e r r
ar ar ril be
er

ni stu mb
De er

nu bru Mar ei li
mb

Ap Ju Ju
b

M u e to
m

a Ag pt
J Fe Ok
se
ve

Se
No

1.536 RS Swasta 197 RS Pemerintah 722 RS Pemerintah


Pusat Daerah
48 Kementerian 140 Pemerintah Daerah
107 TNI 582 Pemerintah Provinsi
42 POLRI

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 15
Komposisi FKRTL terbesar adalah RS Swasta FOKUS KETIGA
yaitu sebesar 62,57%, diikuti oleh RS Pemerintah
Daerah sebesar 29,41%, dan RS Pemerintah EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM
Pusat sebesar 8,02%. Hal tersebut menunjukkan PENGELOLAAN PROGRAM
bahwa program JKN memberikan dampak besar Beberapa upaya yang dilakukan terkait mewujudkan
terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya sektor Efektivitas dan Efisiensi dalam Pengelolaan Program
swasta. diantaranya:
1. Perencanaan kegiatan program kerja yang efektif
C. Kemudahan Penanganan Pengaduan Pelanggan dan tepat waktu, hal ini dilaksanakan melalui:
dan Akses Informasi a. Fokus pada kegiatan prioritas yang berdampak
Pengaduan dari peserta atas layanan BPJS signifikan pada pencapaian tiga fokus utama.
Kesehatan masuk melalui berbagai kanal Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana
pengaduan, yaitu: Kantor Cabang, BPJS yang telah ditetapkan.
Kesehatan Center di RS, Care Center 1500 400, b. Kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien
website, media sosial dan LAPOR! SP4N. Sampai dan melakukan sinergi antar kegiatan.
dengan 31 Desember 2018, jumlah pengaduan 2. Program budaya efektif dan efisien dalam
sebanyak 205.141 dan jumlah tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, seperti hemat
pengaduan peserta terselesaikan sebanyak listrik, air dan BBM.
203.533 kasus atau sebesar 99,22% dari jumlah 3. Peningkatan proses monitoring dan evaluasi secara
pengaduan. optimal melalui implementasi Control Management
System (CMS). Proses monitoring dan evaluasi
Grafik 9 merupakan faktor yang sangat penting dalam
Penyelesaian Pengaduan Tahun 2018 memastikan tercapainya tujuan penggunakan dana
operasional yang efektif dan efisien yang berdampak
Belum Direspon terhadap capaian kinerja, tidak melebihi dari realisasi
On Proses
615 dana operasional yang diterima serta memastikan
993 agar aktivitas yang telah dilaksanakan dapat diukur
tingkat keberhasilan dan segera melakukan
Selesai revitalisasi aktivitas apabila diperlukan.

Indikasi pemanfaatan dana operasional yang efektif


dan efisien, salah satunya ditunjukkan dengan
menurunnya persentase dana operasional dari tahun
ke tahun, serta realisasi biaya operasional yang selalu
203.533 terkendali tidak melampaui alokasi dana operasional.

Grafik 10
% Realisasi Dana Operasional Terhadap Penerimaan Iuran
Tahun 2018
6,47%
6,25%

5,39%

5,12%

4,80%

2014 2015 2016 2017 2018

16 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
III.MENUJU CAKUPAN
SEMESTA
Menuju Cakupan Semesta atau Universal Health Artinya, masih terdapat 21,54% penduduk atau 57,13
Coverage (UHC) menjadi salah satu indikator penting juta jiwa yang belum tercakup dalam jaminan kesehatan.
untuk mengukur sejauh mana kinerja Indonesia dalam
menjamin kesehatan penduduknya. Guna mendukung tercapainya Cakupan Semesta dan
mendukung tercapainya RPJMN, sejumlah pemerintah
Per Desember 2018 cakupan peserta sebesar 78,46% daerah telah berkomitmen untuk melakukan
dari populasi penduduk Indonesia atau 208,05 juta kesepakatan bersama dengan BPJS Kesehatan terkait
jiwa telah mempunyai jaminan kesehatan dengan Cakupan Semesta bagi masing-masing penduduk di
berbagai cara penjaminan. Itu termasuk para peserta wilayah tersebut. Adapun jumlah wilayah yang telah
Jamkesmas, Jamkesda, Askes, PNS Pensiunan dan sepakat dalam Universal Health Coverage (UHC)
Veteran, TNI POLRI aktif, Jamsostek, jaminan oleh adalah sebanyak 134 Kabupaten, 49 Kota, dan 6 Provinsi.
perusahaan dan individu peserta jaminan kesehatan Lihat gambar 1.
dari perusahaan asuransi kesehatan swasta.

Gambar 1
Capaian Universal Health Coverage (UHC)

APRESIASI UNTUK
134Kabupaten
APRESIASI UNTUK
49 Kota
6 Provinsi yang telah
mencapai UHC
1. Aceh
2. DKI Jakarta
APRESIASI UNTUK: 3. Gorontalo
4. Papua Barat

6 Provinsi 5. Sulawesi Utara


6. Kalimantan Utara

Sumber: Data Capaian Kepesertaan pada Aplikasi BI (Data Dukcapil)

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 17
IV. PENGHARGAAN
1. Award “Top 5 Netizen Choice in Insurance 11. Award “Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun
Category” yang diselenggarakan oleh Warta 2018 Mobile JKN: Layanan dalam Satu Genggaman”,
Ekonomi pada tanggal 23 Februari 2018 di Jakarta. yang diselenggarakan oleh Kemenpan RB pada
2. Award dari Indonesian Corporate Secretary tanggal 19 September 2018 di Surabaya.
Communication Award (ICCA) pada 02 Maret
2018 di Jakarta.
3. Award “Obsession Awards 2018” pada Institution
Achievers-Category : Best State Institution, yang
diselenggarakan oleh Obsession Media Group
pada tanggal 22 Maret 2018 di Jakarta.
4. Award “Top Health Insurance Product” dalam
acara Jawara Financial Indonesia 2018, yang
diselenggarakan oleh Warta Ekonomi Intelligent
pada tanggal 29 Maret 2019 di Jakarta.
5. Award “Subkategori Website Lembaga (Silver)”,
“Subkategori Media Sosial Lembaga (Bronze)”
dan “Subkategori Lembaga Departemen PR
(Gold)” pada PR Indonesia Awards (PRIA) 2018
yang diselenggarakan oleh Majalah PR Indonesia
pada tanggal 29 Maret 2018 di Surabaya.
6. Award “Best of The Best Revolusi Mental Award
2018”, yang diselenggarakan oleh BUMN Track
bersama Kemenko PMK pada tangal 25 April
2019 di Jakarta. 12. Award “Good Governance for the Open Platform
7. Award “The 4th Best Outstanding Corporate Regulation Implementation: Clear Cut Presidential
Innovator (OCI) & Indonesia Most Creative Instruction Monitoring”, yang diberikan oleh
Companies Award 2018”, yang diselenggarakan ASSA (Asosiasi Jaminan Sosial ASEAN/ASEAN
oleh Majalah SWA pada tanggal 02 Mei 2018 di Social Security Association) pada tanggal
Jakarta. 19 September 2018 di Vietnam.
8. BPJS Kesehatan mendapatkan apresiasi pada 13. Meraih 9 penghargaan internasional dari
acara Dhawa Fest yang diselenggarakan oleh International Social Security Association (ISSA)
Kementerian Keuangan pada tanggal 02 Mei pada tanggal 02 Oktober 2018 di Kuala Lumpur
2018 di Jakarta. Malaysia dengan 9 penghargaan sebagai berikut:
9. Award “Top 1st Champion of Indonesia Original Certificates of Merit With Spesial Mention:
Brand 2018 Product Category: Health Insurance”, a. Implementation of integrated risk
yang diselenggarakan oleh Majalah SWA pada management in line with ISSA Guidelines
tanggal 15 Agustus 2018 di Jakarta. to manage the National Health Social Security
10. Penghargaan sebagai salah satu Unit Pengumpul programme.
Zakat (UPZ) Terbaik dalam BAZNAS Award 2018, b. Involving the society to care about social
yang diselenggarakan oleh BAZNAS pada tanggal health care through Kader JKN Programme.
07 September 2018 di Jakarta. c. Mobile JKN: A one-stop solution for social
security health services at people’s fingertips.

18 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
Certificates of Merit: V. HAL YANG PERLU
a. Commitmend-based capitation as Indonesia’s
model for performance-based payment
DUKUNGAN PEMERINTAH
system for primary care providers: DAN INSTITUSI LAIN
Resolving the challenges of implementing Program JKN-KIS merupakan salah satu program
the KBK Scheme in Indonesia’s National prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang
Health Social Security Program. diharapkan dapat mendukung capaian Rencana Kerja
b. Customer Service Time Index and Customer Pemerintah (RKP) tahun 2018 khususnya dalam upaya
Voice Integrated System (CSTI-SUPEL). mewujudkan Pemerataan yang Berkeadilan. Secara
c. DEFRADA (Deteksi Potensi Fraud dengan lebih detail, pada tahun 2018 pemerintah akan terus
Analisa Data Klaim) The Development of a berupaya untuk mendorong konsumsi rumah tangga
fraud detection tool in hospital service. dengan memperbaiki program perlindungan sosial
d. Ease of registration for National Health Social guna meningkatkan pemerataan pendapatan dan
Security through Fast Track. pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
e. Health Facilities Information System (HFIS)
for better contracting accountability and Program JKN-KIS telah memberikan manfaat besar
more effective referral system. dalam menjaga agar yang miskin tidak semakin miskin,
f. Implementing digital claim hospital verification dan yang berkecukupan tidak jatuh miskin. Tantangan
in National Health Social Security in Indonesia. tahun 2019 adalah bagaimana mengatasi defisit Dana
Attestation: Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan, semakin meningkatnya
Optimizing the principle of mutual cooperation kasus berbiaya tinggi (katastropik), serta tuntutan
through a family bill in the Social Health Insurance publik yang semakin tinggi terhadap pelayanan program
Fund. JKN-KIS, sehingga diperlukan langkah-langkah yang
14. Award “The Best IT Data Security”: DataGovAi komprehensif dalam mengatasi tantangan tersebut
Award 2018 yang diselenggarakan oleh ABDI demi kesinambungan program JKN-KIS.
(Asosiasi Big Data Indonesia) pada tanggal 18
Oktober 2018 di Jakarta. BPJS Kesehatan telah berupaya mengoptimalkan
15. Award “2nd The Best Government Insurance tambahan pendanaan sesuai Peraturan Pemerintah
Indonesia 2018” dalam kegiatan 7th Indonesia Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset
Insurance Award 2018, yang diselenggarakan Jaminan Sosial Kesehatan. Penanggulangan defisit
oleh Economic Review pada tanggal 19 Oktober arus kas dilakukan melalui realisasi dana talangan
di Jakarta. sebesar 25% dari aset investasi Dana BPJS Kesehatan
16. Penghargaan Badan Publik “Cukup Informatif” yaitu sebesar Rp3,1 triliun dan menyerahkan surplus
Kategori Lembaga Negara dan Lembaga Dana BPJS Kesehatan tahun 2015 kepada Dana
Pemerintah Non Kementerian dalam Implementasi Jaminan Sosial (DJS) sebesar 1,1 triliun.
UU No. 14 Tahun 2008 yang diselenggarakan
oleh Komisi Informasi Pusat pada tanggal Diperlukan langkah-langkah kebijakan strategis, baik yang
05 November 2018 di Jakarta. bersifat jangka pendek maupun jangka panjang untuk
17. Award “Top 10 Pengelola Pengaduan Pelayanan menjaga kesinambungan program JKN-KIS, khususnya
Publik Tahun 2018” yang diselenggarakan oleh dalam menanggulangi defisit program JKN-KIS melalui:
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan 1. Memastikan kecukupan dana dari pemerintah untuk
Reformasi Birokrasi pada tanggal 07 November 2018 menanggulangi defisit Dana Jaminan Sosial (DJS)
di Jakarta. Kesehatan.
18. Award “TOP IT & TELCO 2018 Kategori: TOP IT Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan
on Mobile BPJS Development 2018” yang yang diberikan oleh pemerintah demi menjaga
diselenggarakan oleh PT Madani Solusi keberlangsungan program JKN-KIS. Pemerintah
Internasional pada 06 Desember 2018 di Jakarta. melalui kementerian dan lembaga terkait,

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 19
sejak tahun 2015 sampai dengan 2018 telah 4. Dukungan regulasi yang memadai agar BPJS Kesehatan
memberikan beberapa solusi yang berdampak dapat berperan optimal sebagai Strategic Purchaser.
positif terhadap likuiditas Dana Jaminan Sosial Strategic Purchasing merupakan pengembangan
(DJS) Kesehatan. Namun demikian, untuk tahun fungsi pembiayaan yang terdiri atas Revenue
2019 kondisi keuangan Dana Jaminan Sosial (DJS) Collection, Pooling, dan Purchasing. Fungsi
Kesehatan diperkirakan masih akan mencatatkan purchasing memiliki tujuan sebagai berikut:
defisit, sehingga tetap dibutuhkan dukungan a. Menjamin pemerataan dalam distribusi
pemerintah demi keberlangsungan finansial sumber daya.
program JKN-KIS. b. Efisiensi dalam penggunaan sumber dana.
c. Peningkatan akses untuk penggunaan
2. Penyesuaian Iuran Peserta PBI dan Non PBI sesuai pelayanan berbasis kebutuhan.
perhitungan aktuaria yang melibatkan berbagai pihak d. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
terkait berbasis Actuarial Soundness. e. Perlindungan keuangan dari kesakitan.
Diperlukan adanya penyesuaian terhadap iuran
baik peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun BPJS Kesehatan diharapkan dapat berperan
Non PBI yang melibatkan berbagai pihak, sebagai purchaser yang berfungsi sebagai principal
khususnya Dewan Jaminan Sosial Nasional untuk pelayanan kesehatan. BPJS Kesehatan
(DJSN), Kementerian Kesehatan, Kementerian dalam pembelian menggunakan berbagai
Keuangan, dan stakeholders lainnya dengan perangkat regulasi, sistem kontrak, keuangan,
tujuan untuk menjawab tantangan kesinambungan dan menjalankan mekanisme monitoring untuk
program JKN-KIS di masa yang akan datang. memastikan lembaga pelayanan kesehatan yang
berfungsi sebagai agent memberikan pelayanan
BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program yang bermutu sesuai dengan tarif yang telah
JKN-KIS siap terlibat aktif dalam proses perhitungan disepakati.
iuran, termasuk dalam memberikan data dan
informasi termutakhir yang diperlukan untuk Oleh karena itu, sangat diperlukan dukungan
proses perhitungan iuran tersebut. Hasil regulasi yang memadai dari pemerintah agar
perhitungan iuran tersebut dapat menjadi dasar BPJS Kesehatan dapat berperan optimal sebagai
pertimbangan untuk melakukan perubahan besaran strategic purchaser demi keberlangsungan
iuran yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden program JKN-KIS.
tentang Jaminan Kesehatan.
5. Dukungan Law Enforcement Pemerintah Pusat dan
3. Implementasi iur biaya (Cost Sharing) berdasarkan Daerah terkait kepatuhan dan sanksi pelayanan
regulasi Kementerian Kesehatan R.I. publik bagi peserta PBPU yang menunggak.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Jumlah PBPU yang terindikasi menunggak adalah
Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pengenaan Urun sebanyak 14,3 juta jiwa atau 46% dari total peserta
Biaya dan Selisih Biaya dalam Program Jaminan PBPU yaitu sebanyak 31,10 juta jiwa. Hal tersebut
Kesehatan, telah ditetapkan pada tanggal dilihat dari status peserta PBPU yang dinon-aktifkan
14 Desember 2018. Hal ini merupakan dasar karena tidak melakukan kewajiban pembayaran
hukum yang dapat menjadi pijakan untuk iuran sesuai dengan yang telah ditagihkan. Berbagai
implementasi urun biaya pada tahun 2019 dan upaya telah dilakukan BPJS Kesehatan untuk
selanjutnya. meningkatkan kepatuhan peserta PBPU melalui
sosialisasi tentang kemudahan akses pembayaran
Tentu diperlukan dukungan dan koordinasi dari melalui channel pembayaran yang tersebar di
Pemerintah Pusat khususnya Kementerian seluruh Indonesia, program-program cicilan untuk
Kesehatan RI sebagai regulator untuk menyusun membantu peserta yang telah menunggak tapi
tahap perencanaan, implementasi, serta evaluasi memiliki keterbatasan kemampuan dalam
atas pelaksanaan regulasi tersebut. Implementasi menyelesaikan tunggakan iuran, dan program lain
regulasi ini diharapkan berdampak pada efektivitas yang bertujuan untuk mempermudah peserta
dan efisiensi pengelolaan program JKN-KIS.

20 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018
dalam menyelesaikan kewajiban. Akan tetapi c. Dalam hal BPJS Kesehatan membayarkan
upaya-upaya tersebut belum menunjukkan hasil terlebih dahulu biaya pelayanan kesehatan
yang optimal, terlihat dari pertumbuhan peserta yang seharusnya dijamin oleh penyelenggara
PBPU tidak aktif yang semakin meningkat setiap jaminan lainnya sebagaimana dimaksud pada
bulan. huruf b maka penyelenggara jaminan lainnya
wajib membayar biaya pelayanan kesehatan
BPJS Kesehatan dalam hal ini tidak dapat bekerja kepada BPJS Kesehatan.
sendiri untuk meningkatkan kepatuhan peserta
PBPU. Peran Pemerintah Pusat sangat sentral Pasal 54 menyatakan bahwa ketentuan lebih
disini untuk mengingatkan Kementerian dan lanjut mengenai koordinasi antar penyelenggara
Lembaga terkait, serta Pemerintah Daerah baik jaminan diatur dengan Peraturan Menteri yang
Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk mengambil menyelenggarakan urusan pemerintahan
peran penting dalam membuat sinergi kebijakan di bidang keuangan.
publik yang mengatur khusus tentang kepatuhan
peserta PBPU dalam memenuhi kewajiban Regulasi tersebut menjadi dasar perlunya sinergi
pembayaran iuran JKN sesuai dengan ketentuan, guna melakukan koordinasi benefit, agar batasan-
khususnya dalam melaksanakan penegakan batasan, prosedur, dan pelaksanaan di tingkat
hukum sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 86 operasional tidak menjadi hambatan untuk semua
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi pihak yang terkait. BPJS Kesehatan telah melakukan
Administratif kepada Pemberi Kerja selain kesepakatan dan perjanjian kerja sama dengan
Penyelenggaran Negara dan setiap orang, selain PT Jasa Raharja (Persero) dalam hal koordinasi
Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan manfaat penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan
Iuran dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial. penumpang angkutan umum dan lalu lintas jalan
serta Jaminan Kesehatan. BPJS Kesehatan telah
6. Koordinasi manfaat untuk jaminan sosial terkait melakukan perjanjian kerja sama dengan BPJS
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kecelakaan Ketenagakerjaan tentang koordinasi pelayanan
lalu lintas. kesehatan program Jaminan Kecelakaan dan
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Selain itu, BPJS Kesehatan
Jaminan Kesehatan, khususnya Bagian Ketiga: juga telah bekerja sama dengan Kepolisian Republik
Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan Pasal Indonesia tentang pemanfaatan data online
53 adalah sebagai berikut: kecelakaan lalu lintas bagi peserta program Jaminan
a. BPJS Kesehatan dapat berkoordinasi dengan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-
penyelenggara jaminan lainnya yang KIS).
memberikan manfaat pelayanan kesehatan.
b. Penyelenggara jaminan lainnya sebagaimana Perwujudan dari pasal 54 Peraturan Presiden
dimaksud pada huruf a meliputi: Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
1) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah terbitnya Peraturan Menteri Keuangan
Ketenagakerjaan, PT Dana Tabungan Nomor 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi antar
dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero), Penyelenggara Jaminan dalam Pemberian Manfaat
dan PT Asuransi Sosial Angkatan Pelayanan Kesehatan, yang diundangkan pada
Bersenjata Republik Indonesia (Persero) tanggal 29 Oktober 2018.
untuk program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan penyakit akibat kerja; PMK ini merupakan suatu langkah pemerintah
2) PT Jasa Raharja (Persero) untuk program untuk mengnyinergikan Penyelenggara Jaminan
jaminan kecelakaan lalu lintas; atau BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan,
3) penyelenggara jaminan lain yang PT Taspen (Persero), PT Asabri (Persero),
memberikan manfaat pelayanan PT Jasa Raharja (Persero) dan penyelenggara
kesehatan. lainnya sesuai peran dan filosofi program yang
diselenggarakannya berdasarkan peraturan

RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018 21
perundang-undangan dimana selama ini pelayanan maka perlu didefinisikan ulang tentang pengertian
kesehatan oleh penyelenggara jaminan tersebut kebutuhan dasar kesehatan dimaksud. Hal ini dapat
dinilai masih dilaksanakan secara sektoral. diartikan manfaat yang diberikan kepada peserta
harus dihitung secara cermat berdasarkan kecukupan
Dalam PMK tersebut antara lain mempersyaratkan keuangan program yang tidak tak terbatas. Untuk
kepada para penyelenggara jaminan dan itu, peran pemerintah khususnya Kementerian
kementerian terkait untuk segera menyelesaikan Kesehatan menjadi sangat vital untuk mengundang
hal-hal yang menjadi kewajibannya agar seluruh stakeholder, dalam hal ini organisasi pemberi
pelaksanaan koordinasi ini dapat berjalan dengan layanan, asosiasi profesi, tokoh masyarakat, dan
baik. atau lembaga konsumen untuk menyepakati definisi
tentang kebutuhan dasar kesehatan tersebut dengan
7. Dukungan Fasilitas Kesehatan dalam meningkatkan mengacu kepada kemampuan pembiayaan.
kualitas layanan dan meminimalkan potensi Moral
Hazard/Fraud. Pada dasarnya kemampuan pembiayaan sangat
Fasilitas Kesehatan (Faskes) baik tingkat primer bergantung kepada besaran iuran yang ditetapkan,
maupun rujukan saat ini berperan sebagai mitra namun menaikan iuran setinggi-tinginya sesuai
kerja BPJS Kesehatan dan penyedia layanan hitungan ideal akan membebani masyarakat dan
kesehatan kepada peserta JKN-KIS. Kepuasan akan mempengaruhi kesuksesan program. Untuk
peserta merupakan salah satu indikator utama itu, perlu diputuskan treat off antara iuran yang
dalam keberhasilan penyelenggaraan program afordable dan manfaat kebutuhan dasar yang rasional.
JKN-KIS, yang dipengaruhi oleh efektivitas
pelayanan di BPJS Kesehatan dan faskes, oleh Demikian laporan hasil kinerja program jaminan sosial
karena itu diperlukan dukungan dan komitmen kesehatan yang telah dilaksanakan sampai dengan
yang kuat dari faskes dalam menjaga kualitas 31 Desember 2018 serta upaya-upaya yang telah dilakukan
layanan kepada peserta JKN-KIS. sebagaimana penjabaran di atas. BPJS Kesehatan akan
terus melakukan perbaikan operasional demi peningkatan
Selain itu, dalam menjaga prinsip transparansi kualitas pelayanan kepada peserta agar segera terwujud
serta akuntabilitas program JKN-KIS, BPJS Jaminan Kesehatan Nasional yang berkualitas dan tanpa
Kesehatan memerlukan dukungan dari faskes diskriminasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
untuk dapat meminimalkan potensi Moral Hazard/
Fraud melalui sistem dan infrastruktur yang
memadai. Jakarta, Juni 2019
Direktur Utama
8. Mendefinisikan ulang kebutuhan dasar kesehatan.
Mengingat uang tidak tak terbatas, dan tujuan dari
Program JKN-KIS sebagaimana tercantum dalam
Pasal 19 UU SJSN yaitu agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan, Fachmi Idris

22 RINGKASAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai