Anda di halaman 1dari 44

PELAKSANAAN

KAPITASI BERBASIS
PEMENUHAN KOMITMEN
PELAYANAN
2017

Divisi Regional Jawa Timur

dr. Indrina Darmayanti


Kepala Departemen MPK BPJS Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur

Surabaya, Mei 2017


1
1. Pendahuluan

Divisi Regional Jawa Timur www.bpjs-kesehatan.go.id


Pemerintah telah mencanangkan peta jalan menuju Jaminan
Kesehatan Nasional hingga tahun 2019

2014 2019
1. Mulai Beroperasi 1. Kesinambungan Operasional
2. 121,6 juta peserta (49% 2. 257 juta peserta (100%
populasi) populasi)
3. Manfaat medis standar 3. Manfaat medis dan non-
dan manfaat non-medis medis standar
sesuai kelas rawat 4. Jumlah fasilitas kesehatan
4. Kontrak fasilitas kesehatan cukup
5. Menyusun aturan teknis 5. Peraturan direvisi secara
6. Indeks kepuasan peserta rutin
75% 6. Indeks kepuasan peserta
7. Indeks kepuasan fasilitas 85%
kesehatan 65% 7. Indeks kepuasan fasilitas
8. BPJS Dikelola secara kesehatan 80%
terbuka, efisien, dan 8. BPJS dikelola secara terbuka,
akuntabel efisien, dan akuntabel
3
PROFESIONALISME PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JKN

Profesional dalam
membuat dan supervisi
PESERTA pelaksanaan regulasi tentang
Profesional dalam pola dan besaran tarif,
menyelenggarakan JKN dengan besaran iuran, paket benefit,
mengembangkan sistem pelayanan regulasi yang mendukung
kesehatan, sistem kendali mutu cakupan semesta, dll
pelayanan dan sistem :
pembayaran Kemkes, Dinkes,
REGULATOR Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dll.

BPJS KESEHATAN FASKES

Profesional dalam
(UU No 40/2004 tentang SJSN & UU No. 24/2011 tentang memberikan
BPJS) 4
pelayanan
TIGA (3) PILAR UTAMA DALAM ASURANSI
KESEHATAN SOSIAL

Sumber : Peta Jalan JKN - DJSN


- Melakukan dan/atau
menerima
pendaftaran peserta
- Memberikan nomor
identitas tunggal
- Melakukan
pengawasan dan
pemeriksaan
kepatuhan
- Mengenakan sanksi
- Memungut & admisnistrasif
mengumpulkan iuran - Melaporkan
- Menagih pembayaran ketidakpatuhan
iuran
- Mengelola dan
mengembangkan DJS
- Melakukan pengawasan
dan pemeriksaan
kepatuhan - Membayarkan manfaat
- Mengenakan sanksi - Membuat kesepakatan
admisnistrasif dengan faskes
- Melaporkan - Membuat atau menghentikan
ketidakpatuhan kontrak dengan faskes
- Memperoleh dana
operasional untuk
penyelenggaraan program
- Memberikan manfaat kepada
Keterangan : seluruh peserta
Social Health Insurance (WHO Model) - Membentuk cadangan teknis
5
sesuai standar praktik
= BPJS Kesehatan mengacu UU BPJS Pasal 10-13
aktuaria
Peran BPJS Kesehatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

Kemkes Faskes
Kemkes
Kemendiknas
Lembaga
Pemerintah Daerah Seluruh Stakeholder dan penduduk
Pembiayaan
Organisasi Profesi Lembaga Konsumen Indonesia

Input Proses Output Outcome

Pendidikan Tenaga Pelayanan Pelayanan Meningkatkan


Kesehatan Pembiayaan
Ketersediaan Tenaga Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Yang Derajat Kesehatan
Kesehatan Monitoring Evaluasi Berkualitas dan Masyarakat
Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Terjangkau Indonesia
Kesehatan Kesehatan
Regulasi terkait standardisasi
Nakes, Faskes, Pelayanan
Kesehatan, Remunerasi
Nakes, Obat
BPJS KESEHATAN
Sebagai purchaser

UU 36 tahun 2009, UU 24 tahun 2011


KENDALI MUTU KENDALI BIAYA
6
FKTP sd Maret 2017
PERTUMBUHAN FKTP (DGN DOKTER GIGI) FKTP SD MARET 2017
KC
Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17
SURABAYA 203 203 204 203
BOJONEGORO 150 149 149 145 DOKTER
MADIUN 212 212 212 212 GIGI
9%
KEDIRI 287 287 287 287
MOJOKERTO 156 156 157 156 PUSKESM DOKTER
MALANG 201 200 200 203 AS UMUM
PASURUAN 181 179 180 180 41% 26%
JEMBER 169 171 172 173
BANYUWANGI 182 185 185 184
PAMEKASAN 181 181 181 180 KLINIK
TULUNGAGUNG 136 140 140 141 PRATAMA KLINIK
18% POLRI
SIDOARJO 133 137 140 142
KLINIK TNI 2%
GRESIK 145 144 144 147 4%
DIVRE 2,336 2,344 2,351 2,353

Tren Pertumbuhan FKTP 2016-2017

2,353
2,355 2,351
2,350 2,344
2,345
2,340 2,336
2,335
2,330
2,325
Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17

Sumber data : Laporan manual KC bulan April 2017


Target FKTP 2017
Target
Pencapai Target % Jumlah
Jumlah Pencapa Pencapaia
an FKTP Penamb Progress CAPAIAN FKTP yg
FKTP ian F sd n FKTP
KODE FASKES KANTOR CABANG tanpa ahan Penamba FKTP masih
(tanpa Mar - tanpa DRG
gigi sd FKTP han FKTP DARI harus
DRG) sd 2017 sd Mar-17
Des-16 2017 TARGET dicapai
Des 2017
a b c = b-a d e f = d/b g = c-e
1301 SURABAYA 193 199 6 203 193 - 96,98% 6
1302 BOJONEGORO 137 150 13 145 135 (2) 90,00% 15
1303 MADIUN 189 212 23 212 189 - 89,15% 23
1306 KEDIRI 250 273 23 287 250 - 91,58% 23
1307 MOJOKERTO 149 157 8 156 150 1 95,54% 7
1308 MALANG 173 190 17 203 176 3 92,63% 14
1309 PASURUAN 170 193 23 180 169 (1) 87,56% 24
1310 JEMBER 151 174 23 173 155 4 89,08% 19
1311 BANYUWANGI 166 189 23 184 168 2 88,89% 21
1312 PAMEKASAN 165 195 30 180 166 1 85,13% 29
1313 TULUNGAGUNG 126 134 8 141 129 3 96,27% 5
1314 SIDOARJO 120 126 6 142 129 9 102,38% (3)
1315 GRESIK 138 148 10 147 140 2 94,59% 8
TOTAL JATIM 2.127 2.340 213 2.353 2.149 22 91,84% 191
MUTU & SISTEM PEMBAYARAN

MUTU PELAYANAN PERLU TERHUBUNGKAN DENGAN SISTEM


PEMBAYARAN, SESUAI AMANAT UU NO 40 TAHUN 2004

Fairness!
PAY FOR PERFORMANCE
Faskes yang lebih
berkomitmen dibayar PRIMER : KAPITASI BERBASIS
lebih dari yang tidak KOMITMEN LAYANAN
Linking quality to
RUJUKAN : (plan)
payment Quality oriented Contoh indikator performance:
competitiveness! Readmission rate*
Mendorong Faskes untuk Length of Stay*
memberikan pelayanan Caesarean Section Rate*
yang lebih baik Miscoded Claim Ratio

KERJASAMA MULTI STAKEHOLDERS


9
*WHO, 2007: PATH Project (Performance Assessment Tool for Quality Improvement in Hospitals
Penerapan Kapitasi Berbasis
Komitmen Pelayanan

Kementerian Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
& Kementerian lain Peserta
Tingkat Pertama
terkait

BPJS Kesehatan
KAPITASI BERBASIS
Dinas Kesehatan
Provinsi PEMENUHAN
KOMITMEN PELAYANAN
Asosiasi FKTP

Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota Pemerintah Daerah Tim Kendali Mutu
Kendali Biaya

Dukungan dan Sinergi semua pihak dalam pembangunan


sistem pelayanan kesehatan yang bermutu
10
DASAR :
1. Surat Edaran Bersama BPJS-Kemenkes Nomor HK.03.03/IV/053/2016,
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan & Pemantauan Penerapan
Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan
2. Peraturan Bersama Sekjen Kemenkes RI & Dirut BPJS Kesehatan
Nomor
NOMOR HK.01.08/III/980/2017 TAHUN 2017 NOMOR 2 TAHUN 2017
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Komitmen Pelayanan pada FKTP
Rekomendasi KPK untuk JKN - Primer
9 Rekomendasi KPK berkaitan Jaminan Pelayanan Kesehatan Primer:
MONITORING EVALUASI
1. Membangun perangkat yang digunakan oleh FKTP agar indikator kinerja yang ditetapkan oleh
Kemenkes dapat diukur secara periodik

2. Menyusun database kinerja FKTP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan
menyerahkannya kepada Kemenkes untuk dijadikan bahan pendukung untuk pelaksanaan monev
dan penetapan kebijakan JKN di masa yang akan datang.

3. BPJSK menetapkan indikator kinerja bagi BPJS di daerah dalam memonitoring FKTP
di wilayahnya. Indikator kinerja bagi BPJSK di daerah untuk segera memasang aplikasi P-care di
seluruh FKTP termasuk memonitoring penggunaannya.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KOMPETENSI


MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PETUGAS KESEHATAN DI DAERAH
PENGENDALIAN YANG LEBIH HANDAL 1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada Dinkes dan
1. Memastikan bahwa mekanisme kontrol yang petugas puskesmas yang melibatkan semua pemangku kepentingan
dibangun BPJS di tingkat FKTP berjalan
2. Menjadikan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis yang dilakukan
2. BPJS di tiap daerah membangun saluran sebagai indikator kinerja tiap kantor cabang

pengaduan masyarakat terkait pelayanan di 3. Menyediakan ruang konsultasi dengan FKTP dan Dinkes setempat
FKTP dan mensosialisasikannya 4. Melakukan pengukuran terhadap tingkat pemahaman FKTP dan
kepuasan FKTP ke BPJS Kesehatan

Sumber: Laporan Hasil Kajian Sistem, pengelolaan


dana kapitasi pada FKTP milik pemerintah daerah, PAY FOR PERFORMANCE
Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Komite
Pemberantasan Korupsi, Tahun 2014 (KBK)
Indikator Pelaksanaan KBKP
1. Angka Kontak
indikator untuk mengetahui tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta
berdasarkan jumlah peserta JKN terdaftar yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP baik di dalam
gedung maupun di luar gedung

2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik


indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di FKTP sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai
indikasi medis dan kompetensi FKTP.

3. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP


indikator untuk mengetahui kesinambungan pelayanan penyakit kronis yang disepakati oleh BPJS
Kesehatan dan FKTP terhadap peserta Prolanis.

4. Rasio Kunjungan Rumah*


indikator tambahan khusus Puskesmas untuk mengetahui penyelenggaraan kegiatan promotif preventif
dengan fokus pada kegiatan kunjungan rumah dalam bentuk pendekatan keluarga pada seluruh keluarga
di wilayah kerja Puskesmas * Teknis pelaksanaan Kegiatan kunjungan rumah mengacu pada Petunjuk
Teknis Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan keluarga yang ditetapkan Menteri

25
PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA DAN
DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR HK.01.08/III/980/2017 TAHUN 2017
NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS
PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA
Penerapan KBKP
1. Puskesmas di wilayah Ibukota Provinsi dan di wilayah selain Ibukota Provinsi;

2. Rumah Sakit Kelas D Pratama, Klinik Pratama, Praktik Mandiri Dokter, atau fasilitas
kesehatan yang setara , kriteria :
telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan minimal 1 (satu) tahun;
minimal Peserta terdaftar pada Klinik Pratama milik Pemerintah 5.000 Peserta

3. Rumah Sakit Kelas D Pratama, Klinik Pratama dan Praktik Mandiri Dokter tetap
dilakukan penilaian kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan tanpa
diterapkan penyesuaian kapitasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2017

Kecuali :
a. FKTP yang ditetapkan sebagai FKTP kawasan terpencil dan sangat terpencil;
b. FKTP di wilayah yang sulit mendapatkan akses jaringan komunikasi data, akan
tetapi tidak termasuk daerah terpencil dan sangat terpencil yang ditetapkan atas
kesepakatan BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

15
Tahapan Pelaksanaan KBKP
Persiapan

Pelaksanaan

Penilaian

16
1. Persiapan KBKP
1. Sosialisasi
a) Dinas Kesehatan Provinsi;
b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
c) Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah;
d) Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya;
e) Asosiasi Fasilitas Kesehatan; dan
f) FKTP
2. Pembuatan Kesepakatan dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota
3. Pembuatan Kesepakatan Divre dengan Asosiasi Fasilitas
Kesehatan (Adinkes, Asklin, PKFI, IDI, PDGI)
4. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Pimpinan
FKTP
5. Pembentukan Tim Penilai masing-masing Kantor Cabang
6. Sistem Informasi

17
Tim Penilai KBKP
Pengarah : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Ketua : (1) Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Cabang/yang
ditunjuk.
(2) Kepala Cabang BPJS Kesehatan
Sekretaris : Kepala Unit MPKP Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
Anggota : (1) Kepala Bidang yang mempunyai tugas dan fungsi pelayanan
primer/pelayanan kesehatan dasar Dinas kesehatan Kabupaten/Kota;
(2) Kepala Seksi yang mempunyai tugas dan fungsi pelayanan
primer/pelayanan kesehatan dasar Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
(3) Kepala Unit UPMP4 Kantor Cabang BPJS Kesehatan;
(4) Kepala Unit Keuangan Kantor Cabang BPJS Kesehatan;
(5) Staf IT Help Desk Kantor Cabang;
(6) Staf Unit MPKP Kantor Cabang; dan
(7) Kepala/staf Kantor Layanan Operasional Kabupaten/Kota BPJS
kesehatan

18
Tugas Tim Penilai:
a) memastikan validitas data pemenuhan komitmen pelayanan
di FKTP;
b) melakukan penilaian komitmen pelayanan sesuai dengan
pemenuhan komitmen pelayanan di FKTP berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan;
c) menentukan penyesuaian besaran kapitasi FKTP berdasarkan
pencapaian komitmen pelayanan;
d) melakukan pemantauan perkembangan pelaksanaan
pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan dan peningkatan mutu kepada Peserta; dan
e) melaporkan progres kegiatan secara periodik
kepada Kepala Divisi Regional dan Dinas Kesehatan
Provinsi
19
APLIKASI YANG DIGUNAKAN
UNTUK PENILAIAN

P- P- P-
CARE CARE RASIO PESERTA CARE
ANGKA KONTAK RASIO RUJUKAN
KOMUNIKASI NONSPESIALISTIK PROLANIS RUTIN
BERKUNJUNG
2. Pelaksanaan KBKP
BPJS Kesehatan wajib memberikan peserta yang terdaftar di FKTP dan akses data
peserta ke FKTP melalui aplikasi
Bila tidak dapat terdapat/tersedia jaringan internet, data peserta dapat diberikan dalam
BPJS bentuk hardcopy/softcopy

entri data pelayanan melalui aplikasi yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan secara real
time,
Atau paling lambat sampai dengan tanggal 3 (tiga) bulan berjalan untuk pelayanan
FKTP bulan sebelumnya yang akan dilakukan penilaian

Uji sampling terhadap data dan bukti pelayanan data luaran BPJS Kesehatan
Berita Acara Hasil Penilaian Pemenuhan Komitmen Pelayanan paling lambat tanggal 14
(empat belas) setiap bulan
Tim Penilai

21
3. Penilaian KBKP
Rata-rata penilaian pencapaian indikator
komitmen pelayanan di FKTP selama 3 (tiga)
bulan akan menjadi dasar pembayaran kapitasi
selama 3 (tiga) bulan berikutnya

Contoh :
rata-rata penilaian pada bulan 1, 2, dan 3
digunakan untuk membayar kapitasi pada bulan
4, 5, dan 6, dan seterusnya
22
KRITERIA PENILAIAN
KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN

No Kriteria Penilaian Nilai

1 Angka kontak > 150 per mil


2 Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik < 5%
3 Rasio peserta Prolanis rutin berkunjung ke > 50%
FKTP
4 Rasio Kunjungan Rumah 8.33%/ bulan atau 100%/
tahun

indikator tambahan pemenuhan komitmen


promotif preventif di Puskesmas

23
1. Indikator Angka Kontak Komunikasi
(Rate Kontak Komunikasi)
Angka Kontak Komunikasi Optimal : 150 250 per mil
Rumus Rate Kontak Komunikasi (RKK):
RKK = Jumlah peserta terdaftar yang melakukan kontak komunikasi x 1000
Jumlah peserta terdaftar di Puskesmas
Range penilaian indikator :
1. Angka rate komunikasi 150 permil - 250 per mil, indikator tercapai zona aman
2. Angka rate komunikasi >250 permil, indikator tercapai zona prestasi
3. Angka rate komunikasi <150 permil, indikator tidak tercapai

Menjadi

Angka Kontak Komunikasi Optimal : 150 per mil


Rumus Rate Kontak Komunikasi (RKK):
RKK = Jumlah peserta terdaftar yang melakukan kontak komunikasi x 1000
Jumlah peserta terdaftar di Puskesmas

Range penilaian indikator :


1. Angka rate komunikasi >150 permil, indikator tercapai zona aman
2. Angka rate komunikasi <150 permil, indikator tidak tercapai, zona tidak aman
Bentuk Komunikasi Yang Dilakukan
Tempat Pelayanan : Jenis Pelayanan :
1. Kunjungan sakit
(a) FKTP (Puskesmas, Klinik, DPP, RS Kelas a. Pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis, termasuk
D Pratama); pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
(b) Jaringan pelayanan Puskesmas b. Pelayanan tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
(Puskesmas pembantu, Puskesmas operatif, pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat
pratama.
keliling, dan bidan desa);
(c) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan c. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama,pelayanan persalinan, kebidanan
dan neonatal sesuai dengan kondisi fasilitas kesehatan.
(d) Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
d. Pelayanan gawat darurat termasuk penanganan kasus medis yang
(Posyandu, Posbindu, Poskesdes, membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan rujukan.
Posyandu Lansia;
e. Home visit pasien sakit.
(e) Rumah atau domisili Peserta yang
f. Pelayanan kasus medis rujuk balik termasuk pemeriksaan, pengobatan,
dikunjungi oleh FKTP; dan konsultasi medis, pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
(f) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
(g) Tempat kontak lainnya yang 2. Kunjungan Prolanis
disepakati. a. Pelayanan imunisasi.
b. Pelayanan penyuluhan kesehatan perorangan atau kelompok.
c. Pemeriksaan kesehatan Ibu dan anak, serta Keluarga Berencana (KB).
d. Home visit.
e. Senam sehat.

3. Bentuk Kontak lain yang disepakati


2. Ratio Rujukan Kasus Non Spesialistik
(RRNS)
Ratio Rujukan Non Spesialistik standar : 1% - 5%
Rumus Ratio Rujukan Non Spesialistik (RRNS)
RRNS = Jumlah rujukan kasus non spesialistik x 100
Jumlah rujukan Puskesmas
Range penilaian indikator :
1. Ratio rujukan non spesialistik < 5 %, indikator tercapai zona aman
2. Ratio rujukan non spesialistik < 1 %, indikator tercapai zona prestasi
3. Ratio rujukan non spesialistik > 5%, indikator tidak tercapai

Menjadi

Ratio Rujukan Non Spesialistik standar : 5%


Rumus Ratio Rujukan Non Spesialistik (RRNS)
RRNS = Jumlah rujukan kasus non spesialistik x 100
Jumlah rujukan Puskesmas

Range penilaian indikator :


1. Ratio rujukan non spesialistik < 5 %, indikator tercapai zona aman
2. Ratio rujukan non spesialistik > 5%, indikator tidak tercapai
Peer Review
144 diagnosa yang harus ditangani secara tuntas di FKTP
serta kriteria Time-Age-Complication-Comorbidity (TACC)

FKTP
Dokter Spesialis menjadi PEMBINA bagi
beberapa FKTP yang wilayahnya berdekatan :
1. Studi Kasus Penyakit Kronis
FKTP Spesialis FKTP 2. Workshop cara membaca hasil EKG,
Rontgen, dsb
3. Evaluasi kondisi peserta terdaftar di FKTP
4. Networking Program Rujuk Balik
FKTP

27
3. Ratio Prolanis Rutin Berkunjung ke
FKTP (RPRB)
Angka Ratio Prolanis rutin berkunjung ke FKTP (RPRB) : 50% - 90%
Rumus Ratio Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPRB) :
RPRB = Jumlah peserta prolanis yang rutin berkunjung x 100
Jumlah peserta prolanis terdaftar di FKTP

Range penilaian indikator :


1. Ratio Prolanis rutin berkunjung ke FKTP 50% - < 90% indikator tercapai zona aman
2. Ratio Prolanis rutin berkunjung ke FKTP > 90%, indikator tercapai zona prestasi
3. Ratio Prolanis rutin berkunjung ke FKTP < 50%, indikator tidak tercapai

Menjadi

Angka Ratio Prolanis rutin berkunjung ke FKTP (RPRB) : 50%


Rumus Ratio Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPRB) :
RPRB = Jumlah peserta prolanis yang rutin berkunjung x 100
Jumlah peserta prolanis terdaftar di FKTP

Range penilaian indikator :


1. Ratio Prolanis rutin berkunjung ke FKTP 50% indikator tercapai zona aman
2. Ratio Prolanis rutin berkunjung ke FKTP < 50%, indikator tidak tercapai
PROLANIS

Aktivitas Prolanis : Klub : Diabetes Melitus


(1) Edukasi Klub; Hipertensi
(2) Konsultasi Medis;
(3) Pemantauan Kesehatan Peserta Prolanis adalah :

melalui pemeriksaan penunjang; (1) Peserta tidak hadir terapi 6 (enam)


(4) Senam Prolanis; bulan berturut-turut;
(2) Peserta hilang kontak komunikasi
(5) Home Visit; dan/atau dengan FKTP selama 6 (enam) bulan
(6) Pelayanan Obat secara rutin berturut-turut;
(obat PRB). (3) Peserta tidak hadir Kegiatan Klub selama
6 (enam) bulan berturut-turut;
(4) Peserta meninggal dunia; dan/atau
(5) Peserta yang keluar atas keinginan
sendiri
3. Rasio Kunjungan Rumah (RKR)
indicator tambahan
Angka Ratio Kunjungan Rumah (RKR) : 100% dari jumlah KK terdaftar di wilayah kerja
Puskesmas
Rumus Ratio Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPRB) :

Range penilaian indikator :


Ratio Kunjungan Rumah (RKR) 100% per bulan atau 8.33% per bulan

Indikator tambahan dalam komitmen pelayanan berupa kegiatan kunjungan rumah


dengan pendekatan keluarga untuk mencapai Program Indonesia Sehatpada semua
keluarga di wilayah kerja Puskesmas tanpa melihat peserta JKN atau bukan peserta
JKN. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mencapai indeks keluarga sehat yang dilihat
berdasarkan 12 (dua belas) indikator utama penanda status kesehatan sebuah
keluarga sesuai Petunjuk Teknis Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga.
PENERAPAN PELAYANAN
KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN

No Nama Indikator Target Indikator

1 Angka kontak > 150 per mil


2 Rasio rujukan rawat jalan < 5%
non spesialistik
3 Rasio peserta Prolanis > 50%
rutin berkunjung ke FKTP

f) Praktik Mandiri Dokter dan Rumah Sakit Kelas D Pratama, kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan dilaksanakan dengan hasil pencapaian target indikator komitmen pelayanan
menjadi faktor penilai dalam proses rekredensialing dan perpanjangan kontrak.
g) Bagi FKTP yang sudah memenuhi persyaratan untuk menerapkan Kapitasi Berbasis Pemenuhan
Komitmen Pelayanan namun dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak Peraturan
Bersama ini ditetapkan belum menjalankan penerapan Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan, pembayaran kapitasi diberikan sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari norma
kapitasi.
h) Dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan menyebabkan besaran tarif kapitasi
lebih rendah dari standar tarif kapitasi minimal yang telah ditetapkan oleh Menteri, maka besaran
kapitasi yang dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi minimal.
31
Tim Monitoring Evaluasi KBKP
(Monev)

1. Tim Monev Daerah


2. Tim Monev Pusat

32
Tim Monev Daerah
Dibentuk dari Surat Keputusan Divisi Regional
Pengarah : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Ketua : (1) Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Cabang/yang ditunjuk.
(2) Kepala Divisi Regional BPJS Kesehatan
Sekretaris : Kepala Departemen MPK BPJS Kesehatan Divre Jatim
Anggota :
a) Kepala Bidang yang mempunyai tugas dan fungsi pelayanan primer/pelayanan
kesehatan dasar Dinas Kesehatan Provinsi
b) Perwakilan Adinkes Wilayah Provinsi
c) Perwakilan PKFI Wilayah Provinsi
d) Perwakilan Asklin Wilayah Provinsi
e) Perwakilan IDI Wilayah Provinsi
f) Kepala Departemen yang membawahi fungsi teknologi informasi Divisi Regional
BPJS Kesehatan

33
Tugas Tim Monev Daerah
a. melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan dan hasil penilaian yang dilakukan Tim Penilai dan
pelaksanaannya di lapangan;
b. memberikan rekomendasi dan koreksi atas pelaksanaan
pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan di lapangan, baik kepada FKTP, BPJS Kesehatan
maupun Dinas Kesehatan setempat;
c. memberikan rekomendasi dan usulan perbaikan program;
d. melaporkan progres kegiatan secara periodik, sebagai
bahan pelaporan ke Kantor Pusat; dan
e. melakukan pembinaan atas pelaksanaan kapitasi
berbasis pemenuhan komitmen pelayanan.
34
FKTP TELAH MELAKSANAKAN
KBK PER APRIL 2017
KLINIK
KANTOR CABANG PUSKESMAS
PRATAMA
BANYUWANGI 0 87
BOJONEGORO 0 69
GRESIK 0 65
JEMBER 0 74
KEDIRI 0 93
MADIUN 0 109
MALANG 0 60
MOJOKERTO 0 66
PAMEKASAN 0 93
PASURUAN 0 80
SIDOARJO 70 26
TULUNGAGUNG 0 77
Grand Total 70 899
35
PERATURAN BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG
PEMERATAAN PESERTA DI FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Dalam salah satu poin di Per BPJS Kesehatan No. 1
tahun 2017 dijelaskan bahwa :

Menimbang : Untuk menjamin dan meningkatkan


mutu layanan kepada peserta BPJS Kesehatan,
perlu dilakukan pemerataan jumlah peserta pada
setiap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
PASAL 2
(1) Untuk menjamin dan meningkatkan mutu layanan kepada Peserta,
BPJS Kesehatan dapat melakukan pemindahan Peserta dari satu
FKTP ke FKTP yang lain.
(2) Pelaksanaan pemindahan Peserta sebagaimana pada ayat (1)
dilakukan dengan mempertimbangkan :
a. rasio jumlah Peserta dan dokter;
b. wilayah yang sama atau berdekatan; dan
c. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setelah
berkoordinasi dengan asosiasi fasilitas kesehatan dan organisasi
profesi.
(3) BPJS Kesehatan dalam melaksanakan pemindahan Peserta
dilakukan dengan mempertimbangkan pilihan Peserta setelah
dilakukan sosialisasi yang memadai.
PASAL 3
(1) Pemindahan Peserta antar FKTP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dilakukan secara bertahap dan selektif berdasarkan skala
prioritas.
(2) Tahapan pemindahan Peserta antar FKTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sampai dengan tercapai rasio ideal
yang ditentukan antara jumlah dokter dan jumlah Peserta di satu
FKTP.
(3) Rasio ideal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu 1 ( satu)
dokter berbanding 5000 (lima ribu) Peserta.
(4) Pentahapan pemindahan Peserta sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakanbagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan BPJS Kesehatan ini.
PASAL 4
(1) Pemindahan Peserta antar FKTP dilaksanakan dengan
memperhatikan jumlah Peserta dan jumlah dokter yang ada
pada:
a. FKTP asal; dan
b. FKTP tujuan.
(2) Pemindahan Peserta dari FKTP asal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan dalam hal rasio jumlah Peserta dan
jumlah dokter melebihi rasio ideal sesuai dengan ketentuan
dalam pentahapan pemindahan Peserta.
(3) Pemindahan Peserta ke FKTP tujuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilakukan dalam hal:
a. berdekatan dengan domisili Peserta; dan/atau
b. rasio jumlah Peserta dan jumlah dokter kurang dari rasio ideal
sesuai dengan ketentuan dalam pentahapan pemindahan
Peserta.
PASAL 5 MEKANISME PERPINDAHAN PST
(1) Mekanisme pemindahan Peserta antar FKTP dilakukan dengan cara:
a. melakukan pemetaan Peserta dan FKTP oleh BPJS Kesehatan;
b. menetapkan:
1.daftar FKTP asal yang akan dipindahkan Pesertanya;
2.daftar FKTP tujuan;
3.jumlah Peserta yang dipindahkan untuk masing-masing FKTPasal; dan
4.waktu pelaksanaan pemindahan Peserta;
c. mendapatkan rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan setelah
berkoordinasi dengan asosiasi fasilitas kesehatan dan organisasi
profesi;
d. melakukan koordinasi dengan FKTP asal dan FKTP tujuan;
e. melakukan sosialisasi rencana pemindahan Peserta kepada Peserta; dan
f. melakukan pemindahan Peserta.
(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilaksanakan paling
lambat 2 (dua) bulan sebelum dilakukan pemindahan Peserta.
Terima kasih

Kartu Indonesia Sehat


Dengan Gotong royong, Semua Tertolong

BPJS Kesehatan
www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI (Akun Resmi)
BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan bpjskesehatan

44

Anda mungkin juga menyukai