Anda di halaman 1dari 63

KESIAPAN FASKES

TINGKAT PERTAMA & TINGKAT LANJUTAN


DALAM IMPLEMENTASI JKN

Disampaikan pada Pelatihan Manajemen Puskesmas


Dinkes Provinsi Sulsel

Oleh

dr. H.M. Taufiq, MMR


Kepala Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Dasar
Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan

Makassar, 09 Oktober 2013


OUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI
ERA JKN
3. JENIS, KEDUDUKAN & PERAN FASYANKES TINGKAT PERTAMA
DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
4. PENTINGNYA FASYANKES TINGKAT PERTAMA DALAM
KERANGKA KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
5. PERSIAPAN FAYANKES TINGKAT PERTAMA
6. SISTEM RUJUKAN
7. PENUTUP
PENDAHULUAN
DESAIN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NASIONAL

Pelayanan Kesehatan
KOMPREHENSIF
PROVIDER PESERTA/PASIEN
FASK Regulasi iuran
ES Prospektif
Pembayaran Paket Benefit
KONTRAK /MOU
BPJS KES TELAAH UTILISASI
KONTROL,
PENGAWASAN
JAM. KESEHATAN STANDAR,DSB
TERKENDALI
PENYELENGGARAAN : NIRLABA, DANA AMANAH PORTABILITAS , PROFESIONAL,
BERKEADILAN, SOLIDARITAS SOSIAL,
MENDORONG : PENERAPAN SPM, STANDAR/MUTU, TARIF, WIN-WIN
SOLUTION, SITEM RUJUKAN,, BIAYA YANKES LEBIH FAIR,
www.jpkm-online.net KOMPETISI/PERSAINGAN USAHA
Peta JalanJALAN
PETA Aspek Pelay
ASPEKanan Kesehatan
PELAYANAN KESEHATAN
•Jumlah mencukupi
-Perluasan dan • Distribusi merata
• Distribusi belum • Sistem rujukan
Pengembangan
merata berfungsi optimal
faskes dan nakes
• Kualitas bervariasi KEGIATAN-KEGIATAN: • Pembayaran dengan
secara
• Sistem rujukan belum cara prospektif dan
komprehensif
optimal -Evaluasi dan harga keekonomian
• cara Pembayaran untuk semua
penetapan penduduk
belum optimal
pembayaran

RENCANA AKSI
PENGEMBANGAN
FASKES, NAKES, Implementasi roadmap: pengembangan faskes,
SISTEM RUJUKAN
DAN nakes, sistem rujukan dan infrastruktur lainnya.
INFRASTRUKTUR

Kajian berkala tahunan elijibilitas Faskes, kredensialing, kualitas layanan dan


penyesuaian besaran pembayaran harga keekonomian

Penyusunan Implementasi, pemantauan dan penyempurnaan sistem rujukan dan


Standar,
prosedur dan
telaah utilisasi
pembayaran
faskes
Implementasi pembayaran Kapitasi dan INA-CBGs serta penyesuaian
besaran biaya dua tahunan dengan harga keekonomian
5
Perpres No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional
Pasal 35 (Ketersediaan)
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas
ketersediaan fasilitas kesehatan
Pasal 36 (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
•Faskes Pemerintah/Pemda yang memenuhi persyaratan SELEKSI
 Wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Faskes
•Faskes swasta yang memenuhi persyaratan
(credentialing)
 dapat kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
•Kerja sama  membuat perjanjian tertulis.

Pasal 37 (1)  Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan


ASOSIASI
kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut FASILITAS
dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
KESEHATAN

Pasal 42 (Kinerja Faskes)


•Memperhatikan mutu pelayanan
PENILAIAN
•Orientasi aspek keamanan pasien KINERJA
•Efektifitas tindakan
•Kesesuaian kebutuhan pasien
Faskes
(komponen utama
•Efisiensi biaya
recredentialing)
KEBIJAKAN PELAYANAN PRIMER DIERA JKN
SISTIM PELAYANAN KESEHATAN
SKN 2012 Perpres
PELAYANAN 72/2012

TERSIER

PELAYANAN
UKM SEKUNDER UKP

PELAYANAN JKN
PRIMER

MASYARAKAT
PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER

 Revitalisasi UKM
 Peningkatan Efektifitas UKBM  Optimalisasi Fasyankes
 Optimalisasi Sistem Rujukan Primer sebagai Gatekeeper
 Optimalisasi Sistim Rujukan

PETA STRATEGIS PELAYANAN


KESEHATAN
9
PRIMER
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN
PERORANGAN PADA PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER

UKM UKP

Program UKM
Program UKM dan bersifat nasional
antara lain : JKN
 P4K
 Desa Siaga  Vaksin untuk
 Posyandu Immunisasi Pelayanan
 Posbindu Dasar kesehatan
 Alat Kontrasepsi tingkat pertama
 Kadarzi
Dasar sesuai manfaat
 Screening HIV
 Screening IVA JKN
 Screening API, Penyemprotan Malaria
 TB Dots

PEMBIAYAAN OLEH
BPJS KESEHATAN
PEMBIAYAAN OLEH PEMERINTAH
PRINSIP DASAR PELAYANAN KESEHATAN DALAM
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

 Pelayanan kesehatan mengacu pada konsep


“managed care” yaitu keterpaduan antara pelayanan
kesehatan yang bermutu dan pembiayaan yang
terkendali
Pelayanan kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan pola
pembiayaan yang dapat mengendalikan kenaikan
biaya pelayanan antara lain dengan Prospective
payment
JENIS, KEDUDUKAN & PERAN FASYANKES TINGKAT
PERTAMA DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL
JENIS FASKES TINGKAT PERTAMA
DI ERA JKN
 PUSKESMAS
 KLINIK PRATAMA
 PRAKTIK DOKTER MANDIRI
 PRAKTIK DOKTER GIGI MANDARI

Catatan :
Bidan dan Perawat dimungkinkan jadi jejaring pelayanan kesehatan
TINGKAT PERTAMA namun TIDAK menjadi GATE KEEPER. Pelayanan yang
diberikan mengacu pada kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan
KEDUDUKAN/POSISI & PERAN FASYANKES
TINGKAT PERTAMA DI ERA JKN

GATEKEEPER

Penyelenggara pelayanan kesehatan dasar yang berperan


sebagai kontak pertama dan penapis rujukan sesuai
dengan standar pelayanan medik.

Di ERA JKN :
KECUALI GAWAT DARURAT, SEMUA PESERTA HARUS MELALUI FASKES
TINGKAT PERTAMA BARU DAPAT MEMPEROLEH PELAYANAN DI TINGKAT
LANJUT (RS)
PENTINGNYA FASYANKES TINGKAT PERTAMA DALAM
KERANGKA KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL
MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN DASAR PENTING ?
 TULANG PUNGGUNG PELAYANAN KESEHATAN
 TITIK BERAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR/PRIMER ADALAH
PROMOTIF & PREVENTIF YANG MENDORONG MENINGKATNYA
PERAN SERTA & KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM
MENGATASI BERBAGAI FAKTOR RISIKO KESEHATAN
 KEBERHASILAN YANKEASDAS AKAN MENDUKUNG
PELAKASANAAN JKNDIMANA MENGURANGI JUMLAH PASIEN
YANG DIRUJUK
 MENGURANGI BIAYA PELAYANAN KESEHATAN YANG BERSIFAT
KURATIF
 PELAKSANAAN YANKESDAS DI DAERAH YANG BAIK AKAN
MENDUKUNG PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL

Pelaksanaan Pelayanan kesehatan primer akan berbeda antar wilayah karena :


1. Kondisi geografis dan demografis
2. Kemampuan fiskal daerah dan individu
3. Status kesehatan masyarakat
4. Perhatian pemda pada pembangunan kesehatan di wilayahnya
KENAPA FASYANKES TINGKAT PERTAMA SEBAGAI
GATE KEEPER SANGAT PENTING DIERA JKN ?
PENTING OLEH KARENA
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dasar.
Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan
melalui sistem rujukan.
Penasehat, konselor, dan pendidik untuk
mewujudkan keluarga sehat.
PERSIAPAN FAYANKES TINGKAT PERTAMA
PENYIAPAN FASKES TK.I

KAJIAN ANALISIS RENCANA


PEMENUHAN FASYANKES
PENYIAPAN PEDOMAN-
PEDOMAN
Analisis Perhitungan Waktu Pelayanan UKP (Kuratif)

VARIABEL SIMULASI
Coverage Peserta JKN 2500 3000 4000 5000 6000
Angka Utilisasi/Bulan *) 15% 15% 15% 15% 15%
Lama Pelayanan dalam Setahun 12 12 12 12 12
Jumlah kunjungan pasien per
4500 5400 7200 9000 10.800
tahun
Jumlah hari kerja pertahun (hari) 220 220 220 220 220
Jumlah Kunjungan per hari 20 25 33 41 49
Lama waktu pelayanan/pasien
10 10 10 10 10
(menit)
Lama waktu pelayanan 1 dokter /
hari (jam) 3.41 4.1 5.5 6.8 8.2

*) Sumber WHO
Analisis Penggunaan Jam Kerja Dokter
di Faskes Primer
2500 3000 4000 5000 6000

Waktu Pelayanan
3.41 4.1 5.5 6.8 8.2
Kuratif (UKP)

Promprev (UKM) 1 1 1 1 1

Istirahat 1 1 1 1 1

Manajemen 1 1 1 1 1

Total Waktu Kerja 6.41 7.1 8.5 9.8 11.2

Menggambarkan Jam Kerja Dokter berdasarkan cakupan peserta JKN

Sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan


(Jam Kerja 1 Hari = 7 Jam 6 Hari Kerja Seminggu)
Analisis Kebutuhan dan Kekurangan
Puskesmas
di Kabupaten/Kota
DI
RATIO KEBUTUHAN KEKURANGAN
KAB/KOTA
1: 2500 48.400 38.801 478
1:3000 40.674 31.174 470
1:4000 30.505 21.115 447
1:5000 24.404 15.201 405
1:6000 20.337 11.391 361
Kekurangan didapat dari Jumlah Kebutuhan dikurangi Jumlah Puskesmas yang ada saat ini 9.599

Perhitungan berdasarkan asumsi peserta JKN tahun 2014


PENDUDUK THN (Puskesmas, klinik praktek mandiri)
2014) pratama dan
praktek mandiri)
121.000.000. 12.349 9.798 39.728 39.728 (Puskesmas, klinik pratama dan
(Jumlah peserta
JKN tahun 2014) ANALISIS KEBUTUHAN praktek mandiri)

STANDAR : INDONESIA
SEHAT : SETIAP FASKES
KONDISI SAAT INI ( TAHUN 2013) KONDISI TAHUN 2014
PRIMER DENGAN 1
DOKTER MELAYANI 2500
JIWA
JUMLAH PENDUDUK/
KEBUTUHAN FASKES
PESERTA JKN JUMLAH FASKES SEMUA FASKES PRIMER JUMLAH JIWA YG
PRIMER ( PUSKESMAS, JUMLAH FASKES PRIMER ( JUMLAH JIWA YG DILAYANI
PRIMER YANG SUDAH SETIAP FASKES PRIMER YANG TERSEDIA AKAN DILAYANI SETIAP
KLINIK PRATAMA, PUSKESMAS, KLINIK, DOKTER MASALAH
BEKERJASAMA (FASKES YG SUDAH KERJASAMA DGN PT BEKERJASAMA DENGAN FASKES PRIMER
DOKTER PRAKTIK PRAKTIK MANDIRI) ASKES)
DENGAN PT ASKES BPJS DENGAN 1 DOKTER
MANDIRI)

Jjumlh Jumlah
DISTRIBUSI
251. 858. 640 ( Penduduk/peserta penduduk/peserta
100,743 39,728 12,349 39,728 PESERTA &
PENDUDUK TAHUN 2014 ) dibagi 12. 349 = dibagi 39.728 =
FASKES
20. 395 JIWA 6.340

Jumlah
jumlah penduduk /
121. 000. 000 ( Jumlah penduduk/peserta
48,400 39,728 12,349 peserta dibagi 12.349 39. 728
peserta JKN thn 2014) dibagi 39.728 =
= 9. 798 JIWA
3.000

STANDAR INDONESIA SEHAT : RASIO DOKTER PESERTA  1 : 2.500


Rencana Pemenuhan Standar
Faskes Primer
1. Peningkatan kerjasama dengan klinik swasta dan dokter
praktek mandiri bagi daerah yang kurang tenaga
dokternya
2. Pembangunan Puskesmas pada Kecamatan yang tidak
mempunyai Puskesmas
3. Pemenuhan dokter pada kab/kota dengan kekurangan
dokter. (tugas PPSDM)
4. Rehab Puskesmas dan Rumah dinas dokter
5. Pemenuhan alkes faskes primer
6. Penetapan Pedoman
7. Penguatan sistem rujukan dengan memperhatikan
aksesibilitas dan portabilitas
DATA KONDISI FISIK PUSKESMAS
(Sumber: Rifaskes 2011)

KONDISI BANGUNAN RUMAH DINAS RUMAH DINAS


UTAMA DOKTER PERAWAT
PUSKESMAS
BAIK 5.715 5.180 6.244

RUSAK RINGAN 2.182 2.635 3.726

RUSAK SEDANG 886 1.432 2.057

RUSAK BERAT 163 *) 899 1.608

TIDAK ADA 239 47 KAB/KOTA 47 KAB/KOTA


DATA
JUMLAH 9.185 10.146 13.635

*) Telah dilakukan konfirmasi ada 56 puskesmas rusak berat yang telah direnovasi 25
(53 menjadi baik, 3 menjadi rusak ringan)
DANA PERBAIKAN PUSKESMAS, RUMAH DINAS
DOKTER & PERAWAT 2012
Kondisi Bangunan Utama Rumah Dinas Rumah Dinas
Puskesmas Dokter Perawat

Rusak 49.734.896.758 11.273.100.897 10.910.353.889


Ringan (188 Unit) (268 Unit) (355 Unit)
Rusak 35.322.904.815 8.606.467.334 8.934.700.975
Sedang (89 Unit) (143 Unit) (207 Unit)

Rusak Berat 9.548.332.667 6.817.777.715 9.811.787.289


(18 Unit) (78 Unit) (158 Unit)

Jumlah 150.960.322.340
DANA PERBAIKAN PUSKESMAS, RUMAH DINAS
DOKTER & PERAWAT TAHUN 2013
Kondisi Bangunan Utama Rumah Dinas Rumah Dinas
Puskesmas Dokter Perawat

Rusak O 0 0
Ringan (0 Unit) (0 Unit) (0 Unit)
Rusak 327.943.843.150 0 0
Sedang (797 Unit) (0 Unit) (0 Unit)
Rusak Berat 85.468.009.801 61.138.022.340 0
(145 Unit) (821 Unit) (0 Unit)

JUMLAH 474.549.875.291
Dari alokasi anggaran 1T:
-Bangunan : Rp 474.549.875.291
27
-Alkes dan Pusling : Rp 525.450.124.709
RENCANA ANGGARAN PERBAIKAN PUSKESMAS,
RUMAH DINAS DOKTER & PERAWAT 2014

Kondisi Bangunan Utama Rumah Dinas Rumah Dinas


Puskesmas Dokter Perawat

Rusak 572.605.578.440 102.217.086.384 105.389.051.696


Ringan (1.994 Unit ) (2.367 Unit) (3.371 Unit)

Rusak 0 83.672.046.102 86.817.501.705


Sedang (0 Unit) (1.289 Unit) (1.850 Unit)

Rusak Berat 0 0 92.653.506.744


(0 Unit) (0 Unit) (1.450 Unit)

Jumlah 1.043.399.771.071
28

28
Penyiapan Pedoman untuk PPK PRIMER

No Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran di


Faskes primer

1 Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Faskes Primer

2 Panduan ketrampilan klinis bagi Dokter di Faskes Primer

3 Panduan Penatalaksanaan Klinis dengan pendekatan simptom bagi


Dokter di Faskes primer

4 Panduan Pelayanan di Faskes Tk.I Bagi Dokter fasyankes primer


BUKU PEDOMAN PELAYANAN BAGI
DOKTER DI FASYANKES PRIMER

1 2

PANDUAN PRAKTIK Panduan Penataan klinis


KLINIS BAGI DOKTER berdasarkan simpton pd
DI FASYANKES PRIMER layanan primer

3 4

Panduan ketrampilan Panduan Pelayanan


klinis bagi DOKTER di Dokter di Fasyankes
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
DI FASYANKES PRIMER
DASAR HUKUM
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 24
Ayat 1 : “Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi
ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional.
Ayat 3 “Ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Menteri
UU No.24 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 51: Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :
a.memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “standar profesi” adalah batasan kemampuan (knowledge,
skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu
untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri
yang dibuat oleh organisasi profesi.
PROSES PENYUSUNAN BUKU
 PPK disusun berdasarkan pedoman yang berlaku secara global yang
dirumuskan bersama perhimpunan profesi dan Kementerian kesehatan.
 Berisi penatalaksanaan penyakit yang sesuai dengan kompetensi 3 dan
4, yang dapat dilakukan di layanan primer  405 penyakit (SKDI2012)
 Prioritas penyusunan PPK sampai Agustus 2013 : 155 penyakit
 Prioritas penyakit tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan 3 dan 4
terpilih, dengan kriteria di layanan primer: High volume, High cost, High
risk, Program nasional, Merupakan penyakit yang jelas batas-batasnya
dan relatif mudah mendiagnosisnya.
 Setelah menyelesaikan Pedoman untuk 155 penyakit prioritas,
penyusunan Pedoman Penatalaksanaan Penyakit akan terus dikerjakan
oleh organisasi profesi sampai mencakup 405 penyakit kompetensi 3
dan 4.
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
(Perkonsil No 11 Tahun 2012)
TINGKAT KEMAMPUAN
NO SISTEM TUBUH MANUSIA DAFTAR PENYAKIT
1 2 3A 3B 4A

1 Sistem Saraf 73 7 22 18 19 7

2 Psikiatri 52 0 28 21 1 2

3 Indera 104 4 44 30 3 23

4 Respirasi 46 6 11 8 12 9

5 Kardiovaskular 41 7 15 9 9 1

6 GIT 83 6 32 17 9 19

7 Ginjal dan sal. Kemih 40 3 19 6 5 7

8 Reproduksi 99 11 41 16 19 12

9 Endokrin metabolik 33 7 6 4 7 9

10 Hematoimunologi 35 4 14 8 3 6

11 Muskuloskeletal 38 14 13 7 2 2

12 Sist Kulit dan Integumen 79 1 13 13 7 45

13 Forensik dan Medikolegal 13 0 3 7 1 2

TOTAL 736 70 261 164 97 144


33
STRUKTUR PENULISAN PPK

 PPK memuat pengelolaan penyakit mulai dari penjelasan s.d


penatalaksanaan penyakit.
 Sistematika PPK:
1. Masalah Kesehatan
2. Hasil Anamnesis (subjective)
3. Hasil pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
4. Penegakan Diagnosis (Assessment)
5. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif
6. Sarana Prasarana
7. Prognosis
8. Rekam Medik: ICPC 2 dan ICD 10
CONTOH: PPK INFARK MIOKARD
 Masalah Kesehatan
Infark miokard (IM) adalah perkembangan yang cepat dari
nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan yang kritis antara suplai oksigen dan
kebutuhan miokardium. Ini biasanya merupakan hasil dari
ruptur plak dengan trombus dalam pembuluh darah
koroner, mengakibatkan kekurangan suplai darah ke
miokardium. Terdapat 2 jenis infark miokard berdasarkan
hasil pemeriksaan EKG, yaitu Non ST elevasi Myocard Infarc
(NSTEMI) dan ST elevasi Myocard Infarc (STEMI).
CONTOH: PPK INFARK MIOKARD
HASIL ANAMNESIS (SUBJECTIVE)
 Keluhan
 Nyeri dada retrosternum
 Nyeri menjalar ke dagu, leher, tangan,
punggung dan epigastrium, keringat dingin
dan anxietas
 Faktor resiko
①Yang tdk dpt diubah
 Usia, meningkat pada pria >45 tahun & wanita>55 thn
 Jenis kelamin: laki-laki 2x drpd perempuan
 Riwayat keluarga dgn PJK
①Yang dapat diubah: HT, merokok, konsumsi alkohol, DM,
diet tinggi lemak, aktivitas kurang, stres psikologik
CONTOH: PPK INFARK MIOKARD
PEMERIKSAAN FISIK &PENUNJANG
SEDERHANA (OBJECTIVE)
 Pem. Fisik:
 Pasien biasanya terbaring dengan gelisah dan kelihatan pucat.
 Hipertensi/hipotensi.
 Dapat terdengar suara murmur dan gallop S3.
 Ronki basah disertai peningkatan vena jugularis dapat ditemukan
pada AMI yang disertai edema paru.
 Sering ditemukan aritmia.
 Pem. Penunjang: EKG
 Pada STEMI, terdapat elevasi segmen ST diikuti dengan perubahan
sampai inversi gelombang T, kemudian muncul peningkatan
gelombang Q minimal di dua sadapan.
 Pada NSTEMI, EKG yang ditemukan dapat berupa depresi segmen ST
dan inversi gelombang T, atau EKG yang normal.
CONTOH: PPK INFARK MIOKARD
PENEGAKAN DIAGNOSTIK (ASSESSMENT)

 Diagnosis klinis: ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pem.fisik dan penunjang.
 2 dari 3 hal yi:
1. Klinis: nyeri dada khas angina
2. EKG: ST elevasi atau ST depresi atau T inverted
 Klasifikasi: STEMI & NSTEMI
 Diagnosis Banding:
Angina pectoris prinzmetal, unstable angina pectoris, ansietas,
diseksi aorta, dispepsia, miokarditis, Pneumotoraks, emboli
paru
 Komplikasi: aritmia letal, perluasan infark @ iskemia paska
infark
CONTOH: PPK INFARK MIOKARD
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF (PLAN)
Konseling dan Edukasi
 Edukasi untuk:
 Mengendalikan faktor risiko dan teratur kontrol ke dokter
untuk terapi lanjutan.
 Modifikasi gaya hidup
 Modifikasi gaya hidup dalam hal pola makan, olah
raga/aktivitas fisik, menghentikan rokok, pengendalian
stres, untuk menurunkan risiko predisposisi.
Kriteria Rujukan:
Segera dirujuk setelah mendptkn terapi MONACO ke
layanan sekunder dgn sp jantung/peny. dalam
CONTOH: PPK INFARK MIOKARD
SARANA PRASARANA
 Tabung dan selang atau masker oksigen
 Obat-obatan : Nitrat, Aspirin, Clopidrogel, Morfin
 Elektrokardiografi (EKG)
 Infus set dan cairan infus
 Ambulans
UJI COBA STANDAR PELAYANAN
BAGI DOKTER FASYANKES PRIMER
1. TELAH TERSUSUN FORMULIR UJI COBA PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
2. TELAH DILAKUKAN UJI COBA DI JABAR, ACEH, DKI,
MENYUSUL SUMBAR, SULUT DAN GORONTALO
BAGAIMANA CARA UNTUK MENJADI FASYANKES
TINGKAT PERTAMA
DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL ?
BAGAIMANA CARA UNTUK MENJADI
FASYANKES TINGKAT PERTAMA
DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL ?
KREDENSIALING
FASKES TK.I

1 2

PERSYARATAN ADMINISTRASI PERSYARATAN TEKNIS


PUSKESMAS
• Persyaratan Administrasi • Persyaratan Teknis
 Surat Ijin Operasional;  sumber daya manusia;
 Surat Ijin Praktik (SIP) bagi  sarana dan fasilitas;
dokter/drg , Surat Ijin Praktik
Apoteker (SIPA) bagi Apoteker,  peralatan medis;
Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin  obat-obatan dan
Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga
penunjang; dan
kesehatan lainnya
 Perjanjian kerjasama dengan  cakupan pelayanan dan
jejaring, JIKA Diperlukan komitmen jaga mutu.
 Surat Pernyataan Kesediaan
mematuhi ketentuan yang
terkait dengan JKN

DRAFT PMK ( 19 September 2013)


TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.
PRAKTIK Dr dan Drg MANDIRI
• Persyaratan Administrasi • Persyaratan Teknis
 Surat Ijin Praktik;  sumber daya manusia;
 Nomor Pokok Wajib Pajak  sarana dan fasilitas;
(NPWP);  peralatan medis;
 Perjanjian kerjasama  obat-obatan dan
dengan Laboratorium penunjang; dan
Sederhana, apotek, dan
 cakupan pelayanan dan
jejaring lainnya ; dan
komitmen jaga mutu.
 Surat Pernyataan Kesediaan
mematuhi ketentuan yang
terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional

DRAFT PMK ( 19 September 2013)


TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.
KLINIK PRATAMA
• Persyaratan Administrasi • Persyaratan Teknis
 Surat Ijin Operasional;  sumber daya manusia;
 Surat Ijin Praktik (SIP) bagi
dokter/drg , Surat Ijin Praktik atau  sarana dan fasilitas;
Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga  peralatan medis;
kesehatan lainnya
 Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)  obat-obatan dan
bagi Apoteker dalam hal klinik penunjang; dan
menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian,  cakupan pelayanan dan
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); komitmen jaga mutu.
 Perjanjian Kontrak kerjasama dengan
jejaring, jika diperlukan; dan
 Surat Pernyataan Kesediaan
mematuhi ketentuan yang terkait
dengan Jaminan Kesehatan Nasional

DRAFT PMK ( 19 September 2013)


TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.
Skenario implementasi UKP di
tingkat Pertama
SDM KESEHATAN

50
Skenario implementasi UKP di tingkat Pertama

Saat Ini Masa Transisi Yang diharapkan


Fasilitas : Fasilitas : Fasilitas :
-Puskesmas -Puskesmas -Klinik Puskesmas
-Poliklinik RS -Klinik Pratama -Klinik Pratama
-Praktik Dokter -Praktik Dokter -Dr/drg Praktik
-Praktik Bidan dengan Jaringannya Mandiri dgn
-RB Tenaga Jaringannya
-Balai Pengobatan -Dokter Tenaga
-Poliklinik Lapas -Dokter Gigi -Dokter Layanan
Tenaga Primer
-Dokter Kompetensi : -Tenaga kesehatan
-Dokter gigi -Kompetensi dokter lain sebagai TIm
-Bidan utk menangani Kompetensi :
Kompetensi : penyakit yg sering -Sesuai dengan SKDI
-Sesuai dengan terjadi dan beresiko perkonsil 11/2012
Kompetensi tenaga tinggi tingkat kemampuan
3A,3B dan 4A
PENGUATAN SISTEM
RUJUKAN DAN PENGUATAN
REGIONALISASI RUJUKAN
r ed
c t u
t ru y Care
s rim
ar
Un
P
Ca dary

Sel
on
re

fC
Sec

are

Tertiary Care
Oleh karena itu...

Sistem Rujukan Rumah Sakit perlu


dikembangkan

Pelayanan kesehatan rujukan dapat


lebih cepat, tepat, pasti dan aman

Regionalisasi Sistem Rujukan Rumah Sakit


CONTOH :
Sistem Rujukan Rumah Sakit
Berbasis Regional

 KABUPATEN/KOTA DIBAGI
DALAM BEBERAPA WILAYAH
RUJUKAN (REGION)
 SETIAP WILAYAH MEMPUNYAI
PUSAT RUJUKAN
CONTOH REGIONALISASI
RUJUKAN
PROV. SULSEL

Regionalisasi Rujukan
(Pasal 9 Pergub No. 15 Tahun 2008)

Region Timur
Region
Region Utara Gerbang Utara

Region Tenggara Region


Gerbang Selatan
Region Selatan
Regional TIMUR

1. Kota Palopo
2. Kab. Luwu
3. Kab. Luwu Timur
4. Kab. Luwu Utara
5. Kab. Tana Toraja
6. Kab. Toraja Utara

Jarak tempuh terjauh ke Makassar : 634 km


Jarak tempuh terjauh ke Palopo : 180 km
PENUTUP
PERMASALAHAN
YANG HARUS DIHADAPI PEMERINTAH DAN PEMDA
 KETERBATASAN ANGGARAN
1. Optimalisasi anggaran yg ada, baik APBN & APBD, fokus pada
persiapan menghadapi JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
2. Gunakan skala prioritas
3. Puskesmas segera diarahkan menjadi BLU/BLUD
 KETERBATSAN SDM
1. Prioritas Pemenuhan Kebutuhan SDM Kesehatan
PERMASALAHAN
YANG HARUS DIHADAPI PEMERINTAH DAN PEMDA

 GEOGRAFIS
1. Optimakan regionalisasi rujukan
2. RS Bergerak/Pratama dan puskesmas di DTPK
3. Mendorong pihak swasta dalam pemenuhan fasilitas
pelayanan kesehatan terutama di DTPK
 KWALITAS LAYANAN MASIH RENDAH
1. Akreditasi, baik nasional maupun JCI
2. Pelatihan2, seperti PPGD, GELS, ATLS
1. Pelaksanaan JKN diharapkan tidak hanya
berfungsi sebagai layanan kuratif –
rehabilitatif semata tetapi juga layanan
promotif preventif
2. Sitem Kapitasi di PPK1 diharpakan akan
merangsang para Pemberi layanan
kesehatan untuk lebih giat melakukan
upaya PROMREV pada kelompok
masyarakat yang menjadi
tanggungjawabnya

PERILAKU HIDUP SEHAT ATAU PARADIGMA SEHAT TERWUJUD


BAGAIMANA SULSEL ?

 SIAPKAH MENGHADAPI IMPLEMENTASI JKN 1 JANUARI


2014 ?
 APA YG SUDAH DILAKUKAN UNTUK IMPLEMENTASI JKN 1
JANUARI 2014 ?

SUDAHKAH KITA BERPERAN UNTUK


IMPLEMENTASI JKN ?
T
TERIMA K
E KASIH A
R
I
S
M I
A H

Anda mungkin juga menyukai