Anda di halaman 1dari 57

KONSEP & IMPLEMENTASI MUTU DAN KP DI FKTP

DIREKTORAT MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN


ROAD MAP BIDANG PELAYANAN PUBLIK (IND)

2020 - 2025 PELAYANAN PUBLIK


Kabinet Kerja
2015 - 2019 BERKUALITAS DUNIA
KIB II
2010 - 2014

KIB I Meningkatnya Kualitas


2004 - 2009 Pelayanan Publik
1. Mendorong kepatuhan
terhadap UU 25 /2009
2. Melakukan sosialisasi
1. UU 25/2009 Tentang Pelayanan tentang pelayanan publik
Publik 3. Pembinaan,Monev dan
2. PP 96/2012 Tentang Pelaksanaan
Pengawasan Yanlik
Undang-Undang 25 Tahun 2009
3. Peraturan Pelaksanaan UU No
25/2009
a. Penyusunan, Penetapan SP
b. Maklumat Pelayanan
c. Survei IKM
PUSKESMAS SBG GATE KEEPER YAN PUBLIK BDG KESEHATAN
HARUS MAMPU SELENGGARAKAN KEDUA FUNGSINYA SECARA BERKULITAS
DAN CUSTOMIZED
SUMBER: MENPAN RB
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
1 Client Centered Care

2 Access

3 Quality and Safety


Compliance to
Standards
Feigenbaum
Definisi absolut
Definisi individual
Definisi sosial
Defisini absolut:
Manfaat dan/atau
kemungkinan terjadinya
cedera terhadap kesehatan
sebagaimana dinilai oleh
praktisi kesehatan tanpa
mempedulikan biaya
Defisini individual:
Ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau kemungkinan terjadinya
cedera/konsekuensi yang tidak diharapkan
Definisi sosial:
Biaya pelayanan
kesehatan,
manfaat dan/atau
cedera yang terjadi
dalam proses
pelayanan
kesehatan, serta
distribusi
pelayanan
kesehatan
sebagaimana
dinilai oleh
masyarakat secara
umum
Trilogy Juran

Quality planning
Quality control
Quality improvement
Donabedian
Paso
#1
Quality Management

Quality Planning
Quality Control
Quality Improvement
Cost Containment
Mutu (Kemenkes)

KINERJA YANG MENUNJUK PADA TINGKAT KESEMPURNAAN PELAYANAN KESEHATAN, YANG DISATU PIHAK DAPAT
MENIMBULKAN KEPUASAN PADA SETIAP PASIEN (PELANGGAN) SESUAI DENGAN TINGKAT KEPUASAN RATA-RATA
PENDUDUK, SERTA DIPIHAK LAIN TATA CARA PENYELENGGARAANNYA SESUAI DENGAN STANDAR DAN KODE ETIK PROFESI
YANG TELAH DITETAPKAN ( Prof Asrul Azwar)
Di Indonesia, belum ada kesepakatan nasional mengenai definisi mutu
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil telaah regulasi, terdapat dua produk hukum
yang memuat definisi mutu terkait pelayanan kesehatan secara eksplisit yaitu :

1. Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit sebagai bagian dari tata kelola klinis yang baik (Permenkes
No. 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien, pada Bab II Kewajiban
Rumah Sakit Pasal 17 ayat 4).

2. Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang memberikan rasa puas sebagai pernyataan
subjektif pelanggan, dan menghasilkan outcome sebagai bukti objektif dari mutu layanan yang
diterima pelanggan (Permenkes No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, pada
Lampiran Bab I Pendahuluan, poin B Konsep Manajemen)
Quality
Dimensions

Access
Efficacy
Eficiency
Safety
Continuity of care
Competency
Amenities
Human Relations
Menurut Institute
of Medicine (IOM)
IOM Six dalam tulisan yang
Dimensions berjudul Crossing
the Quality Chasm:
A New Health
System for the 21st
Century.
Washington, D.C:
National Academy
Press tahun 2011,
Effective
People
HWO centred
Safe Tahun 2018 Menurut WHO “
Handbook
NATIONAL QUALITY
Eefficient POLICY &
Timely STRATEGY”
TAHUN 2018

Integrated
Equitable
DIMENSI MUTU YANKES
1. FOKUS PADA PASIEN (PERSON CENTERED)
Pelayanan kesehatan berfokus pada pasien artinya memberikan pelayanan yang
menghormati dan merespon keinginan pasien, kebutuhan pasien, nilai-nilai dan
memastikan nillai – nilai tersebut dihormati dalam proses pelayanan. Pelayanan kesehatan
juga berusaha meningkatkan aksepbilitas masyarakat (1.1.1.. & 4.1.1.)

2. KESELAMATAN (SAFE) - Bab 9


Meningkatkan keselamatan melalui penerapan prinsip manajemen resiko dan
menghindari cedera pada pasien akibat pelayanan yang diberikan. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan keselamatan menjadi hal yang penting, baik untuk pasien maupun
petugas kesehatan. Mengurangi risiko cedera, infeksi, atau bahaya lain terkait pelayanan
kesehatan dapat dilakukan dengan melibatkan petugas kesehatan dan pasien.
.

Menurut Institute of Medicine (IOM) dalam tulisan yang berjudul Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st
Century. Washington, D.C: National Academy Press tahun 2011, dimensi mutu layanan kesehatan ada 6, yaitu:
DIMENSI MUTU YANKES
3. Efektivitas (Effectiveness) PEDOMAN DAN SOP
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang menyangkut norma pelayanan kesehatan
dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada. Pelayanan kesehatan berupaya meningkatkan efektivitas
seperti melalui penyusunan pedoman klinis dan petunjuk klinis (clinical guideline and clinical pathway).
Pelayanan diberikan kepada pasien yang memerlukan dan tidak diberikan kepada pasien yang tidak
memerlukan berdasarkan bukti ilmiah

4. Efisiensi (Efficiency) : OPTIMALISASI SD (SPATU+DI+WAKTU)


Dimensi yang penting dari kualitas pelayanan kesehatan adalah efisiensi kerja. Efisiensi ini yang akan
mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya
terbatas. Pelayanan yang efisien pada umumnya akan memberikan perhatian yang optimal pada pasien dan
masyarakat. Petugas kesehatan akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang
dimiliki. Pelayanan kesehatan berusaha meningkatkan efisiensi misalnya Program Pencegahan Fraud dan
menghindari tindakan dan upaya yang tidak diperlukan.

Menurut Institute of Medicine (IOM) dalam tulisan yang berjudul Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st
Century. Washington, D.C: National Academy Press tahun 2011, dimensi mutu layanan kesehatan ada 6, yaitu:
DIMENSI MUTU YANKES
5. Adil (Equitable)  Bab I, VII
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Mutu pelayanan kesehatan harus sama tanpa membedakan
individu, gender, agama, etnis, lokasi geografis, dll. Pemberi layanan kesehatan berupaya meningkatkan
pemerataan jumlah dan penyebaran fasilitas serta SDM kesehatan sehingga masyarakat dapat menerima
pelayanan dengan kualitas yang sama.
6. Tepat waktu (Timely)  Bab I, IV, VII, VIII
Mengurangi waktu tunggu dan penundaan pelayanan yang membahayakan pasien dan pemberi layanan.

7. Integrasi : ada integrasi dan komunikasi efektif seluruh provider dalam menajamin
adanya pelayanan yang baik bagi pasien/customer
Mutu pelayanan
mutu

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANA
MUTU N
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses

1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasi dg baik


Mengukur Indikator

Memonitor

Standar/
Mengendalikan SOP

Ringkas, Rapih, Resik,


Memelihara
Rawat, Rajin

CQI:
Menyempurnakan Siklus PDCA
IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU & KP
DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DI FKTP

TAHAPAN OUTPUT KEGIATAN

PERENCANAAN (PLAN) 1. ADANYA PENGGALANGAN KOMITMEN MANAJEMEN DAN SEMUA


STAF
2. ADANYA KEBIJAKAN MUTU FKTP
3. ADANYA TIM MUTU DAN URAIAN TUGAS TIM MUTU
4. ADANYA PEDOMAN/MANUAL MUTU
5. ADANYA RENCANA/PROGRAM KERJA PENINGKATAN
MUTU YANG DISERTAI DENGAN INDIKATOR MUTU
BERDASARKAN DATA YANG DIPEROLEH DARI ASSESSMENT
6. ADANYA SUMBER DAYA (SPATU + INFORMASI + WAKTU) YANG
DIALOKASIKAN BERKAITAN DENGAN PENINGKATAN MUTU

06/29/22 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 34


IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU dan KP DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DI FKTP

TAHAPAN OUTPUT KEGIATAN

PELAKSANAAN
1. Adanya pertemuan tim mutu yang rutin dilaksanakan dalam
rangka proses pemantauan dan evaluasi keberhasilan
pencapaian indikator mutudan KP
2. Adanya kegiatan identifikasi dan prioritas masalah terkait
dengan peningkatan mutu layanan kesehatan di FKTP , Adanya
rencana upaya pengendalian dan peningkatan mutu di FKTP
setiap bulan
3. Terlaksananya upaya pengendalian dan peningkatan mutu di
FKTP setiap bulan
4. Adanya rumusan alternatif penyelesaian masalah terkait
peningkatan mutu

06/29/22 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 35


PENGORGANISASIAN MUTU,KP & PPI
CONTOH
Tim Mutu, Keselamatan Pasien, Audit Internal
dan PPI di dalam struktur Organisasi FKTP
KEPALA
KEPALAKLINIK
FKTP

KASUBBAG
TU

TIM MUTU TIM AUDIT TIM TIM PPI


(ADMEN, UKM, UKP) INTERNAL KESELAMATAN
PASIEN
D ilengkapi uraian tugas dan fungsi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 4/27/2018
P1 (PERENCANAAN)
IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU & KP
DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DI FKTP

TAHAPAN OUTPUT KEGIATAN

Pengawasan, pengendalian • Dilaksanakannya Rapat Tinjauan Manajemen dan Audit


Internal
dan penilaian kinerja FKTP
• Adanya hasil evaluasi pencapaian tingkat akses (seberapa
jauh jumlah target sasaran dapat dijangkau atau
menjangkau) dan tinddak lanjutnya
• Adanya hasil evaluasi pencapaian tingkat Layanan Klinis dan
tindak lanjutnya
• Adanya hasil analisis dan tindak lanjut terhadap capaian
tingkat mutu (service excelent)
• Terlaksananya prinsip efektif dan efisien

06/29/22 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 37


PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN:
Program mutu manajerial:
a. Sosialisasi tata nilai/budaya mutu dan keselamatan pasien
b. Monitoring dan Penilaian kinerja manajerial (keuangan,
pemeliharaan, pengelolaan sdm, pengelolaan asset, dsb)
c. Audit internal
d. Penyusunan register risiko pelayanan UKM dan UKP
e. Pertemuan tinjauan manajemen
f. Penyusunan register risiko terkait dg fasilitas dan pelayanan admen
g. Membakukan sistem pelaporan insiden dan tindak lanjutnya
PROGRAM MUTU PELAYANAN KLINIS & KESELAMATAN PASIEN:
a.Komunikasi efektif dengan pasien dalam pelayanan klinis & Komunikasi efektif antar
praktisi
b.Monitoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis dan tindak lanjutnya
c.Monitoring dan penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis dan tindak lanjutnya
d.Pelaporan insiden keselamatan pasien dan tindak lanjutnya  RCA dan investigasi
sederhana
e.Implementasi manajemen risiko pada area prioritas
f.Penyusunan panduan praktik klinis
g.Monitoring dan penilaian sasaran keselamatan pasien dan tindak lanjutnya
h.Register risiko pelayanan klinis
i.Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan laboratorium (PMI,
PME, pelaksanaan FMEA, dsb)
j. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat (termasuk
pelaksanaan FMEA)
k. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan radiodiagnostik
l. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien pada area prioritas
(termasuk pelaksanaan FMEA)
Program diklat/in-house training mutu dan keselamatan
pasien:
- Pelatihan peningkatan mutu
- Pelatihan manajemen risiko dan keselamatan pasien
- Pelatihan audit internal
- Dsb
Kajibanding kinerja antar puskesmas/FKTP
P
C PENINGKATAN KUALITAS SECARA
P
TERUS MENERUS &
D
BERKESINAMBUNGAN MELALUI SIKLUS
C A
PDCA
P D
C A
P D
A
D
Siklus PDCA ibarat mesin yang terus
bergerak untuk mencapai tujuan perbaikan
dan peningkatan mutu dengan berupaya
mencapai indikator-indikator mutu secara
Kementerian Kesehatan Republik Indonesiabertahap dan terus menerus
3/2/2018 16

42
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 06/29/22
1. IDENTIFIKASI HASIL PENYELENGGARAAN UPAYA
PUSKESMAS, UMPAN BALIK PELANGGAN
2. DESKRIPSIKAN PROSES PENYELENGGARAAN 1. LAKSANAKAN UPAYA PENYELESAIAN MASALAH,
PELAYANAN YG BERJALAN SAAT INI LAKUKAN TRIAL/UJI COBA
3. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS UNTUK 2. MELAKUKAN RENCANA YANG TELAH
MENENTUKAN GAP MASALAH DITETAPKAN SEBELUMNYA SESEGERA
PLAN 4. ANALISIS AKAR MASALAH MUNGKIN. DO
5. IDENTIFIKASI PELUANG PENINGKATAN MUTU 3. MEMANTAU PROSES PELAKSANAANNYA
6. MENCARI DAN MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH .
7. MEMBAUT RENCANA SOLUSI
PERMASALAHAN/PERBAIKAN KUALITAS

• APABILA UPAYA YANG DILAKSANAKAN


DINYATAKAN BERHASIL/SUKSES, MAKA
• MEMPELAJARI PERBAIKAN KUALITAS
STANDARISASIKAN PERUBAHAN TERSEBUT, PELAJARI EFEK PERUBAHAN YG TERJADI
SELANJUTNYA UPAYAKAN LANGKAH-LANGKAH TERHADAP KONDISI YANG ADA,
PERBAIKAN/PENINGKATAN MUTU SERATA SELANJUTNYA KUMPULKAN DATA BARU
TERUS MENERUS BERKESINAMBUNGAN. BILA DAN BANDINGKAN DENGAN DATA
ACTION DINYATAKAN KURANG BERHASIL, HARUS DICARI SEBELUMNYA, KEMUDIAN LIHAT EFEK CHECK
JALAN LAIN DENGAN MELAKUKAN IDENTIFIKASI PERUBAHAN, DAN ATAS PERBAIKAN YANG
ULANG ATAS MASALAH ATAUPUN UPAYA YANG
DIPEROLEH DIREPLIKASIKAN
DILAKSANAKAN
06/29/22 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 43
KONSEP DASAR PENGGUNAAN SIKLUS PDCA/PDSA DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU

SMART D S
MEMPELAJARI 5W2H
Penggunaan kata MELAKSANAKAN HASIL
kerja ; Misal RENCANA PERBAIKAN
PERBAIKAN MUTU Apa masalah yg mendesak ut
Specific Menurunkan , MUTU What
diselesaikan ?
mengilangkan,
meningkatkan P A
Where Dimana akan diselesaikan ?
Menggunakan MEMBUAT STANDARISASI
RENCANA HASIL
indikator
Measurable PERBAIKAN PERBAIKAN
keberhasilan MUTU When Kapan dilaksanakan
MUTU
(TERUKUR)

Harus dapat Who Siapa yang bertanggungjawab


Achievable
dicapai
MENYATAKAN AKAR PENYEBAB MASALAH MUTU
Harus terkait Why Mengapa dilakukan ?
Relevant dgn dengan visi-misi
Visi-misi dan tujuan
organisasi MENYATAKAN MASALAH MUTU YANG ADA Bagaimana cara melakukan
How
perbaikan mutu
Time Bound/ Menetapkan batas
Timely waktu pencapaian MEMAHAMI KEBUTUHAN PERBAIKAN MUTU
(menyadari /potensi masalah mutu) How Berapa biaya ? Berapa manfaat yang
Much diperoleh
MASALAH MUTU
PENDEKATAN USE PDS/CA DALAM “TOPS” UNTUK
PENYELENGGARAAN UKP & UKM PUSKESMAS YG BERKUALITAS
• U = UNDERSTAND QUALITY IMPROVEMENT NEED(s)
• S = STATE THE QUALITY PROBLEM(s)
• E = EVALUATE THE ROOT CAUSE(s)
• P = PLAN THE SOLUTION
• D = DO, OR IMPLEMENT THE SOLUTION
• S/C = STUDY/CHECK THE SOLUTION RESULT
• A = ACT TO STANDARDIZED THE SOLUTION; dalam…….
“TOPS” = TEAM ORIENTED PROBLEM SOLVING 12
Tim peningkatan mutu Puskesmas Purwakarta melakukan diskusi
(brainstorming) dengan Kepala Puskesmas Purwakarta, Kepala Poli Gigi,
Kepala Perawatan Balai pengobatan, bidan KIA, petugas obat, petugas
PLAN pendaftaran, perawatan BP, petugas laboratorium, dan juru imunisasi
mengenai permasalahan yang ada di Puskesmas dalam proses pelayanan
kesehatan. Dari hasil diskusi diketahui informasi beberapa masalah
pelayanan kesehatan yang ada, yaitu:
LANGKAH PERTAMA :
IDENTIFIKASI HASIL PENYELENGGARAAN
UPAYA PUSKESMAS & MASUKAN /UMPAN 1. Pasien menumpuk di loket pendaftaran, Farmasi, dan ruang
BALIK PELANGGAN pemeriksaan
2. Jumlah kunjungan yang cukup banyak sedangkan ruang tunggu
kurang memadai
3. Lamanya waktu tunggu pasien di Farmasi dalam pengambilan
Nilai Makna Nilai Makna obat
1 Sangat tidak penting 6 Cukup penting 4. Di bagian laboratorium tidak ada ruang tunggu untuk pasien
2 Tidak Penting 7 Penting yang mengantri mendapat pelayanan laboratorium
3 Kurang penting 8 Penting sekali 5. Lamanya waktu tunggu pasien mulai dari pendaftaran sampai
4 Tidak begitu penting 9 Sangat penting pasien mendapat obat yaitu sekitar dua jam
5 Agak penting 10 Sangat penting sekali

Nomor Pendapat petugas kesehatan Jumlah


masalah A B C D E F G H I J
Untuk memiliki masalah pelayanan yang
dianggap paling penting untuk segera diperbaiki,
Masalah 1 7 5 8 7 8 6 6 7 7 8 69
Masalah 2 6 6 5 8 7 5 4 4 3 6 54
dilakukan proses pemberian nilai terhadap
Masalah 3 7 8 6 8 7 8 9 8 7 8 76 masalah yang ada oleh petugas kesehatan.
Masalah06/29/22
4 5 6 7 5 4 5 7 7 6 8 60 46

Masalah 5 7 4 5 7 8 7 5 8 6 8 65
Setiap anggota FKTP membuat gambaran tentang proses
yang selama ini dilakukan dalam memberikan pelayanan
PLAN kepada pasien. Masing-masing bagian di FKTP
menggambarkan proses yang mereka lakukan dalam
bentuk flowchart kegiatan pelayanan kesehatan mulai dari
input – proses – output. Kadang selama ini kita melakukan
LANGKAH KEDUA : pekerjaan tanpa standar/ketentuan alur yang jelas,
DESKRIPSIKAN PROSES PENYELENGGARAAN sehingga ketika flowchart dibuat kita menyadari bahwa
PELAYANAN YG BERJALAN SAAT INI kita bisa meningkatkan atau bahkan mengubah proses
yang selama ini berjalan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.

47
Berdasarkan pembobotan masalah yang ada di
Puskesmas didapatkan hasil bahwa “lamanya waktu
PLAN tunggu pasien di Farmasi” sebagai masalah yang
dianggap prioritas untuk diperbaiki.

LANGKAH KETIGA :
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS UNTUK
MENENTUKAN GAP MASALAH

48
PLAN

LANGKAH KE EMPAT : FOKUS PADA


PELUANG PENINGKATAN MUTU

Petugas kesehatan di Puskesmas Purwakarta memilih


masalah prioritas untuk diperbaiki sebagai upaya
peningkatan mutu, yaitu menurunkan
lama waktu
tunggu di Farmasi Puskesmas Purwakarta.

49
Berdasarkan pembobotan masalah yang ada di
Puskesmas didapatkan hasil bahwa “lamanya waktu
PLAN tunggu pasien di Farmasi” sebagai masalah yang
dianggap prioritas untuk diperbaiki.

LANGKAH KE LIMA : ANALISIS AKAR


MASALAH Dari permasalahan waktu tunggu pasien di Farmasi
Puskesmas Purwakarta, dilakukan penelusuran akar
penyebab masalah. Hal ini dilakukan dengan metode
Fishborne Diagram atau yang juga dikenal dengan
Diagram Ishikawa.

PLAN

50
PLAN SETELAH DIKETAHUI AKAR PERMASALAHAN PENYEBAB
LAMANYA WAKTU TUNGGU PASIEN DI FARMASI
PUSKESMAS PURWAKARTA, TIM PENINGKATAN MUTU
LANGKAH KE ENAM : MENCARI DAN SELANJUTNYA MENCARI BEBERAPA SOLUSI SEBAGAI
MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH RENCANA PERBAIKAN MASALAH, YAITU:

KLASIFIKASI MANFFAT YG
MASALAH RENCANA PERBAIKAN PIC WAKTU BIAYA
PENYEBAB DIPEROLEH
Kurangnya pengetahuan petugas Memberikan pelatihan kepada petugas
MANUSIA
Farmasi tentang pengelolaan obat
Tidak ada SOP Pembuatan dan sosialisasi SOP
METODE
Susunan obat tidak teratur Penyusunan ulang tata kelola obat
Pemisahan loket penerimaan resep dan
Loket hanya satu
penyerahan obat

Kaca loket tidak transparan Mengganti kaca loket menjadi transparan


SARANA
Tidak tersedia nomor urut Pemberian nomor urut pasien

Kemasan obat tidak lengkap Pengadaan etiket dan label obat

51
Setelah membuat rencana perbaikan, tim peningkatan

DO (PELAKSNAAN) mutu Puskesmas membuat peta pelaksanaan PILOT


PROJECT (uji coba) untuk diimplementasikan di
Puskesmas. Pemetaan uji coba ini dilakukan dengan
menentukan bentuk perbaikan, estimasi biaya, waktu
LANGKAH KE TUJUH : pelaksanaan, dan nama penanggung jawab. 
MEMETAKAN PILOT PROJECT (UJI COBA)

Rencana perbaikan WAKTU & TEMPAT BIAYA PENANGGUNG JAWAB


Memberikan pelatihan kepada petugas tentang 4 Januari 2018 di Puskesmas Rp.120.000,- dr. Yulianita
pengelolaan obat
27 Desember 2004 – 4 Feb 2018 Rp.100.000,- drg. Nani Wahyuning
Pembuatan dan sosialisasi SOP di Puskesmas
Penyusunan ulang tata kelola obat 5 Januari 2018 di Puskesmas Rp.0,- Marta
Pemisahan loket penerimaan resep dan penyerahan 27 Desember 2017 Rp. 150.000,- Novi
obat
Mengganti kaca loket menjadi transparan 27 Desember 2017 Rp.300.000,- Susi
Pemberian nomor urut pasien 27 Desember 2017 Rp. 200.000,- Misnani
Pengadaan etiket dan label obat 27 Desember 2017 Rp.56.000,- Marta
52
DO (PELAKSNAAN) PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROJECT(UJI
COBA) SELAMA KURANG LEBIH 3 BULAN
(DESEMBER 2017 – FEBRUARI 2018 )

LANGKAH KE DELAPAN : IMPLEMENTASI


PILOT PROJECT

1. LAKUKAN PENGUKURAN DAN PEMANTUAN


SELAMA IMPLEMENTASI UJI COBA.
2. LAKUKAN DETEKSI SETIAP PENYIMPANGAN
3. LAKUKAN DOKUMENTASI & VERIFIKASI SETIAP
TINDAKAN

Baseline % Peningkatan Kinerja selama Uji


TAHAP PROSES Kebutuhan pelanggan Kesimpulan
Kinerja Awal Kinerja Coba

53
CHECK
(EVALUASI HASIL) Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang
dilakukan setelah dilakukan uji coba selama kurang
lebih 3 bulan.
LANGKAH KE SEMBILAN : EVALUASI HASIL
Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
1.Tidak lagi terjadi penumpukan pasien di depan loket
Farmasi baik untuk pemberian resep maupun
pengambilan obat
2.Petugas sudah lebih mudah mencari obat sehingga
pelayanan lebih cepat
3.Proses pelayanan obat sudah berjalan sesuai SOP
dimana alur resep berjalan satu arah First In First Out
(FIFO)

54
CHECK Dari pemantauan tim perbaikan mutu Puskesmas diketahui
bahwa ternyata pelayanan obat di Farmasi dengan
(EVALUASI HASIL) menggunakan metode satu arah menjadi faktor paling
dominan dalam perbaikan mengurangi waktu tunggu pasien
di Farmasi. Dimana pasien yang pertama kali datang
LANGKAH KE SEPULUH : memberikan resep obat ke Farmasi adalah pasien yang lebih
dahulu dilayani dan menerima obat sehingga penumpukan
pasien dapat dihindari
BUAT KESIMPULAN

55
Aksi artinya melakukan evaluasi total terhadap tujuan dan proses serta
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah

ACT (AKSI) kita kerjakan masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera
melakukan action untuk memperbaikinya. Tahap aksi ini sangat penting
artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya. 
Di tahap ini kita melakukan apa yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan
positif dalam proses keseharian pelayanan pasien sampai pada akhirnya kita
LANGKAH KE SEBELAS : bisa melakukan peningkatan dan/atau perbaikan dalam pelayanan
kesehatan.
STANDARISASI PERUBAHAN

Setelah uji coba dilakukan, buat standarisasi perubahan dengan cara:


Gambarkan proses baru dalam flowchart yang jelas dan mudah dipahami
Diskusikan dengan orang-orang yang terlibat dalam proses standarisasi untuk mempertimbangkan bagian lain yang
mungkin akan mendapat dampak positif dari perubahan yang akan dilakukan
Modifikasi standar, prosedur, kebijakan, capaian/target, untuk menggambarkan proses perubahan
Diskusikan dengan semua staf FKTP tentang rencana perubahan
Berikan penjelasan dan pelatihan kepada staf sesuai kebutuhan untuk melakukan perubahan di FKTP
Bangun rencana untuk mendukung orang-orang agar mau berubah, mulai dari fasilitas dan lingkungan kerja di FKTP
Dokumentasikan setiap tahap proses perubahan sehingga dapat dijadikan lesson kearn untuk senior manager atau
FKTP lain

MISALNYA DALAM CONTOH KASUS DI ATAS, HASIL IMPLEMENTASI YANG ADA DAPAT DIAJUKAN
UNTUK MEMBUAT SK KEPALA PUSKESMAS SEHINGGA MENJADI LANDASAN PETUGAS PUSKESMAS
UNTUK BERANI MENGAMBIL TINDAKAN TERHADAP PELAYANAN KEPADA PASIEN. 56
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai