Anda di halaman 1dari 27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari, memperoleh, dan

menyimpulkan atau mencatat data dari suatu masalah yang diteliti. Data yang

digunakan untuk keperluan penelitian dapat berupa data primer maupun data

sekunder. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian tersebut diperlukan suatu

metode yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2017: 2) adalah sebagai

berikut:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan


data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2016: 14) metode kuantitatif adalah:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan


untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Darmawan (2013: 130), metode kuantitatif adalah: “Suatu proses

menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory

Research. Menurut Sugiyono (2016: 10) “Explanatory Research adalah penelitian

yang menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel yang mempengaruhi

hipotesis.” Oleh karena itu, dalam penelitian ini nantinya akan dijelaskan

38
39

mengenai adanya hubungan timbal balik antara variabel yang akan diteliti dan

sejauh mana hubungan tersebut saling mempengaruhi. Alasan utama pemilihan

jenis eksplanatori ini untuk menguji hipotesis yang diajukan agar dapat

menjelaskan pengaruh literasi keuangan dan sikap keuangan sebagai variabel

bebas terhadap akses keuangan sebagai variabel terikat.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan upaya penelitian secara rinci meliputi

nama variabel, konsep variabel, indikator, ukuran dan lain lain yang diarahkan

untuk memperoleh nilai variabel penelitian. Operasionalisasi variabel digunakan

untuk memberikan gambaran penelitian dengan mengacu pada teori yang sesuai.

Menurut Sugiyono (2014: 58) menyatakan bahwa: “Variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu Pengaruh Literasi Keuangan dan

Sikap Keuangan terhadap Akses Keuangan pada Usaha Mikro di Desa Binangun

Kota Banjar. Maka disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel penelitian

dimaksudkan untuk menjabarkan variabel-variabel yang timbul dalam suatu

penelitian ke dalam dimensi dan indikator yang lebih terperinci. Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari variabel independen atau bebas yaitu Literasi Keuangan

(X1) dan Sikap Keuangan (X2). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Akses

Keuangan (Y).
40

Untuk lebih jelas dalam menjelaskan variabel-variabel tersebut, berikut

peneliti sajikan operasional variabelnya yang di jelaskan dalam tabel sebagai

berikut:

TABEL 1.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Dimensi Indikator Item Skala

Literasi 1. Pengetahuan Perencanaan akuntansi


Keuangan Keuangan 1
keuangan sederhana
(Nababan Dasar
dan Sadalia, Meningkatkan Pengetahuan
2012: 15) pembukuan keuangan untuk 2
usaha kecil

2. Pengetahuan Tingkat menganalisa kinerja


Manajemen 3
keuangan
uang
Memprediksi kondisi
4
keuangan

3. Pengetahuan Jumlah biaya administrasi


Manajemen pinjaman saat melakukan 5
kredit & Skala
pinjaman
Utang Ordinal
Tingkat bunga yang di
6 1-5
tanggung

4. Pengetahuan Kepemilikan rekening


Tabungan & 7
tabungan
Investasi
Rencana persyaratan yang
dibutuhkan saat melakukan
8
pinjaman ke bank /lembaga
keuangan bukan bank

5. Pengetahuan Tingkat resiko dana kredit 9


Manajemen
Resiko Kemampuan meminimalisir
tingkat kerugian ketika terjadi 10
tidak mampu bayar
41

Variabel Dimensi Indikator Item Skala

Sikap 1. Konsumsi Melakukan kegiatan


11
Keuangan konsumsi sehari-hari
(Dew dan
Mempertimbangkan
Xiao (2011) 12
keputusan
dalam
Herdjiono 2. Manajemen Membayar tagihan tepat
13
dan Damanik Arus Kas waktu
(2016: 228)). Memperhatikan catatan dan
14
bukti pembayaran
Skala
Membuat penganggaran 15 Ordinal
keuangan
Membuat perencanaan 1-5
16
keuangan
3. Tabungan Penyisihan uang untuk 17
dan Investasi tabungan
Penyisihan uang untuk 18
investasi
4. Manajemen Mempertimbangkan sebelum 19
Utang mengajukan Utang
Memanfaatkan utanf untuk
20
hal-hal produktif
Akses 1. Layanan Layanan jasa keuangan
Keuangan 21
mudah untuk diakses
Soetiono &
Setiawan Tempat layanan keuangan
22
(2018: 58) mudah dijangkau

2. Penggunaan Mengetahui ketersediaan jasa


23 Skala
dan produk keuangan
Ordinal
Penggunaan produk pinjaman
1-5
atau kredit dari bank/lembaga 24
jasa keuangan

3. Kualitas Layanan jasa keuangan


25
membantu pengguna jasa

Lembaga keuangan (bank)


26
memberikan pelayanan yang
42

Variabel Dimensi Indikator Item Skala

sesuai

Data di analisis dengan menggunakan analisa statistik dan disajikan dalam

bentuk tabel untuk memperoleh gambaran Literasi Keuangan dan Sikap Keuangan

terhadap Akses Keuangan pada Usaha Mikro di Desa Binangun Kota Banjar.

3.3 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2016: 42) bahwa:

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan


hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Adapun paradigma dalam penelitian pada penelitian ini adalah sebagai


berikut:

Variabel X

Literasi Keuangan Variabel Y

Nababan dan Sadalia (2012:


15)
Akses Keuangan

Soetiono & Setiawan


Sikap Keuangan
(2018: 58)
Dew dan Xiao (2011) dalam
Herdjiono dan Damanik (2016:
228).

GAMBAR 3.1
PARADIGMA PENELITIAN
43
44

3.4 Teknik Pengumpulan Sampel


3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) adalah “Definisi populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah sekelompok orang, peristiwa atau segala sesuatu yang menarik

perhatian peneliti untuk melakukan penyelidikan yang tidak hanya sekedar jumlah

yang ada pada objek, melainkan objek yang secara keseluruhan digunakan untuk

penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku Usaha Mikro yang ada di

Desa Binangun Kota Banjar. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 534

pelaku Usaha Mikro.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017: 81) Sampel ialah bagian dari populasi yang

menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode pengambilan sampel ini

dipilih untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dengan alasan bahwa populasi

Usaha Mikro di Desa Binangun banyak. Teknik sampling yang merupakan teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penilitian. Menurut Sugiyono (2017: 121) terdapat dua teknik sampling yang

dapat digunakan, yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling.


45

1. Probability Sampling

Menurut Sugiyono (2017: 122), Probability Sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi,

simple random sampling, proportionate stratified random sampling,

disproportionate stratified random sampling, sampling area (cluster) sampling

(sampling menurut daerah).

2. Non Probability Sampling

Menurut Sugiyono (2014: 116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sebelum penentuan sampel

dilakukan, perlu diketahui terlebih dahulu populasinya. Hal ini bertujuan agar

penelitian ini mendapatkan sampel yang representatif sehingga mendukung

tercapainya suatu tujuan. Teknik pengambilan sampel di dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Purposive sampling yang dikemukakan Sugiyono

(2014: 122) dikatakan ”Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu”. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Pelaku bisnis di Desa Binangun

b. Usaha didalamnya adalah Usaha Mikro

Untuk menentukan besarnya sampel, peneliti menggunakan Rumus dengan

Metode Slovin. Rumus Metode Slovin adalah sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N e
46

Dimana:

n = Besaran sampel

N = Besaran populasi

e = Error Lavel (tingkat kesalahan), pengambilan sampel yang masih dapat

ditolerir atau yang diinginkan adalah 10%

Jumlah populasi Usaha Mikro yang ada di Desa Binangun adalah 534

orang dan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir adalah 10% dari populasi, maka

perhitungannya sebagai berikut:

Hasil :

534 534
n= = =84.227
1+534 ( 0.10 ) 6.34
2

Hasil perhitungan menunjukan jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini sebanyak 84 orang pelaku Usaha Mikro di Desa Binangun.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

sesuai yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 137) dengan menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara membaca dan mempelajari berbagai literatur dan sumber bacaan yang

berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara langsung.
47

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik survey

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik yang

efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah tertentu. Kuesioner dapat

berupa pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan secara langsung kepada

responden atau dikirim melalui internet.

Peneliti melakukan penelitian pada Usaha Mikro di Desa Binangun Kota

Banjar untuk mengetahui Literasi Keuangan dan Sikap Keuangan terhadap Akses

Keuangan.

3.6 Alat Ukur Data


3.6.1 Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis data

primer. Data primer adalah Data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data tersebut di diperoleh

secara langsung dari sampel penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada

Usaha Mikro yang ada di Desa Binangun Kota Banjar. Dengan demikian data

primer dalam penelitian ini sebanyak 84 pelaku Usaha Mikro di Desa Binangun

Kota Banjar.

3.6.2 Skala Pengukuran

Skala pengukuran adalah acuan yang dapat digunakan dalam penelitian

sehingga peneliti akan mendapatkan data kuantitatif. Menurut Suigiyono (2014:


48

131) “Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan

data kuantitatif” .

Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

akurat, efisien, dan komunikatif.

Menurut Abdurrahman dan Muhidin (2011: 8) menyatakan bahwa ditinjau

dari aspek pengukurannya, data digolongkan menjadi empat, yaitu:

1. Data Nominal
2. Data Ordinal
3. Data Interval
4. Data Ratio

Penjelasan:

Ad.1 Data nominal adalah data yang cara penyusunannya didasarkan atas

kategori tertentu. Hasil pengukurannya dapat dibedakan tetapi tanpa

memperhatikan uraian tertentu atau tidak bisa diurutkan mana yang lebih

tinggi, mana yang lebih rendah, mana yang lebih utama, dan mana yang

lebih dikesampingkan. Data nominal adalah kuantitatif.

Mengkuantifikasikan data nominal adalah dengan cara menghitung

frekuensinya.

Ad. 2 Data ordinal adalah data yang cara penyusunannya didasarkan atas

kategori tertentu dengan memperhatikan urutan. Angka atau hurup yang

diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk

dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang
49

dari menurut aturan pernyataan tertentu. Ciri lain dari data ordinal adalah

(1) Bilangan atau angka huruf yang diberikan kepada objek hanya

menyatakan tempat dalam suatu susunan, tidak menyatakan apa-apa

mengenai jarak dari suatu data ke data lainnya atau tidak memberikan data

absolut pada objek tetapi hanya urutan (ranking) relatif saja dan peringkat

tersebut tidak mempunyai satuan ukur. Dengan demikian jarak atau beda

nilai tidak diukur.

(2) Data ordinal tidak mengenal nol, makanya per ranking-nya pun

dimulai dari satu. Data ordinal adalah kualitatif. Mengkuantifikasikan data

ordinal adalah dengan cara menghitung frekuensinya dan dibuat ranking-

nya.

Ad. 3 Data interval adalah data yang susunan urutan objeknya memiliki jarak

yang sama. Ciri lain dari data interval adalah tidak mempunyai nilai nol

mutlak. Selain itu, datanya bisa ditambahkan, dikurangi, digandakan, dan

dibagi tanpa mempengaruhi jarak tertentu dan bisa dibandingkan.

Ad. 4 Data ratio adalah data yang angkanya diperoleh dengan membandingkan

nilai yang satu dengan nilai lainnya. Ciri dari ratio adalah memberikan

keterangan nol mutlak dari objek yang diukur, serta data bisa dibedakan,

diurutkan, mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan.

Selanjutnya di dalam pengukuran sikap, di dalam penelitian ini

menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 132) “Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
50

tentang fenomena sosial”. Dalam sebuah penelitian, fenomena sosial ditentukan

secara sepesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban kuesioner diberi nilai

skor dengan uraian berikut:

TABEL 3.2
SKALA LIKERT
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2014: 133)

Seperti pedoman pada skala likert yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

a. Sangat Setuju (SS) = 5


b. Setuju (S) = 4
c. Ragu-ragu (RG) = 3
d. Tidak Setuju (TS) = 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.

Penyusunan di dalam penelitian ini dengan menggunakan data ordinal.

Dikarenakan peneliti akan menggunakan teknik statistik parametrik, maka data

ordinal ini harus ditransformasikan menjadi data interval melalui Methode of

Successive Interval (MSI).


51

3.6.3 Transformasi Data

Data yang diperoleh melalui kuesioner dengan menggunakan skala Likert

menghasilkan data ordinal. Dengan demikian data ordinal diubah terlebih dahulu

menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI).

Menurut Abdurahman dan Muhidin (2011: 54) menyatakan bahwa:

Skala pengukuran yang dipilih oleh peneliti berkaitan dengan teknik analisis
data yang akan digunakan. Oleh karena itu setiap skala pengukuran yang
tidak memenuhi syarat perlu dilakukan suatu teknik analisis tertentu, harus
dirubah atau dikonversi ke dalam skala pengukuran yang sesuai dengan
teknik analisis yang akan digunakan. Contoh seorang peneliti yang
menggunakan teknik analisis jalur untuk mengkaji masalah-masalah yang
ditelitinya, sementara itu tingkat pengukuran yang digunakan adalah
ordinal, oleh karena analisis jalur mengisyaratkan skala minimal interval,
maka peneliti harus menaikan tingkat pengukuran pengukuran ordinal
menjadi interval. Salah satu metode konversi data yang sering digunakan
peneliti untuk menaikkan tingkat pengukuran ordinal ke interval adalah
Methode of Successive Interval (MSI).

Menurut Abdurrahman dan Muhidin (2007: 55) adapun langkah kerja yang

dapat dilakukan untuk menaikan tingkat pengukuran skala ordinal ke skala

interval melalui Method of Successive Interval (MSI) adalah dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab


(memberikan) respon yang alternatif (kategori) jawaban yang tersedia
2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n),
kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternative jawaban responden
tersebut.
3. Jumlahkan proporsi secara beruntun, sehingga keluar proporsi
kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden.
4. Dengan menggunakan tabel normal baku, hitung nilai Z, untuk setiap
kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban
responden tadi.
5. Menghitung nilai skala (scala value) untuk setiap nilai dengan
menggunakan rumus:

Densitiv of Lower Limit−Density of Upper Limit


SV =
Area Under Upper Limit −Area Under Lower Limit
52

6. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scala value) dari nilai


skala ordinal ke nilai interval, dengan rumus: Y= S vi +|SV min|. Dengan
catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negative tersebut diubah
menjadi sama dengan satu (=1).

Proses transformasi data ordinal menjadi data interval dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program aplikasi komputer yaitu Microsoft Office Excel

2013 for windows (Add-in menu analize, pilih Succesive Interval). Setelah data

yang diperlukan telah diperoleh, data tersebut dikumpulkan untuk kemudian

dianalisis dan diinterpretasikan. Sebelum melakukan analisis data, perlu dilakukan

uju validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu terhadap kuesioner tersebut.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu pengukuran dikatakan valid jika pertanyaan yang disajikan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi

antar skor kontruk atau variabel. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung

korelasi dari masing-masing pertanyaan melaui total skor dengan rumus korelasi

pearson product momen, kemudian membandingkan r hitung dengan r tabel

adalah angka pada kritik tabel korelasi pada derajad kebebasan (dk = n-2) dengan

taraf signifikan a = 5%.

n . ∑ XY −∑ X . ∑ Y
r=
√ n . ∑ X ²−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
(Muhidin dan Abdurahman, 2011: 31)
53

Keterangan:

r = Koefisien validitas butir yang di cari

n = Banyaknya koresponden

X = Skor yang diperoleh objek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X² = Jumlah kuadrat masing-masing X

∑Y² = Jumlah kuadrat masing-masing Y

Sedangkan untuk mengukur skor masing-masing item pertanyaan valid atau

tidak, maka ditetapkan statistik sebagai berikut:

a. Apakah r hitung > r tabel maka item angket tersebut dikatakan valid.

b. Apakah r hitung < r tabel maka item angket tersebut dikatakan tidak valid.

Untuk mempermudah perhitungan uji validitas penelitian akan

menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Selain

itu menurut Sugiyono (2012: 179) syarat lain yang harus dipenuhi yaitu harus

memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Jika r ≥ 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid

2. Jika r ≤ 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid

Selain menggunakan kaidah yang didasarkan pada perbandingan r hitung

dan r tabel, agar memantapkan valid atau tidaknya suatu instrument penelitian r

hitung juga harus dibandingkan dengan batas minimum yaitu 0,3. Di mana

instrument dinilai valid jika r hitung ≥ 0,3.


54

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu

kuesioner. Menurut Sugiyono (2012: 348) “Hasil penelitian yang reliabel adalah

bila terdapat kesamaan data dalam kurun waktu yang berbeda. Dengan kata lain,

instrumen yang reliabel berarti yang bisa digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan reliability analysis dengan

teknik alpha cronbach yang mempunyai rumus sebagai berikut:

[ ]
2
∑o
11=¿
[ ]
k
k−1
1
o2
1
¿
t

Sumber: Muhidin dan Abdurahman (2011: 31)

Di mana rumus varian:


2
∑ x −(∑ x ) ²
o ²=
n

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrument atau koefisien alpha

k = Banyaknya butir soal

2
∑o = Jumlah varian butir
1

2
o = Varian total
t
2
o = Varian

n = Jumlah responden
55

∑x = Jumlah seluruh skor pada item ke i atau jumlah skor yang

diperoleh dari tiap responden


2
∑x = Jumlah hasil kuadrat skor pada item i atau hasil kuadrat jumlah

skor yang diperoleh tiap responden

Menurut Sekaran (2006: 182) “Suatu instrumen dikatakan reliabel dan bisa

diproses pada tahap selanjutnya jika nilai Cronbach Alpha ≥ 0,7. Jika alat ukur

memiliki Cronbach Alpha < 0,7 maka alat ukur tersebut tidak reliabel”. Untuk

mempermudah perhitungan reliabilitas, peneliti akan menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22.0 for windows dengan

menggunakan uji kriteria reliabilitas di atas.

3.7.3 Teknik Statistik


3.7.3.1 Membuat Data Distribusi Frekuensi

Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi

jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) kemudian di jumlahkan. Setelah setiap

indikator mempunyai jumlah selanjutnya membuat garis kontinum.

Sebelum itu tentukan dahulu jenjang intervalnya yaitu dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Danandjaja (2012: 85-89) sebagai

berikut:

1. Menentukan nilai jenjang interval (NJI):

a. Interval kelas

Skor tertinggi : 5 x 84 = 420

Skor terendah : 1 x 84 = 84

Nilai Interval : 420 – 84 = 336

b. Perhitungan panjang interval kelasnya (P) sebagai berikut:


56

Rentang atau interval kelas 336


P= = = 67,2
Banyak kelas 5

Berdasarkan hasil perhitungan dengan panjang interval di atas, maka dapat

disusun tabel interval kelas pada tabel berikut ini:

TABEL 3.3
INTERVAL KELAS UNTUK SETIAP ITEM KUESIONER
Interval Keterangan
84 – 151,1 Sangat Tidak Setuju (STS)
151,2 – 218,3 Tidak Setuju (TS)
218,4– 285,5 Ragu-Ragu (RR)
285,6 – 352,7 Setuju (S)
352,8 – 420 Sangat Setuju (SS)

Jika digambarkan dalam garis kontinum, akan tampak seperti gambar berikut:

STS TS RG S SS

84 151,2 218,4 285,6 352,8 420

GAMBAR 3.2
INTERVAL KELAS VARIABEL
Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

RR : Ragu-Ragu

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Setelah itu membuat klasifikasi penilaian untuk setiap variabel. Menurut

Arikunto (2001: 246), klasifikasi untuk penilaian variabel yaitu:


57

TABEL 3.4
KRITERIA PERSENTASI
Baik 76% - 100%
Cukup 56% - 75%
Kurang Baik 40% - 55 %
Tidak Baik Kurang dari 40%
Sumber: Arikunto (2001: 246)

3.7.4 Metode Statistik

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan

analisis regresi berganda (Multiple Regression). Analisis Regresi pada dasarnya

adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu

atau lebih variabel independen (variabel bebas), dengan tujuan untuk

mengestimasi dan mempredikti rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel

dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan

untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala

interval/rasio. Menurut Sugiyono (2012: 277) mengatakan bahwa “Analisis

regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau

lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (di naik turunkan

nilainya).

Persamaan yang digunakan dalam analisis ini dengan judul Pengaruh

Literasi Keuangan dan Sikap Keuangan terhadap Akses Keuangan pada Usaha

Mikro di Desa Binangun yaitu:


58

Y’ = a+b ₁ X ₁+b ₂ X ₂

Keterangan:

Y’ = Akses Keuangan

X1 = Variabel Literasi Keuangan

X2 = Variabel Sikap Keuangan

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2 …..Xn=0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

Untuk menginterpretasi seberapa erat tingkat hubungan ketiga variabel

maka menggunakan tabel korelasi di bawah ini:

TABEL 3.5
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI
KOEFISIEN KORELASI
Tingkat Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2011: 231)

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2012: 62) “Setelah melakukan perhitungan

dengan menggunakan rumus koefisien korelasi analisis regresi berganda pada

langkah di atas dan didapatkan hasilnya, maka langkah selanjutnya untuk

menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X1, X2 (Literasi Keuangan dan

Sikap Keuangan) terhadap variabel Y (Akses Keuangan) dapat ditentukan dengan

rumus koefisien determinan (koefisien penentu) sebagai berikut:

KD = r 2 x 100%

Keterangan:

KD = Nilai koefisien determinan (koefisien penentu)


59

r = Nilai koefisien korelasi

Dalam proses analisis regresi linear berganda di atas, peneliti akan

menggunakan bantuan software SPSS for windows. Setelah itu dilakukan

pengujian hipotesis.
60

1. Uji Statistik T

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan rumus

uji T menurut Sugiyono (2013: 184) sebagai berikut:

t=r √n−2
√1−r ²
Keterangan:

t = t hitung

r = nilai korelasi

n = jumlah sampel

Berdasarkan hasil perhitungan uji t tersebut, maka terdapat ketentuan, yaitu:

1. Jika t hitung > t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti menunjukan

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan

variabel dependen.

2. Jika t hitung < t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti menunjukan

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan

variabel dependen.

a. Penetapan Pengujian Hipotesis

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh Literasi keuangan terhadap Akses

Keuangan pada Usaha Mikro di Desa Binangun

Ha1 : Terdapat pengaruh Literasi keuangan terhadap Akses Keuangan pada

Usaha Mikro di Desa Binangun

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Sikap Keuangan terhadap Akses Keuangan

pada Usaha Mikro di Desa Binangun


61

Ha2 : Terdapat pengaruh Sikap Keuangan terhadap Akses Keuangan pada

Usaha Mikro di Desa Binangun

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Literasi Keuangan dan Sikap Keuangan

terhadap Akses Keuangan pada Usaha Mikro di Desa Binangun

Ha2 : Terdapat pengaruh Literasi Keuangan dan Sikap Keuangan terhadap

Akses Keuangan pada Usaha Mikro di Desa Binangun

b. Penetapan Tingkat Signifikan

Taraf signifikansi (a) ditetapkan sebesar 10% ini berarti kemungkinan

kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai profitabilitas 90% atau

toleransi kemelesetan 10%. Taraf signifikansi ini adalah tingkat yang umum

digunakan dalam penelitian karena dianggap cukup ketat untuk mewakili

hubungan antar variabel-variabel yang diteliti.

c. Uji Signifikansi

Untuk menguji signifikansi dilakukan 2 pengujian, yaitu:

1) Secara Parsial menggunakan Uji t

Menurut Sugiyono (2011: 230) selanjutnya, dilakukan uji signifikansi

atau uji t untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien korelasi

dengan rumus sebagai berikut:

t=rᵪᵧ √n−2
√ 1−r 2

Keterangan:

t = t hitung

r2 = nilai korelasi
62

n = jumlah sampel

Berdasarkan hasil pengujian t di atas, maka terdapat ketentuan, yaitu:

1. Jika t hitung > t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti

menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dan variabel dependen.

2. Jika t hitung < t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti

menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dan variabel dependen.

Dalam penelitian ini untuk memudahkan perhitungan, maka uji hipotesis

akan menggunakan Statistical Program of Social Science (SPSS) versi 22 for

windows, sehingga pengujian dilakukan dengan menggunakan akangka signifikan

Sig dengan ketentuan, sebagai berikut:

1. Jika angka signifikan (sig) penelitian ≥0,05; Ho diterima Ha ditolak.

2. Jika angka signifikan (sig) penelitian < 0,05; Ho ditolak Ha diterima.

2) Secara simultan menggunakan Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Menurut Sugiyono (2014: 96) Uji F dapat dilakukan

dengan cara membandingkan antara F hitung dengan F tabel dengan nilai F dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

R ²(N−m−1)
F=
m(1−R 2)

Keterangan:

R = Koefisien Korelasi Ganda

N = Jumlah Sampel
63

m = Jumlah Predictor

Dan untuk mengetahui nilai tabel. Priyatno (2013) menjelaskan menganai

mencari f-tabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Df1 = k – 1 dan df2 = n – k - l

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

k = Jumlah Variabel

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan angka propabilitas signifikansi.

a. Jika angka signifikan (sig) penelitian ≥0,05; Ho diterima Ha ditolak.

b. Jika angka signihkan (sig) penelitian < 0,05; Ho ditolak Ha diterima.

2. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel

a. Jika F hitung > F tabel : Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti

menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dan variabel dependen.

b. Jika F hitung < F tabel : Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti

menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dan variabel dependen.

d. Kriteria Uji

Tolak Ho jika F hitung > F tabel dan diterima Ho jika F hitung ≤ F tabel
64

e. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan penelitian di atas, peneliti akan melakukan analisa secara

kuantitatif. Dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang

telah ditetapkan diterima atau ditolak.

3.8 Tempat dan Waktu Penelitian


3.8.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tempat Usaha Mikro di Desa Binangun Kota

Banjar.

3.8.2 Waktu Penelitian

TABEL 3.6
JADWAL RENCANA KEGIATAN PENELITIAN
Tahun 2022-2023
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Tahap Persiapan
Pengajuan
a.
Judul
Mengurus
b.
Surat Izin
c. Observasi
Penyusunan
d. Usulan
Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Seminar
a. Usulan
Penelitian
Pengolahan
b. dan Analisis
Data
3. Tahap Akhir
Penyusunan
a.
Skripsi
Ujian
b. Sidang
Skripsi

Anda mungkin juga menyukai