Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.
Email: aryantitjang@gmail.com
Abstrak
PT Pertamina (Persero) akan membuat sebuah kawasan Pertamina Tower yang akan menjadi
landmark Indonesia sekaligus menjadi ikon dengan bentuk representatif Pertamina sebagai
perusahaan minyak nasional dengan visi World Class Energy Company dan Asian Energy Champion
pada 2025. Gedung konvensi di dalam kawasan Pertamina Tower ini akan mendukung kebijakan
Menteri Pariwisata yang ingin meningkatkan pariwisata MICE (Meeting, Incentives, Convention,
Exhibition). Perancangan Gedung Konvensi Pertamina ini akan menggunakan pendekatan
perancangan fungsi dan bentuk untuk menjawab isu perancangan yaitu akustik, struktur,
fleksibelitas, proteksi kebakaran, dan sirkulasi. Perancangan juga akan diintegrasikan dengan konsep
dimana bangunan konvensi akan memberikan ruang publik, dimana selain menampung kegiatan
konvensi dan pameran yang lebih formal juga menampung kegiatan pertemuan yang lebih informal .
Indonesia pada masa sekarang telah meningkat dari 5% menjadi 10% di tahun 2019.
berkembang menjadi negara bisnis dan wisata. Dengan meningkatnya aktivitas MICE ini, maka
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas akan meningkatkan pendapatan nasional dari
Meeting, Incentives, Convention, Exhibition turis internasional dan pariwisata nusantara
(MICE) terutama yang diselenggarakan oleh hingga mencapai 2,5 milyar US dollar.
perusahaan dan pemerintah yang kemudian
dimanajemen oleh PCO (Professional Conference Gedung konvensi di dalam kawasan Pertamina
Organizer).Meningkatnya aktifitas MICE ini, telah Tower ini akan mendukung kebijakan Menteri
menciptakan peluang dan pasar yang besar bagi Pariwisata yang ingin meningkatkan pariwisata
PCO di Indonesia. MICE.
Menteri Pariwisata juga menetapkan bahwa Lingkup perancangan proyek adalah membuat
pertumbuhan aktivitas MICE di Indonesia harus pra rencana tapak dan prarancangan dari satu
Jurnal ARSTEKTUR 01 | 1
Redesain Gedung Konvensi Pertamina di Kawasan Episentrum, Jakarta Selatan
Tujuan Perancangan
Lokasi Proyek
KDB 45%
KLB 6
KDH 30%
KTB 55
GSB 10 m
2 | Jurnal ARSTEKTUR 01
Aryanti
Analisis untuk para pejalan kaki berupa di sepanjang Jl.
Rasuna Said .Untuk moda transportasi dapat
Analisis Lahan diakses dengan menggunakan bus Transjakarta ,
bus kecil (angkutan umum), mobil, dan motor
Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui dari JL. Rasuna Said yang arah kendarannya
karakteristik dan permasalahan-permasalahan merupakan dua arah.
yang ada di dalam tapak. Adapun analisa tapak 5. Vegetasi
terdiri atas : Vegetasi di dekat lahan hanya berada pada
sebelah jalan pedestrian di samping lahan.
1. Batas-batas lokasi
Vegetasi ini merupakan jenis pohon Mahoni
Tapak memiliki luas lahan: ±10.000 m2.
yang cukup baik sebagai pohon peneduh.
Batas utara tapak adalah IDP Indonesia, batas
6. Bangunan Eksisting
timur tapak adalah Central Energy Plant di
Lokasi proyek berada pada lokasi yang
kawasan Pertamina Tower, batas selatan adalah
strategis yaitu di kawasan Episentrum Jakarta
Menara Bank Danamon, dan batas barat adalah
dimana merupakan kawasan segitiga emas
Jl. Rasuna Said.
Setiabudi yang menjadi kawasan pusat kegiatan
primer. Kawasan tersebut dekat dengan
kawasan perbelanjaan, perkantoran,
pemerintah , permukiman padat, rumah sakit,
dan stadion olahraga.
2. Klimatologi lahan
Lahan berada pada kawasan Episentrum di
Jakarta Selatan yang memiliki iklim tropis.
Gambar 4. Bangunan sekitar lahan .
Temperatur rata-ratanya adalah 26 ˚C- 34˚C.
Curah hujan rata-ratanya adalah 58mm-402mm. 7. Pemandangan dari lahan
Kelembaban udara rata-ratanya adalah 80%- Pemandangan dari lahan pada arah utara,
90%. Kecepatan angin rata-ratanya adalah barat,dan selatan merupakan pemandangan ke
4km/jam-9km/jam. bangunan-bangunan perkantoran dan komersial
3. Morfologi lahan yang tidak terlalu menarik. Sedangkan pada
Lahan berada di kawasan Jakarta Selatan pemandangan dari lahan pada arah timur akan
yang pada umumnya dikategorikan sebagai menarik ketika Pertamina Tower telah
daerah perbukitan rendah dengan tingkat terbangun dimana Pertamina Tower akan
kemiringan sekitar 0.25% . Ketinggian tanah menjadi bangunan tertinggi yang berada di
rata-rata mencapai 5-50 m di atas permukaan Indonesia.
laut. Dengan ketinggian tanah tersebut
membuat lokasi lahan proyek tidak terlalu rawan Analisis Pengguna
banjir dibandingkan dengan wilayah Jakarta
lainnya. Pengguna Gedung Konvensi Pertamina dapat
4. Pencapaian dan aksesibilitas dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar,
Lokasi lahan berada di kawasan pusat kota yaitu :
sehingga cukup mudah untuk diakses dengan
berbagai cara. Terdapat ruang-ruang sirkulasi
Jurnal ARSTEKTUR 01 | 3
Redesain Gedung Konvensi Pertamina di Kawasan Episentrum, Jakarta Selatan
1.Penyewa tempat, adalah pihak yang yang terkait seperti garis sempadan , KDB, KLB,
menyelenggarakan acara, event, kegiatan dan KDH yang membatasi.
konvensi, dan pameran yang biasa disebut
dengan sebutan event organizer. Pada program ruang dibagi atas zonasi ruang
2. Penampil atau pengisi acara, adalah pihak yaitu fasilitas penerima, fasilitas konvensi,
yang bertugas untuk mengisi acara yang fasilitas pameran, fasilitas administrasi, fasilitas
diadakan event organizer atau penyewa. servis, fasilitas penunjang, dan fasilitas
3. Pengunjung, adalah pihak yang tidak parker.Standar yang digunakan untuk
memegang peranan dalam proses menghitung program ruang gedung konvensi
penyelanggaraan acara konvensi , event, adalah standar pada buku Conference,
ataupun pameran. Convention and Exhibition Facilities (1981).
4. Pengelola gedung, adalah pihak yang
Tabel 2. Program Ruang Berdasarkan Zonasi Ruang.
bertanggung jawab untuk mengelola gedung
konvensi dan memastikan fasilitas-fasilitas di Zonasi Luas Jumlah
dalamnya bekerja dengan baik. No Kapasitas
Ruang (m2) Ruangan
Fasilitas
1 84 6 46
Analisis Kegiatan Penerima
Fasilitas
2 1770.8 9 1700
Konvensi
Kegiatan pengguna kegiatan terdiri dari 4
Fasilitas
kegiatan, yaitu : 3 1300 2 1800
Pameran
Fasilitas
1. Kegiatan Konvensi, terbagi atas kegiatan 4 367.5 7 147
Administrasi
formal dan kegiatan non formal. Pada kegiatan Fasilitas
5 1383 45 50
formal bersifat lebih privat dan terbatas untuk Servis
Fasilitas
komunitas atau kalangan tertentu. 6 692.5 12 320
Penunjag
2. Kegiatan Pameran, mencakup pameran Fasilitas
terbatas yang menunjang kegiatan konvensi 7 2700 2 300
Parkir
yang sedang berlangsung dan pameran umum
yang tidak berhubungan dengan kegiatan Analisis Hubungan Antar Ruang
konvensi.
3. Kegiatan Penunjang, mencakup kegiatan Hubungan fungsional ruang-ruang dalam
meeting atau rapat dan kegiatan hiburan seperti bangunan ini dibuat atas pertimbangan
pertunjukkan musik, teater, dan lain-lain. Pada pergerakan pengguna dan pengunjung pada
kegiatan rapat bersifat lebih privat dan tertutup sebuah bangunan konvensi.
dengan jumlah peserta yang terbatas.
4. Kegiatan Pengelolaan Bangunan, mencakup
kegiatan administrasi kantor pengelola
bangunan yang berlangsung dari pukul 07.00-
17.00 ( pada saat jam kerja), kegiatan
perawatan bangunan yang berlangsung dari
pukul 07.00-22.00 , dan kegiatan pengawasan
bangunan (keamanan) yang berlangsung
selama 24 jam.
Analisis Ruang
4 | Jurnal ARSTEKTUR 01
Aryanti
Isu desain servis; sight lines; akustik; dan proteksi
kebakaran. Untuk persyaratan akses dan desain
Isu pada perancangan bangunan konvensi ini servis dapat dilihat pada peraturan IAPCO1.
adalah sebagai berikut : Untuk persyaratan sight lines dan akustik
dapat dilihat pada buku Conference,
1. Akustik, pada salah satu fungsi utama
Covention, and Exhibition Facilities (1981)2.
pada bangunan konvensi yaitu auditorium ,
Dan untuk persyaratan proteksi kebakaran
setiap pengunjung harus dapat mendengar
dengan baik apa yang dibicarakan oleh dapat dilihat pada Peraturan Menteri
pembicara di atas panggung. Pekerjaan Umum no 26/PRT/M/20083.
2. Sirkulasi, pada bangunan konvensi,
Konsep
pemisahan sirkulasi pengunjung dan sirkulasi
servis sangatlah penting . Adanya pemisahan
Konsep umum dari bangunan konvensi ini
tersebut tidak menimbulkan kebingungan antar
adalah ruang publik di dalam kawasan padat.
pengguna bangunan dan juga tidak
Bangunan konvensi ini selain menampung fungsi
mengganggu antar kegiatan utama dengan
utamanya yaitu fungsi pameran dan fungsi
kegiatan servis. Selain itu, juga harus
konvensi juga memberikan ruang publik bagi
mempunyai pemisahan sirkulasi fungsi pameran
kehidupan urban yang padat di kawasan
dengan fungsi eksibisi supaya tidak alur antar
Episentrum. Selain bertujuan untuk memberikan
kegiatan tersebut tidak terganggu dan dapat
fasilitas bagi para perusahaan di kawasan
dilaksanakan dalam waktu bersamaan
Episentrum untuk melakukan rapat , bangunan
3. Struktur, pada bangunan konvensi
konvensi ini juga menyediakan ruang pameran
dengan fungsi utama yaitu auditorium dan
outdoor yang juga bisa digunakan sebagai
ruang pameran di mana keduanya sama-sama
ruang publik dan foodcourt sebagai ruang
membutuhkan ruang besar yang bebas kolom
berkumpul secara informal untuk masyarakat
sehingga tidak mengganggu aktivitas yang
kawasan Episentrum.
terjadi di dalamnya. Dengan begitu, bangunan
konvensi ini membutuhkan struktur bentang Konsep Tapak
lebar yang dapat menampung fungsi-fungsi
tersebut. Pada perancangan tapak, ruang luar difungsikan
4. Fleksibelitas, pada ruang pameran sebagai area pameran outdoor diletakkan pada
dibutuhkan ruang yang fleksibel supaya layout bagian utara tapak , sedangkan bangunan
ruang dapat diganti-ganti sesuai dengan acara berada pada bagian selatan tapak. Bangunan
pameran yang sedang berlangsung . Pada ruang terpisah menjadi dua massa dan membentuk
auditorium juga membutuhkan ruang yang sirkulasi untuk pejalan kaki dari arah drop off
fleksibel supaya dapat digunakan sesuai dengan langsung ke area pameran outdoor .Area
kapasitas acara yang berlangsung. pameran outdoor juga bisa diakses pada jalur
5. Proteksi kebakaran, pada bangunan pedestrian di bagian barat area pameran
konvensi dengan kapasitas sekitar 3000 orang, outdoor. Untuk sirkulasi mobil dalam tapak,
proteksi kebakaran sangatlah penting dimana mobil masuk dari bagian utara tapak melalu JL.
3000 orang tersebut dapat keluar dengan Rasuna Said dan bisa langsung masuk ke
selamat jika terjadi kebakaran pada gedung basemen melalui pintu basemen di bagian utara
konvensi tersebut. atau bisa drop off penumpang di bagian seletan
tapak baru kemudian masuk ke pintu basemen
Kriteria sebelah selatan.Untuk sirkulasi servis dalam
tapk, mobil angkutan masuk melalui bagian
Pada perancangan bangunan konvensi memiliki
utara tapak melalui JL. Rasuna Said dan dapat
beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk
menurunkan barang di daerah loading dock
membuat program ruang. Kriteria yang harus
sebelah utara jalur pedestrian kemudian
diperhatikan adalah akses yang terdiri dari akses
mengitari tapak untuk keluar ke JL. Rasuna Said
eksternal, akses internal, dan akses parkir;
pada bagian selatan tapak.
Jurnal ARSTEKTUR 01 | 5
Redesain Gedung Konvensi Pertamina di Kawasan Episentrum, Jakarta Selatan
Konsep Ruang
Konsep Struktur
Gambar 11. Organisasi Ruang dengan sirkulasi yang Gambar 13. Konsep struktur atap space truss dan
mengelilingi ruang. kolom beton
Konsep Fasade
Untuk sirkulasi vertikal selain tangga kebakaran fungsional. Dalam konteks ini Perancang telah
juga terdapat 2 buah lift yang menerus dari mengupayakan sebuah desain yang berusaha
basemen ke lantai 3, 3 lift yang menerus dari menjawab tuntutan fungsional sebuah
basemen ke lantai 4 , dan 1 lift servis menerus bangunan konvensi yang dasar.
dari basemen ke lantai 4. Selain itu juga ada
eskalator menerus dari lantai dasar ke lantai 4. Daftar Pustaka
Untuk sistem air kotor air dialirkan dari toilet Lawson,Fred (1981). Conference,
dari lantai 4 hingga lantai dasar kemudian air Covention, and Exhibition Facilities. London :
dari toilet yang hanya sampai lantai dasar , pada The Architectural Press
lantai dasar dialirkan ke toilet yang menerus Peterson,David C. (1989). Convention
hingga basemen baru kemudian dibuang ke STP. Centers Stadiums and Arenas.Washington D.C. :
Untuk air bersih air dialirkan dari reservoir air di The Urban Land Institute
basemen ke toilet yang ada di basemen Franck Klaus (1961). Exhibitions A
kemudian pada lantai dasar dialirkan ke toilet Survey of International Designs. New York :
yang menerus dari lantai dasar ke lantai 4. Frederick A. Praeger, Inc.
D.K. Ching, Francis( 2003). Arsitektur :
Bentuk , Ruang, Dan Tatanan . Jakarta :
Erlangga
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta no 1
tahun 2014
https:/www.iapco.org/ (diakses pada
tanggal 15 Desember 2016)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no
26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Gambar 14. Konsep utilitas Darat no 72/Hk. 105/DRJD/96 tentang Pedoman
Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir
Pembimbing dan Penguji
Catatan Kaki
Artikel ini merupakan laporan perancangan
Tugas Akhir Program Studi Sarjana Arsitektur 1
https:/www.iapco.org/
SAPPK ITB. Pengerjaan tugas akhir ini di-
supervisi oleh pembimbing Indah Widiastuti, ST., 2
Lawson,Fred (1981). Conference, Covention,
MT.,PhD. dan penguji Aswin Indraprastha, PhD. and Exhibition Facilities. London : The
dan Dr. Ing. Andry Widyowijatnoko ST, MT. Architectural Press
Catatan Pembimbing 3
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no
26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008
Redesain Gedung Konvensi Pertamina di tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kawasan Episentrum, Jakarta Selatan Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
merupakan proyek perancangan tugas akhir Lingkungan
yang memiliki dimensi permasalahan fungsional,
peruntukan urban, citra korporasi. Perancangan
ini mengandung kompleksitas permasalahan
yang cukup tinggi dan membuat perancang
harus memilih hanya satu dimensi sesuai
dengan kemampuanya, yaitu perancangan
8 | Jurnal ARSTEKTUR 01