Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pembangunan kepariwisataan nasional dewasa ini merupakan usaha terpadu
yang diharapkan pemerintah dapat meningkatkan devisa negara setelah sector migas,
disamping memperkenalkan Indonesia kepada dunia luar. Maka dari itu perlu
ditingkatkannya pembangunan sarana dan prasarana tersebut meliputi aspek-aspek
pembangunan jalan, hotel, obyek wisata, transportasi, dll yang menunjang bagi
kepentingan pariwisata.
Konsep nice industry (meeting, incentive, travels, conventions, exhibition)
oleh pemerintah membawa dampak padapada dunia bisnis di Indonesia, terutama di
Jakarta.Hal ini ditandai dengan banyaknya investor yang datang dari dalam maupun
luar negeri untuk melakukan bisnis. Dengan semakin terbukanya peluang
perdagangan bebas di Indonesia, Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis akan
mengalami pertumbuhan yang relatif besar dalam bidang perekonomian disamping
pariwisata, hal ini juga akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di kota
kota besar lainnya di Indonesia di masa yang akan datang. Disamping itu dengan
didukungnya oleh kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi serta sarana
telkomonikasi yang cepat maka banyak pengusaha baik dalam maupun luar negeri
untuk mengembangkan bisnisnya/menanamkan modalnya di Jakarta.
Kawasan kuningan sebagai satu kawasan pusat bisnis dan komersil di Jakarta
akan menjadi kawasan perniagaan dan perdagangan yang ramai dimana hal ini
dijunjung dengan adanya rencana pengembangan kota di Jakarta sebagai pusat bisnis
di Indonesia untuk memenuhi dan mendukung segala meningkatnya kegiatan
perniagaan dan pariwisata.
Jakarta merupakan kota di Indonesia yang pembangunannya begitu pesat.
Mengingat akan hal ini, perlu adanya kesadaran saat membangun tentang
keberlanjutan dari bangunan itu. Pembangunan seharusnya selalu mengikutsertakan
pemikiran akan keberlanjutan di masa depan. Sebagai ibukota Negara, tentu setiap
ada acara-acara akbar yang mengundang ribuan pasang mata baik dari dalam negeri

1
juga tidak menutup kemungkinan dari luar negeri. Bangunan di ibukota akan menjadi
sorotan dan bisa menjadi tanda kesadaran Negara dalam mengembangkan sustainable
development.

Menurut Global Development Research Centre (2008), sustainable


development is maintaining a delicate balance between the human need to improve
lifestyles and feeling of well-being on one hand, and preserving natural resources
and ecosystems, on which we and future generations depend.
Untuk mempertahankan keberlangsungan ekosistem demi generasi yang
mendatang, maka perlu diadakan penghematan akan penggunaan sumber daya alam
terutama sumber daya fosil. Mengacu pada penelitian dari Indomigas (2009)
cadangan minyak bumi kita hanya akan bertahan hingga 15 tahun ke depan dengan
pertumbuhan penggunaan 5-6%. Itu artinya kita harus menghemat kebutuhan bahan
bakar fosil, misalnya energy dalam penghawaan dan terutama pencahayaan.
Maka perlu adanya perhatian khusus pada titik pencahayaan alami pada bangunan.
Untuk menekan jumlah kebutuhan energi cahaya, maka perlu dioptimalkan
pencahayaan alami pada bangunan dengan tepat dan optimal. Cara yang akan
digunakan menggunakan teknik sun shading pada bangunan untuk mereduksi dan
meghemat energy yang dipakai di bangunan.

I.2 Ruang Lingkup

Lingkup pembahasan karya tulis ini mencakup pembahasan tentang


penerapan konsep sustainable design sebagai salah satu upaya untuk melakukan
penghematan terhadap energi terutama dalam hal pencahayaan alami yang akan
difokuskan pada pereduksian panas matahari. Ruang lingkup ini juga meliputi tapak
perencanaan pada kawasan pusat bisnis khususnya kawasan Lingkar Mega Kuningan
dengan lingkungan sekitarnya yang ditekankan pada sustainable design yang tetap
mengacu pada pola keseimbangan desain dan permasalahan yang ada di tapak yang
juga diseimbangkan iklim tropis basah yang ada di Jakarta.
Permasalahan secara umum lebih ditujukan untuk menempatkan posisi
bangunan dengan pembayangan yang sesuai dengan potensi-potensi positif dan
menghindari hal-hal negatif didalam kondisi ilmu dan lingkungannya untuk daerah

2
tropis lembab. Orientasi bangunan dengan pengantisipasian pembayangan yang tepat
digunakan untuk mengantisipasi pengaruh sinar matahari yang berlebihan. Kondisi
ketinggian bangunan di lingkungan sekitar kawasan Mega Kuningan membuat
pengaruh radiasi panas yang diterima bangunan menjadi berbeda. Ada beberapa
bagian yang terkena panas ada yang tidak. guna mengantasipasi berbagai sisi
bangunan yang terkena panas berlebihan tersebut dibutuhkan penerapan sistem sun
shading yang tepat. hal tersebut menjadi permasalahan adalah seberapa besar sun
shading memberikan pengaruh pengematan terhadap pengurangan radiasi panas
sehingga pemakaian AC secara berlebihan dapat diantisipasi.

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar radiasi yang ada pada
bangunan dan penggunaan sistem sun shading pada bangunan bersifat hotel di
kawasan Kuningan dapat menahan panas akibat radiasi sinar matahari. Hal ini
bermanfaat untuk mengurangi pemakaian energi secara berlebihan terutama
pemakayan ac. Pada sisi-sisi bangunan yang terkena panas berlebihan dan
membutuhkan energi yang lebih juga. Dan di bagian itu mendapatkan sun shading
yang lebih di banding bagian lainnya

I.4 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam hal ini menggunakan hipotesis kerja. Hipotesis
kerja adalah hipotesis yang menggunakan variabel satu dengan yang lainnya dengan
yang lainnya dan mencari kaitannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian kali
ini ada dua, variabel penelitian x yang digambarkan dengan analisa dan sumber
terkait dan dihubungkan dengan variabel y yaitu desain beserta solusinya. Semua
variabel terkait dihubungkan satu dengan yang lainnya dan dijadikan sebuah desain
yang menarik.
Hipotesa kerja tersebut terdapat 3 tahapan yang harus dicapai untuk mencapai
sebuah alternatif bangunan yang sesuai:
a. Hipotesa nol (Ho) yaitu hipotesa yang menunjukkan dan menghubungkan sebuah
hasil yang akan dihasilkan saling berhubungan atau tidak.
misalnya:

3
variabel x = keadaan sekitar tapak + masalah yang dikaji
(sun shading)
variabel y = bangunan
b. Hipotesa alternatif yaitu jika hipotesa nol tidak saling berhubungan antara satu
variabel maka dicari solusi lain untuk menyelesaikan masalah tersebut.
misalnya:
variabel x = keadaan sekitar tapak
variabel y = bangunan
variabel z ( hipotesa alternatif) = solusi desain/alternatif desain
(sumber: Metodologi Penelitian, 2006)

I.5 Sistematika Penulisan

Karya tulis yang mengawali proses perencanaan dan perancangan Hotel


Bisnis di Kuningan ini disusun dalam beberapa bab dengan sistematika pembahasan
sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan, Latar belakang perlunya didirikan Hotel Bisnis di Kuningan
Jakarta Selatan, latar belakang pemilihan topik arsitektur berkelanjutan sebagai solusi
dalam perancangan, maksud dan tujuan pendirian, tujuan dan manfaat penelitian,
sistematika penulisannya, serta tinjauan pustaka yang mendasari pemilihan topik dan
tema.
Bab 2 Landasan Teori, Tinjauan teoritis umum terhadap proyek hotel dan tinjauan
khusus mengenai topik/tema sustainable design – penerapan sun shading sebagai
pendekatan perancangan arsitektur, disertai beberapa studi literatur dan studi kasus
lapangan terhadap proyek sejenis dengan tujuan sebagai pembanding yang relevan.
Bab 3 Metode Penelitian, berisi analisis data/fakta kualitatif dan kuantitatif serta
menjelaskan konsep, pendekatan, dan proses dalam melakukan perancangan dan
mencari solusi desain.
Bab 4 Hasil dan Bahasan, Analisis permasalahan dalam beberapa aspek yang
dirumuskan melalui pendekatan perancangan dan topik sustainable design –
pereduksian panas matahari dengan sun shading. Dari analisis nantinya akan
dihasilkan alternatif solusi atau konsep sustainable desainyang akan diterapkan

4
sebagai landasan dalam merencanakan dan merancang bangunan, lansekap, dan
lingkungannya.
Bab 5 Simpulan dan Saran, simpulan berisi hasil yang menjawab masalah
penelitian yang disampaikan bab I yaitu masalah yang berhubungan dengan hotel dan
sun shading. Saran berisi hasil dan usulan untuk hasil ini agar dapat digunakan
kedepannya.

I.6 Kajian Pustaka

Tinjauan sebelumnya telah ada yang menguatkan penelitian ini untuk tetap
diteruskan. Beberapa pembahasan sebelumnya mengenai penelitian tentang sun
shading akan dikaji disini.

1.6.1 Journal: Energy Efficiency Solutions: Installation of Sun Shading Devices


Deskripsi dari solusi
Prinsip:
Pemasangan eksternal matahari-shading perangkat bergerak sangat
dianjurkan dalam hotel yang terkena matahari musim panas. Perangkat sun
shading yang dirancang dengan baik akan membantu menjaga bangunan sejuk
dan nyaman dan membatasi ruang udara kebutuhan hotel.
Sebuah perangkat shading matahari bertindak sebagai penghalang terhadap
radiasi panas matahari.
Sistem pembayangan dengan sun shading yang paling efisien ketika
ditempatkan di luar jendela, karena dalam hal ini beberapa radiasi matahari
dipantulkan kembali ke luar sebelum mencapai jendela. Ketika perlindungan
ditempatkan di dalam, hanya sebagian kecil dari radiasi matahari yang masuk
dipantulkan kembali ke luar.
Perhatikan bahwa beberapa sistem shading surya dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik. (Dalam hal ini, mereka berisi modul fotovoltaik).
Keuntungan pemakaian Sun shading pada hotel:

5
1. Pengurangan Biaya ( Cost Reduction)
Gambar 1.1 Cost Reduction

Sumber: Energy Efficiency Solutions

2. Penghematan energi
Karena sun shading membantu menjaga bangunan dingin di musim panas dan
musim tropis, sistem ini mengurangi kebutuhan ruang pendingin.
Selain itu, beberapa perangkat shading matahari dapat membatasi hilangnya
panas pada musim dingin dan dengan demikian menurunkan space heating.
(For instance, outside shutters that are kept closed at night limit heat loss.)
Gambar 1.2 Energy Saving

Sumber: Energy Efficiency Solutions

3. Peningkatan kenyamanan pada musim panas/tropis


Sun shading meningkatkan kenyamanan musim panas dengan membantu
untuk menjaga bangunan tetap dingin di musim panas dan dengan
mengurangi penggunaan sistem pendingin udara aktif (yang tidak dapat
memberikan kenyamanan terbaik).

6
4. Mengurangi CO2

For a 1,000 m2 hotel with an annual electricity consumption of 37.5 kWh/m2


for space cooling, and if the French emission factors are applied, a 20%
energy saving on space cooling represents:
0.63 teq CO2 avoided each year
French emission factor for electricity: 84.3 gCO2 / kWh.
French emission factor for gas: 231 gCO2 / kWh (Source: ADEME).

1.6.2 Journal: Journal of Construction in Developing Countries, Vol. 12, No. 1,


2007, The Effect of Geometric Shape and Building Orientation on Minimising
Solar Insolation on High-Rise Buildings in Hot Humid Climate
Tinggi bangunan bertingkat mengalami kondisi overheating dalam
iklim panas yang lembab. Untuk bentuk bertingkat tinggi dibangun,
permukaan vertikal yang paling penting untuk dampak radiasi matahari.
Penelitian ini menguji pengaruh bentuk geometris pada insolation matahari
total yang diterima oleh bangunan bertingkat tinggi. Dua bangunan generik
bentuk (persegi dan lingkaran) telah dipelajari dengan variasi lebar-ke-
panjang rasio (W / L rasio) dan orientasi bangunan dengan menggunakan
simulasi komputer Program ECOTECT V5.2. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bentuk melingkar dengan W / L rasio 1:1 adalah
bentuk yang paling optimal dalam meminimalkan insolation matahari
total. alun-alun bentuk dengan W / L rasio 1:1 dalam orientasi utara-selatan
menerima insolation terendah matahari total tahunan dibandingkan dengan
bentuk persegi lainnya. Ini bentuk optimal (CC 1:1) menerima jumlah
tertinggi insolation surya di dinding timur-berorientasi, diikuti oleh selatan-,
dinding-barat dan utara-berorientasi masing-masing. ini panduan belajar
desainer dalam memilih bentuk geometris optimal dan orientasi yang sesuai
untuk bangunan bertingkat tinggi.

7
I.7 Kerangka Berfikir

Gambar 1.3 Skema kerangka berpikir

PEMILIHAN TOPIK: sustainable design

LATAR BELAKANG PROYEK


Hotel Bisnis sebagai sarana
akomodasi penginapan dan sumber
devisa negara.

MAKSUD dan TUJUAN


sarana akomodasi pada pusat bisnis yang menunjang
Dasar-dasar kelancaran pekerjaan dan kebutuhan konsumen
arsitektur
berkelanjutan
Studi mengenai hotel
dalam bangunan sustainable design Hotel Bisnis bisnis yang pernah ada
dengan berbasis
di Jakarta
pada penghematan
energi.
Sun Shading Landmark Kota Sejarah, data fisik,
studi literature, lokasi
Sistematika tapak, keadaan tapak
pencahayan alami

Pengembangan
Desain melalui
PERMASALAHAN
konsep Keseimbangan desain dan permasalahan yang
ada di tapak yang juga diseimbangkan iklim
tropis basah yang ada di Jakarta

ANALISA
Menganalisa permasalahan dan mencari
solusi yang akan diterapkan pada proses
perancangan

KONSEP PERANCANGAN
Kesimpulan yang dihasilkan dari
analisa terhadap data yang ada

SKEMATIK DESAIN

PERANCANGAN

Anda mungkin juga menyukai