Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Salah satu dampak nyata dari kebijakan yang masih dirasakan sampai
saat ini yaitu dalam dunia pendidikan. Kebijakan tersebut terdapat dalam
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 (Covid-19) yang menjelaskan enam
langkah strategis untuk melaksanakan kebijakan pendidikan diantaranya ujian
nasional, proses belajar di rumah, ujian sekolah, kenaikan kelas, penerimaan
peserta didik baru dan dana bantuan operasional (Putra & Kasmiarno, 2020).
Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan beberapa
orang siswa dari kelas XI.F.1. Siswa tersebut mengungkapkan bahwa soal-
soal yang diberikan terlalu sulit, siswa tidak mengerti bagaimana cara
menyelesaikan soal yang diberikan karena tidak paham materi pra-syarat atau
apersepsi pada materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, penulis
memberikan soal operasi aljabar sebagai penguatan untuk hasil observasi
yang dilakukan yaitu :
Dari jawaban yang dikerjakan peseta didik, masih banyak siswa yang
kurang mampu menyelesaikan soal operasi aljabar, bahkan masih ada
beberapa siswa yang tidak mampu sama sekali menyelesaikan soal tersebut
dengan memberikan lembar penyelesaian kosong. Rata-rata dari siswa
menjawab seperti berikut :
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan terarah penulis membatasi masalah
pada penelitian ini yaitu, penelitian dibatasi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Diskursus Multy Representasi (DMR)
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa pada kelas XI SMA Negeri 3 Batusangkar
mengalami peningkatan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Diskursus Multy Representasi (DMR) setelah terjadi learning loss
pasca pandemi covid-19?.”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah “ Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada kelas XI SMA Negeri 3 Batusangkar mengalami
peningkatan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Diskursus Multy Representasi (DMR) setelah terjadi learning loss pasca
pandemi covid-19.”
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, dimana
dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Memberikan ide strategi pembelajaran dalam dunia pendidikan.
khususnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis, serta hasil penelitian ini sebagai sumbangsih bagi dunia
pendidikan yang dapat dijadikan referensi saat melakukan
penelitian sejenis.
b. Bagi guru
Sebagai pemberi informasi dan masukan dalam
menggunakan model dan strategi pembelajaran yang berkaitan
dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran matematika.
c. Bagi siswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis dalam pembelajaran matematika.
d. Bagi sekolah atau lembaga pendidikan
Dapat dijadikan referensi dan masukkan kepada guru dalam
mengembangkan prestasi belajar siswa dengan meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Diskursus Multy Representasi (DMR).
G. Defenisi Operasional
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
memaknai proposal penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan
beberapa istilah sebagai berikut :
1. Learning loss
Learning loss (kehilangan pembelajaran) adalah kondisi
hilangnya pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan
akademis yang terjadi karena terhentinya pembelajaran dalam dunia
pendidikan (Muzdalifa, 2022)
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Diskursus Multy Representasi
(DMR)
Pendekatan pendidikan kooperatif adalah salah satu yang
membangun komunitas belajar yang terdiri dari anggota siswa
berdasarkan kemampuan mereka sendiri. Selain itu, gaya
pembelajaran kooperatif Diskursus Multy Representasi (DMR)
merupakan model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
bekerja sama memecahkan masalah dalam kelompok yang heterogen
dan mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematis
Kemampuan pemecahan masalah matematis ialah upaya siswa
dalam merepresentasikan keterampilan dan pengetahuannya untuk
menemukan solusi dan penyelesaian dari masalah atau soal
matematika. Indicator kemampuan pemecahan masalah matematis
yaitu :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Membuat dan memecahkan model matematika
c. Memilih dan menerapkan strategi penyelesaian
d. Menginterpretasikan penyelesaian masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bermaksud untuk melihat apakah kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada kelas XI SMA Negeri 3 Batusangkar mengalami
peningkatan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Diskursus Multy Representasi (DMR) setelah terjadi learning loss pasca
pandemi covid-19.