Anda di halaman 1dari 23

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB V
ANALISIS PERENCANAAN
Bab analisis perancangan berisi uraian analisis perencanaan yang meliputi deskripsi
proyek, struktur organisasi, lingkup pelayanan, pelaku dan jenis kegiatan, alur kegiatan,
kebutuhan ruang, dan prinsip Healing Environment sebagai strategi desain.

A. Deskripsi Proyek
Pusat Rehabilitasi Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang
direncanakan merupakan sebuah lingkungan terpadu, yang menyediakan rangkaian
penanganan yang ditujukan kepada perempuan korban KDRT. Pelayanan yang diberikan
meliputi pelayanan hukum, pelayanan medis, pelayanan psikologis, pelayanan rehabilitasi
berupa terapi dan kelas keterampilan, dan rumah aman (shelter).
Pusat Rehabilitasi Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang
direncanakan akan dibangun di Surakarta, yang merupakan pusat perekonomian dan
pembangunan di Solo Raya. Kota Surakarta juga merupakan penyumbang kasus kekerasan
terbesar di wilayah Solo Raya.
B. Visi dan Misi
1. Visi
a) Memberi perlindungan dan pelayanan kepada perempuan korban KDRT
sehingga dapat terhindar dari rasa takut dan intimidasi, serta dapat
meningkatkan kualitas hidup perempuan korban KDRT supaya dapat menjadi
pribadi yang lebih mandiri.
b) Memberi edukasi kepada masyarakat mengenai KDRT sebagai upaya
preventif dan penanggulangan kasus KDRT.
2. Misi
a) Menyediakan pelayanan terpadu dan terintegrasi kepada perempuan korban
KDRT yang meliputi pelayanan hukum, pelayanan medis, pelayanan
psikologis, pelayanan rehabilitasi berupa terapi dan kelas keterampilan, serta
rumah aman (shelter).
b) Memberi motivasi kepada korban KDRT agar dapat mendapat kepercayaan
dirinya kembali.
c) Menyebarkan informasi berupa sosialisasi kepada masyarakat umum
mengenai KDRT dan perlindungan kepada perempuan dan anak.

57
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Struktur Organisasi

Gambar 26. Struktur Organisasi

D. Lingkup Pelayanan
1. Skala Pelayanan
Skala pelayanan Pusat Rehabilitasi Perempuan Korban KDRT yang direncanakan
meliputi seluruh wilayah Solo Raya yang meliputi Kota Surakarta, Kabubaten
Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sragen. Walaupun mengutamakan korban dari
wilayah Solo Raya, namun tidak menutup kemungkinan untuk melayani korban dari
Provinsi Jawa Tengah maupun provinsi lain.

58
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Alur Pelayanan

Gambar 27. Alur Pelayanan


3. Daya Tampung
a) Perhitungan angka pertumbuhan korban
Angka Pertumbuhan korban dihitung berdasarkan data yang dirilis oleh BPS
Jawa Tengah lima tahun, dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Tabel 8. Jumlah Kekerasan terhadap Perempuan di Jawa Tengah
Tahun Jumlah Korban
2015 131
2016 137
2017 122
2018 122
2019 163
Sumber: BPS Jawa Tengah, 2020

59
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 9. Rata-rata Angka Pertembuhan Kekerasan terhadap Perempuan di Jawa Tengah


Tahun Perhitungan Persentase Kenaikan
2015-2016 (137-131)/131 x 100% 4,6%
2016-2017 (122-137)/137 x 100% -10%
2017-2018 (122-122)/122 x 100% 0%
2018-2019 (163-122)/122 x 100% 34%
Jumlah 28,6
Rata-rata angka pertumbuhan (r) 7,15%

b) Proyeksi jumlah korban 10 tahun mendatang


Perhitungan proyeksi jumlah korban dalam 10 tahun mendatang digunakan
untuk mengetahui jumlah korban pada tahun tersebut. Dengan memerhatikan angka
kenaikan tersebut, pusat rehabilitasi yang direncanakan dapat dimanfaatkan untuk
jangka waktu yang panjang. Proyeksi jumlah korban dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:

𝑃𝑛 = 𝑃0 (1 + 𝑟)𝑛

Keterangan: Pn = Korban kekerasan pada tahun n


P0 = Korban kekerasan pada tahun awal (diambil data tahun 2019)
r = Rata-rata angka pertumbuhan
n = interval (jumlah rentang tahun awal hingga tahun n)
𝑃10 = 163 (1 + 0,0715)10
𝑃10 = 325, 17
Berdasarkan perhitungan, proyeksi jumlah korban 10 tahun mendatang
adalah sebanyak 325,17 korban, atau jika dibulatkan menjadi sebanyak 325 korban.
c) Daya tampung pasien
Untuk menghitung daya tampung pasien, diperlukan angka rata-rata jumlah
korban per tahun selama 10 tahun mendatang. Tabel di bawah merupakan
perhitungan rata-rata korban per tahun, yang dihitung berdasarkan rata-rata angka
pertumbuhan korban sebesar 7,15% per tahun.
Tabel 10. Rata-rata Jumlah Korban Per Tahun
Tahun Jumlah Korban Tahun Jumlah Korban
2020 175 2025 245
2021 188 2026 263
2022 201 2027 282
2023 215 2028 303
2024 229 2029 325
Jumlah rata-rata korban per tahun 243

60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Teknik probability sampling dihitung menggunakan Rumus Slovin.


Perhitungan diperlukan untuk menghitung keakuratan sampel perempuan korban
kekerasan.

𝑁
𝑛=
1 + N(𝑒)2

Keterangan: n = ukuran sampel


N = ukuran populasi (digunakan rata-rata jumlah korban 10 tahun
mendatang)
e = toleransi kesalahan (digunakan galat pendugaan sebesar 5%
untuk mendapatkan keakuratan sebesar 95%)
243
𝑛=
1 + 243(0,05)2
𝑛 = 151,166, dibulatkan menjadi 150.
Jumlah pasien yang ditampung setiap tahun adalah sebanyak 150 pasien,
E. Pelaku Kegiatan dan Kelompok Kegiatan
Kelompok kegiatan dikelompokkan berdasarkan pelaku kegiatan. Secara garis besar,
kelompok kegiatan di Pusat Rehabilitasi Perempuan Korban KDRT meliputi kegiatan
pengelola dan servis, kegiatan rehabilitasi, dan kegiatan kunjungan.
1. Kegiatan Pengelola dan Servis
a. Kegiatan yang bertujuan untuk mendukung dan mengelola program-program
di pusat rehabilitasi, meliputi kegiatan administrasi, pengelolaan keuangan,
informasi, dan pengelolaan pegawai, hubungan masyarakat, perawatan
bangunan, dan keamanan.
b. Pelaku kegiatan:
1) Kepala Lembaga dan Wakil Lembaga
2) Sekretaris dan Bendahara
3) Kepala Divisi Tata Usaha
4) Kepala dan Staf Administrasi
5) Kepala dan Staf Kepegawaian
6) Kepala dan Staf Humas
7) Kepala dan Staf Pengelola Utilitas Bangunan
8) Kepala dan Staf Pengelola Servis Bangunan
9) Kepala dan Staf Keamanan

61
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Kegiatan Rehabilitasi
a. Kegiatan rehabilitasi merupakan serangkaian kegiatan utama yang dilakukan
di pusat rehabilitasi, dalam rangka memberi perlindungan dan pelayanan
kepada perempuan korban KDRT. Kegiatan yang dilakukan mencakup
beberapa kegiatan, yaitu:
1) Kegiatan penerimaan dan assessment
Pasien yang datang ke pusat rehabilitasi mengisi data diri, kemudian
petugas melakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui pelayanan apa yang
dibutuhkan oleh pasien. Kegiatan assessment juga menentukan apakah pasien
harus melakukan rawat inap (tinggal di shelter) atau rawat jalan.
2) Kegiatan pelayanan medis
Kegiatan pelayanan medis diberikan kepada pasien yang mengalami
cedera fisik akibat kekerasan fisik yang diterima. Jenis pelayanan medis
diberikan kepada penderita luka sedang dan ringan. Sedangkan pasien dengan
luka berat akan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Pasien akan melakukan visum
et repertum sebagai bukti pasien menerima kekerasan.
3) Kegiatan pelayanan psikis
Kegiatan pelayanan psikis diberikan kepada semua pasien yang datang
untuk mengetahui kondisi psikis pasien. Kegiatan pelayanan psikis terdiri dari
dua kegiatan, yaitu konseling dan terapi. Terapi yang diberikan yaitu terapi
kognitif, terapi eksposur, dan terapi kelompok yang masing-masing dilakukan
oleh fasilitator yang profesional.
4) Kegiatan pelayanan hukum
Kegiatan pelayanan hukum terdiri dari kegiatan konseling dan
pendampingan hukum, yang dilakukan oleh fasilitator agar pasien dapat
membawa kasus KDRT yang menimpa pasien ke ranah hukum bagi yang
membutuhkan.
5) Kegiatan pengembangan diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan vokasional yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pasien. Selain sebagai sarana
terapi kerja, kegiatan pengembangan diri diharapkan mampu memberi bekal
kepada pasien setelah keluar dari pusat rehabilitasi untuk menunjang
kehidupan pasien. Pasien mengikuti kelas yang sesuai dengan minat dan bakat.
Kelas yang tersedia adalah kelas tata boga, kelas menjahit, kelas tata rias, kelas
62
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

seni kriya, dan holtikultura. Kelas-kelas ini juga dapat diikuti oleh masyarakat
umum yang telah mendaftar.
6) Kegiatan penunjang
Kegiatan penunjang dilakukan di sela-sela kegiatan rehabilitasi yang
mempunyai potensi memicu faktor stress pada pasien. Maka dibutuhkan
kegiatan rekreasi seperti healing garden, karaoke, olahraga, sebagai tempat
bersantai dan bersosialisasi dengan sesama pasien.
7) Kegiatan hunian/shelter
Terdapat dua jenis kegiatan shelter, yang pertama merupakan kegiatan
shelter untuk pasien yang membutuhkan tempat tinggal sementara untuk
mendapatkan perlindungan. Dalam kurun waktu yang telah ditentukan pada
kegiatan assessment, pasien tinggal di shelter untuk memudahkan korba
mendapat pelayanan menyeluruh di pusat rehabilitasi.
Kegiatan shelter berikutnya merupakan kegiatan shelter untuk anak-anak
dari perempuan pasien KDRT yang diharuskan tinggal di shelter. Kegiatan
shelter anak memberi kesempatan kepada pasien agar dapat memerhatikan dan
merawat anaknya selagi menerima perawatan. Pada kegiatan shelter anak juga
terdapat konseling untuk anak yang membutuhkan.
b. Pelaku kegiatan
1) Pasien (korban kekerasan dalam rumah tangga)
• Pasien yang tinggal di shelter
Pasien yang mengalami trauma berat, atau tidak memungkinkan untuk
pulang ke rumah ditempatkan di shelter. Tinggal di shelter bertujuan agar
pasien mendapatkan perawatan dan pengawasan intensif di pusat
rehabilitasi.
• Pasien rawat jalan
Pasien dengan dampak yang tidak terlalu berat, tidak memerlukan
perawatan intensif dapat pulang ke rumah pada masa rehabilitasi. Pasien
rawat jalan dijadwalkan datang ke pusat rehabilitasi untuk mengikuti
rangkaian kegiatan, yang telah ditentukan pada tahap assessment.
• Anak dari pasien yang tinggal di shelter
Pasien yang tinggal di shelter, namun mempunyai tanggungan anak
berusia kurang dari 17 tahun yang tidak bisa ditinggal maupun dititipkan

63
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ke kerabat, dapat dibawa ke pusat rehabilitasi agar pasien tetap dapat


merawat anaknya.
2) Fasilitator
a) Fasilitator bidang medis, yaitu dokter umum, dokter gigi, perawat,
dokter visum, laboran, ahli farmasi, dan bidan.
b) Fasilitator bidang psikis, yaitu psikiater, psikolog, terapis, perawat, dan
rohaniawan.
c) Fasilitator bidang hukum, yaitu penasihat hukum dan pengacara.
d) Fasilitator bidang pengembangan diri, yaitu mentor tata boga, mentor
tata busana, mentor tata rias, mentor seni kriya, dan mentor
holtikultura.
3. Kegiatan Kunjungan
a. Kegiatan kunjungan terbagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu:
1) Kegiatan pelatihan dan seminar
Kegiatan pelatihan dan seminar diikuti oleh masyarakat umum yang
berminat dan telah mendaftar. Seminar yang diadakan berupa sosialisasi
mengenai KDRT dan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Pada
kegiatan pelatihan dan seminar, pasien yang tidak memiliki trauma berat dan
masyarakat umum diharapkan dapat membaur, untuk membantu pasien dalam
beradaptasi dengan masyarakat, yang berkaitan dengan pengembalian kondisi
sosial pasien.
2) Kegiatan menjenguk
Kegiatan menjenguk dilakukan dalam rangka membantu proses
pemulihan pasien. Melalui kegiatan menjenguk, pasien diharapkan dapat
mendapat motivasi dan dorongan dari orang-orang yang mereka cintai, agar
dapat kembali ke kondisi semula.
3) Kegiatan komersil
Hasil karya pasien dari kelas-kelas pelatihan yang didapat semasa
rehabilitasi memiliki nilai jual, yang kemudian diperjualbelikan kepada
masyarakat umum melalui galeri maupun outlet yang tersedia.
b. Pelaku kegiatan
1) Dinas sosial, LSM, dan komunitas
2) Masyarakat umum dan pelajar/mahasiswa
3) Kerabat dan teman pasien
64
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan kelompok kegiatan yang ada, jumlah pengguna dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 11. Jumlah Pelaku Kegiatan Berdasarkan Kelompok Kegiatan
Kelompok Daya
Pelaku Kegiatan
Kegiatan Tampung
Kegiatan Kepala dan Wakil Kepala Lembaga
Pengelola dan Kepala Lembaga 1
Servis
Wakil Kepala Lembaga 1
Divisi Tata Usaha
- Kepala Divisi 1
- Sekretaris 1
- Bendahara 1
- Kepala Bagian Administrasi 1
- Staf Administrasi 3
- Kepala Bagian Kepegawaian 1
- Staf Kepegawaian 3
- Kepala Bagian Humas 1
- Staf Humas 2
Divisi Pelayanan
- Kepala Divisi 1
- Kepala Bagian Pengurus Program 1
- Staf Pengurus Program 3
- Kepala Bagian Penerimaan dan Pengaduan 1
- Staf Penerimaan dan Pengaduan 2
- Kepala Shelter 1
- Staf Shelter 6
Komersil
- Kepala Retail Outlet 1
- Staf Retail Outlet 4
- Staf Kafetaria 6

Divisi Perawatan Bangunan


- Kepala Divisi 1
- Kepala Bagian Pengelola Utilitas Bangunan 1
- Staf Pengelola Utilitas Bangunan 5
- Kepala Bagian Pengelola Servis Bangunan 1
- Staf Pengelola Servis Bangunan 7
- Kepala Keamanan 1
- Staf Keamanan 3
Kegiatan Pasien (Perempuan Korban KDRT) 150
Rehabilitasi Divisi Pelayanan Medis
- Kepala Divisi Pelayanan Medis 1
- Dokter Umum 2

65
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Daya
Pelaku Kegiatan
Kegiatan Tampung
Kegiatan - Dokter Gigi 1
Rehabilitasi
- Dokter Visum 1
- Laboran 1
- Farmasi 2
- Bidan 1
- Perawat 5
Divisi Pelayanan Psikis
- Kepala Divisi Pelayanan Psikis 1
- Psikiater 1
- Psikolog 3
- Terapis 2
- Perawat 3
- Rohaniawan 2
Divisi Pengembangan Diri
- Kepala Divisi Pengembangan Diri 1
- Mentor Tata Boga 3
- Mentor Tata Busana 3
- Mentor Tata Rias 3
- Mentor Seni Kriya 3
- Mentor Holtikultura 3
Divisi Pelayanan Hukum
- Kepala Divisi Pelayanan Hukum 1
- Penasihat Hukum 3
- Pengacara 2
Kegiatan Tamu Pengelola 10
Kunjungan Keluarga/Teman Pasien 30
Masyarakat Umum 50

F. Alur Kegiatan
1. Alur Kegiatan Pengelola dan Servis

Gambar 28. Alur Kegiatan Pengelola dan Servis

66
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Alur Kegiatan Pasien

Gambar 29. Alur Kegiatan Pasien

3. Alur Kegiatan Fasilitator

Gambar 30. Alur Kegiatan Fasilitator

67
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Alur Kegiatan Pengunjung

Gambar 31. Alur Kegiatan Pengunjung

G. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang ditentukan berdasarkan kelompok kegiatan. Kelompok kegiatan
dibagi menjadi kegiatan penerimaan, kegiatan pengelola dan servis, kegiatan pelayanan
medis, kegiatan pelayanan psikis, kegiatan pelayanan hukum, kegiatan pengembangan diri,
kegiatan penunjang, dan kegiatan hunian.

Tabel 12. Kebutuhan Ruang


Kelompok Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang
Penerimaan Memarkir kendaraan Parkir Mobil
Parkir Motor
Menurunkan penumpang Drop Off
Keamanan Pos Satpam
Menerima pengunjung Lobby
Resepsionis

68
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang


Penerimaan Menerima pengunjung Ruang Tunggu
Melakukan konseling awal Ruang Assessment
MCK Toilet
Pengelola dan Servis Melakukan pekerjaan sesuaiR. Kepala Lembaga
dengan bagian masing-masing R. Wakil Kepala Lembaga
R. Sekretaris
R. Bendahara
R. Administrasi
R. Kepegawaian
R. Humas
R. Pengurus Program
R. Kepala Shelter
Menyimpan arsip R. Arsip
Evaluasi, rapat R. Rapat
Ibadah Mushola
Istirahat, makan Pantry
MCK Toilet
Menyimpan peralatan R. Janitor
Gudang
Utilitas bangunan R. Genset
R. Panel
R. AHU
R. Pompa
R. CCTV
R. Maintenance
Rehabilitasi Pelayanan Medis
Penerimaan Resepsionis
R. Tunggu
Melakukan perawatan R. Praktek Dokter Umum
R. Praktek Dokter Gigi
R. Praktek Dokter Visum
R. Praktek Bidan
Laboratorium
Apotek
MCK Toilet
Pelayanan Psikis
Penerimaan Resepsionis
R. Tunggu
Melakukan perawatan R. Konseling
R. Terapi Kognitif
R. Terapi Eksposur
R. Terapi Kelompok
MCK Toilet
Pelayanan Hukum
Penerimaan Resepsionis
R. Tunggu
Melakukan pendampingan hukum R. Penasihat Hukum
R. Pengacara
MCK Toilet

69
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang


Rehabilitasi Pengembangan Diri
Penerimaan Resepsionis
R. Tunggu
Melakukan pelatihan R. Kelas Tata Boga/Dapur
R. Kelas Tata Busana
R. Kelas Tata Rias
R. Kelas Seni Kriya
Kebun
R. Seminar/Aula
Co-working Space
MCK Toilet
Penunjang
Rekreasi R. Karaoke
Fitness Center
Healing Garden
R. Santai
Perpustakaan
Beribadah Mushola
MCK Toilet
Hunian/Shelter
Penerimaan Resepsionis
R. Tamu
Keamanan R. Jaga
Istirahat dan melakukan kegiatan Kamar
sehari-hari Kamar mandi
R. Makan
R. Bersama
Servis Dapur
R. Laundry
R. Janitor
Gudang
Kunjungan Menjenguk pasien R. Besuk
Pelatihan, seminar Aula
Komersial Kafetaria
ATM Center
Retail Outlet

H. Prinsip Healing Environment sebagai Strategi Desain


1. Pengelolaan Sirkulasi dan Tata Massa
Pengelolaan sirkulasi, baik sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi pejalan kaki harus
diperhatikan dengan baik. Pemisahan sirkulasi antara kegiatan rehabilitasi, kegiatan
pengelola dan servis, dan kegiatan kunjungan dilakukan, untuk memberi suasana
tertentu, terutama kepada pasien. Jalur sirkulasi pasien dibuat tenang sekaligus rekreatif,
dengan membuat desain yang melibatkan panca indera.

70
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 32. Sirkulasi Pejalan Kaki dengan Pergola


Sumber: depositphotos.com, 2017

Pada sirkulasi outdoor bagi pejalan kaki, digunakan pergola yang ditutup dengan
tanaman rambat untuk memberi keteduhan dan kesan natural, sebagai penerapan prinsip
Healing Environment sebagai strategi desain. Dengan demikian, pasien dapat merasa
relaks ketika menjalani rangkaian kegiatan rehabilitasi.

Gambar 33. Organisasi Massa Terpusat


Sumber: arsitur.com, 2017

Massa bangunan pusat rehabilitasi yang direncanakan terdiri dari beberapa massa
yang disusun terpusat untuk membentuk sinergi antar kegiatan. Penyusunan massa
terpusat juga dapat menjalin interaksi sesama pengguna di healing garden yang
berfungsi sebagai pusat massa.

71
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Pengolahan Lanskap Bangunan

Gambar 34. Pengolahan Lanskap dengan Konsep Healing Garden


Sumber: memim.com, 2017

Lanskap yang direncanakan adalah pengolahan lanskap yang dapat memberi efek
tenang, aman, rekreatif, dan memancing interaksi sosial antar pengguna, yang dapat
menimbulkan dampak positif bagi kesehatan fisik dan psikis pasien. Elemen lanskap
yang ditekankan yaitu healing garden. Healing garden yang direncanakan harus mudah
dicapai, memiliki unsur taman yang dapat mendukung aktivitas sebagai pengalihan
yang positif, serta dapat menjadi ruang untuk meditasi atau menenangkan pikiran,
merangsang panca indera, dan membantu proses penyembuhan.
Healing garden yang direncanakan harus memiliki aksesibilitas yang mudah
dicapai oleh semua pengguna, termasuk pasien dengan keterbatasan fisik. Healing
garden diletakkan di tengah organisasi massa sehingga dapat diakses dengan mudah.
Penggunaan ramp dan hand-rail dapat menjadikan healing garden menjadi aksesibel
dan aman bagi pengguna.
Vegetasi yang digunakan di antaranya adalah vegetasi pengatap/peneduh, seperti
pohon mahoni dan pohon ketapang, serta vegetasi sebagai ornament, seperti krisan dan
bougenville. Vegetasi tersebut dinilai dapat memberi ketenangan kepada pengguna.
Vegetasi dengan aroma yang menyenangkan, seperti bunga lavender dan bunga melati
juga dapat menambah efek relaksasi. Elemen air seperti kolam dan air mancur dapat
merangsang indra penglihatan dan pendengaran, yang baik untuk proses penyembuhan.
Jalur pejalan kaki, site structure seperti kursi taman, gazebo, dan kolam ikan juga dapat
mendukung aktivitas di healing garden sebagai pengalihan yang positif.

72
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Pengolahan Interior Ruang dan Persyaratan Ruang


a. Pengolahan Interior Ruang
Pengolahan interior ruang berkaitan erat dengan karakteristik desain Healing
Environment mengenai Sense Sensitive Design, Emotional Mapping, dan Design
Prescription. Ruang-ruang tertentu, terutama ruang-ruang yang dipakai untuk
kegiatan rehabilitasi memiliki karakteristik ruang yang perlu diperhatikan, untuk
menunjang proses rehabilitasi.
1) Ruang Konseling dan Terapi

Gambar 35. Contoh Interior Ruang Konseling


Sumber: mendingrootscounseling.com, 2017

Ruang konseling dan terapi dibuat privat dan nyaman, dengan ukuran ruang
yang tidak terlalu besar. Penggunaan warna dengan tone yang cool, seperti
penggunaan aksen warna hijau dan biru digunakan untuk memberikan
ketenangan kepada pasien. Penataan ruang dibuat se-homey mungkin untuk
membuat pasien merasa nyaman dan aman, sehingga memancing pasien untuk
terbuka kepada psikolog, psikiater, dan terapis. Bukaan yang baik dapat
memberi akses ke pencahayaan dan view ke alam yang optimal, yang dapat
menenangkan dan memberi pengaruh positif kepada psikis pasien. Penggunaan
material kedap suara dan penambahan aroma buatan seperti aroma hutan juga
diberikan untuk menambah efek relaksasi kepada pasien.

73
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Ruang Terapi Kelompok

Gambar 36. Contoh Layout Ruang Terapi Kelompok


Sumber: kristencario.com, 2018

Ruang terapi kelompok membutuhkan ruang yang luas, karena melibatkan


banyak orang sekaligus. Warna dan material yang hangat, seperti aksen warna
oranye dan kuning digunakan untuk memancing pasien untuk terbuka dan
melakukan interaksi sosial dengan sesama pasien dan terapis. Penataan perabot
diatur sehingga dapat menciptakan interaksi yang ideal, namun tetap menjaga
terirori pasien. Aroma citrus ditambahkan untuk membangkitkan semangat
pasien, sehingga pasien diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi.
3) Shelter

Gambar 37. Contoh Layout Ruang Unit Shelter Reguler


Sumber: glassdoor.co.in, 2017

Shelter merupakan tempat yang dirancang sebagai tempat pasien berinteraksi


di lingkungan terkecil. Satu unit shelter dihuni oleh dua orang, yang merupakan
salah satu bentuk pemulihan. Dengan teman sekamar, pasien diharapkan dapat
74
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berbagi cerita dan dapat terhindar dari perasaan tertekan dan takut karena berada
di pusat rehabilitasi. Tirai sebagai pembatas tidak permanen dipasang untuk
memberi ruang privasi ketika dibutuhkan. Disediakan juga shelter bagi
penderita trauma berat, yang harus dipisah dari pasien lainnya. Pencahayaan
alami yang optimal, seni seperti lukisan yang mengandung unsur alam, serta
penggunaan material yang “jujur” juga diperlukan untuk memaksimalkan proses
rehabilitasi.
4) Lobby dan koridor

Gambar 38. Contoh Penerapan Elemen Alam pada Lobby


Sumber: pinterest.com, 2016

Lobby merupakan kesan pertama yang didapat oleh calon pasien dari pusat
rehabilitasi, sehingga lobby harus bersifat hangat dan menyambut, agar calon
pasien tidak merasa terintimidasi. Penggunaan warna putih dan material yang
bersifat natural, seperti kayu dan batu alam akan menimbulkan kesan hangat dan
nyaman. Bukaan yang banyak dibutuhkan untuk mendapat akses pencahayaan
alami dan view ke luar. Untuk menambah efek relaksasi, ditambahkan aroma
seperti aroma lavender, alunan musik, serta indoor plants di area lobby.

75
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 39. Contoh Penerapan Wayfinding pada Koridor


Sumber: segd.org, 2014

Pada koridor, kombinasi warna-warna yang bervariasi, karya seni seperti


sculpture atau lukisan, serta signage digunakan sebagai wayfinding. Wayfinding
berfungsi untuk memudahkan pasien, terutama pasien yang memiliki trauma
cukup berat, agar tidak tersesat.
b. Persyaratan Ruang
Selain ruang-ruang tertentu, secara umum ruang-ruang di pusat rehabilitasi
memiliki persyaratan sebagai berikut:
Tabel 13. Persyaratan Ruang
Persyaratan
Kebutuhan
Ruang Tingkat Penca- Pengha- Penca-
Suasana View
Privasi hayaan waan paian
Penerimaan
Lobby Publik *** *** *** *** ***
Resepsionis Publik *** ** *** *** ***
Ruang Tunggu Publik *** *** *** *** ***
Ruang Assessment Semi Privat *** *** ** ** **
Pengelola dan Servis
Toilet Privat ** ** ** * *
R. Kepala Privat *** *** ** *** ***
Lembaga
R. Wakil Kepala Privat *** *** * *** ***
Lembaga
R. Sekretaris Privat *** *** * *** ***
R. Bendahara Privat *** *** * *** ***
R. Administrasi Semi Privat *** *** * *** ***
R. Kepegawaian Semi Privat *** *** * *** ***
R. Humas Semi Privat *** *** * *** ***

76
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Persyaratan
Kebutuhan
Ruang Tingkat Penca- Pengha- Penca-
Suasana View
Privasi hayaan waan paian
R. Pengurus Semi Privat *** *** * *** ***
Program
R. Kepala Shelter Privat *** *** * *** ***
R. Arsip Privat * * ** * *
R. Rapat Semi Privat *** *** ** *** **
Mushola Semi Privat ** ** *** ** **
Pantry Semi Privat ** *** ** ** *
Toilet Privat ** ** ** * *
R. Janitor Semi Privat * * * * *
Gudang Privat * * * * *
R. Genset Privat * * * * *
R. Panel Privat * * * * *
R. AHU Privat * * * * *
R. Pompa Privat * * * * *
R. CCTV Privat * * * * *
R. Maintenance Privat * * * * *
Pelayanan Medis
Resepsionis Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Tunggu Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Praktek Dokter Privat *** *** ** *** **
Umum
R. Praktek Dokter Privat *** *** ** *** **
Gigi
R. Praktek Dokter Privat *** *** ** *** **
Visum
R. Praktek Bidan Privat *** *** ** *** **
Laboratorium Privat *** ** * ** *
Apotek Privat *** ** ** * *
Toilet Privat ** ** ** * *
Pelayanan Psikis
Resepsionis Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Tunggu Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Konseling Privat *** *** *** *** ***
R. Terapi Kognitif Privat *** *** ** *** **
R. Terapi Privat *** *** ** *** **
Eksposur
R. Terapi Semi Privat *** *** ** *** ***
Kelompok
Toilet Privat ** ** ** * *

77
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Persyaratan
Kebutuhan
Ruang Tingkat Penca- Pengha- Penca-
Suasana View
Privasi hayaan waan paian
Pelayanan Hukum
Resepsionis Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Tunggu Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Penasihat Privat *** *** ** *** **
Hukum
R. Pengacara Privat *** *** ** *** **
Toilet Privat ** ** ** * *
Pengembangan Diri
Resepsionis Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Tunggu Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Kelas Tata Semi Privat *** *** ** *** ***
Boga/Dapur
R. Kelas Tata Semi Privat *** *** ** *** ***
Busana
R. Kelas Tata Semi Privat *** *** ** *** ***
Rias
R. Kelas Seni Semi Privat *** *** ** *** ***
Kriya
Kebun Publik *** *** *** *** ***
R. Seminar/Aula Semi Privat *** *** *** *** **
Co-working Space Semi Privat *** *** *** *** ***
Toilet Privat ** ** ** * *
Penunjang
R. Karaoke Semi Privat ** *** ** *** **
Fitness Center Semi Privat ** *** ** ** **
Healing Garden Publik *** *** *** *** ***
R. Santai Publik *** *** *** *** ***
Perpustakaan Semi Privat *** *** ** *** ***
Mushola Publik ** ** *** ** **
Toilet Privat ** ** ** * *
Shelter
Resepsionis Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Tamu Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Jaga Privat ** ** ** ** **
Kamar Privat *** *** ** *** ***
Kamar mandi Privat ** ** ** * *
R. Makan Semi Privat *** *** *** *** ***
R. Bersama Semi Privat *** *** *** *** ***
Dapur Semi Privat ** *** ** * *

78
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Persyaratan
Kebutuhan
Ruang Tingkat Penca- Pengha- Penca-
Suasana View
Privasi hayaan waan paian
R. Laundry Privat ** ** * * *
R. Janitor Privat * * * * *
Gudang Privat * * * * *
Kunjungan
R. Besuk Semi Privat *** *** *** *** ***
Aula Publik *** *** *** *** **
Kafetaria Publik *** *** *** *** ***
ATM Center Publik ** ** *** * *
Retail Outlet Publik *** *** *** *** **

Keterangan:
*** : Sangat perlu
** : Perlu
* : Tidak perlu

79

Anda mungkin juga menyukai