Disusun oleh: Nama : Adelia Yessica Cristina Situmorang NIM : 215040200111271 Kelas :I Asisten : Adrian Syahputra Harahap
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021 Resume Entomopatogen Uji efektivitas Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae terhadap Kepik Hijau (Nezara viridula L.) (Hemiptera;Pentatomidae) pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.) di Rumah Kaca.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, sedangkan persediaan produksi kedelai belum mampu mengimbangi permintaan pasar. Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, produksi kedelai di Sumatera Utara pada tahun 2012 sebesar 9.439 ton, namun menurun 1.490 ton pada tahun 2011 yang mencapai produksi sebesar 7.949 ton. Hasil yang cukup rendah ini disebabkan oleh penerapan teknologi yang belum tepat, waktu tanam yang tidak tepat dan adanya gangguan hama dan penyakit tumbuhan. Pengendalian hama kepik hijau yang sering menyerang kedelai masih menggunakan insektisida kimiawi secara intensif. Penggunaan insektisida ini dapat membunuh musuh alami tanaman tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur B. bassiana efektf dalam mengendalikan serangga. Dalam uraian jurnal maka dapat disimpulkan bahwa peneliti tertarik menggunakan jamur entomopatogen untuk mengendalikan hama kepik hijau (N. viridulla). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Erlenmeyer, gelas ukur, sungkup kain kasa, shaker, handsprayer, autoclave, lampu Bunsen, laminar air flow, petridist, kain kasa halus, pipet tetes, haemocytometer, polibeg dan buku untuk data serta alat tulis. Penelitian ini menggunakan menggunakan rancangan acak kelompok non factorial dengan 7 perlakuan yaitu dalam 3 ulangan. Pengaplikasian hama dilakukan pada minggu ke 6 yaitu pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam, jumlah imago yang diaplikasikan adalah sebanyak 3 pasang imago pada setiap perlakuan. Table 1 menunjukkan bahwa pada pengamatan 13 sudah menunjukkan tingkat mortalitas tinggi pada perlakuan N3 yaitu sebesar 94,44%. Table 2 memperlihatkan bahwa pada pengamatan 14 menunjukkan persentase mortalitas terendah pada perlakuan N0 yaitu sebesar 0,00%. Tubuh imago yang terinfeksi oleh B. bassiana ditandai oleh tumbuhnya miselia berwarna putih dan mengeras seperti mumi. Table 3 menunjukkan bahwa produksi kedelai terendah terdapat pada perlakuan N0 yaitu sebesar 8,48 gr/6 tanaman. Hal ini disebabkan pada perlakuan N0 merupakan perlakuan tanpa pengaplikasian suspense jamur entomopatogen, sehingga tingkat mortalitas yang dihasilkan terhadap imago kepik hijau terbilang rendah bahkan tingkat mortalitasnya tidak ada. Hal ini yang menyebabkan hasil produksi pada perlakuan N0 menjadi rendah. Simpulan: Persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 94,44% pada 13 has dan yang terendah terdapat pada perlakuan N0 sebesar 0% pada 13 has. Persentase natalitas tertinggi pada perlakuan N0 yaitu sebesar 96,40% dan yang terendah pada perlakuan N3 sebesar 0%. Rataan berat basah produksi kedelai tertinggi terdapat pada perlakuan N3 yaitu sebesar 20,77 gr/polibeg/6 tanaman dan yang terendah terdapat pada perlakuan N0 sebesar 8,48 gr/6 tanaman.