Anda di halaman 1dari 17

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN SURAT KETERANGAN TANDA LAPOR

KEHILANGAN (SKTLK) DILIHAT DARI ASPEK RESPONSIVENESS


(KETANGGAPAN) PADA SPKT POLRES BARITO TIMUR

Maria Kariani, Eddy Suryani


markariani44@gmail.com, eddyshurya@gmail.com

Program Studi Administrasi Publik


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong
Komplek Stadion Olah raga Saraba kawa Pembataan Tanjung - Tabalong
Telp./Fax (0526) 2022484 Kode Pos 7012
Email : info@stiatabalong.ac.id

ABSTRAK

SPKT merupakan singkatan dari Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu, yang bertugas melaksanakan
pelayanan untuk menerima laporan pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta
memberikan pelayanan informasi, salah satunya adalah layanan pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
Kehilangan (SKTLK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada
SPKT Polres Barito Timur. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Deskriptif melalui pendekatan
Kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi yang digunakan
sebagai teknik pelengkap. Key informan dalam penelitian ini 5 orang informan. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis data yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana (2014),
yaitu Data Collection (Pengumpulan Data), Data Condesation (Kondensiasi Data), Data Disply (Penyajian
Data) dan Conlusing: Drawing/Verifing (Penarikan Kesimpulan). Hasil penelitian ini menunjukan Kualitas
Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek
Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT Polres Barito Timur dapat dikategorikan Berkualitas.

Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan, Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK).

PENDAHULUAN masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,


Pemerintah mempunyai peranan penting pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
untuk menyediakan pelayanan publik prima bagi Sedangkan Pasal 4, POLRI bertujuan untuk
penduduknya, yang telah diamanatkan dalam mewujudkan keamanan dalam negeri yang
Undang-undang. Dalam (Pasal 1 Undang-undang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik), masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
mengatakan bahwa dalam rangka pemenuhan terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya
perundang-undangan bagi setiap warga Negara ketenteraman masyarakat dengan menjunjung
dan penduduk atas barang, jasa dan atau tinggi hak asasi manusia. Dalam hal ini bagian
pelayanan administrasi yang disediakan oleh dari pelaksanaan (Pasal 28 D ayat 1 UUDNRI
penyelenggara pelayanan publik. Tahun 1945 (1)) Setiap orang berhak atas
Berdasarkan (Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
2002 tentang POLRI), bahwa Kepolisian Negara hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
Republik Indonesia (POLRI) merupakan salah hadapan hukum.
satu fungsi pemerintahan negara di bidang Dalam pelayanan publik tentu tidak terlepas
pemeliharaan keamanan dan ketertiban dari kualitas pelayanan. Pelayanan publik di
Kantor SPKT Polres Kabupaten Barito Timur sering tidak berada ditempat dalam menjalankan
merupakan salah satu fungsi tugas pokok. tugasnya untuk melayani kepentingan masyarakat.
Kualitas pelayanan tersebut mencerminkan Berdasarkan data di atas dapat diketahui
kualitas dari instansi dalam menjalankan tugas bahwa permasalahan tersebut mengarah kepada
dan fungsinya. Melalui pelayanan publik yang kualitas pelayanan dari aspek Responsiveness
dilaksanakan untuk masyarakat, maka “wajah” dimana permasalahan tersebut mengarah ke
sosok instansi akan banyak dinilai oleh respon dari petugas, dimana respon tersebut
masyarakat. Kualitas pelayanan yang baik akan merujuk pada lambannya proses pembuatan Surat
mencitrakan instansi pemerintah yang baik dimata Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK).
masyarakat. Selain itu permasalahan terkait dengan kurang
SPKT merupakan singkatan dari Sentral lengkapnya persyaratan yang dibawa oleh
Pelayanan Kepolisian Terpadu, yang bertugas masyakarat tersebut dikarenakan kurangnya
melaksanakan pelayanan untuk menerima laporan informasi dari pihak SPKT Polres Barito Timur.
pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan Secara tidak langsung masalah tersebut akan
pertolongan bersama fungsi terkait mendatangi menghambat proses pembuatan Surat Keterangan
TKP untuk melaksanakan kegiatan pengamanan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) sehingga akan
dan olah TKP sesuai ketentuan hukum dan berpengaruh pada lamanya Surat Keterangan
peraturan yang berlaku serta memberikan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK).
pelayanan informasi, salah satunya adalah layanan Pada dasarnya lembaga hukum seperti
pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor kepolisian perannya sangat diperlukan, sehingga
Kehilangan (SKTLK). SKTLK adalah surat masyarakat/warga negara berharap agar instansi
keterangan yang dikeluarkan Polri kepada pelapor kepolisian mampu memberikan pelayanan yang
sebagai bukti barang maupun dokumen yang berkualitas secara maksimal. SPKT bertugas
hilang sebagai persyaratan pengurusan dokumen memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu
yang baru atau duplikat. SKTLK bukan sebagai terhadap laporan/pengaduan masyarakat,
pengganti dokumen yang hilang. memberikan bantuan dan pertolongan, serta
Hasil observasi yang dilakukan peneliti memberikan pelayanan informasi. Banyaknya
pada Kualitas Pelayanan yang telah diberikan masyarakat yang merasa terbantu dalam
SPKT Polres Kabupaten Barito Timur hasilnya pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
cukup baik dari aspek Empathy, Reability, Kehilangan (SKTLK) dijadikan alasan SPKT
Tangibles dan Assurance itu terbukti dengan Polres Barito Timur untuk melayanani masyarakat
selesainya surat Keterangan Tanda Lapor secara berkualitas, hal tersebut dapat dilihat dari
Kehilangan (SKTLK) sesuai dengan prosedur kepercayaan masyarakat yang datang untuk
yang telah ditetapkan, penampilan petugas yang pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
melayani tergolong rapi dan bersih, standar Kehilangan (SKTLK) pada bulan Juni sebanyak
pelayanannya yang jelas, sarana prasarana yang 20 orang dengan banyaknya berbagai laporan
cukup memadai dan terjaminnya kepastian biaya kehilangan barang.
dalam pelayanan. Namun masih ada tanggapan Surat keterangan kehilangan sangat
negatif yang disampaikan informan dari diperlukan karena sebagai berkas atau dokumen
masyarakat yaitu ditemukan beberapa pengganti dalam mengurus hal-hal yang berkaitan
permasalahan yang kerap kali muncul dalam dengan dokumen yag hilang. Hal itu diatur dalam
pelayanan pembuatan, yaitu: Petugas kurang (Pasal 15 ayat (1) Huruf k Undang-Undang No. 2
merespon masyarakat yang ingin mendapatkan Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republlik
pelayanan khususnya jika masyarakat tersebut Indonesia), yang menyebutkan bahwa “Dalam
tidak lengkap membawa persyaratan dan rangka menyelenggarakan tugas Kepolisian
pelayanan yang diberikan cenderung lamban tidak Republik Indonesia secara umum berwenang
tepat waktu dikarenakan pihak yang mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan
menandatangani surat pengantar nikah tersebut
yang diperlukan dalam rangka pelayanan Polres Hulu Sungai Utara dapat diambil
masyarakat”. kesimpulan bahwa keramahan petugas dalam
Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa menjalankan pelayanan sudah berjalan dengan
penulis ingin meneliti Kualitas Pelayanan baik dengan peresentasi 60%, artinya sebagian
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor masyarakat cukup puas dengan pelayanan
Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek pembuatan surat izin mengemudi, namun
Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT Polres masih ada kendala dengan presentasi dengan
Barito Timur. Hal tersebut menjadikan persentasi 24% tentang waktu tunggu yang
ketertarikan penulis untuk meneliti lebih dalam tidak cepat dalam pemberian pelayanan
dengan mengambil judul “Kualitas Pelayanan kepada masyarakat. Hasil penelitian dengan
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor mengacu pada rumusan permasalahan dan
Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek berdasarkan hasil pembahasan yang telah
Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT Polres dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
Barito Timur”. sebagai berikut: Kualitas Pelayanan
Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C di
TINJAUAN PUSTAKA Polres Hulu Sungai Utara sudah berkualitas,
Penelitian Terdahulu dalam pemberian pelayanan kepada
1. (Senain & Suskiati, 2021), Kualitas Pelayanan masyarakat Hulu Sungai Utara.
Surat Keterangan Catatan Kepolisian pada 3. (Norainah, 2023), Kualitas Pelayanan Publik
Kepolisian Resor (POLRES) Situbondo. Di Lihat Dari Aspek Responsiveness
Penelitian ini menggunakan metode penelitian (Ketanggapan) Dalam Pembuatan Surat
diskriptif. Hasil penelitian ini yaitu tingkat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) Di Kantor
kualitas pelayanan pembuatan dan Kelurahan Sulingan Kecamatan Murung Pudak
perpanjangan SKCK di Kantor SKCK Polres Kabupaten Tabalong. Jenis penelitian yang
Situbondo dapat dikategorikan dalam kualitas digunakan adalah metode penelitian deskriptif
pelayanan yang baik. Dimensi kualitas dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
pelayanan Pembuatan dan Perpanjangan menunjukan bahwa Kualitas Palayanan Publik
SKCK di Kantor SKCK Polres Situbondo di Lihat dari Aspek Responsiviness
Kabupaten Situbondo yang memiliki angka (Ketanggapan) dalam Pembuatan Surat
positif yaitu di indikator Tangible (bukti fisik), Keterangan Tidak Mampu (SKTM) di
Responsiveness (daya tanggap) dan Empathy Kelurahan Sulingan Kecamatan Murung
(empati). Dimensi kualitas pelayanan Pudak Kabupaten Tabalong” melalui 4
Pembuatan dan Perpanjangan SKCK di Kantor indikator yaitu (1. Merespon Setiap Penerima
SKCK Polres Situbondo yang paling rendah Layanan; 2. Pelayanan dengan Cepat dan
adalah Assurance (jaminan). Dari kategorisasi Tepat; 3. Pelayanan dengan Waktu yang
jika hasil total skor persepsi dikurangi total Tepat; dan 4. Merespon Keluhan Penerima
skor harapan, maka dapat dikatakan bahwa Layanan). Berdasarkan hasil wawancara dari
kualitas pelayanan pada pelayanan kualitas 5 informan, yaitu 2 orang yang menyatakan
pelayanan Pembuatan dan Perpanjangan (Sangat Berkualitas), selanjutnya 1 orang yang
SKCK di Kantor SKCK Polres Situbondo menyatakan (Berkualitas), dan sebaliknya
memiliki kualitas Baik. menurut 2 orang yang menyatakan (Cukup
2. (Sumardi, 2020), Kualitas Pelayanan Berkualitas). Dari analisis diatas dapat
Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C Di disimpulkan “Berkualitas/4 informan
Polres Hulu Sungai Utara. Metode penelitian menjawab baik sesuai kriteria pengukuran”.
yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. 4. (Sarmini, 2019), Kualitas Pelayanan Surat Izin
Berdasarkan hasil tabel Rekapitulasi Mengemudi (SIM) Pada Kantor Satuan Lalu
tanggapan responden dari Kualitas pelayanan Lintas Polres Karimun. Penelitian ini
pembuatan Surat Izin Mengemudi SIM C di menggunakan metode penelitian diskriptif.
Hasil penelitian ini yaitu Kualitas pelayanan pelanggan. Pada dasarnya setiap manusia
publik dilihat dari indikator Responsiviness membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim
(Ketanggapan) hasilnya pelayanan yang dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat
diberikan sekarang ini masih belum bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia.
dipastikan tingkat kecepatannya, begitu pula Masyarakat setiap waktu selalu menuntut
dengan ketepatan biaya pelayanan. pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat,
Masyarakat/pelanggan masih belum dapat meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai
memastikan tingkat kecepatan dan ketepatan dengan harapan karena secara empiris pelayanan
biaya dikarenakan belum ada ketentuan dalam publik yang terjadi selama ini masih bercirikan
standar pelayanan. berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan.
5. (Rukayat, 2017), Kualitas Pelayanan Publik Menurut (Hardiansyah, 2011), mengatakan
Bidang Administrasi Kependudukan Di bahwa pengertian pelayanan publik adalah
Kecamatan Pasir Jambu. Penelitian ini melayani keperluan orang atau masyarakat atau
merupakan penelitian deskriptif dengan organisasi yang memiliki kepentingan pada
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian organisasi, sesuai dengan aturan pokok dan tata
diketahui bahwa Kantor Kecamatan cara yang ditentukan dan ditunjukan untuk
Pasirjambu belum memenuhi fasilitas memberikan kepuasan kepada penerima layanan.
pelayanan yang memadai untuk memberikan Sedangkan menurut (Boediono, 2003)
pelayanan kepada masyarakat seperti masih pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada
sedikitnya kursi diruang tunggu, belum adanya orang lain dengan cara-cara tertentu yang
meja untuk menulis di ruang tunggu, sarana memerlukan kepekaan dan hubungan
informasi yang belum tersedia. Fasilitas seperti interpersonal agar terciptanya kepuasan dan
genset kurang dioptimalkan sehingga ketika keberhasilan. Dari beberapa pengertian diatas
listrik mati maka proses pelayanan pun juga maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah
akan berhenti total yang artinya masyarakat serangkaian kegiatan atau proses pemenuhan
tidak dapat mendapatkan pelayanan. Empati kebutuhan yang dilaksanakan oleh organisasi
yang diberikan pihak Kecamatan Pasirjambu kepada masyarakat yang menawarkan kepuasan.
yaitu dengan memberikan kesan yang Selanjutnya menurut (Keputusan Menteri
menyenangkan. Hal itu dapat terlihat dari sikap Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor 81
petugas yang menerangkan dengan sejelas- Tahun 1993), memberikan pengertian mengenai
jelasnya mengenai prosedur pelayanan dan pelayanan umum sebagai berikut: “Pelayanan
menerima kritik mapun saran dengan sepenuh Umum adalah segenap bentuk kegiatan pelayanan
hati sebagai interopeksi untuk layanan yang umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
lebih baik. pusat, di daerah dan lingkungan Badan Usaha
Pelayanan Publik Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan
Dalam (Pasal 1 Undang-undang Nomor 25 atau jasa, baik dalam rangka pelaksanaan
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik), ketentuan peraturan perundang-undangan”.
mengatakan bahwa dalam rangka pemenuhan Tujuan Pelayanan Publik
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan Menurut (Pasal 3 Undang-undang Nomor
perundang-undangan bagi setiap warga Negara 25 Tahun 2009), mengemukakan pendapatnya
dan penduduk atas barang, jasa dan atau terdapat empat tujuan pelayanan publik sebagai
pelayanan administrasi yang disediakan oleh berikut:
penyelenggara pelayanan publik. 1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas
Selanjutnya (Lukman, 2011) berpendapat, tentang hak tanggung jawab kewajiban dan
pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung penyelenggaraan pelayanan publik;
antar seseorang dengan orang lain atau mesin 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan
secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporsi Menurut (Negara, 2004), mengemukakan
yang baik; pendapatnya terdapat lima pelayanan publik
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan sebagai beriku:
publik sesuai dengan peraturan perundang- 1. Pelayanan Pemerintahan
undangan; dan Pelayanan Pemerintahan yaitu jenis
4. Terwujudnya perlindungan dan kepastian pelayanan masyarakat yang terkait dengan
hukum bagi masyarakat dalam tugas-tugas umum pemerintahan, seperti
penyelenggaraan pelayanan publik. pelayanan KTP, SIM, pajak, perijinan,
Penekanan dalam pasal ini adalah keimigrasian, dan lainnya.
memberikan kepastian hukum kepada masyarakat 2. Pelayanan Pembangunan
yang menerima pelayanan. dengan mewujudkan Pelayanan Pembangunan yaitu suatu
prinsip-prinsip pelayanan publik sesuai dengan jenis pelayanan yang terkait dengan
ketentuan perundang-undangan, memberikan penyediaan sarana dan prasarana untuk
pelayanan kepada siapa yang menerima memberikan fasilitas kepada penerima layanan
pelayanan. hak dan kewajiban masyarakat dan atau masyarakat dalam melakukan aktivitasnya
aparatur dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai warga negara. Pelayanan ini meliputi
menjadi koridor yang membatasi dan mengatur penyediaan jala-jalan, jembatan-jembatan,
jalannya pelayanan publik. pelabuhan-pelabuhan dan lainnya.
Jenis Pelayanan Publik 3. Pelayanan Utilitas
Menurut (Hardiansyah, 2011) Pelayanan utilitas yaitu jenis pelayanan
mengemukakan pendapatnya jenis pelayanaan yang terkait dengan utilitas bagi penerima
umum atau publik yang diberikan pemerintah layanan atau masyarakat seperti penyediaan
terbagi dalam tiga kelompok sebagai berikut: listrik, air, telepon, dan transportasi lokal.
1. Pelayanan Administratif 4. Pelayanan Sandang, Pangan dan Papan
Pelayanan Administratif yaitu pelayanan Pelayanan Sandang, Pangan dan Papan
berupa penyediaan berbagai bentuk dokumen yaitu jenis pelayanan yang menyediakan bahan
yang diperlukan oleh publik misalnya: kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan
pembuatan kartu tanda penduduk, sertifikat perumahan, seperti penyediaan beras, gula,
tanah akta kelahiran, akta kematian, buku minyak, gas, tekstil dan perumahan murah.
kepemilikan kendaraan bermotor BPKB, surat 5. Pelayanan Kemasyarakatan
kendaraan bermotor (STNK), surat keterangan Pelayanan Kemasyarakatan yaitu jenis
tanda lapor kehilangan (SKTLK), pasor, dan pelayanan yang dilihat dari sifat dan
sebagainya. kepentingannya lebih ditekankan pada
2. Pelayanan Barang kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan,
Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang seperti pelayanan kesehatan, pendidikan,
menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang ketenaga kerjaan, penjara, rumah yatim piatu,
yang menjadi kebutuhan pabrik, misalnya: dan lainnya.
jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik,
Unsur-Unsur Pelayanan Publik
penyediaan air bersih.
Menurut (Moenir, 2002), mengemukakan
3. Pelayanan Jasa
pendapatnya terdapat empat unsur pelayanan
Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang
sebagai berikut:
menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
1. Sistem, Prosedur Dan Metode
dibutuhkan pabrik, misalnya: pendidikan tinggi
yaitu pelayanan perlu adanya informasi,
dan menengah, pemeliharaan kesehatan,
prosedur dan metode yang mendukung
penyelenggaraan transportasi, jasa pos, sanitasi
kelancaran dalam memberikan pelayanan.
lingkungan persampahan, penanggulangan
2. Personel
bencana, pelayanan sosial.
yaitu aparatur Pemerintah selaku pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
personil pelayanan harus profesional disiplin efisiensi dan efektivitas.
dan terbuka terhadap kritik dari penerima 4. Partisipatif
layanan atau masyarakat. Partisipatif yaitu mendorong peran serta
3. Sarana dan Prasarana masyarakat dalam penyelenggaraan pabrik
yaitu pelayanan diperlukan peralatan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan
dan ruang kerja serta fasilitas pelayanan. dan harapan masyarakat.
misalnya seperti ruang tamu, tempat parkir 5. Kesamaan Hak
yang memadai dan sebagainya. Kesamaan Hak yaitu tidak diskriminatif
4. Penerima Layanan atau Masyarakat dalam arti tidak memindahkan suku, ras,
yaitu proses pelayanan masyarakat agama, golongan gender dan status ekonomi.
selaku penerima layanan sangatlah heterogen 6. Keseimbangan Hak atau Kewajiban
yaitu tingkat pendidikannya maupun Keseimbangan Hak atau Kewajiban
perilakunya. yaitu pemberi dan penerima pelayanan publik
Menurut (Kasmir, 2006), mengemukakan harus memenuhi hak dan kewajiban masing-
pendapatnya terdapat sembilan unsur-unsur masing pihak dan hambatan.
pelayanan publik sebagai berikut: Prinsip Pelayanan Publik
1. Tersediannya Karyawan yang baik; Dalam proses kegiatan pelayanan publik
2. Tersediannya sarana dan prasarana yang baik; diatur juga mengenai prinsip layanan publik
3. Bertanggung jawabkepada setiap penerima sebagai pegangan dalam mendukung jalannya
layanan atau masyarakat sejak awal hingga kegiatan pelayanan.
akhir; Menurut (MENPAN Nomor 63 Tahun
4. Mampu melayani secara cepat dan tepat; 2003) mengemukakan pendapatnya terdapat
5. Mampu berkomunikasi; sepuluh prinsip pelayanan publik sebagai berikut:
6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap 1. Kesederhanaan
transaksi; a. Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-
7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan baik; belit;
8. Berusaha memahami kebutuhan penerima b. Mudah dipahami; dan
layanan atau masyarakat; dan c. Mudah dilaksanakan.
9. Mampu memberikan kepercayaan kepada 2. Kejelasan
nasabah (pelanggan). a. Persyaratan teknis dan administratif
Azas Pelayanan Publik pelayanan publik;
Menurut keputusan (MENPAN Nomor 63 b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan
Tahun 2003) mengemukakan pendapatnya bertanggung jawab dalam memberikan
Terdapat 6 azas pelayanan publik sebagai berikut: pelayanan dan penyelesaian
1. Transparasi keluhan/persoalan/sengketa dalam
Transparasi yaitu bersifat terbuka, pelaksanaan pelayanan publik;
mudah dan dapat diakses oleh semua pihak c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata
yang membutuhkan dan disediakan secara cara pembayaran.
memadai dan mudah dimengerti. 3. Kepastian Waktu
2. Akuntabilitas yaitu pelaksanaan pelayanan publik
Akuntabilitas yaitu dapat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
dipertanggungjawabkan sesuai dengan telah ditentukan.
ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Akurasi
3. Kondisional yaitu produk pelayanan publik diterima
Kondisional yaitu sesuai dengan kondisi dengan benar tepat dan sah.
dan kemampuan pemberi dan penerima 5. Keamanan
yaitu proses dan proses pelayanan Biaya atau tarif pelayanan termasuk
publik memberikan rasa aman dan kepastian rincian yang ditetapkan dalam proses
hukum. pemberian pelayanan
6. Tanggung Jawab 4. Produk Pelayanan
yaitu pimpinan penyelenggara Hasil pelayanan yang akan diterima
pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
bertanggung jawab atas penyelenggaraan 5. Sarana dan Prasarana
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan Penyediaan sarana dan prasarana
dalam pelaksanaan pelayanan publik. pelayanan yang memenuhi oleh penyelenggara
7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Kerja pelayanan publik
yaitu Tersedianya sarana dan prasarana 6. Kompetensi Petugas Pelayanan
kerja dan pendukung lainnya yang memadai Kompetensi kelas pemberi pelayanan
termasuk penyediaan sarana teknologi harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
telekomunikasi dan Informatika. pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap,
8. Kemudahan Akses dan perilaku yang dibutuhkan.
yaitu tempat dan lokasi sarana dan Kualitas Pelayanan Publik
prasarana pelayanan yang memadai, mudah Kualitas pelayanan merupakan refleksi
dijangkau oleh masyarakat dan dapat persepsi evaluatif konsumen terhadap pelayanan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan yang diterima pada suatu waktu tertentu. Kualitas
informasi. pelayanan ditentukan berdasarkan tingkat
9. Kedisiplinan, Kesopanan atau Keramahan pentingnya pada dimensi-dimensi pelayanan
yaitu pemberi pelayanan harus bersikap kualitas. Kualitas pelayanan merupakan suatu
disiplin, sopan dan santun, ramah, serta kondisi dinamis yang berpengaruh dengan
memberikan pelayanan dengan ikhlas. produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
10.Kenyamanan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono,
yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, 2007). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat
teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat, dan keinginan konsumen (Tjiptono, 2007).
serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung Kata kualitas mengandung banyak definisi
pelayanan, serta parkir, toilet tempat ibadah dan makna, orang yang berbeda akan mengartikan
dan lainnya. secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang
Standar Pelayanan Publik dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan
Menurut keputusan (MENPAN Nomor 63 walaupun hanya cara penyampaiannya saja
Tahun 2003), mengemukakan pendapatnya biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:
terdapat 6 standar pelayanan publik sebagai 1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau
berikut: melebihkan harapan pelanggan
1. Prosedur Pelayanan 2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia dan
Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi proses lingkungan
pemberi dan penerima pelayanan termasuk 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu
pengaduan; berubah.
2. Waktu Penyelesaian Kualtias pelayanan (service quality) dapat
Waktu penyelesaian yang ditetapkan diketahui dengan cara membandingkan persepsi
Sejak saat pengajuan permohonan sampai para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka
dengan penyelesaian pelayanan termasuk terima/peroleh dengan pelayanan yang
pengadilan; sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap
3. Biaya Pelayanan atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika
jasa yang diterima atau dirasakan (perceived
service) sesuai dengan yang diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan 4. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan
memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui cermat.
harapan konsumen, maka kualitas pelayanan 5. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. waktu yang tepat.
Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah Kepolisian Sebagai Penyelenggara Pelayanan
daripada yang diharapkan, maka kualitas Publik
pelayanan dipersepsikan buruk. Kepolisian termasuk dalam institusi
Menurut (Moenir, 2002) mengatakan penyelenggaraan negara karena berdasarkan
bahwa kualitas pelayanan publik adalah pelayanan fungsi yaitu diatur dalam pasal 2 UU no 2 tahun
yang cepat, menyenangkan, tidak mengandung 2002 bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu
kesalahan mengikuti proses dan prosedur yang fungsi pemerintahan negara dan ketertiban
telah ditetapkan terlebih dahulu. masyarakat, penegak hukum perlindungan
Menurut (Hardiansyah, 2011), mengatakan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat,
bahwa kualitas pelayanan publik adalah serta penegakan hukum. kepolisian dari segi
pelalainan yang diberikan kepada penerima kelembagaan akan masuk Sebagai penyelenggara
layanan Sesuai dengan standar pelayanan yang pelayanan publik apabila memenuhi salah satu
telah dilakukan sebagai pedoman dalam dari berbagai organisasi penyelenggara pelayanan
memberikan layanan. publik sebagai berikut:
Menurut (Zeithaml, Parasuraman, & Berry, 1. Institusi penyelenggara negara
1990), untuk mengetahui kualitas pelayanan yang 2. Korporasi
dirasakan secara nyata oleh konsumen yag 3. Lembaga independen yang dibentuk
terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan berdasarkan Undang-undang
menurut apa yang dikatakan konsumen. Kelima 4. Badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
dimensi tersebut, yaitu: untuk kegiatan
1. Tangibles: kualitas pelayanan berupa sarana Adapun tata cara penerbitan Surat
fisik perkantoran, komputerisasi administrasi, Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
ruang tunggu, tempat informasi. 1. Tata cara penerbitan Surat Keterangan Tanda
2. Reability: kemampuan dan keandalan untuk Lapor Kehilangan (SKTLK) mempunyai dasar
menyediakan pelayanan yang terpercaya. hukum sebagai berikut:
3. Responsivess: kesanggupan untuk membantu a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tentang Kepolisian Negara Republik
tepat, serta tanggap terhadap keinginan Indonesia;
konsumen. b. Undang-Undang Republik Indonesia
4. Assurance: kemampuan dan keramahan serta Nomor 25 Tahun2009 tentang Pelayanan
sopan santun pegawai dalam menyakinkan Publik;
kepercayaan konsumen. c. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun
5. Emphaty: sikap tegas tetapi penuh perhatian 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
dari pegawai terhadap konsumen. Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Untuk Aspek Responsiveness Publik (Lembaran Negara Republik
(ketanggapan) menurut (Zeithaml, Parasuraman, Indonesia Tahun 2012 Nomor 215);
& Berry, 1990), terdiri atas indikator: d. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012
1. Merespon setiap pelanggan/pemohon yang tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
ingin mendapatkan pelayanan. Pemberantasan Korupsi;
2. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
cepat. Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
3. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
tepat. Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik;
f. Keputusan Kapolri Nomor: Tentang Petunjuk Pembangunan Zona
Kep/265/II/2021 Tanggal 05 Februari 2021 Integritas.
2. Dalam penerbitan Surat Keterangan Tanda e. Petugas pelayanan SPKT memanggil
Lapor Kehilangan (SKTLK) terdapat System, pemohon untuk menyerahkan berkas
Mekanisme dan Prosedur yaitu: persyaratan dilanjutkan dengan memproses
a. Pelapor datang sendiri membawa laporan kehilangan;
persyaratan dan disambut oleh petugas f. Petugas pelayanan SPKT mencatat laporan
pelayanan informasi; kehilangan yang diterbitkan dalam buku
b. Petugas pelayanan informasi melakukan register kemudian meminta pelapor
pengecekan kelengkapan berkas menandatangani laporan kehilangan;
persyaratan pelapor; g. Petugas pelayanan SPKT menyerahkan
c. Apabila persyaratan belum lengkap, maka laporan kehilangan kepada pelapor dan
petugas akan menjelaskan kekurangan mengarsipkan rangkap laporan kehilangan
persyaratan agar dilengkapi oleh pelapor; beserta berkas persyaratannya;
d. Setelah dinyatakan lengkap, pelapor h. Selanjutnya petugas pelayanan SPKT
diarahkan oleh petugas pelayanan informasi mengarahkan pelapor untuk langkah
untuk duduk di kursi tunggu menunggu
selanjutnya dalam pengurusan dokumen
antrian (apabila ada antrian) dan ditawari
air minum; yang hilang.

Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka Konseptual
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 25
Tahun 2009 pasal 15 Tentang Pelayanan
Publik
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010, Berkualitas
tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Sumber : data diolah, 2023
Pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor.
METODE PENELITIAN
Kualitas Pelayanan dilihat dari Aspek Pendekatan dan Jenis Penelitian
Responsiviness (Ketanggapan) Menurut Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
(Zeithaml, Parasuraman, & Berry, 1990), sebagai
berikut:
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Peneltian
1.Merespon Setiap Pemohon Yang Ingin deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang
Mendapatkan Pelayanan bertujuan untuk menggambarkan dan
2.Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Cepat
3.Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Tepat mendeskripsikan persitiwa maupun fenomena
4.Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Cermat yang terjadi di lapangan. Penelitian deskriptif
5.Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Waktu
Yang Tepat
kualitatif bertujuan untuk menggambarkan,
melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan
menjawab secara lebih rinci permasalahan yang
Adapun tahapan-tahapan pembuatan Surat
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) akan diteliti dengan mempelajari semaksimal
sebagai berikut: mungkin seorang individu, suatu kelompok atau
1.Menerima Berkas Pemohon Surat Keterangan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) suatu kejadian.
2.Memeriksa Berkas Pemohon Surat Keterangan Menurut (Suharsaputra, 2012), mengatakan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) bahwa penelitian yang mengkaji kualitas
3.Meneliti Berkas Pemohon Surat Keterangan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) merupakan hubungan, kegiatan, situasi atau
4.Menginput Data Pemohon Surat Keterangan materil disebut penelitian kualitatif, dengan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
5.Menyerahkan Surat Keterangan Tanda Lapor penekanan kuat pada deskriptif menyeluruh dalam
Kehilangan (SKTLK) Kepada Pemohon menggambarkan rincian segala sesuatu yang
terjadi pada suatu kegiatan atau situasi.
Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari
Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada
SPKT Polres Barito Timur
Lokasi Penelitian Menurut (Moleong, 2010), mengatakan
Lokasi penelitian dilaksanakan di Polres bahwa dokumentasi adalah mencari data
Barito Timur yang beralamat di Jl. A. Yani KM 6 mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
Tamiyang Layang, Kabupaten Barito Timur, catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah,
Kalimantan Tengah. notulen rapat, dan agenda
Sumber Data 3. Observasi
1. Data Primer Menurut Margono dalam (Moleong,
Data primer diperoleh langsung dari 5 2010), mengatakan bahwa observasi
informan penelitian, diantaranya: merupakan pengamatan serta pencatatan di
a. Kanit SPKT Polres Bartim :1 tempat atau berlangsungnya peristiwa secara
b. Staf SPKT :1 sistematis terhadap gejala yang terlihat pada
c. Masyarakat Barito Timur :3 objek penelitian. Observasi yang dilakukan
2. Data Sekunder adalah observasi tidak langsung.
Data sekunder adalah data yang 4. Triangulasi
diperoleh dari dari referensi, buku-buku, Menurut (Moleong, 2010), mengatakan
literatur, dokumen serta laporan yang bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan
berhubungan dengan permasalahan yang keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
diteliti. yang lain. Diluar data untuk keperluan
Teknik Pengumpulan Data pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
Untuk mendapatkan data yang akurat, maka data itu.
penulis menggunakan teknik pengumpulan data Teknik Analisis Data
(wawancara, observasi, dokumentasi dan Teknik analisa data yang digunakan dalam
triangulasi yang digunakan sebagai teknik penelitian adalah teknik analisa data model
pelengkap), sebagai berikut: interaktif Miles dan Huberman yang meliputi data
1. Wawancara – data reduction, display, dan conclusion drowing
Menurut (Moleong, 2010), mengatakan atau veryfication (Sugiyono, 2011). Data
bahwa wawancara merupakan suatu bentuk penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara,
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak observasi dan dokumentasi.
untuk mendapatkan informan tertentu, sebagai Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka
berikut: peneliti menggunakan model interaktif dari
a. Pihak yang mengajukan pertanyaan disebut (Miles, Huberman, & Saldana, 2014) untuk
interviewer (pewawancara) sedangkan menganalisis data hasil penelitian. Aktivitas
pihak yang akan memberikan jawaban atas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
pertanyaan tersebut disebut interview interaktif dan berlangsung secara terus-menerus
(pihak yang diwawancara); sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
b. Wawancara dibagi atas dua yaitu Adapun model interaktif yang dimaksud
wawancara terstruktur dan wawancara tidak sebagai berikut:
tersruktur. (Wawancara tersruktur yaitu
wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara berupa
urutan daftar pertanyaan, sedangkan
wawancara tidak terstruktur yaitu
wawancara yang dilakukan dengan cara Gambar 2. Komponen-Komponen Analisis Data
mengajukan pertanyaan di luar daftar Model Interaktif
pertanyaan namun masih dalam konteks
penelitian yang dilakukan).
Data
2. Dokumentasi collection Data display

Data Data drawing/


condensation verifying
menjawab
Berkualitas
baik
Apabila 2
Kurang
4 menjawab 2
Berkualitas
baik
Apabila 1
Tidak
Sumber: Miles dan Huberman (Miles, Huberman, 5
Berkualitas
menjawab 1
& Saldana, 2014) baik

Komponen-komponen analisis data model Sumber : Data Diolah, 2023.


interaktif dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data (data collection)
Data yang diperoleh dari hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat Hasil Penelitian
dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua Berdasarkan hasil penelitian skripsi ini,
bagian yaitu deskriptif dan reflektif. penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
2. Kondensasi data (data condensation) dengan pendekatan kualitatif dengan judul
Dalam kondensasi data merujuk kepada “Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan
proses menyeleksi, memfokuskan, Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari
menyederhanakan, mengabstraksi, dan Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT
mentransfoormasi data yang terdapat pada Polres Barito Timur” dilihat dari Aspek
catatan lapangan maupun transkip dalam Responsivinees (Ketanggapan), maka peneliti
penelitian ini. melaksanakan penelitian dengan mewawancarai 5
3. Penyajian data (data dsiplay) (lima) orang informan, dan ke lima informan
Data yang sudah disajikan dalam bentuk tersebut menurut peneliti mampu mewakili dan
catatan wawancara, catatan lapangan, dan memberikan keterangan atau informasi tentang
catatan dokumentasi diberi kode data untuk bagaimana kualitas pelayanan tersebut. Berikut
mengorganisasi data, sehingga peneliti dapat penjelasan saat peneliti mewawancarai Kanit
menganalisis dengan cepat dan mudah. SPKT, Staf SPKT dan Masyarakat Barito Timur
4. Kesimpulan, penarikan atau verifikasi untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Pembuatan
(consclusion drawing/verification) Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
Berdasarkan data yang telah direduksi (SKTLK) pada SPKT Polres Barito Timur yang
dan disajikan, peneliti membuat kesimpulan terdiri dari indikator-indikator Responsivinees
yang didukung dengan bukti yang kuat pada (Ketanggapan) seperti merespon setiap pelanggan
tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah yang ingin mendapatkan pelayanan, Petugas
jawaban dari rumusan maslaah dan pertanyaan melakukan pelayanan dengan cepat, Petugas
yang telah diungkapkan oleh peneliti sejak melakukan pelayanan dengan tepat, Petugas
awal. melakukan pelayanan dengan cermat dan petugas
Kriteria Pengukuran melakuakn pelayanan dengan waktu yang tepat
Untuk memudahkan peneliti dalam yaitu sebagai berikut:
mengambil kesimpulan maka peneliti membuat 1. Merespon setiap pelapor yang ingin
score penilaian sebagai berikut: mendapatkan pelayanan
Tabel 1. Kriteria Pengukuran Berdasarkan hasil wawancara diatas dari
5 (lima) informan pada indikator pertama
No Penilaian Kriteria Bobot
(Merespon Setiap Pelapor Yang Ingin
Apabila 5
Sangat Mendapatkan Pelayanan) Informan 1 dan
1 menjawab 5
Berkualitas Informan 2, hasil penelitiannya menyatakan
baik
Apabila 4 bahwa Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat
2 Berkualitas menjawab 4 Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
baik (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Responsiveness
3 Cukup Apabila 3 3
(Ketanggapan) Pada SPKT Polres Barito Berdasarkan hasil wawancara diatas dari
Timur (Sangat Berkualitas). Selanjutnya 5 (lima) informan pada indikator pertama
menurut Infroman 3, hasil penelitiannya (Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Tepat)
menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan Informan 1 dan Informan 2, hasil penelitiannya
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan
Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek
Polres Barito Timur (Kurang Berkualitas), dan Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT
sebaliknya menurut Informan 4 dan Informan Polres Barito Timur (Sangat Berkualitas).
5, hasil penelitiannya menyatakan bahwa Selanjutnya menurut Infroman 3, hasil
Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat penelitiannya menyatakan bahwa Kualitas
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda
(SKTLK) Dilihat Dari Aspek Responsiveness Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari
(Ketanggapan) Pada SPKT Polres Barito Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada
Timur (Berkualitas). SPKT Polres Barito Timur (Kurang
Dari hasil analisis diatas dapat Berkualitas), dan sebaliknya menurut Informan
disimpulkan melalui kriteria pengukuran 4 dan Informan 5, hasil penelitiannya
sesuai nilai yang didapatkan pada informan menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan
yaitu (Berkualitas). Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
2. Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Cepat Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek
Berdasarkan hasil wawancara diatas dari Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT
5 (lima) informan pada indikator pertama Polres Barito Timur (Berkualitas).
(Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Cepat) Dari hasil analisis diatas dapat
Informan 1 dan Informan 2, hasil penelitiannya disimpulkan melalui kriteria pengukuran
menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan sesuai nilai yang didapatkan pada informan
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor yaitu (Berkualitas).
Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek 4. Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Cermat
Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT Berdasarkan hasil wawancara diatas dari
Polres Barito Timur (Sangat Berkualitas). 5 (lima) informan pada indikator pertama
Selanjutnya menurut Infroman 3, hasil (Petugas Melakukan Pelayanan Dengan
penelitiannya menyatakan bahwa Kualitas Cermat) Informan 1 dan Informan 2, hasil
Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda penelitiannya menyatakan bahwa Kualitas
Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda
Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari
SPKT Polres Barito Timur (Kurang Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada
Berkualitas), dan sebaliknya menurut Informan SPKT Polres Barito Timur (Sangat
4 dan Informan 5, hasil penelitiannya Berkualitas). Selanjutnya menurut Infroman 3,
menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan hasil penelitiannya menyatakan bahwa
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat
Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Responsiveness
Polres Barito Timur (Berkualitas). (Ketanggapan) Pada SPKT Polres Barito
Dari hasil analisis diatas dapat Timur (Kurang Berkualitas), dan sebaliknya
disimpulkan melalui kriteria pengukuran menurut Informan 4 dan Informan 5, hasil
sesuai nilai yang didapatkan pada informan penelitiannya menyatakan bahwa Kualitas
yaitu (Berkualitas). Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda
3. Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Tepat Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari
Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada VARIABEL DIMENSI KATEGORI
SPKT Polres Barito Timur (Berkualitas).
Dari hasil analisis diatas dapat Petugas
disimpulkan melalui kriteria pengukuran Melakukan
sesuai nilai yang didapatkan pada informan Petugas
yaitu (Berkualitas). Melakukan
Pelayanan Berkualitas
5. Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Waktu Dengan
Yang Tepat Cermat
Berdasarkan hasil wawancara diatas dari Petugas
5 (lima) informan pada indikator pertama Melakukan
(Petugas Melakukan Pelayanan Dengan Waktu Pelayanan
Berkualitas
Dengan
Yang Tepat) Informan 1 dan Informan 2, hasil Waktu Yang
penelitiannya menyatakan bahwa Kualitas Tepat
Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda Sumber: Diolah Peneliti (2023.
Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Dari rekapitulasi tabel keseluruhan diatas
Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan
SPKT Polres Barito Timur (Sangat Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
Berkualitas). Selanjutnya menurut Infroman 3 Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek
dan Informan 4, hasil penelitiannya Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT Polres
menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan Barito Timur dikategorikan Berkualitas.
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor Pembahasan
Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Dari hasil rekapitulasi jawaban wawancara
Responsiveness (Ketanggapan) Pada SPKT tersebut serta dari pengamatan penulis, maka
Polres Barito Timur (Berkualitas), dan penulis menyimpulkan atau membahas dengan
sebaliknya menurut Informan 5, hasil dukungan teori Menurut (Zeithaml, Parasuraman,
penelitiannya menyatakan bahwa Kualitas & Berry, 1990) yaitu aspek Responsiveness
Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda (ketanggapan) yang menjadi tolak ukur untuk
Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari mengetahui dan menganalisis Kualitas Pelayanan
Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
SPKT Polres Barito Timur (Kurang Kehilangan (SKTLK) dilihat dari Aspek
Berkualitas). Responsiveness (ketanggapan) Pada SPKT Polres
Dari hasil analisis diatas dapat Barito Timur sebagai berikut:
disimpulkan melalui kriteria pengukuran Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat
sesuai nilai yang didapatkan pada informan Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
yaitu (Berkualitas). dilihat dari Aspek Responsiveness (ketanggapan)
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Wawancara yang dikemukakan oleh (Zeithaml, Parasuraman,
VARIABEL DIMENSI KATEGORI & Berry, 1990), dari indikator merespon setiap
Merespon pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan
Kualitas
Setiap terhadap menerima berkas pemohon Surat
Pelayanan
Pemohon
Pembuatan Surat
Yang Ingin
Berkualitas Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK),
Keterangan
Tanda Lapor
Mendapatkan memeriksa berkas pemohon Surat Keterangan
Pelayanan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), meneliti
Kehilangan
(SKTLK) berkas pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor
Dilihat Dari Petugas
Aspek Melakukan Kehilangan (SKTLK), menginput data berkas
Berkualitas
Responsiveness Pelayanan pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor
(Ketanggapan) Dengan Cepat
Pada SPKT
Kehilangan (SKTLK) dan menyerahkan Surat
Polres Barito Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
Timur Berkualitas kepada pemohon, maka diketahui bahwa Kualitas
Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda (ketanggapan) yaitu Berkualitas, hal ini
Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan
Responsiveness (ketanggapan) yaitu Berkualitas, dengan kelima orang informan dan 4 informan
hai ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menjawab baik (Berkualitas) tentang petugas
dilakukan dengan kelima orang informan dan 4 melakukan pelayanan dengan tepat.
informan menjawab baik (Berkualitas) tentang Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat
merespon setiap pemohon yang ingin Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
mendapatkan pelayanan. Dari Aspek Responsiveness (ketanggapan) yang
Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat dikemukakan oleh (Zeithaml, Parasuraman, &
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Berry, 1990), dari indikator petugas melakukan
Responsiveness (ketanggapan) yang dikemukakan pelayanan dengan cermat terhadap menerima
oleh (Zeithaml, Parasuraman, & Berry, 1990), dan berkas pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor
indikator petugas melakukan pelayanan dengan Kehilangan (SKTLK), memeriksa berkas
cepat terhadap menerima berkas pemohon Surat pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Kehilangan (SKTLK), meneliti berkas pemohon
memeriksa berkas pemohon Surat Keterangan Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), meneliti (SKTLK), menginput data berkas pemohon Surat
berkas pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
Kehilangan (SKTLK), menginput data berkas dan menyerahkan Surat Keterangan Tanda Lapor
pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) kepada pemohon, maka
Kehilangan (SKTLK) dan menyerahkan Surat diketahui bahwa Kualitas Pelayanan Pembuatan
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan
kepada pemohon, maka diketahui bahwa Kualitas Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari
Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda Aspek Responsiveness (ketanggapan) yaitu
Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Berkualitas, hal ini dibuktikan dari hasil
Responsiveness (ketanggapan) yaitu Berkualitas, wawancara yang dilakukan dengan kelima orang
hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang informan dan 4 informan menjawab baik
dilakukan dengan kelima orang informan dan 4 (Berkualitas) tentang petugas melakukan
informan menjawab baik (Berkualitas) tentang pelayanan dengan cermat.
petugas melakukan pelayanan dengan cepat. Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat
Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Responsiveness (ketanggapan)
Dilihat Dari Aspek Responsiveness (ketanggapan) yang dikemukakan oleh (Zeithaml, Parasuraman,
yang dikemukakan oleh (Zeithaml, Parasuraman, & Berry, 1990), dari indikator petugas melakukan
& Berry, 1990), dari indikator petugas melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat terhadap
pelayanan dengan tepat terhadap menerima berkas menerima berkas pemohon Surat Keterangan
pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), memeriksa
Kehilangan (SKTLK), memeriksa berkas berkas pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor
pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), meneliti berkas pemohon
Kehilangan (SKTLK), meneliti berkas pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), menginput data berkas pemohon Surat
(SKTLK), menginput data berkas pemohon Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK)
Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) dan menyerahkan Surat Keterangan Tanda Lapor
dan menyerahkan Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK) kepada pemohon, maka
Kehilangan (SKTLK) kepada pemohon, maka diketahui bahwa Kualitas Pelayanan Pembuatan
diketahui bahwa Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
Surat Pengantar Surat Keterangan Tanda Lapor (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Responsiveness
Kehilangan (SKTLK) Dari Aspek Responsiveness (ketanggapan) yaitu Berkualitas, hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara yang dilakukan Kehilangan (SKTLK) pada SPKT Polres Barito
dengan kelima orang informan dan 4 informan Timur dikategorikan Berkualitas.
menjawab baik (Berkualitas) tentang petugas SARAN
melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat diberikan saran-saran berikut:
menunjukkan bahwa mengenai Kualitas 1. Diharapkan kepada pelayanan pada SPKT
Pelayanan Pembuatan Kualitas Pelayanan Polres Kabupaten Barito Timur dapat
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor mempertahankan serta meningkatkan “Kualitas
Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda
Responsiveness (ketanggapan) dari indikator Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari
merespon setiap pemohon yang ingin Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Pada
mendapatkan pelayanan dikategorikan SPKT Polres Barito Timur agar lebih
Berkualitas, dari indikator petugas melakukan maksimal untuk dapat memberikan kepuasan
pelayanan dengan cepat dikategorikan Pelayanan terhadap Publik.
Berkualitas, dari indikator petugas melakukan 2. Kepada Petugas Pelayanan SPKT Polres Barito
pelayanan dengan tepat dikategorikan Berkualitas, Timur diharapan lebih meningkatkan
dari indikator petugas melakukan pelayanan keramahan dalam merespon setiap pemohon
dengan cermat dikategorikan Berkualitas, dari yang ingin membuat Surat Keterangan Tanda
indikator petugas melakukan pelayanan dengan Lapor Kehilangan (SKTLK).
waktu yang tepat dikategorikan Berkualitas. Dari 3. Kepada SPKT Polres Barito Timur diharapkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menerapkan SOP Pelayanan yang
Kualitas Pelayanan Pembuatan Kualitas telah ditetapkan agar respon, kecepatan,
Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Tanda ketepatan, kecermatan dan ketepatan waktu
Lapor Kehilangan (SKTLK) Dilihat Dari Aspek dalam pembuatan Surat Keterangan Tanda
Responsiveness (ketanggapan) Pada SPKT Polres Lapor Kehilangan (SKTLK) dapat sesuai yang
Barito Timur dikategorikan Berkualitas, karena diharapakan oleh masyarakat.
menurut responden faktor yang mempengaruhi
petugas yaitu tentang kedisiplinan dan DAFTAR PUSTAKA
pemberikan kepastian waktu dalam pembuatan
Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK).
Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Senain
& Suskiati, 2021), (Sumardi, 2020) dan
(Norainah, 2023) yang mengatakan bahwa
Kualitas Pelayanan Dilihat Dari Aspek
Responsiveness (ketanggapan) sudah berkualitas,
dan tidak mendukung penelitian terdahulu oleh
(Sarmini, 2019) dan (Rukayat, 2017) yang
menyimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan Dilihat
Dari Aspek Responsiveness (ketanggapan) masih
belum berkualitas.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitiaan maka dapat
disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan Dilihat
Dari Aspek Responsiviness (Ketanggapan) dalam
Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor
References

Boediono, B. (2003). Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Kasmir. (2006). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993. (n.d.).

Lukman, S. (2011). Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN.

MENPAN Nomor 63 Tahun 2003. (n.d.).

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana. (2014). Qualitative Data Analysis (terjemahan). Jakarta: UI
Press.

Moenir, A. (2002). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Negara, L. A. (2004). SANKRI Buku III: Landasan dan Pedoman Pokok Penyelenggaraan dan
Pengembangan Sistem Administrasi Negara. Jakarta: LAN.

Norainah. (2023). Kualitas Pelayanan Publik Di Lihat Dari Aspek Responsiveness (Ketanggapan) Dalam
Pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) Di Kantor Kelurahan Sulingan Kecamatan
Murung Pudak Kabupaten Tabalong. Jurnal STIA Tabalong.

Pasal 1 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. (n.d.).

Pasal 15 ayat (1) Huruf k Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republlik Indonesia.
(n.d.).

Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang POLRI. (n.d.).

Pasal 28 D ayat 1 UUDNRI Tahun 1945 (1). (n.d.).

Pasal 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009. (n.d.).

Rukayat, Y. (2017). Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi Kependudukan Di Kecamatan Pasir
Jambu. Jurnal Unnur.

Sarmini, A. (2019). Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polres
Karimun. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah X.

Senain, & Suskiati, W. (2021). Kualitas Pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian pada Kepolisian
Resor (POLRES) Situbondo. Jurnal Ilmiah Acton Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika
Aditama.

Sumardi. (2020). Kualitas Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C Di Polres Hulu Sungai
Utara. Jurnal STIA Tabalong.

Tjiptono, F. (2007). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.


Zeithaml, V. A., Parasuraman, A., & Berry, L. L. (1990). Delivering Quality Service. New York: The Free
Press.

Anda mungkin juga menyukai