Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUWEB II

PDGK4501
(PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL)

Disusun Oleh :

CINDY DAMAYANTI
NIM. 858871281

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ

NGANJUK RAYA 2023


KASUS A (Pak Dany)
1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Dany adalah:

 Pak Dany tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara bertahap,


misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Dany sama sekali tidak menjelaskan
bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan.
Penjelasannya terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang
runtut, jelas dan logis selangkah demi selangkah diperlukan untuk membuat
siswa mudah memahami penjumlahan pecahan tersebut.
 Pak Dany tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya
menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak dapat mengecek
pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan
pecahan secara langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut
pada langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya.
Pertanyaan langsung mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah
anak mengerti atau tidak saja.
 Pak Dany tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih
berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk
di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.
 Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak
Dany tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah
kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Dany memanfaatkannya menjadi
bahan diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal
tersebut maka pembelajaran akan dapat menjadi lebih baik.

2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi Pak Dany maka
langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:

KEGIATAN PENDAHULUAN

 Melakukan apersepsi
 Memberikan motivasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

KEGIATAN INTI

 Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki


penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
 Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal
tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
 Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4
 Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal
tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap
siswa.
 Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang
dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut.
 Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.
 Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan
dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-
masing.
 Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya
dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.
 Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari
guru memberikan bimbingan bila diperlukan.
 Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.
 Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan jawaban
mereka masing-masing di papan tulis.
 memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan jawaban
siswa.

PENUTUP

 Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.


 Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi pada
pertemuan berikutnya.

KASUS B (Bu Lince)

1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati pembelajaran
yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan bagusnya
mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran
yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai. Dengan baik sekali
Bu Lince melakukan pembelajaran di bagian awal. Anak-anakpun dengan mudah
mengikutinya dengan senang dan gembira. Berbeda dengan paragraf berikutnya,
ketika Bu Lince mulai meminta anak-anak kelas 1 itu untuk membuat kalimat dari
kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan masing-masing. Tentu saja
pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya meminta
mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih anak-anak tidak diberikan
contoh atau cara bagaimana membuat dan menulis kalimat yang berhubungan
dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali. Anak-anak
menjadi bingung,ribut, dan frustasi.

2. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Bu Lince untuk anak-anak kelas 1 ini
adalah pembelajaran terpadu (tematik), karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih
bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif (terlibat
aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan
siswa.

3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-


sayuran, maka tema ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada
berbagai mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata
pelajaran bahasa, siswa dapat diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa
mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk
mengenal bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai sayuran seperti daun,
batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru dapat
mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual beli di pasar, serta untuk pelajaran
Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa
vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai